Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ismail Fahmi
Abstrak :
Penelitian tentang angkatan kerja Indonesia ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik demografi, sosial, ekonomi dan status kesehatan angkatan kerja serta, faktor-aktor yang mempengaruhi status kesehatan angkatan kerja. Pentingnya penelitian ini karena investasi sumber daya manusia pada umumnya dan pekerja pada khususnya adalah berkaitan dengan kesehatan (termasuk gizi) dan keselamatan kerja. Usaha-usaha peningkatan derajat kesehatan penduduk secara langsung akan meningkatkan kualitas angkatan kerja. Ini terjadi karena peningkatan kesehatan akan mengurangi tingkat kesakitan (morbiditas). Investasi di bidang kesehatan juga merupakan investasi modal manusia yang akan meningkatkan produktivitas, khususnya bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi rendah. Hal ini mendasari pemikiran bahwa dengan status kesehatan yang baik akan meningkatkan kemampuan belajar, menurunnya tingkat bolos kerja, meningkatnya motivasi dan hasil kerja. Untuk mencapai tujuan penelitian ini menggunakan data Susenas 2000 dengan sampel 344.271 individu angkatan kerja Indonesia, angkatan kerja dalam penelitian ini adalah penduduk usia 15 tahun keatas di kontrol dengan kriteria yang tidak termasuk angkatan kerja. Unit analisis dalam penelitian ini adalah angkatan kerja sebagai individu. Metode analisis menggunakan analisis deskriptif dengan menggunakan tabel silang antar variabel yang dianalisis. Analisis faktor untuk mempermudah analisis inferensial, dan analisis inferensial dengan menggunakan model regresi logistik mulnomial. Metode regresi logistik multinomial dianggap cocok, karena dalam penelitian ini variabel status kesehatan yang merupakan variabel terikat adalah variabel dengan tiga kategori. Hasil penelitian tentang karateristik sosial ekonomi, dan kesehatan angkatan kerja berdasarkan Susenas 2000 secara deskriptif menunjukkan bahwa; (1)jumlah angkatan kerja laki-laki lebih besar dibandingkan perempuan. Pendidikan angkatan kerja perempuan jauh lebih rendah dibandingkan laki-laki (2) angkatan kerja yang berstatus kesehatan baik sebanyak 74,6% sedang 10,8% dan 14,6% berstatus kesehatan buruk. Kesimpulan dari hasil analisis inferensial adalah sebagai berikut : seluruh variabel yang merupakan faktor individu seperti jenis kelamin, umur, status kawin, pendidikan, dan aktivitas, pengeluaran untuk makanan, jumlah anggota rumah tangga, status kepala keluarga, lokasi (desa dan kota,) serta lingkungan mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap status kesehatan angkatan kerja. Variabel lokasi (desa dan kota) yang diinteraksikan dengan pendidikan temyata lokasi desa-kota tidak serta merta mempengaruhi status kesehatan angkatan kerja tetapi tergantung dengan tingkat pendidikannya dalam risiko untuk kesehatan buruk. Umur memperlihatkan pengaruh yang positif dimana semakin tua angkatan kerja maka semakin berisiko untuk berstatus kesehatan buruk, jenis kelamin memperlihatkan risiko yang yang lebih besar bagi laki-laki untuk memiliki status kesehatan buruk. Pengeluaran makanan bergizi memberikan pengaruh yang positif bagi status kesehatan angkatan kerja dimana semakin besar jumlah pengeluaran makanan semakin besar peluang angkatan kerja berstatus kesehatan baik, dan sebaliknya, jumlah anggota keluarga yang besar lebih berisiko untuk berstatus kesehatan buruk. Lingkungan tempat tinggal yang buruk memberikan peluang bagi angkatan kerja untuk berisiko status kesehatan buruk, sedangkan aktitas bekerja atau tidak bekerja tidak memberikan pengaruh yang signifikan bagi status kesehatan angkatan kerja hal ini kemungkinan disebabkan karena variabel-variabel lain yang mempengaruhinya.
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2002
T1776
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Fahmi
Abstrak :
Aktivitas fisik merupakan secondary prevention yang dapat menurunkan angka kematian dan re-admission pada pasien STEMI. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik pasien STEMI pasca peawatan. Penelitian ini menggunakan metode cross sectional. Sebanyak 150 pasien STEMI dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pasien STEMI pasca perawatan memiliki aktivitas fisik ringan (85%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan aktivitas fisik pasien STEMI pasca perawatan adalah usia (p=0,002), jenis kelamin (p=0,0001), lama hari pasca rawat (p=0,032), penyakit penyerta (p=0,015), depresi (p=0,003), self-efficacy (p=0,0001), dan dukungan sosial (p=0,0001). Hasil analisis multivariat menunjukkan faktor yang paling dominan berhubungan adalah self-efficacy dengan nilai OR 44,471 (CI:95%=8,816; 224,323). Penelitian ini dapat dikembangkan untuk membuat program rehabilitasi jantung berbasis komunitas sehingga meningkatkan aktivitas fisik pasien STEMI pasca perawatan. ......Physical activity is a secondary prevention in reducing mortality and re-admission in STEMI patients. The purpose of this study was to identify factors related to physical activity of after discharge STEMI patients. This study uses a cross sectional method. A total of 150 STEMI patients were selected using a purposive sampling technique. The results showed that the majority of after discharge of STEMI patients have mild physical activity (85%). Factors related to physical activity of after discharge STEMI patients were age (p = 0.002), sex (p = 0.0001), length of day after treatment (p = 0.032), comorbidities (p = 0.015), depression ( p = 0.003), self-efficacy (p = 0.0001), and social support (p = 0,0001). Multivariate analysis showed the most dominant factor is self-efficacy with OR 44.471 (95% CI = 8.816; 224.323). This research can be developed to create a community-based cardiac rehabilitation program that increases the physical activity of after discharge STEMI patients.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
T54033
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Fahmi
Abstrak :
Kewaspadaan standart merupakan instrumen yang efektif untuk melindungi dan mengurangi angka kejadian infeksi pada tenaga kesehatan dan pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran pengetahuan perawat tentang kewaspadaan standart di Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Desain penelitian ini deskriptif sederhana teknik pengambilan sampel yang digunakan Proporsional Random Sampling, sampel berjumlah 64 responden. Data dianalisis secara univariat. Hasil penelitian menunjukan gambaran pengetahuan tentang kewaspadaan standart sudah baik: pengetahuan baik tentang cuci tangan sebanyak 64,1%, 70,3% memiliki tingkat pengetahuan baik tentang alat pelindung diri, 67,2% memiliki pengetahuan yang baik tentang pengelolaan benda tajam, pengetahuan baik tentang pengelolaan alat kesehataan bekas pakai sebanyak 70,3%, pengetahuan baik tentang pengelolaan limbah infeksius sebesar 70,3%. Disarankan untuk penelitian lebih lanjut agar meneliti faktorfaktor yang mempengaruhi upaya pencegahan infeksi.
Standard precaution is an effective instrument to protect and decrease infection rate in health professionals and patients. The aim of this study was to know the overview of nurse knowledge about standard precaution in Rumah Sakit Umum Daerah Raden Mattaher Jambi. Simple descriptive study with proportional random sampling was conducted among 64 respondents. The data was analyzed by univariate analysis. The results showed that overview of nurse knowledge was good: good knowledge about hand wash was 64,1%; 70,3% had good knowledge about personal protective equipments, second hand health equipments, and infectious waste management; and 67,2% had good knowledge about sharp things management. There is need to identify factors that influence prevention of infection for further research.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43123
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Ismail Fahmi
Abstrak :

Consensus Statement of Standards for Interventional Cardiovascular Nursing Practice menetapkan  domain standar praktik interventional keperawatan kardiovaskular  meliputi mampu berfikir kritis dan menganalisis intervensi kardiovaskular dalam praktik keperawatan, terlibat dalam hubungan terapeutik dan hubungan profesional untuk meningkatkan pelayanan dan pengalaman dalam pemberian asuhan keperawatan.  The dynamic nurse-patient relationship model telah digunakan sebagai teori dasar dalam memberikan asuhan keperawatan pada praktik keperawatan, yang menekankan  prinsip-prinsip dasar pemikiran kritis, pendekatan yang berpusat pada klien intervensi serta berorientasi pada tujuan, dan penggunaan  rekomendasi intervensi keperawatan berbasis bukti. Penerapan The dynamic nurse-patient relationship model pada praktik residensi menetapkan penurunan curah jantung sebagai diagnosis keperawatan utama pada pasien kelolaan utama dan 30 pasien lainnya, dengan cardiac care sebagai pilihan intervensi keperawatan untuk mengoptimalkan fungsi jantung dan menurunkan beban kerja jantung. CAM-ICU sebagai instrumen diagnostik memiliki keandalan yang sempurna untuk menilai delirium pasca pembedahan jantung (sensitifitas 100% dan spesitifitas 100%), lain halnya BHIS sebagai istrumen untuk menilai risiko kejadian SSI pasca pembedahan jantung memiliki keandalan yang sedang ( sensitifitas 70% dan spesitifitas 67%), artinya BHIS perlu dikembangkan kembali dengan memperhatikan faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SSI.

 


The Consensus Statement of Standards for Interventional Cardiovascular Nursing Practice has established the standard domain of interventional cardiovascular nursing practices which includes the ability to think critically and to analyze cardiovascular interventions in nursing practice, engaging in therapeutic relationships and professional relationships to improve service and experience in providing nursing care. The dynamic nurse-patient relationship model has been used as a primary theory, providing nursing care approach into nursing practice which emphasizes the basic principles of critical thinking, client-centered and intervention-oriented approaches, and the use of evidence-based nursing intervention recommendations. The dynamic nurse-patient relationship model in residency practice establishes a decrease in cardiac output as the main nursing diagnosis in primary management patients and 30 other patients, with cardiac care as the choice of nursing intervention to optimize cardiac function and reduce cardiac workload. CAM-ICU as a diagnostic instrument has perfect reliability to assess delirium after cardiac surgery (100% sensitivity and 100% specificity). BHIS as an instrument to assess the risk of SSI events after cardiac surgery has moderate reliability (70% sensitivity and 67% specificity), meaning that BHIS needs to be developed by taking into account the factors related to SSI events.

 

Keywords: ida jean orlando, delirium, CAM-ICU, surgical site infection, cardiac surgery, low cardiac output, respiratory muscle training.

Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia , 2020
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ismail Fahmi
Abstrak :
Skripsi ini mengungkap representasi negara dalam Trilogi Bom Waktu Karya Nano Riantiamo dan Myth yang bekerja didalamnya. Permasalahannya berangkat dari teater sebagai medium komunikasi yang efektif dalam masyarakat Indonesia memiliki cetak biru pertunjukan berupa naskah drama. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah semiotik, yang melihat teks sebagai sebuah bentukan struktur yang memiliki myth dan kontra myth. Naskah drama harus diperlakukan secara berbeda dengan cabang literatur lainnya. Oleh karena penelitian ini memperhatikan empat unsur dalam sebuah drama, yaitu bentuk, karakter, dialog dan petunjuk panggung. Penelitian ini sendiri memusatkan perhatian pada karakter dan dialog yang merupakan haupttext, teks yang utama dalam naskah drama. Teks tersebut tidak seluruhnya diperhatikan, melainkan yang berhubungan dengan representasi negara dalam Trilogi Bom Waktu saja. Dalam naskah drama Trilogi Bom Waktu, negara direpresentasikan dalam perwujudan aparat keamanan dan aparat birokratis. Negara dalam representasi tersebut diposisikan selalu berhadapan dengan rakyat. Negara direpresentasikan sebagai penindas yang korup dalam naskah Teater Koma tersebut. Representasi tersebut merupakan kontra myth dari yang biasa ditampilkan oleh pemerintah.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1999
S4223
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library