Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Helda
Abstrak :
Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu komplikasi persalinan yang berdampak pada ibu dan bayi. Sekalipun diobati prognosis preeklampsia umumnya kurang baik. Mereka yang selamat atau bertahan hidup kemungkinan mengalami gangguan kronis dan menetap, seperti kelumpuhan, kebutaan, tekanan darah tinggi atau kerusakan ginjal. Bayi yang dilahirkan akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan. 40% bayi yang dilahirkan dari ibu yang mengalami preeklampsia/eklampsia berakibat kelahiran prematur dan iatrogenic. Penelitian ini mengkaji faktor yang berhubungan dengan kejadian PETE pada ibu hamil. Faktor yang diteliti riwayat abortus, usia gestasi, umur, paritas, pendidikan, pekerjaan, layanan antenatal, dan jenis kelamin bayi. Penelitian ini berlangsung ini di RSU Tangerang dengan waktu pengamatan dari Januari 1999-Desember 2000. Penelitian ini menggunakan rancangan cross sectional, dengan menggunakan data sekunder dari rekam medis ibu hamil di RSU Tangerang dari Januari 1999 Desember 2000. Analisis dilakukan dengan sampel sebanyak 206. Kajian data menunjukkan faktor yang berhubungan dengan preeklampsia/eklampsia adalah riwayat abortus dan pendidikan. Faktor umur, pendidikan, pekerjaan, paritas, usia gestasi, layanan antenatal, dan jenis kelamin bayi tidak berhubungan dengan PETE. Disarankan pada RSU Tangerang untuk meningkatan layanan antenatal, melaksanakan penyuluhan tentang PETE dan melengkapi data rekam medis. Pada Dinas Kesehatan Tangerang disarankan memasukkan faktor riwayat abortus dan pendidikan pada program screening. ...... Factors Related to Preeclampsia/eclampsia in Pregnant Mothers in General Hospital of Tangerang from January 1999-December 2000Preeclampsia/eclampsia is one of the complications of birth delivery that affects mothers and infants. Even though it is treated, preeclampsia is not healthy. Those that survived or remain alive probably will experience recurring and permanent disturbances, such as cripple, blindness, high blood pressure or kidney damage. The born baby will experience growth disorder. Forty percent of the baby born from mother that experience preeclampsia/eclampsia will experience premature and iatrogenie birth. This research is intended to study factors related to PETE occurrence in pregnant mothers. The factors studied are abortion record, gestation period, age, parity, education, occupation, antenatal service, and sex of the baby. This research took place in General Hospital of Tangerang with observation period from January 1999-December 2000. This research uses cross-sectional design by using secondary from medical record of pregnant mothers in Public Hospital of Tangerang from January 1999 - December 2000. The analysis is done towards 206 samples. The data processing indicates that the factor related to preeclampsia/eclampsia is history of abortion and education. Age, education, occupation, parity, gestation period, antenatal service, and sex of the baby do not have relationship with PE/E. It is suggested that General Hospital of Tangerang to improve its antenatal service, perform counseling of PETE and provide medical record. It is suggested that Tangerang Health Office to include history of abortus and education in screening.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2001
T2749
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helda
Abstrak :
ABSTRAK
Penyakit jantung koroner merupakan penyakit kronis yang menjadi penyebab utama kematian dan kesakitan di dunia. Prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0,5. Sedangkan berdasarkan diagnosis dokter dan gejala, prevalensi penyakit jantung koroner di Indonesia sebesar 1,5. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor risiko yang berhubungan dengan prevalensi penyakit jantung koroner menurut provinsi di Indonesia berdasarkan data agregat Riskesdas 2013, yang dikombinasikan dengan data BPS dan Profil Kesehatan Indonesia di tahun yang sama dengan studi korelasi. Hasil penelitian didapatkan bahwa faktor yang berkorelasi dengan prevalensi penyakit jantung koroner antara lain: tingkat pengangguran terbuka, status ekonomi kuintil indeks kepemilikan terbawah, konsumsi makanan berlemak lebih dari 1 kali/hari, proporsi mantan perokok, prevalensi gangguan mental, prevalensi hipertensi, dan prevalensi diabetes melitus.
ABSTRACT
Coronary heart disease is chronic disease as major cause of deaths and morbidities in the world. Prevalence of CHD in Indonesia as doctor diagnose is 0,5. Since, as dctor diagnose and symptom, prevalence of CHD in Indonesia is 1,5. The purpose of this study is to analyze related risk factors with prevalence of CHD within Indonesia Provinces based aggregate data from Basic Health Research 2013, combine statistic data from BPS and Health Profile of Indonesia at the same year using ecology study. Result shows that correlated factor of CHD prevalence are: unemployed rate, lowest social economy quintil possessed, fat consumption more than once a day, ex-smoker proportion, prevalence of mental disorder, hypertension prevalence, and diabetes mellitus prevalence.
2015
S58818
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Helda
Abstrak :
Angka Kematian Bayi di Indonesia adalah 35/1000 kelahiran hidup berada di posisi keenam di negara Asean. Salah satu upaya yang efisien untuk menu- runkan angka kematian tersebut adalah pemberian ASI eksklusif yang memperlihatkan tren yang menurun, pada tahun 1997, (40,2%), 2002 (39,5%) dan 2007 (32%). Artikel ini bertujuan mengkaji kebijakan pemerintah memenuhi hak anak terhadap ASI. Metode yang digunakan melakukan telaah berbagai studi ten- tang kebijakan dan perundangan ASI di dunia dan di Indonesia,pada periode 2000-2007. Angka ASI eksklusif di dunia sangat bervariasi dan tidak berbanding lurus dengan kemajuan suatu negara. Jepang dan Inggris adalah contoh negara maju dengan angka ASI eksklusif yang rendah. Susu formula, sosial budaya dan wanita bekerja menjadi alasan pemakaian susu formula yang rendah. Di Indonesia, kasus balita gizi buruk pada tahun 1989, (75/10.000) dan pada tahun 2002 (70,3/ 10.000) memperlihatkan tren penurunan yang rendah. Meskipun manfaat ASI dirasakan oleh semua pihak, tetapi angka pemberian ASI masih tergolong rendah, sementara pemasaran susu formula, sosial budaya, dan wanita bekerja tidak mendukung pemberian ASI. Di Indonesia hanya ada 2 kepu- tusan menteri kesehatan (237/1997 dan 450/2004) yang mengatur pemberian ASI. Kebijakan yang ada belum mampu mengatasi angka pemberian ASI yang rendah. Disarankan untuk meningkatkan status hukum kebijakan yang ada dan mengupayakan peningkatan komitmen.

Infant mortality rate in Indonesia (35/1000 life birth) is one of the poorest (ranked number six) among ASEAN countries. One known efficient measure for re- ducing the infant mortality rate is exclusive breast feeding (EBF) which in fact showing a decreasing trend (40.2% in 1997, 39.5% in 2002 and 32.0% in 2007). The objective of this article is to evaluate government policy regarding the fulfillment of child?s rights to get adequate breastfeeding. The method used is by literature review of studies about breast feeding policy and regulations in the world and in Indonesia, during the period of 2000-2007. The EBF rates in the word are varied and not related to the developmental level of the country. Japan and England are examples of developed countries with low EBF rate. Formula milk, sosio-cultural, and working women are the most reasons of the low rate of EBF. In Indonesia, the cases of malnutrition among children under five years in 1989 (75/10.000) and in 2002 (70, 3/ 10.000 showed a decreasing trend. Although the benefit of the breastfeeding is known by almost all people, but the EBF rate is still low. Meanwhile, formula milk marketing, sosio-cultural aspects, and the phenomenon of increasing number of working women do not support EBF. In Indonesia, there are only two ministry regulations (237/1997 and 450/2004) that regulated EBF. The existing policies are not strong enough to solve the problem of low EBF rate. It is suggested to improve the legal aspects including policy and regulations as well as improvement in government commitment to support EBF.
2009
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Diana Helda
Abstrak :
Bagi suatu organisasi pendidikan, sorang staf tetap yang professional yang mampu bekerja efektif dan efesien merupakan asset sumber daya manusia yang sangat berharga untuk meningkatkan mutu pendidikan. Karena itu kepuasan kerja dan pegawai tersebut patut untuk diperhatikan. Kepuasan kerja merupakan seperangkat perasaan pegawai tentang menyenangkan atau tidaknya pekerjaan mereka. Pekerja yang tidak puas terhadap pekerjaan mereka dapat mengakibatkan 2 (dua) hal yaitu : 1. Pegawai itu keluar dari organisasi, keluar atau pindahnya tenaga kerja dapat mengakibatkan kerugian baik moral maupun materiil karena pegawai itu juga membawa keluar pendidikan, pengalaman, dan efisiensi kerja yang biasa dilakukan pada organisasi tsb, 2. Pegawai itu terus bekerja namun karena ketidakpuasannya cenderung berperilaku : meningkatnya tingkat kemangkiran, menurunnya semangat kerja, menurunnya kesetiaan terhadap organisasi, dan perilaku negatif lajnnya yang dapat merenggangkan hubungan antara karyawan dan manajer. Dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan karakteristik individu (umur, lama pendidikan, jenis kelamin, pengalaman) dan organisasi (gaji, jabatan) dengan kepuasan keria dilihat dari faktor primer(gaji, kondisi kerja fisik, rekan kerja, keamanan, supervisi) dan faktor sekunder ( prestasi, tanggung jawab, pengakuan ). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan desain cross-sectional dengan responden staf pengajar tetap Akademi Perawatan Swasata di Palembang. Sampel sebanyak 70 (tujuh puluh) orang, pengumpulan data dilakukan dengan jalan menggunakan pertanyaan terstruktur yang ada dalam kuesioner. Analisis statistik dilakukan dengan univariat, bivariat dengan uji regresi linear sederhana untuk melihat hubungan variable bebas dengan variable terikat. Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan antara umur dengan faktor primer sehingga didapatkan setiap kenaikan umur responden sebanyak 10 tahun akan mengurangi skor kepuasan kerja sebanyak 1,2. Hasil penelitian juga menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara lama pendidikan dengan faktor primer sehingga didapatkan bahwa setiap kenaikan 10 tahun Iama pendidikan yang ditempuh responden akan mengurangi skor kepuasan kerja dilihat dari faktor primer sebesar 7,4. Ada hubungannya arntara lama pendidikan dengan kepuasan kerja dimana sedap kenaikan lama pendidikan akan mengurangi skor kepuasan kerja sebesar 8,1. Peneliti menyarankan untuk menempatkan staf sesuai dengan pendidikannya, melakukan penyesuaian system penggajian serta memberikan jaminan keamanan seperti jaminan kesehatan dan jaminan hari tua. ......An educational organization, a profesional full time staf member who capable of working effectively and effiently is a valuable asset of human resource to promote the educational qualification Job satisfaction is a employee feelings about whether his or her job is enjoyable or not A employee who is not satisfied with his or her job may result 2 things : 1) The employee may with draw from the organization This means a moral and material loss on the side ofthe organization, as the employee will take his education, working experience as he worked in organization, or 2) The employee may continue working in the organization, but as he will be unsatisfied with his job, he tends to : work relunctanly, reduce his working spirit, and reduce his loyality to the organization. The objectives of this research is to enqmlore the relation between the individual characteristic relation ( age, education span, sex, experience) and organization ( salary, position) to the job satisfaction. Seen from the factors of primer ( perseption of the salary, physical working condition, co- workers, security, supervision ) and secondary factor (prestige, responsibility, selfactualization ). This research is conducted by using cross-sectional design with the respondent of the permanent member of teaching staff of Private Nursing Academy in Palembang. There are 70 samples, the data collection is done by using the structured questionares. Statistical analysis is done with univariate, bi-variate with the simple linear regression to explore the free variable relation with the dependent variables. The result of the research shows there is a significant relation between the education and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years education of the respondent decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor of 7,9 and between the age and the factor of primer and is found that an increasing of 10 years of age decrease the score of job satisfaction seen from the primer factor 1,2. And there is relation between education and job satisfaction and found that an increasing of 10 of education decrease the score of job satisfaction 8,1. To increase the job satisfaction this research Suggested that : - make the adjusted about the salary - to provide the benefit such as health and life insurance - to provide the opportunity to the staif to take higier education.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Helda
Abstrak :
ABSTRAK
Tingkat pertumbuhan perdagangan negara-negara berkembang melaju lebih cepat dari pertumbuhan perdagangan dunia. Pangsa pasar dunia negara-negara berkembang selama perioda 1988-1992 meningkat dari 26% menjadi 28%. Pertumbuhan ekonomi yang pesat, khususnya di negara-negara Asia Timur yang m.encapai 7, 2% pada tahun 1993, disebabkan terutama oleh peningkatan ekspor dan investasi.

Volume perdagangan luar negeri Indonesia meningkat dalam periode 1988-1992, tetapi laju pertumbuhan cenderung menurun pada tahun 1993. Potensi Indonesia meningkatkan ekspor cukup baik dengan melihat jumlah komoditi ekspor dan pasar tujuan ekspor yang belum dicapai. Pemerintah menetapkan target nilai ekspor non migas pada akhir Pelita VI, yang lebih tinggi 72% dari tahun 1992, karena peningkatan ekspor merupakan satu-satunya alternatif untuk mengurangi Debt Service Ratio yang telah mencapai 33% pada tahun 1992.

Kajian pustaka dan data mengenai peranan sogo shosha dalam perdagangan luar negeri Jepang dan dunia menunjukkan bahwa general trading house merupakan badan usaha yang efektif untuk meningkatkan arus ekspor dan impor. Fungsi dan pelayanan utamanya adalah jasa perdagangan terpadu, pengurangan resiko, jasa informasi dan pendanaan.

Analisa terhadap kinerja dan prospek perdagangan luar negeri, kebijaksanaan pemerintah dalam mendorong pertumbuhan perdagangan dan strategi pemasaran ekspor yang ditempuh pengusaha Indonesia menunjukkan bahwa trading house memiliki potensi untuk meningkatkan arus perdagangan luar negeri Indonesia, khususnya ekspor. Peranan BUMN niaga selama ini relatif kecil, dan penilaian terhadap kinerjanya pun tidak memperlihatkan hasil yang baik.

Pemilihan bentuk trading house berdasarkan analisa terhadap potensi untuk menjalankan fungsi utamanya dan kendala yang harus diatasi dalam. pembentukannya menunjukkan bahwa trading house swasta lebih potensial daripada merger BUMN Niaga dan akuisisi atau penyertaan saham dalam badan usaha sejenis di luar negeri. Sedangkan analisa terhadap komodi tas andalan Indonesia menunjukkan bahwa komoditas ekspor Indonesia yang memiliki market power dan relatif konstan di pasar dunia masih didominasi oleh komoditas primer, seperti kopi, kayu, rempah-rempah dan timah.
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover