Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Indah Prihastuti
"ABSTRAK
Belum lama ini pemerintah kembali mengeluarkan kebijakan mengenai pembatan bahan bahan bakar (BBM) bersubsidi dan pengalihan BBM ke bahan bakar gas (BBG). Akibatnya kebutuhan akan SPBG CNG baru akan semakin tinggi karena diperkirakan jumlah kendaraan berbahan bakar gas alam (NGV) akan meningkat. Bila hanya mengandalkan pemerintah untuk investasi pendirian SPBG ini, maka akan terkendala oleh terbatasnya dana dari APBN, Hal ini membuat investasi dari investor swasta menjadi hal yang urgen. Namun sampai saat ini investor swasta yang berinvestasi dalam bisnis hilir migas ini masih sangat sedikit, Hal ini dikarenakan dikarenakan kekhewatiran investor untuk berinvestor dalam pembangunan SPBG yang tidak didasari dengan pengetahuan yang memadai mengenai kelayakan dari bisnis ini. Penelitian ini menganalisa kelayakan investasi pembangunan SPBG CNG dengan skenario percepatan menggunakan metode NPV, IRR, dan Payback period selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui seberapa sensitif suatu keputusan terhadap perubahan variable-variable yang mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukan bahwa lokasi yang dianggap paling baik berdasarlkan nilai pemenuhan kriteria yang harus dipenuhi untuk pendirian SPBG adalah lokasi di Jalan Budi Utomo. Analisis kelayakan menunjukan bahwa pembangunan SPBG CNG di Jl. Budi Utomo dengan skenario percepatan dan permintaan worst case pun (hanya busway) layak untuk dilakukan dengan nilai NPV positif sebesar Rp. 4.929.489.648.

ABSTRACT
The goverment has recently re-isuued a policy on the restriction of fuel (BBM) subsidy and concerns of fuel to the Compressed Natural Gas (CNG) As a result, the need for new CNG Fueling Station will be higher because the estimated amount of Natural Gas Vehicles (AGV) will increase Just relying on the Goverment to invest in CNG Fueling Station, it is constrained by limited funding from APBN. This makes the invesment from private investors become urgent. However, investor concern to invest in CNG Fueling Station are not based on adequate knowledge. This study analyzes the feasibility of CNG Fueling Station investment under accelerating scenarios using NPV,IRR, and Payback Period followed by perfoming a sensitivity analysis. The results showed that the best locations which for establishing of fueling station in on Budi Utomo Street. Feasibility analysis shows that the station on Budi Utomo Street built with acceleration scenario is fasible even worst case demand (coming from Busway only) and the NPV is positive with Rp.4.929.489.648."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43824
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Indah Prihastuti
"ABSTRAK
Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) merupakan pembangkit listrik yang
ramah lingkungan yang dapat mengatasi masalah tingginya pertumbuhan sampah
di Indonesia sekaligus memenuhi kebutuhan listrik untuk masyarakat.
Berdasarkan grafik dari kedua model estimasi produksi metana, produksi gas
metana dan laju penurunannya berbeda untuk setiap komposisi dan jenis sampah.
Produksi gas metana menentukan banyaknya listrik yang dihasilkan yang pada
akhirnya mempengaruhi besarnya pendapatan. Oleh karena itu, penentuan waktu
untuk membangun PLTSa menjadi faktor penting untuk diperhatikan karena dapat
mempengaruhi layak atau tidaknya investasi. Penelitian ini menggunakan sampah
padat rumah tangga dan sampah padat industri kelapa sawit yang dibedakan
menjadi 5 skenario komposisi sebagai bahan baku untuk PLTSa dan
menggunakan dua model estimasi produksi metana, yaitu model US EPA dan
model EPER France. Analisis kelayakan investasi yang dilakukan menggunakan
metode NPV, IRR, dan Payback Period. Setelah dilakukan simulasi pembangunan
PLTSa dengan adanya penundaan waktu dalam membangun, maka untuk skenario
1,4, dan 5, waktu untuk membangun PLTSa yang masih layak dan memberikan
keuntungan adalah dalam range tahun pembangunan awal 2014-2015, sedangkan
untuk skenario 2 dan 3 dalam range tahun pembangunan awal 2014-2018 dimana
pada tahun tersebut NPV masih bernilai positif. Sedangkan nilai NPV tertinggi
untuk semua skenario adalah pada tahun 2014 atau tahun tercepat PLTSa dapat
dibangun.
ABSTRACT
Waste Power Plant (PLTSa) is an environmentally friendly power plant that can
overcome the problem of waste growth in Indonesia as well as meet the electricity
needs for the residents. Based on the graphs from the two models for estimating
methane generation, methane generation and the rate of decline is different for
each composition and type of waste. Methane generation determine the amount of
electricity that is generated which eventually affects the income. Therefore, the
determination of time to build PLTSa is an important factor to consider because it
can affect the feasibility of investment. This study uses municipal solid waste and
industrial palm solid waste which is divided into 5 composition scenarios as
feedstock for PLTSa and uses two models for estimating methane generation, the
U.S. EPA and EPER France model. Investment feasibility analysis is performed
using the method of NPV, IRR, and Payback Period. After doing the simulation of
construction PLTSa with a delay time in build, then for scenario 1, 4, and 5, a
time to build PLTSa which still feasible and provide profit is in the range of early
construction years from 2014 to 2015, while for scenario 2 and 3 in range of early
construction years from 2014 to 2018 where the NPV is still positive in that year.
And the highest NPV value for all scenarios is in 2014 or the fastest year PLTSa
can be built."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
T36076
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library