Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 17 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Nugroho Harimurti T.
"Pada saat ini dengan adanya aplikasi layanan data, cakupan in-building dan kualitas sinyal menjadi sangat penting karena kebanyakan panggilan dilakukan dari lokasi in-building. Oleh karena itu implementasi in-building infrastruktur tidak dapat dihindarkan lagi. Akan tetapi operator juga menghadapi tantangan dari segi biaya pada saat mempertimbangkan pembangunan layanan in-building yang dedicated sehingga solusi yang optimal dari segi biaya dan performansi sangat diperlukan.
Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, diperlukan suatu solusi seperti pemakaian bersama infrastruktur sistem untuk cakupan in-building. Solusi pemakaian bersama akan optimal bila pengelolaan dilakukan oleh pihak ketiga yang tidak berpihak, sehingga dapat berlaku adil terhadap semua operator. Pihak ketiga dapat berlaku sebagai pengelola, atau investor dan pengelola.
Pihak ketiga sebagai investor memerlukan kajian yang cukup untuk menentukan kelayakan investasi mereka pada in-building infrastruktur. Rencana investasi sendiri tidak terlepas dari perencanaan teknis, sedangkan tipe dan jenis peralatan mempengaruhi besarnya modal yang akan diinvestasikan. Perencanaan teknis yang tepat juga diperlukan untuk memperoleh perbandingan hasil dan biaya yang optimal. Dari perencanaan optimal tersebut kemudian akan dilakukan suatu analisa pengambilan keputusan investasi. Analisa pengambilan keputusan dilakukan dengan menggunakan beberapa kriteria yaitu Net Cash Flow Present Value (NPV), Payback Period, Return on Investment (ROI), Internal Rate of Return (IRR) dan Profitability Index (PI). Hasil analisa akan dapat digunakan investor untuk membuat keputusan apakah investasi akan dilanjutkan atau tidak. Analisa ini mengambil contoh kasus di lokasi kondominium The Pakubuwono. Dari hasil analisa dengan ke lima kriteria diatas maka dapat disimpulkan bahwa investasi ini memenuhi ke lima kriteria yang diperlukan untuk melakukan investasi.
Sebagai masukan bagi investor, berdasarkan analisa, investasi infrastruktur in-building coverage pada kondominium The Pakubuwono memenuhi syarat-syarat capital budgeting sehingga investasi ini dapat dilakukan.
Cara-cara evaluasi yang sama dapat diterapkan pada semua gedung baik berupa mall, apartment atau perkantoran

Applications built on data services are becoming a key differentiator between operators, and these services will also be used primarily indoors. Indoor coverage and quality are now becoming increasing important because most wireless calls are made from indoor locations. However, operators also face the challenge of cost when considering the development of a dedicated indoor service. They recognizes that in today's wireless market, cost is critical and budgets are tight.
To fulfill the requirement, operators need a solution such as sharing infrastructure for in-building coverage. The solution will be optimal if been managed and operated by a fair third party. The third party can manage or both manage and operate the infrastructure.
The third party as an investor requires a capital budgeting study to consider their investment whether to invest the money or to forgo the project. The study will use five approaches, each have a criteria. The approaches are Net Cash Flow Present Value (NPV), Payback Period, Return on Investment (RCI), Internal Rate of Return (IRR) and Profitability Index (PI). The study can be a reference for the investor to invest or forgo.
The study uses The Pakubuwono Condominium as an example. The examine shows that it fulfill the five approach to asses the investment. Hence, considering those approaches on capital budgeting, the project should be accepted.
The same approaches can be applied on all building such as mall, apartment and office area.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2004
T14788
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roswita Harimurti
"Perkawinan sangat penting artinya dalam kehidupan manusia. Dengan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan menjadi lebih terhormat sesuai dengan kedudukan manusia sebagai makhluk yang paling mulia dan kehidupan rumah tangga dapat terbina dalam suasana yang lebih harmonis. Oleh karena itu, sangat tepat jika Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 digunakan sebagai pedoman pelaksanaan perkawinan.
Masalah perkawinan juga telah diatur di dalam Hukum (Syari'at) Islam yang mengacu kepada ketentuan-ketentuan yang terdapat di Kompilasi Hukum Islam di samping sumber hukum Islam yaitu al Qur'an, hadits dan sunnah Rasul. Hazairin telah menyatakan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 merupakan ijtihad bagi umat Islam sebagai sumber hukum Islam yang ketiga setelah al-Qur'an dan sunnah Rasul. Terkait dengan perkawinan, ditemukan beberapa permasalahan hukum perkawinan di bawah umur.
Persoalan yang timbul adalah (a) bagaimana kriteria "di bawah umur" menurut ketentuan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan menurut Hukum Perkawinan (Syari'at) Islam, (b) bagaimana keabsahan perkawinan di bawah umur sesuai ketentuan syari'at Islam dan (c) bagaimana upaya penyelesaian hukum terjadinya perkawinan di bawah umur yang tidak mendapatkan persetujuan kedua orangtua. Sehubungan dengan hal tersebut, penulis telah melakukan penelitian pada kasus yang terdapat di Pengadilan Agama Jakarta Selatan.
Pembahasan dilakukan dengan menggunakan metode penelitian yang bersifat Yuridis-Normatif dikaitkan dengan analisa data sekunder dan dirangkai dengan hasil wawancara dengan narasumber. Pada bab Simpulan sesuai analisis, ditemukan adanya kejanggalan pada pertimbangan hukumnya karena tidak dinyatakan secara tegas bahwa perkawinan itu dilakukan karena alasan utama yaitu calon isteri telah hamil sebelum melakukan perkawinan yang sah. Tetapi lebih ditekankan pada faktor kecakapan melakukan perbuatan hukum terkait faktor usia. Namun pada akhirnya, perkawinan itu dapat terlaksana didasarkan pada pertimbangan sesuai syari'at Islam yaitu demi kepentingan kedua mempelai di kemudian hari dan demi kepentingan kemaslahatan masyarakat pada umumnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2005
T16302
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kuntjoro Harimurti
"Latar Belakang. Hipoalbuminemia sudah diketahui merupakan faktor prediktor morbiditas dan mortalitas pada pasien usia lanjut dengan pneumonia dan CRP merupakan petanda klinis yang penting pada pneumonia. Namun hubungan antara kadar CRP dengan penurunan kadar albumin, sebagai protein fase akut negatif, saat infeksi akut belum pernah diteliti sebelumnya.
Tujuan. Mendapatkan: (1) perbedaan kadar CRP awal perawatan antara pasien dengan daa tanpa penurunan albumin, (2) perbedaan risiko teradinya penurunan albumin antara pasien dengan kadar CRP awal tinggi dan rendah, dan (3) korelasi antara kadar CRP dan albumin saat awal perawatan pada pasien-pasien usia lanjut dengan pneumonia komunitas yang dirawat di rumah sakit.
Metodalogi. Stuart potong-lintang dan kohort-prospektif dilakukan pada pasien-pasien usia lanjut (>60 tahun) dengan diagnosis pneumonia komunitas yang dirawat di RSCM, untuk diamati penurunan kadar albuminnya selama 5 hari perawatan. Pasien-pasien dengan keadaan-keadaan yang dapat mempengaruhi kadar albumin dan CRP, serta infeksi selain pn nimcnia komunitas dieksklusi dari penelitian. Penilaian kadar CRP dilakukan pada hari pertama perawatan (cut-off 20 mg/L), sementara penurunan albumin ditentukan dari perubahan kadar albumin selama 5 hari perawatan (cut-off 10%). Analisis statistik dilakukan dengan uji-t independen, uji chi-square, dan uji korelasi sesuai dengan tujuan penelitian.
Hasil Utama. Selama periode April-Juni 2005 terkumpul 26 pasien usia lanjut dengan pneumonia komunitas yang masuk perawatan di RSCM. Hanya 23 pasien yang menyelesaikan penelitian sampai 5 hari dengan 17 pasien memiliki kadar CRP awal tinggi, dan didapatkan penurunan albumin >10% pada 7 pasien setelah 5 hari perawatan. Terdapat perbedaan rerata kadar CRP hari-1 diantara kedua kelompok (175,36 mgfL vs 75,67 mg/L; P = 0,026; 1K95% 13,25-186,13 mgfL). Namun tidak didapatkan perbedaan risiko bermakna antara pasien dengan kadar CRP tinggi dengan pasien dengan kadar CRP rendah scat awal dengan terjadinya penurunan albumin saat awal perawatan (RR = 2,12; P = 0,621; 11(95% 0,256-29,07). Tidak didapatkan pula korelasi antara kadar CRP dan albumin saat awal perawatan (r = 0,205, P = 0,314)
Kesimpulan. Tingginya kadar CRP awal perawatan berhubungan dengan terjadinya penurunan kadar albumin selama perawatan, namun tidak ada perbedaan risiko terjadinya penurunan albumin selama perawatan antara pasien dengan CRP awal tinggi dan CRP awal rendah, serta tidak ada korelasi antara kadar CRP dan albumin scat awal perawatan pada pasien-pasien usia lanjut dengan pneumonia komunitas yang dirawat di rumah sakit.

Backgrounds. Hypoalbuminemia widely known as a predictive factor for increasing morbidity and mortality in elderly patients, including with pneumonia; while CRP has known as a clinical marker for pneumonia. But relationship between CRP level with decrease of serum albumin level, as a negative acute-phase protein, during acute infection has never been studied before.
Objectives. To found: (1) CRP level difference between patient with and without decreased of serum albumin level, (2) risk for developing decreased of serum albumin level in patients with high CRP compared to patients with low CRP level, and (3) correlation between CRP and albumin level on admission in hospitalized elderly patients with community-acquired pneumonia.
Methods. Cross-sectional and prospective-cohort studies was conducted in hospitalized elderly patients with community-acquired pneumonia that admitted to RSCM, to observed the decreased of serum albumin level in five days of hospitalization. Conditions that known could influence CRP and albumin consentration have been excluded, and other infections as well. CRP level was determined on admission (cut-off 20 mgfL), while decreased of serum albumin was observed for 5 days of hospitalization (cu[-off 10%). Statistical analysis was done by using independent t-test, chi-square test, and correlation test appropriately accord-ing to the objectives of the study.
Main Results. During study period (April to June, 2005) 26 hospitalized elderly patients with community-acquired pneumonia had been included into study, but only 23 of them that finished the study for 5 days. There were 17 patients that have high level of CRP on admission, and 7 patiens that developing decreased of serum albumin level more than 10% in fifth day compared to their serum albumin level on admission. There was significant mean CRP difference among 2 groups (175,36 mgfL vs 75,67 mg/L; P = 0,026; 95%CI 13,25-186,13 mgfL), but there was no risk difference between patients with high and low CRP level on admission for developing decreased albumin level on fifth day of hospitalization (RR = 2,12; P = 0,621; 95%CI 0,256-29,07). And there was no correlation between CRP and albumin level on admission (r = 0,205, P = 0,314)
Conclusions. Patients with high CRP level on admission tend to have decreased of serum albumin level during hospitalization, but there was no risk difference for developing decreased of serum albumin level between patients with high and low CRP level, and there was no correlation between CRP and albumin level on admission in hospitalized elderly patients with community-acquired pneumonia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21310
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ganesja Mulia Harimurti
Depok: UI-Press, 2008
PGB 0048
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
R.M. Agung Harimurti
"ABSTRACT
Penelitian ini berjudul "Pengembangan model Manajemen Data dan Informasi menggunakan Soft Systems methodology pada Pemerintah Daerah DIY". Penelitian ini bertujuan membuat model konseptual manajemen data dan tata kelola informasi Pemda DIY yang terkoneksi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode Sistem Lunak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Sementara teknik pengumpulan data yang dipakai adalah wawancara, FGD, dan observasi lapangan. Hasil penelitian ini menunjukkan manajemen data dan tata kelola infromasi di Pemda DIY menunjukkan ciri-ciri tidak sistematik dan ciri-ciri organisasi yang mengalami ketidak mammpuan belajar. Untuk itu perlu perubahan cara berpikir lama (old mindset) stakeholder ke cara berpikir baru (new mindset) dalam manajemen data dan tata kelola informasi Pemda DIY."
Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya, Perangkat, dan Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika, 2016
607 JPPI 6:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Roswita Harimurti
"Indonesia sebagai negara berkembang sangat membutuhkan penanaman modal asing guna menunjang pembangunan nasional. Seiring dengan program penanaman modal asing tersebut semakin banyak pula tenaga kerja asing baik yang bekerja pada perusahaan penanaman modal asing (PMA) maupun penanaman modal dalam negeri (PMDN/Swasta) di Indonesia yang mutlak membutuhkan sarana perumahan untuk menetap atau berdiam di Indonesia. Kebutuhan perumahan ini dapat dipenuhi melalui kegiatan sewa-menyewa. Perumahan yang disewakan kepada para tenaga kerja asing tersebut pada umumnya dimiliki oleh warga negara Indonesia secara perorangan yang memang khusus dibangun untuk dikontrakkan atau disewakan. Sebagai akibat dari adanya kegiatan sewa-menyewa perumahan ini, maka timbulah suatu bentuk perikatan. Dalam perikatan tersebut tercantum mengenai hak dan kewajiban pihak pemilik rumah dan hak dan kewajiban pihak si penyewa, yang dalam hal ini diwakili oleh suatu perusahaan yang berbentuk badan hukum. Namun demikian, tidak tertutup kemungkinan bahwa ada suatu saat dimana pada kenyataannya pihak si penyewa secara mendadak dan tanpa pemberitahuan lebih dahulu meninggalkan Indonesia dan kembali kenegara asalnya, misal nya keadaan pasca kerusuhan yang terjadi pada pertengahan bulan Mei 1998 sehingga mengakibatkan eksodus besar-besaran para tenaga kerja asing maupun turis yang sedang berada di Indonesia karena situasi dan kondisi yang tidak menentu pada saat itu. Sebaliknya, dapat pula terjadi karena satu dan lain hal ternyata pihak yang menyewakan rumah ingin menernpati rumahnya meskipun masa sewa belum habis. Tentu saja hal-hal seperti ini merupakan hal yang tidak diduga sebelumnya dan sangat merugikan kedua belah pihak. Di samping itu, masih pula terdapat masalah mengenai sisa tenggang waktu masa sewa yang kadang tidak sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2000
S20804
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bimo Harimurti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2002
T40025
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nugroho Harimurti T.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S38453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ambya Arif Harimurti
"Penelitian ini bertujuan untuk menguji relevansi nilai (value relevance) laba rugi komprehensif baik secara agregat maupun berdasarkan komponennya yang terpisah di Indonesia seperti yang diatur dalam PSAK 1 Revisi 2009. Data untuk penelitian ini berasal dari 127 laporan keuangan perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia selama kurun waktu 2011 - 2012.
Hasil penelitian ini membuktikan bahwa laba rugi komprehensif secara agregat memiliki relevansi nilai. Laba bersih dan pendapatan komprehensif lain (OCI) sebagai dua komponen utama laba rugi komprehensif memiliki relevansi nilai yang berbeda dimana relevansi nilai OCI lebih rendah dibandingkan laba bersih. Selain itu penelitian ini juga menunjukkan bahwa komponen OCI yang memiliki relevansi nilai adalah perubahan nilai atas surplus revaluasi aset tetap dan perubahan nilai wajar lindung nilai arus kas.

This study aimed to test the value relevance of comprehensive income either in the aggregate or by its separate components in Indonesia as regulated in PSAK 1 Revisi 2009. Data for this study came from the financial statements of 127 companies listed in Indonesia Stock Exchange during the period 2011-2012.
Results of this study find evidence that comprehensive income in the aggregate have a value relevance. Net income and other comprehensive income (OCI) as the two main components of comprehensive income have different value relevance where value relevance of OCI lower than net income. In addition, this study also shows that the components of OCI that have value relevance is the change in value of fixed assets revaluation surplus and change in fair value of cash flow hedges.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S46926
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>