Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ferdi
"Karya ilmiah ini meneliti tentang proses transformasi identitas yang terjadi terhadap Josephine Alibrandi dan John Barton di dalam novel Looking for Alibrandi. Josephine Alibrandi dan John Barton berasal dari keluarga yang memiliki latar belakang berbeda. Josephine berasal dari keluarga imigran Italia yang tinggal di pinggiran kota, sebaliknya John Barton berasal dari keluarga politisi di Australia. Walaupun mereka berasal dari keluarga dengan latar belakang berbeda, mereka memiliki permasalahan yang sama terhadap identitas yang mereka punya. Keinginan mereka untuk diakui sebagai diri mereka sendiri mendorong mereka untuk mencari identitas mereka. Alasan saya memilih penelitian terhadap novel ini karena saya merasa bahwa novel ini menarik bagi para remaja dan juga dapat menginspirasi mereka untuk mencari identitas mereka di dalam masyarakat. Transformasi identitas adalah sesuatu yang pasti dan akan terjadi pada hidup seseorang. Josephine Alibrandi dan John Barton mewakili kelompok umum dari remaja-remaja di dunia dalam hal jenis kelamin dan juga kelas sosial. Setiap individu, akan tetapi, memiliki solusi mereka masing-masing terhadap masalah ini dan juga cara untuk mencari identitas mereka. Karya ilmiah ini menyimpulkan bahwa transformasi identitas terjadi pada Josephine Alibrandi dan John Barton terjadi dengan cara yang berbeda. Masing-masing juga memiliki strategi yang berbeda untuk mengatasi permasalahan mereka dan juga mendapatkan hasil yang berbeda.

This paper examines the progress of identity transformation of Josephine Alibrandi and John Barton in the novel Looking for Alibrandi. Josephine and John come from different family backgrounds. Josephine comes from an Italian immigrant family who lives in a suburban area, whereas John Barton comes from a politician family in Australia. Although they come from different family backgrounds, they still have the same problems in their identities. Their desire to be seen as themselves in the society compels them to find their identity. The reason I intend to do a research on this novel is because I think this novel is interesting for teenagers and it can inspire them to find their identity in the society. Identity transformation is something that should and will occur in anyone?s life. Josephine Alibrandi and John Barton represent the general group of teenagers in the world in terms of gender and social class. Each individual, however, has their own solution and way to find their identity. This paper concludes that identity transformation happens in both Josephine Alibrandi and John Barton in different ways. Each of them also has different strategies to overcome the problem and get different results."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi
"Latar belakang. Sebanyak 1 juta kasus baru dan 625.000 kematian terjadi di dunia setiap
tahunnya akibat meningitis kriptokokus. Perbaikan dalam antiretroviral (ARV) telah
dilaksanakan namun jumlah kasus meningitis kriptokokus masih tinggi. Mortalitas juga masih
tinggi (30-40%) bahkan dengan terapi amfoterisin B. Dengan epidemiologi penyakit yang
tersebar luas dan mortalitas yang substansial, penyakit ini perlu dipikirkan sebagai masalah
kesehatan besar yang memerlukan perhatian global. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
mortalitas meningitis kriptokokus di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan faktor yang
berhubungan.
Metode. Penelitian kohort retrospektif dengan rekam medis di RSUPN Cipto Mangunkusumo
pada subjek dengan meningitis kriptokokus dari tahun 2013-2023. Analisis dilakukan terhadap
data dasar, klinis, pemeriksaan penunjang, dan tata laksana yang dihubungkan dengan
mortalitas 2 minggu.
Hasil. Dari 68 subjek yang melalui kriteria inklusi dan ekslusi, didapatkan mortalitas 2 minggu
sebesar 26,5%. Subjek dengan HIV positif didapatkan sebesar 91% dengan riwayat
penggunaan ARV sebesar 49% dan riwayat putus ARV sebesar 16%. Manifestasi klinis
tersering adalah nyeri kepala (94%) dan muntah (60%). Komorbid tersering yang ditemukan
adalah tuberkulosis paru (49%) dan pneumonia bakterialis (37%). Infeksi PCP berhubungan
dengan mortalitas 2 minggu subjek (OR 14, IK 95% 1,5-135,6, p=0,02). Tinta India ditemukan
positif pada 84% subjek (p=0,029) dan antigen LFA ditemukan positif pada 94% subjek.
Infiltrat pada foto toraks berhubungan dengan mortalitas 2 minggu (OR 12, IK 95% 1,3-115,4,
p=0,03). Frekuensi pungsi lumbal yang lebih jarang berhubungan dengan mortalitas 2 minggu
(p=0,009). Antijamur yang diberikan sebagian besar adalah kombinasi amfoterisin B dan
flukonazol (71%).
Kesimpulan. Mortalitas 2 minggu meningitis kriptokokus sebesar 26,5%. Faktor yang
berhubungan dengan mortalitas adalah infeksi PCP, tinta India positif, infiltrat pada foto
toraks, dan pungsi lumbal yang jarang. Subjek meningitis kriptokokus dengan infeksi HIV
mengalami imunosupresi berat yang ditandai dengan CD4 rendah, riwayat ARV yang rendah,
dan angka putus ARV yang tinggi. Sebagian besar subjek meningitis kriptokokus memiliki
kondisi klinis yang berat sehingga tata laksana seperti pungsi lumbal diperlukan sejak awal.

Background. Approximately 1 million new cases and 625.000 deaths each year are caused by
Cryptococcal meningitis. Improvement in antiretroviral (ARV) was done but number of
Cryptococcal meningitis cases was still high. In spite of amphotericin B based regimen, the
mortality was still high (30-40%). With worldspread epidemiology and substantial mortality,
this disease is a major health issue which requires global attention. This research aimed to
know Cryptococcal meningitis mortality in Cipto Mangunkusumo National General Hospital
and its associated factors.
Methods. Retrospective cohort research using medical records at Cipto Mangunkusumo
National General Hospital was conducted for Cryptococcal meningitis from 2013 to 2023.
Analysis was performed for baseline, clinical, ancillary test, and treatment data with 2 week
mortality.
Results. Of 68 subjects following inclusion and exclusion criteria, the 2 week mortality was
26,5%. The proportion of HIV positive was 91,2% with 38,5% subjects with history of ARV,
and 16,2% subjects with history of default. Common clinical manifestations were headache
(94%) and vomiting (60%). Common comorbids were pulmonary tuberculosis (49%) and
bacterial pneumonia (36%). PCP was associated with mortality (OR 14, 95% CI 1,5-135,6,
p=0,02). Positive India ink was found in 84,3% subjects (p=0,03) and positive LFA antigen
was found in 94,2% subjectss. Infiltrate in chest x ray was associated with mortality (OR 12,
95% CI 1,3-115,4, p=0,03). Infrequent lumbal puncture was associated with mortality
(p=0,009). Majority of antifungal regimen given was combination of amphotericin B and
fluconazole (71%).
Conclusions. The 2 week mortality of Cryptococcal meningitis was 26,5%. Associated factors
were PCP, positive India ink, infiltrate in chest x ray and infrequent lumbal puncture.
Cryptococcal meningitis subjects with HIV infection had severe immunosupression reflected
by low CD4, low ARV usage, and high ARV defaulters. Majority of cryptococcal meningitis
subjects had severe clinical conditions so optimal treatment like lumbal puncture was needed
earlier.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ferdi
"Latar belakang: Karsinoma nasofaring (KNF) merupakan keganasan daerah kepala dan leher terbanyak di Indonesia (60%) dan endemik di Asia Tenggara dan Timur Tengah. Virus Epstein-Barr (EBV) terlibat langsung dalam patogenesis KNF dan sekitar 90% individu dunia telah terinfeksi oleh EBV namun hanya
beberapa yang berlanjut menjadi KNF. Komponen imun mukosa nasofaring, polymeric immunoglobulin receptor (plgR) yang terlibat dalam infeksi EBV diduga sebagai faktor genetik diteliti dalam penelitian ini. Penelitian ini menguji
polimorfisme plgR yaitu pada nukleotida PIGR1739C->T dan hubungannya dengan suseptibilitas KNF di Indonesia.
Metode: Penelitian dilakukan dengan metode kasus-kontrol dari Mei 2010 sampai Juni 2010 di Departemen Biologi Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pengambilan sampel dilakukan secara konsekutif. Peneliti mengisolasi
DNA darah tepi sampel, mengamplifikasi dengan Polymerase Chain Reaction (PCR), melakukan Restriction Fragment Length Polymorphism (RFLP), dan menginterpretasi genotip plgR.
Hasil: Dari 50 pasien KNF dan 50 kontrol didapatkan frekuensi alotip C 35 % dan T 65 % pada kelompok KNF; C 34 % dan T 66 % pada kelompok kontrol. Distribusi alotip antara kelompok kasus dan kontrol tidak berbeda bermakna
secara statistik (*z= 0,227, df = 1, p = 0,882, OR = 1,045, IK 95% = 0,959-1,139). Kesimpulan: Tidak ada hubungan berbeda bermakna secara statistik antara polimorfisme (alotip) gen plgR dengan suseptibilitas individu terhadap KNF di Indonesia."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2010
S70369
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Filip Ferdi
"ABSTRAK
Penelitian ini membahas pengaruh kepemilikan institusional terhadap pengungkapan transaksi berelasi pada perusahaan terbuka Indonesia. Variabel dependen adalah skor pengungkapan transaksi berelasi yang diukur dengan jumlah skor pengungkapan yang didapat perusahaan dibagi dengan skor yang diwajibkan untuk diungkapkan. Variabel independen adalah kepemilikan institusional yang dihitung dengan cara menjumlahkan banyaknya saham yang dimiliki institusi keuangan dibagi dengan jumlah saham beredar. Studi ini mempergunakan tahun 2012-2015 sebagai sampel. Hasil analisa menunjukan bahwa terdapat pengaruh positif kepemilikan institusional terhadap pengungkapan transaksi berelasi. Ketika kepemilikan dipisah menjadi dua jenis. Kepemilikan pasif tidak berpengaruh sementara kepemilikan aktif menghasilkan pengaruh positif.

ABSTRAK
This study investigates the role of institutional ownership on disclosures of related party transcation on listed companies in Indonesia. The dependent variable is related party disclosure score, measured by the total disclosure of related party transaction conducted by the company divided by number of mandatory disclosures. The independent variable is number of share owned by financial institution divided by number of outstanding share. This study used 2012 2015 as sample. The result shows that institutional ownership had positive influence on disclosures of related party transaction. When the aggregate ownership was divided into two categories. Passive institutional ownership shows no influence on disclosure of related party transaction. Active institutional ownership shows positive and influence on related party disclosure of related party transaction. "
2017
S69640
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Stefanus Ferdi
"Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh customer knowledge management dan innovation capability terhadap business performance yang terjadi dalam industri perbankan di Indonesia. Industri perbankan dipilih menjadi objek penelitian karena merupakan salah satu industri yang akhir-akhir ini sangat dipengaruhi oleh inovasi-inovasi berbasis teknologi. Fenomena ini menjadi suatu ancaman bagi entitas perbankan dengan model bisnis konvensional. Penelitian ini ingin melihat apakah manajemen informasi dan inovasi yang baik dapat mempengaruhi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Sampel pada penelitian ini adalah Bank Pemberdayaan Rakyat dengan manajer kelas menengah sebagai unit observasi penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa customer knowledge management berpengaruh positif terhadap innovation capability dan innovation capability berpengaruh positif terhaadap business performance. Namun, dalam hubungannya dengan business performance, customer knowledge management hanya dapat berpengaruh positif jika melalui innovation capability sebagai variabel mediasi. Hanya mengumpulkan informasi dari nasabah tidak terbukti dapat memberikan pengaruh positif terhadap kinerja perusahaan. Perusahaan harus dapat menggunakan informasi tersebut dalam kegiatan inovasi mereka untuk meningkatkan kinerja perusahaan.

This study aims to analyze the effect of customer knowledge management and innovation capability to business performance in business units in the banking industry. Banking industry is chosen because they are one of the main industry that is currently disrupted by innovation based on technological development. This study aims to find out whether good customer knowledge management and innovation could affect the business performance. The samples in this study is BPR, with their middle-class manager as an observation unit. The results confirmed that customer knowledge management have positive effect on innovation capability and innovation capability also have positive effect on business performance. However, in its relationship with business performance, customer knowledge management could only positively affecting business performance through full mediation by innovation capability. Only gathering information from customer is proven that it cannot be significantly affecting business performance. Bank need to use the collective information to enhance their innovation capability in order to increase their business performance."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jessica Ferdi
"Latar belakang: Perkembangan anak yang optimal diperlukan untuk mendukung proses belajar di kemudian hari. Zat besi merupakan salah satu nutrisi yang dibutuhkan dalam perkembangan otak untuk mendukung perkembangan anak, yang masih sangat diperlukan hingga usia 3 tahun. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan antara status zat besi dengan status perkembangan anak usia 24-36 bulan.
Metode: Penelitian dengan desain potong lintang eksplorasi dilakukan di Kampung Melayu, Jakarta pada bulan September sampai Oktober 2020. Subjek yang memenuhi kriteria penelitian didapatkan dengan teknik total population sampling. Data didapatkan dari wawancara karakteristik dan asupan zat besi menggunakan semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ), pemeriksaan antropometri, status perkembangan berdasarkan Ages and Stages Questionnaire-3 (ASQ-3), dan status zat besi dari pemeriksaan feritin, hemoglobin, dan high sensitivity C-reactive protein(hs-CRP). Analisis data menggunakan uji Chi square/Fisher, Mann-Whitney, dan regresi logistik.
Hasil: Dari 80 subjek yang berhasil diperoleh, terdapat status gangguan perkembangan pada 17,5% subjek dan status zat besi kurang pada 41,3% subjek. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status zat besi dengan status perkembangan. Dari analisis multivariat regresi logistik didapatkan status zat besi (p = 0,019) dan status gizi (p = 0,018) berkontribusi terhadap gangguan perkembangan, yaitu masing-masing sebesar 7,5 (95% CI 1,397-40,635) dan 11,45 (95% CI 1,518-86,371).
Kesimpulan: Status zat besi berkontribusi dalam perkembangan anak usia 24–36 bulan, sehingga dibutuhkan upaya untuk menjaga status zat besi selain juga status gizi anak.

Background: Optimal child development is needed to support the learning process at a later date. Iron is one of the nutrients needed in brain development to support child development, which is still very needed until the age of 3 years. This study aims to determine the association between iron status and developmental status in children aged 24-36 months.
Methods: An explorative cross-sectional study was conducted in Kampung Melayu, Jakarta, from September to October 2020. Subjects who met the research criteria were obtained using the total population sampling method. Data were obtained from interviews on characteristics and iron intake using semi quantitative-food frequency questionnaire (SQ-FFQ), anthropometric examinations, developmental status based on Ages and Stages Questionnaire-3 (ASQ-3), and iron status from ferritin, hemoglobin, and high sensitivity C-reactive protein (hs-CRP) tests. Data analysis used Chi square/Fisher, Mann-Whitney test, and logistic regression.
Results: Of the 80 subjects that were obtained, there was developmental disorder in 17.5% of subjects and deficient iron status in 41.3% of subjects. There was no significant relationship between iron status and developmental status. From the multivariate logistic regression analysis, it was found that iron status (p = 0.019) and nutritional status (p = 0.018) contributed to developmental disorder, namely 7.5 (95% CI 1.397-40.635) and 11.45 (95% CI 1.518-86.371), respectively.
Conclusion: Iron status contributed to the development of children aged 24–36 months, so efforts are needed to maintain iron status as well as children’s nutritional status.
"
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library