Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 20 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hadiyanto
Abstrak :
Ketersediaan dan penyebaran tenaga kesehatan merupakan masalah di dunia, tenaga kesehatan cenderung di daerah perkotaan, metoda penelitian adalah kualitatif serta dilakukan triangulasi dan analisis isi. Kabupaten Bogor memberikan insentif material dan non material bagi tenaga kesehatan dalam penelitian menunjukan insentif bukan merupakan satu-satunya faktor yang membuat tenaga kesehatan untuk bertahan ada hal yang mempengaruhi yaitu faktor personal dari tenaga kesehatan seperti tempat tinggal yang dekat dengan tempat pekerjaan, mencintai pekerjaannya dan faktor lainnya adalah kebebasan untuk mengembangkan diri sehingga dapat berinovasi dan berkreasi, penghargaan kepada tenaga kesehatan juga merupakan hal yang penting.
Availability and spread of health workers is a problem in the world, health workers tend to be in urban areas, the research method is qualitative and carried out triangulation and content analysis. Bogor regency provide material and non material incentives for health workers in the study showed incentives are not the only factor that makes health workers to stay there are things that affect the health of the personal factors such as living close to the place of work, loves his work and the factors another is the freedom to develop themselves so that they can innovate and be creative, awards to health professionals is also an important.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30934
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto
Jakarta: Rineka Cipta, 2004
371.077 HAD m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto
Abstrak :
Global warming, overfishing, and coastal pollution are main drivers of marine ecological changes in developing countries, such as Indonesia. Marine Spatial Planning (MSP) prioritizing the establishment of Marine Protected Areas (MPAs) is the local mitigation to reduce the effects of marine ecological changes. It has been acknowledged that MPAs play important roles in: (1) reducing the effects of global warming via uptaking and storing carbon into sediments, (2) protecting marine lifes via providing suitable habitats and maintining natural behaviors, (3) supporting coastal fisheries via exporting adult fishes and larvae, and (4) reducing the effects of coastal pollution via enhancing water and sediment quality. In order to gain maximum benefits, MPAs should meet four standard criteria: (1) representation, i.e. MPAs should cover all marine ecosystems (e.g. mangroves, seagrass beds, and coral reefs), (2) replication, i.e. MPAs should be established in many sites, (3) geographycally widespread network, i.e. among MPAs should be connected, and (4) self sustaining total area, i.e. MPAs should be large enough to support ecological processes.
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:4 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto
Abstrak :
Changes in marine ecology are normal, because the earth is dynamic, and are getting worse and faster since human are involved in their processes, indicating the Anthropocene Era begins. Consequently, three parameters to measure the quality of the earth for living, i.e. climate changes, rate of biodiversity loss, and nitrogen cycles, have been over the maximum thresholds. In general, changes in marine ecology are caused by phenomena that are occuring in global scale e.g. increasing of CO2 emission, global warming, and ocean acidification, regional scale e.g. overfishing, and changes in oceagraphical processes, rain and storm, and local scale e.g. eutrophication, sedimentation, pollution, biological invasions, herbivory, and diseases. Result of reviews shows that major causes of changes in marine ecology in Indonesia may be global warming, overfishing, and coastal pollution. As a result, species richness, abundance, distribution, and community structure of marine ecosystems in Indonesia change significantly.
Jakarta: Pusat Penelitian Oseanografi - LIPI, 2017
575 OSEANA XLII:2 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk memetakan sebaran input (belanja) pendidikan dan indikator outcome pendidikan, serta menganalisis dampak belanja pendidikan terhadap indikator outcome pendidikan di Indonesia. Analisis pemetaan sebaran belanja dan indikator outcome pendidikan dilakukan dengan menggunakan analisis Biplot. Sementara itu, dampak belanja pendidikan terhadap indikator pendidikan dianalisis menggunakan regresi data panel. Hasil analisis Biplot menunjukkan bahwa Belanja Pendidikan per Kapita memiliki korelasi positif dengan indikator outcome pendidikan. Pada beberapa provinsi, Rasio Guru Murid (RGM) memiliki korelasi positif dengan indikator pendidikan terutama pada indikator Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMA. Hasil analisis regresi data panel menunjukkan bahwa Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Tunjangan Guru, Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) Bidang Pendidikan, dan Jumlah Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Angka Partisipasi Murni (APM) Wajib Belajar dan Rata-rata Lama Sekolah (RLS).Kemudian Tunjangan Guru, Dana Alokasi Khusus Fisik (DAK Fisik) Bidang Pendidikan, dan Jumlah Sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap Harapan Lama ekolah(HLS). Penelitian ini merekomendasikan supaya pemerintah mempertimbangkan indikator outcome pendidikan per provinsi dalam mengalokasikan belanja pendidikan, dan mendorong pemerataan rasio dan kualitas guru untuk meningkatkan kualitas pendidikan di setiap provinsi.
Jakarta: Direktorat Jenderal Pembendaharaan Kementerian Keuangan Republik Indonesia, 2022
336 ITR 7:2 (2022)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ali Hadiyanto
Abstrak :
ABSTRAK Di negara kita terdapat beberapa organisasi sosial keagamaan, bentuk dan cirinya beraneka ragam, salah satunya adalah Nahdlatul Ulama (NU). Organisasi-organisasi tersebut merupakan asset bangsa dan negara yang sangat berharga. NU yang didirikan pada 31 Januari 1926 di Surabaya oleh para kyai pengasuh pondok pesantren, secara garis besar terbentuknya terdorong oleh 2 hal, pertama ; dalam rangka mewujudkan cita-cita kemerdekaan bangsa Indonesia dari penjajahan bangsa asing (internal), dan kedua ; dalam rangka melestarikan ajaran Islam tradisional Ahlusunnah Wal Jama'ah, khususnya dengan naiknya penguasa baru di Arab Saudi yang beraliran Wahabi penentang praktek keagamaan Islam tradisional tersebut. Inti ajaran NU adalah Ahlusunnah Wal Jamaah yang mencakup Akidah (teologi), , Syariah (hukum) dan Ahlak ' (etika) , sedangkan pola fikirnya adalah Tawassuth (moderat), Tawazun (keseimbangan), dan Ta'addul (adil dan lurus). Ketiga Inti ajaran dan pola fikir ini senantiasa mewarnai kehidupan warga NU. Implementasi kegiatan-kegiatan NU di masyarakat tercermin pada beberapa sayap organisasi yang jumlahnya cukup banyak, meliputi Lembaga-lembaga, Lajnah/panitia tetap dan Badan-badan otonom. Dalam gerak dinamiknya, NU telah banyak memberikan sumbangan bagi bangsa dan negara. Baik dalam kapasitasnya sebagai jam'iyyah diniyah yaitu organisasi keagamaan, sosial dan pendidikan maupun sebagai partai politik. Dengan luasnya bidang garapan NU, maka penulis membatasi pembahasan berdasarkan 2 pertimbangan : 1. Dengan melihat bahwa pendiri, penopang dan basis NU adalah komunitas pesantren, maka membahas tentang sumbangan NU bagi negara dan bangsa akan kurang lengkap tanpa membahas pondok pesantren. 2. Cerminan miniatur gerak dinamik kehidupan NU di masyarakat, dapat terlihat pada kehidupan pondok pesantren, yaitu meliputi bentuk pembinaan warga pesantren dan pola hubungan antara kyai dengan santri. Untuk itulah penulis mengambil studi kasus pondok pesantren, persisnya pondok pesantren Krapyak Yogyakarta. Pada sosok NU ini terdapat sesuatu yang menarik untuk diteliti, ternyata masyarakat tradisional dengan dipelopori oleh para kyai, mampu mendirikan suatu organisasi dan berhasil menghimpun jutaan pengikut dengan basis masyarakat pedesaan dan kaum santri, dinamiknya mampu mewarnai kehidupan sosial dan politik, serta suaranya diperhitungkan oleh pemerintah. Untuk itu, inti masalah penelitiannya adalah strategi dan taktik NU dalam membina umat, masalah tersebut diteliti melalui 3 pertanyaan pokok: 1. Bagaimana cara NU membina warganya menjadi warga negara yang baik. 2. Apa yang membuat warga NU dalam bermasyarakat berpola peduli lingkungan. 3. Apakah ada hubungan antara kinerja sistem Pesantren dengan kinerja sistem Ketahanan Nasional. Dengan berlandaskan teori yang relevan dan menggunakan observasi partisipatif dilengkapi dengan studi kepustakaan, penelitian kami menghasilkan kesimpulan sebagai berikut : 1. Cara NU membina warganya sebagai warga negara, ternyata tidak melalui saluran struktur jenjang organisasi yang ada, melainkan terselenggara melalui struktur jenjang non-formal yang dapat dibedakan menjadi dua bentuk: a. Untuk daerah yang tidak ada pondok pesantren di dalamnya, implementasi pembinaan melalui 2 media: Kegiatan perkumpulan jama'ah tarekat yang terselenggara di Masjid-masjid, langgar, musholla dan surau, termasuk di rumah Kyai dan Kegiatan Yasinan, Tahlilan dan pembacaan Barzanji yang rutin di laksanakan minimal seminggu sekali; b. Untuk daerah yang di dalamnya ada pesantren, di samping dua media di atas, pembinaan diberikan oleh kyai kepada warga NU melalui pengajian rutin di dalam pesantren. Kedua bentuk media komunikasi tersebut yang berjalan secara intensif telah menjadi sarana pembinaan yang efektif dan melahirkan rasa persaudaraan yang erat. 2. Pola peduli lingkungan dalam bermasyarakat, tertumbuhkan oleh inti ajaran Ahlussunnah Wal Jama'ah dan asas berfikir Tawassuth (jalan tengah/moderat), Tawazun (keseimbangan) dan Ta'addul (keadilan/lurus). Tiga asas ini dalam implementasinya telah melahirkan sikap muslim yang non-sektarian yang di butuhkan bagi sistem ketahanan nasional. 3. Di tinjau dari masukan instrumental, masukan mentah, masukan lingkungan, proses dan keluaran, terdapat adanya sifat Isomorphic (kemiripan bentuk) antara kinerja sistem pesantren dengan sistem ketahanan nasional. Out put pendidikan pesantren berupa manusia yang berwatak dan bersifat non-sektarian, merupakan pendukung bagi sistem ketahanan nasional. 4. Pola hubungan antara para pimpinan NU dengan warganya tidak mengikuti kaidah rasional formal organisasi, namun hubungan yang terjadi adalah hubungan patronase yang tertumbuhkan oleh serba ajaran etik keagamaan, dan ternyata bentuk struktur organisasi NU telah menjadi sumber genetik dari budaya kultur patronase di lingkungan NU tersebut.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ludy Hadiyanto
Abstrak :
PENDAHULUAN Stabilitas sosial politik dan keamanan yang terjamin di Indonesia hingga dengan berakhirnya era pemerintahan Orde Baru pada tahun 1998 merupakan lahan bagi pertumbuhan ekonomi. Dengan adanya pertumbuhan ekonomi tersebut, maka ada daya tarik bagi para pelaku bisnis untuk menanamkan modalnya baik berupa ekspansi usaha maupun pengembangan usaha baru. Setiap kegiatan ekonomi akan melibatkan pengambilan keputusan yang memperhitungkan setiap risiko yang ada, dengan kata lain setiap kegiatan ekonomi akan berusaha menerapkan manajemen risiko. Menurut Dickson, Cassidy, Gordon dan Wilkinson, definisi dari manajemen risiko adalah identifikasi, analisis dan pengendalian secara ekonomi atas risiko-risiko yang mengancam asset atau kapasitas untuk mendapatkan penghasilan dari suatu badan usaha (The identification, analysis and economic control of those risks which can threaten the assets or earning capacity of an enterprise). Bilamana sampai kepada tahap pengendalian risiko, maka para investor biasanya akan berusaha melindungi aset-aset yang diinvestasikannya antara lain dengan jaminan asuransi (terhadap risiko-risiko yang dapat dialihkan).
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2002
T10936
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soeroso Hadiyanto
2007
T39431
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wardahnia Hadiyanto
Abstrak :
ABSTRAK
Meski memiliki peran strategis, Lembaga Penyiaran Publik TVRI belum memiliki posisi yang kuat karena status kelembagaannya belum jelas. Penelitian ini bertujuan melakukan penyempurnaan kebijakan Lembaga Penyiaran Publik TVRI sebagai suatu Hirarki karenanya tiga tahap kebijakan berdasarkan hirarki dinilai tepat untuk penelitian ini.

Penelitian menggunakan pendekatan Soft Systems Methodology (SSM) yang melihat real world sebagai sistem yang terdiri dari sub-sistem yang saling interconnected dan interrelated.Pemilihan SSM sebagai pendekatan untuk keseluruhan proses penelitian menggunakan experience based knowledge– yang bergerak antara perceived about realworld (reality) dan feeling about realworld (actuality). Hasil Penelitian menunjukkan pada tataran policy level Undang-undang 32/2002 dan PP 11/2005 serta PP 13/2005, tidak mengatur rumusan status kelembagaan LPP TVRI.Bahkan, regulasi- regulasi tersebut tidak sinkron dalam pengaturan kelembagaan LPP TVRI. Sementara di tataran organizational level, Rencana Strategis LPP TVRI 2011- 2016 belum selesai disusun, mengingat belum ada sinergisitas antara Dewan Pengawas dan Dewan Direksi LPP TVRI 2011- 2016. Padahal Renstra LPP TVRI adalah penentu arah pengembangan LPP TVRI di masa mendatang. Pada tataran operational level, Standar Operasional Prosedur (SOP) unit Pemberitaan LPP TVRI yang merupakan pedoman dalam menjalankan tugas profesi di unit Pemberitaan hingga saat ini belum disosialisasikan.
ABSTRACT
This research objective is the improvement of the policy of LPP TVRI as a Hierarchy of the three steps policy based on hierarchy which is suitable or proper with this report. The research uses a soft systems Methodology- SSM that see the real world as a system which consists of sub system that interconnected and interrelated to each other.

The choosing of approaching SSM is used for a comprehensive Research Process to conduct the completion policy of Public Broadcasting Board with the using of experience based knowledge- which move between perceived about real world (reality) and feeling about real world (actuality).The result of this research shows in amandement policy level of UU 32/2002 and PP 13/2005 as well as LPP TVRI, without stipulate definition, limitation and the status of LPP TVRI, even the regulation is not connected to the arrangement of LPP TVRI Board. Meanwhile, the arrangement of organization level, strategy plan of LPP TVRI 2011-2016 is not accomplished, because there is not a synergy between the Board of Governors and the Director of LPP TVRI Board 2011-2016. Even though, strategy Plan of LPP TVRI is the key guidance to the development of LPP TVRI in the future. The arrangement of operational level, the Standard Operating Procedure of News Department of LPP TVRI which is the sources or guidelines in conducting the profession duty in the field of News Department, until now it is not been socialized.
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35015
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yanwar Hadiyanto
Abstrak :
Telah dilakukan penelitian riset operasional, kualitatif untuk pembuatan desain cetak biru layanan bedah elektif di rumah sakit Pondok Indah – Pondok Indah. Tujuan penelitian ini adalah memetakan pengalaman pasien bedah elektif di RSPI Pondok Indah saat ini, mendesain cetak biru layanan pasien bedah elektif yang dapat menjadi pedoman dalam penyusunan perencanaan perbaikkan mutu layanan, khususnya bedah elektif di RS Pondok Indah - Pondok Indah dan memberikan saran agar cetak biru layanan bedah elektif yang dihasilkan dapat diimplementasikan. Hasil penelitian ini adalah peta pengalaman pasien bedah elektif dan cetak biru layanan bedah elektif yang masing-masing terbagi dalam 4 tahap yaitu rawat jalan, rawat inap pre-operasi, kamar operasi dan rawat inap paska-operasi. Peta pengalaman pasien bedah elektif di RS Pondok Indah- Pondok Indah memperlihatkan banyak potensi untuk perbaikkan proses khususnya dalam memperbaiki pengalaman pasien saat ini. Cetak biru layanan bedah elektif yang dihasilkan merupakan masukkan untuk memperbaiki pengalaman pasien di rumah sakit di mana penelitian ini dilakukan dan langkah-langkah pembuatan cetak biru ini dapat menjadi contoh bagi rumah sakit lain untuk mengelola pengalaman pasien dan pelengkap yang bermanfaat dalam pembuatan standar pelayanan kesehatan dalam pelayanan pasien yang berfokus pada pasien sesuai amanat dari Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 Tentang Rumah Rumah Sakit karena cetak biru ini memperhatikan semua aspek layanan dari sisi pasien maupun dari sisi semua pemberi layanan termasuk yang bukan dokter dan perawat. ......This research is an qualitative, operational research to design service blueprint for elective surgery at the Rumah Sakit Pondok Indah - Pondok Indah. The purpose of this study was to map the current experience of elective surgery patients in Pondok Indah RSPI, to design service blueprint for elective surgery patients which would be a guide in the preparation for the hospital in the planning process of service quality improvement, particularly in elective surgery in Pondok Indah Hospital and provide suggestions to the management for this service blueprint of elective surgery produced can be implemented. The results of this study are elective surgical patients experience maps and service blueprint for elective surgery which both are divided into 4 stages outpatient, inpatient pre - surgery, operating room and post -operative hospitalization. Surgical patients experience maps in Pondok Indah Hospital - Pondok Indah shows a lot of potential for improvement in process especially in improving the current patient experience. Service blueprint for elective surgery has provided an input to improve the patient experience at the hospital where the study was conducted and the steps to create this blueprint can be an example for other hospitals to manage patient experience and a useful complement to standard-setting in patient care according to the mandate of the Indonesia Law Number 44 of 2009 regarding Hospital, because this blueprint considers both aspects of the service, patient and providers perspective, including those who are not physicians and nurses.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T38917
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>