Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Felix
"Latar belakang: Gagal jantung adalah penyebab utama kematian pada thalassemia akibat penumpukan besi dari transfusi darah. Ekokardiografi sering digunakan untuk evaluasi fungsi jantung, namun interpretasi hasilnya sangat bergantung dari operator. Uji berjalan 6 menit adalah metode sederhana yang terbukti mempunyai reliabilitas baik untuk menilai kapasitas fungsional kardiorespirasi sehingga dapat menjadi alternatif penilaian fungsi jantung anak thalassemia.
Tujuan: Mendapatkan uji berjalan 6 menit sebagai metode sederhana untuk mengukur fungsi jantung anak thalassemia.
Metode: Penelitian kasus kontrol pada subjek thalassemia dan kontrol berusia 11-18 tahun yang dipilih secara consecutive sampling. Subjek thalassemia mempunyai rerata feritin serum >2500 ng/mL dalam 6 bulan terakhir. Subjek kontrol dalam kondisi sehat dan tidak pernah menjalani transfusi darah. Uji berjalan 6 menit dilakukan pada kedua subjek, sedangkan ekokardiografi konvensional (EK) dan tissue Doppler (ETD) hanya dilakukan pada subjek thalassemia oleh seorang konsultan kardiologi anak. Data sekunder lain pada subjek thalassemia diambil dari rekam medis yaitu rerata hemoglobin pra-transfusi dalam 1 tahun terakhir, feritin serum dan saturasi transferin dalam 6 bulan terakhir.
Hasil: Sebanyak 40 subjek thalassemia dan 109 kontrol berpartisipasi dalam penelitian ini. Median usia subjek thalassemia 13,4 (11-17,9) tahun dan kontrol 14,2 (11,3-17,9) tahun. Rerata hemoglobin pra-transfusi 7,6±0,6 g/dL. Median feritin serum 4246,5 (2506-10749,7) ng/mL dan saturasi transferin 100 (50-100) %. Setelah dilakukan matching usia dan jenis kelamin, jarak tempuh uji berjalan 6 menit pada subjek thalassemia lebih pendek daripada kontrol (465,1±74,2 vs 671±94,2, p<0,001). Parameter fungsi sistolik dan diastolik jantung dari EK dalam batas normal, tetapi ETD menunjukkan 45% subjek thalassemia mengalami gangguan fungsi diastolik (rasio E/E’ >8). Tidak ada faktor yang berkorelasi dengan jarak tempuh pada subjek thalassemia, sedangkan tinggi badan berkorelasi dengan jarak tempuh pada kontrol berdasarkan analisis bivariat.
Kesimpulan: Jarak tempuh antara subjek thalassemia lebih rendah daripada kontrol. Peran ETD lebih baik daripada EK dalam mengevaluasi fungsi jantung. Uji berjalan 6 menit dapat digunakan sebagai skrining fungsi jantung pada anak thalassemia.

Background: Heart failure is leading cause of mortality in thalassemia due to transfusion-induced iron overload. Evaluation of cardiac function is routinely performed with echocardiography. However, its interpretation depends on operator. The six minute walk test is a simple and reliable method to assess cardiorespiratory performance, therefore, it is suggested to be an alternative in evaluating cardiac function in thalassemia.
Aim: To obtain six minute walk test as a simple method in order to evaluating cardiac function in thalassemia.
Methods: This case control study was performed in thalassemia subjects (cases) and controls aged 11-18 year old which were selected with consecutive sampling. Cases should have mean serum ferritin level >2500 ng/mL in last 6 months. Controls must be in healthy condition and have never had blood transfusion. Both cases and controls performed six minute walk test, while echocardiography (conventional and tissue Doppler) was only done in cases by a pediatric cardiologist. Other secondary data collected from medical records in cases were mean of pre-transfusion hemoglobin in last 1 year, serum ferritin and transferin saturation in last 6 months.
Results: There were 40 cases and 109 controls involved in this study with median age were 13.4 (11-17.9) and 14.2 (11.3-17.9), respectively. The mean of pre-transfusion hemoglobin was 7,6±0,6 g/dL. The median serum ferritin was 4246.5 (2506-10749.7) ng/mL and transferin saturation 100 (50-100) %. After sex and age matching, the six minute walk distance was lower in cases than controls (465.1±74.2 vs 671±94.2, p<0.001). Conventional echocardiography did not find any systolic and diastolic dysfunction in cases. However, tissue Doppler echocardiography found 18 (45%) subjects with E/E’ ratio >8, which were categorized as diastolic dysfunction. There were no factors correlated to six minute walk distance in cases, while body height was correlated to six minute walk distance in controls based on bivariat analysis.
Conclusion: The distance of six minute walk test in thalassemia subjects was shorter than controls. Tissue Dopper echocardiography is better than conventional in order to evaluating cardiac function. The six minute walk test can be used for screening cardiac function in thalassemia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2014
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Felix
"Tujuan utama dari studi ini adalah untuk mengembangkan sebuah bentuk Thermal cycler yang efektif dan ramah pengguna untuk melaksanakan polymerase chain reaction (PCR) untuk DNA. Karya tulis ini meneliti kemampuan untuk memanufaktur Thermal cycler dengan metode konvensional dan komponen yang umum tersedia untuk mencapai hasil kinerja yang efektif dengan biaya produk yang rendah dibandingkan model yang tersedia secara komersial. Umumnya, thermal cycler menggunakan blok pemanas perak yang berfungsi sebagai wadah pemanas untuk mencapai perbuahan temperatur yang cepat dan keseragaman suhu, tapi Lab-on-a-chip (LoC) dari Polydimethylsiloxane (PDMS) digunakan dibandingkan perak untuk mencapai sifat biocompatibility dengan beragam sampel. Komputer mini Raspberry-Pi digunakan sebagai pengendali untuk mencapai kinerja kendali yang diperlukan sembari menyediakan ruang untuk pengembangan lebih lanjut. Karakterisasi dari proses pemanasan dan PCR dilakukan untuk memagami fenomena perpindahan panas dan kecepatan siklus suhu dalam lingkungan PDMS. Karya tulis ini juga menyertakan analisa dari kecepatan siklus berkaitan dengan parameter kendali dari Thermal cycler yang sudah diproduksi. Pada akhirnya, karakterisasi dan hasil analisa akan menunjukkan kemampuan performa yang telah dicapai thermal cycler.

The ultimate goal of this study is to develop an effective and user-friendly form of Thermal cycler to perform DNA Polymerase Chain Reaction (PCR). This paper research the ability to manufacture a Thermal cycler using conventional methods and readily available components to achieve an effective performance result with low production cost compared with commercially available counterparts. Commonly, Thermal cycler use silver heating block to act as a heating vessel for samples to achieve fast temperatur changes and uniformity in temperatur, but Polydimethysiloxane (PDMS) lab-on-a-chip (LoC) is utilized in contrast to silver as heating vessel in this study to achieve biocompatibility with various samples. Raspberry-Pi pocket computer was utilized as a controller to achieve the necessary control with room for future capabilities addition and improvement. Characterization of the heating and PCR processes was done to understand the heat transfer phenomenon and thermal cycling speed in PDMS environment. This paper also includes analysis of the cycle speed in correspond to the control parameters of the manufactured Thermal cycler. Ultimately, the characterization and analysis results will show the achieved performance capabilities of the Thermal cycler.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cohen, Felix S.
New York: Cornell University Press, 1959
340.112 COH e
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Mann, Felix
Oxford; Boston: Butterworth-Heinemann, 1992
615.892 MAN a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Leonard Felix
"Tantangan besar yang kini dihadapi oleh kawasan Asia Pasifik adalah bagaimana mengatur situasi yang masih penuh ketidakpastian di kawasan pasca Perang Dingin. Dalam menghadapi situasi dan lingkungan semacam itu, berbagai cara ditempuh oleh negara-negara di kawasan Asia Pasifik untuk menjamin keamanan mereka, misalnya memanfaatkan kemajuan ekonomi untuk memodernisir kapabilitas pertahanan mereka atau mengembangkan kebiasaan dialog. Cara yang disebut terakhir ini kelihatannya menjadi Cara yang paling banyak ditempuh oleh negara-negara di kawasan, meskipun dialog itu sendiri tidak menjamin penyelesaian akhir suatu masalah.
Sasaran utama dari proses dialog ini adalah mencari pola terbaik untuk menata kembali lingkungan politik dan keamanan di kawasan Asia Pasifik pasca Perang Dingin, sehingga stabilitas yang berkelanjutan dapat dipertahankan.
Tesis ini mencoba memahami lebih lanjut prospek pengaturan keamanan multilateral di kawasan Asia Pasifik dengan studi kasus ASEAN Regional Forum (ARF) Seberapa jauh prinsip Asean Way dapat dikatakan akan efektif dan bisa diterapkan pada forum yang lebih luas seperti dalam kerja sama keamanan Asia Pasifik. Apakah multilateralisme dan prinsip keamanan kooperatif yang melandasi proses ARF dapat memberikan jaminan jangka panjang bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik. Berdasarkan pertanyaan di atas, tesis ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas apakah pendekatan cooperative security dalam ARF efektif untuk menyelesaikan konflik di Asia Pasifik dan mengetahui prospek ARF sebagai instrumen penyelesaian konflik di kawasan Asia Pasifik pada masa yang akan datang.
Multilateralisme dan prinsip-prinsip yang ada dalam konsep keamanan kooperatif yang melandasi proses ARF tidak dapat memberikan jaminan keamanan jangka panjang. Hal ini terbukti dari pendekatan bilateral lebih diutamakan daripada pendekatan multilateral oleh banyak negara di kawasan Asia Pasifik, terutama untuk mencad perimbangan kekuatan (balance of power}. Kawasan Asia Pasifik secara alamiah merupakan suatu kompleks keamanan (security complex) yang memiliki beberapa kondisi yang dapat menghambat terwujudnya suatu wadah pengaturan keamanan multilateral.
Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa prospek ARF sebagai wadah pengaturan keamanan multilateral pada masa yang akan datang masih harus melalui proses evolusi yang lama dan gradual dan bahkan fluktuadf dalam perkembangannya. Setidaknya diperiukan prasyarat-prasyarat institusi formal agar ARF dapat menyelesaikan konflik yang terjadi di kawasan Asia Pasifik secara lebih efektif. Namun ARF sebagai suatu institusi yang masih embrionik, melalui tahapan confidence building dan preventive diplomacy, jelas menunjukkan suatu upaya meletakkan landasan kebersamaan (common understanding) menuju pembentukan suatu model rejim keamanan regional di kawasan Asia Pasifik."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soureka, Andy Felix
"Negara-negara dalam sistem dunia merupakan negara yang memiliki keragaman etnis didalamnya, atau dalam arti lain merupakan negara multi etnis. Proses pertumbuhan sosial dan modernisasi yang dilakukan banyak negara didasarkan pada asumsi bahwa perbedaan budaya dan etnis dalam suatu negara bangsa akan cenderung menghilang selain didukung dengan berkurangnya perhatian dari segi-segi ekonomi dan sosial serta kehidupan politik pada unsur etnis yang menjadi unit sistem dalam negara bangsa.
Bagaimanapun dapat dijelaskan bahwa `kegagalan' pembangunan suatu negara tidak hanya disebabkan oleh kelemahan-kelemahan dibidang tehnik, finasial maupun dibidang ekonomi. Karena kegagalan tersebut dapat dihubungkandengan pengaruh kompleksitas budaya dan etnis dalam membangun suatu negara bangsa. Sebagai bagian dari suatu negara, berbagai ikatan kelompok masyarakat memiliki pengaruh yang kuat dalam setiap aspek kehidupan bernegara dimana ikatan-ikatan masyarakat tersebut memiliki kepentingan yang berbeda dan patut diperhitungkan dalam upaya menciptakan stabilitas kehidupan negara.
Penelitian ini mencoba mengeksplorasi hambatan-hambatan yang muncul dengan adanya tuntutan ikatan masyarakat yang hidup di irlandia Utara terutama untuk mencapai stabilitas wilayah Irlandia Utara yang telah lama mengalami krisis berupa konflik komunal yang berkepanjangan sehingga menciptakan konflik teritorial. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data-data empirik termasuk latar belakang sejarah lrlandia sendiri dalam literatur-literatur dan buku-buku walaupun muncul kendala berupa keterbatasan sumber.
Hambatan utama yang menjadi inti permasalahan dalam penyelesaian krisis berkepanjangan di Irlandia Utara tersebut lebih difokuskan dalam permasalahan cara pandang dalam kehidupan bernegara yang demokralis, di mana perbedaan tersebut memiliki implikasi yang bersifat multi-dimensi mengingat adanya kecenderungan yang muncul dan menjadi hambatan tersendiri dalam penyelesaian krisis di Irlandia Utara. Selain itu penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana pengaruh internal maupun eksternal di wilayah Irlandia Utara dapat mempengaruhi proses penyelesaian konflik di Irlandia Utara."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12491
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Serratosa, Felix
Amsterdam: Elsevier, 1990
547.2 SER o
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Leonard Felix
"ABSTRACT
This article argues that MIKTA (Mexico, Indonesia, South Korea, Turkey, and Australia) are middle, regional, and constructive powers that can serve as providers of global governance in the international system. it argues that in order for MIKTA countries to serve as middle, regional, and constructive powers, they need to consolidate the support of all relevant State and non-State actors in their countries, allowing MIKTA to become a relevant mechanism to promote and generate public goods in the international system, specially global governance. Mexico is the second largest economy in Latin America. Mexico is today an actor with global responsibility and obligatory reference. A country with that weight must play in new boards and MIKTA, constituting and innovative alliance with key non-traditional partners, is a strategic space to expand the scope of Mexican foreign policy."
Jakarta: Badan Pengkajian dan Pengembangan Kebijakan (BPPK) Kementrian Luar Negeri Republik Indonesia, 2017
327 JHLN 3:1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Geyer, R. Felix
New York: Pergamon Press, 1980
302.5 GEY a
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Nigro, Felix A.
New York: Harper and Row , 1977
350 NIG m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>