Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hutagalung, Winny Laura Christina
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini memodelkan sanitary landfill dalam dua buah bioreaktor yang memiliki tinggi 2 m dan diameter 0,83 m dan diisi dengan kerikil, tanah, dan geotekstil. Sampah yang digunakan adalah sampah organik pasar UPS Pasar Kemiri Muka Depok. Perlakuan yang diberikan adalah penambahan air pada kedua bioreaktor dan resirkulasi leachate pada bioreaktor 1. Resirkulasi leachate dapat meningkatkan kapasitas landfill dalam memproduksi gas. Parameter yang diteliti adalah kadar air, C/N, suhu dan pH sampah, pH leachate, gas metana dan karbon dioksida. Penelitian dilakukan selama 104 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar air dan C/N sampah bioreaktor 1 pada hari ke-104 lebih tinggi dibandingkan dengan bioreaktor 2. Suhu sampah bioreactor 1 memiliki rentang 28-340C, sedangkan untuk bioreactor 2, yaitu 28-330C. pH sampah bioreaktor 1 menunjukkan nilai 5,72 – 7,26 dan bioreactor 2, yaitu 5,23 – 7,24. Sedangkan untuk pH leachate, bioreactor 1 menunjukkan nilai 5,73 – 8,25 dan bioreactor 2, yaitu 5,92 – 8,94. Hasil analisa Gas Chromatography menunjukkan persentase tertinggi untuk gas metana dan karbon dioksida dari bioreaktor 1, yaitu 5,13% dan 41,94% serta merupakan lebih tinggi dibandingkan dengan bioreaktor 2. Oleh karena itu, untuk memproduksi gas metana dan karbon dioksida yang lebih besar dari landfill, maka perlakuan resirkulasi leachate dapat dilakukan.
ABSTRACT
Sanitary landfill modeling in this study use bioreactors which of a height of 2 m and diameter of 0.83 m. bioreactors fulfill with gravel, soil, and geotextile. Solid waste that used in this study is organic waste from Material Recovery Facility (MRF) Pasar Kemiri Muka, Depok. The treatments that were given were addition water on both the bioreactors and leachate recirculation in bioreactor 1. Leachate recirculation can enhance the capacity of landfill gas production. The parameters studied were water content, C/N, temperature and pH solid waste, pH leachate, methane gas and carbon dioxide. This study was conducted for 104 days. The result of this research showed that water content and C/N from solid waste in bioreactor 1 on day 104 is more than bioreactor 2. Temperature in bioreactor 1 has range from 280C until 340C and for bioreactor 2; 28-330C. pH of solid waste in bioreactor 1 has range 5.72 – 7.26 and bioreactor 2; 5.23 – 7.24. pH of leachate in bioreactor 1 has range 5.73 – 8.25 and for bioreactor 2; 5.92 – 8.94. Gas Chromatography analysis showed that the highest percentage of methane and carbon dioxide gas from bioreactor 1 is 5.13% and 41.94%. That number is higher than the bioreactor 2. So, to produce gas methane and carbon dioxide from the landfill, leachate recirculation treatment can be done.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36070
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Winny Laura Christina
Abstrak :
Lumpur pada sludge drying bed Instalasi Pengolahan Lumpur Tinja (IPLT) Kalimulya Depok dimanfaatkan masyarakat sekitar sebagai penyubur tanah. Padahal, lumpur tersebut belum memenuhi kriteria untuk dijadikan penyubur tanah. Oleh karena itu, diperlukan satu pengolahan untuk memperbaiki kualitas lumpur tersebut. Pengolahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengomposan yang mencampur lumpur dari sludge drying bed dan sampah organik pasar dengan menggunakan metode open windrow. Pengomposan merupakan proses eksotermik yang akan menghasilkan panas dan pengukuran suhu dilakukan selama proses pengomposan berlangsung. Dalam percobaan pengomposan ini, dua perlakuan pengadukan yang berbeda diberikan pada dua buah komposter. Kompos diaduk dengan frekuensi dua dan empat hari. Kualitas yang diteliti dalam penelitian ini adalah Fecal coliform dan Salmonella sp. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengadukan empat hari mampu mencapai suhu hingga 66,40C, sedangkan kompos dengan pengadukan dua hari hanya mencapai suhu 65,20C. Hasil pengukuran jumlah Fecal coliform adalah 23 MPN/gr pada hari ke-15, sedangkan jumlah Salmonella sp adalah <2 MPN/4gr pada hari ke-30. Ketika suhu mencapai suhu termofilik (35-650C), maka jumlahkedua bakteri tersebut akan berkurang. Dengan demikian, pengomposan mampu menurunkan jumlah bakteri Fecal coliform dan Salmonella sp sehingga dapat memenuhi SNI 19-7030-2004 tentang Spesifikasi Kompos dari Sampah Organik Domestik. Namun, terjadi pertumbuhan kembali bakteri dan secara signifikan ditunjukkan dengan jumlah Fecal coliform yang meningkat pada hari ke-30 dan 40, yaitu mencapai 50 MPN/gr dan 300 MPN/gr. Titik maturasi kompos tidak hanya dilihat dari kualitas mikrobiologisnya, tetapi juga dari kestabilan suhu, reduksi volume, bau, warna, dan tekstur kompos. Secara umum, variasi frekuensi pengadukan dua dan empat hari sekali tidak menghasilkan perbedaan yang mencolok. Untuk percobaan pengomposan yang lebih efektif, maka pengadukan yang lebih disarankan adalah frekuensi pengadukan 4 hari. ......Sludge that is coming from sludge drying bed in Kalimulya Waste Water Treatment Plant City of Depok was used as soil fertilizer by community nearby. In fact, these sludge do not meet with standard as soil fertilizer and requires other treatment to improve its quality. This research was conducted to treat this sludge by open windrow composting method. This sludge was mixed with organic waste from traditional market. Composting is an exothermic process that is produced heat. The temperature increased due to the heat was measured during process takes place. There are two different turning frequencies performed which are every two and four days. The compost quality parameters that is examined are Fecal coliform and Salmonella sp. SNI No. 19-7030-2004 - Specification of The Domestic Organic Waste Composting was used as a base for compost quality standard. The result shows that four days turning frequency could reach highest temperature at approximately 66.40C. Meanwhile, two days frequency only could reach highest temperature approximately 65.20C. The average number of Fecal coliform at day 15 is approximately 23 MPN/gr and Salmonella sp at day 30 is not more than 2 MPN/4gr. Composting could reduce the number of both bacteria. However, bacterial regrowth occurred and significantly indicated by number of Fecal coliform that increased at day 30 and 40, those are 30 MPN/gand 300 MPN/g. The matured compost is not only seen from its microbial quality, but also temperature, volume reduction, odor, color, and texture stability. In general, the compost quality did not show significant difference between two and four days turning frequency. But, four days turning frequency is preffered for effectivity and keeping temperature high during composting.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43231
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library