Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Iwan Susilo Joko
"ABSTRAK
Latar belakang: Mata masih merupakan salah satu organ yang paling sering terluka dalam kecelakaan kerja. Diperkirakan 1,6 juta orang buta terhadap cedera mata di seluruh dunia. Secara umum, cedera mata di tempat kerja dapat dicegah dan disebabkan oleh tidak digunakannya kacamata pelindung. Tujuan dari laporan kasus berdasarkan bukti ini adalah untuk menentukan efektivitas alat pelindung diri (APD) untuk pencegahan cedera mata akibat kerja.
Metode: Pencarian literatur dilakukan melalui PubMed, Cochrane, Science Direct, dan Wiley Online. Kriteria inklusi dari strategi pencarian ini adalah teks lengkap, manusia, dan diterbitkan dalam 10 tahun terakhir. Kriteria eksklusi dari pencarian ini adalah anak-anak, artikel teks lengkap yang tidak dapat diakses, dan penelitian yang tidak berfokus pada pekerjaan. Artikel-artikel itu dinilai secara kritis dengan menggunakan kriteria yang relevan oleh Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Hasil: Dua artikel yang relevan dan valid ditemukan. Sebuah studi kasus-kontrol oleh Zakrzweski H et.al menyatakan bahwa APD mata tidak dikenakan oleh 66,9% dari responden, dengan 33,1% dari responden mengalami cedera mata akibat pekerjaan meskipun telah menggunakan APD. Penggunaan APD tidak mengurangi proporsi yang signifikan dari pekerja tersebut dari kemungkinan cedera. Sebuah studi cross-sectional oleh Lombardi DA et.al (2009) menyatakan bahwa kurangnya kenyamanan, dan asap/embun dan goresan kacamata merupakan hambatan paling penting dalam penggunaan APD. Usia yang lebih muda dan kurangnya pelatihan keselamatan adalah faktor penting lainnya yang mempengaruhi pengunaan APD.
Kesimpulan: Efektivitas penggunaan APD untuk mencegah cedera mata masih belum terbukti. Advokasi untuk penggunaan dan pemilihan APD mata yang tepat di tempat kerja masih merupakan hal penting yang harus terus didorong untuk dilaksanakan.

ABSTRACT

Background : The eyes are still among the organs most frequently injured in occupational accidents. It is estimated that 1.6 million people are blinded as a result of eye injuries worldwide. In general, ocular injuries at work can be preventable and attributable to non-use of protective eyewear. The purpose of this evidence based case report was to determine the effectiveness of PPE for the prevention of occupational ocular injury.
Method : The literature search was conducted through PubMed, Cochrane, Science Direct, and Wiley Online. The inclusion criteria of this searching strategy were full text, humans, and published within 10 years. The exclusion criteria of this searching were children, inaccessible full text article, and non-occupational focus study. The articles were critically appraised using relevant criteria by the Oxford Center for Evidence-based Medicine.
Result : Two relevant and valid articles were included. A case-control study by Zakrzweski H et.al stated that eye PPE was not worn by 66.9% of the cohort, with 33.1% of the cohort sustaining an occupational eye injury despite the use of eye PPE. Its use does not preclude a significant proportion of such workers from injury. A cross-sectional study by Lombardi DA et.al (2009) stated that lack of comfort/fit, and fogging and scratching of the eyewear were suggested as the most important barriers to PPE usage. Younger age and lack of safety training were other important factors affecting use of PPE
Conclusion : The effectiveness of PPE usage to prevent ocular injury is still inconclusive. The advocating for both the use and appropriate selection of eye PPE in the workplace is still an important thing that should be continuously encouraged.
"
2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Susilo Joko
"ABSTRAK
Latar Belakang : Gangguan otot rangka merupakan gangguan yang paling sering dialami oleh pekerja VDT yang salah satu faktor risikonya adalah posisi kerja yang tidak ergonomis. Untuk menilainya dapat dilakukan secara subjektif dengan suatu kuesioner yang valid supaya hasilnya yang diperoleh dapat akurat. Oleh karena itu, kami melakukan uji validasi dan reliabilitas terhadap VICO DSE Checklist sebagai instrumen penilai bahaya pajanan ergonomi pekerja VDT di kantor.
Metode : Penelitian potong lintang dengan mengambil data dari pekerja kantor Jakarta VICO Indonesia Desember 2013 – Januari 2014 dan menggunakan data sekunder VICO DSE checklist pada bulan Agustus 2013. Dikumpulkan karakteristik dari subjek penelitian, dan dilakukan analisis uji validasi dengan menggunakan korelasi product moment dari Pearson dan uji reliabilitas dengan Cronbach alpha.
Hasil : Dilakukan proses back translate-translate kuesioner VICO DSE Checklist, diskusi dengan tim panel, dan proses cognitive debriefing sehingga didapatkan kuesioner VICO DSE Checklist berbahasa Indonesia yang final. Terdapat 154 responden yang mengikuti penelitian ini dan hasilnya dibandingkan dengan data VICO DSE Checklist yang didapatkan pada bulan Agustus 2013. Hasil perhitungan korelasi product moment terhadap VICO DSE Checklist didapatkan hasil 15 butir pertanyaan tidak valid dan perlu dilakukan revisi serta 23 pertanyaan yang siap dipergunakan. Uji reliabilitas mendapatkan hasil yang baik dengan koefisien Cronbach alpha 0.715-0.815.
Kesimpulan : VICO DSE checklist masih dapat digunakan untuk menilai pajanan ergonomis namun disertai catatan penjelasan khusus serta wawancara terarah pada pertanyaan yang kurang valid.

ABSTRACT
Background : Musculoscleteal disorder is the common disorder in VDT worker. One of the risk factor is unergonomical working position. We can evaluate the working position subjectively by valid checklist so we can get the accurate result. Therefore we will conduct validity and reliability test of VICO DSE Checklist as ergonomic hazard screening tool for VDT worker in the office.
Method : This was a cross sectional study performed by data collection from VICO Indonesia Jakarta office worker in December 2013-January 2014. Variable analyzed were characteristics of the subjects, validity test using Pearson’s product moment, and reliability test using Cronbach alpha.
Result : This study conducted back translate – translate process for VICO DSE Checklist, discussion with panel team, and cognitive debriefing process so it produced final VICO DSE Checklist Indonesian version. One hundred and fifty four subject was recruited and the result was compared to VICO DSE Checklist result done in August 2013. The product moment corelation of VICO DSE Checklist found that 15 questions are not valid and must be revised and 23 questions were able to used direclty in the questionnaire. Reliability test found good internal consistency with Cronbach alpha coefisien 0.715-0.815.
Conclusion : VICO DSE checklist can still be used as a ergonomic screening tool when it is conducted through guided interview with special note to unvalid questions.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T59138
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library