Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 19 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Januar
"Kabinet Hatta 1940, dikenal juga sebagai Kabinet Presidensial, adalah suatu kabinet yang lahir dari situasi krisis republik yang diakibatkan oleb Perjanjian Renville. Kabinet ini mendapat dukungan yang kuat dari partai politik yang besar seperti Masyumi dan PNI. Dukungan yang besar ini memudahkan Hatta untuk mengada_kan konsolidasi politik dalam rangka merealisasikan program kabinetnya. Hal ini mendapat tantangan dari Front Demokrasi Rakyat (FDR) yang dipimpin oleh Amir Syarifudin. Usaha FDR untuk menjatuhkan Kabinet Hatta ini dilakukan dengan cara konstitusional dan inkonstitusional..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12242
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siahaan, Eric Januar
"Dengan semakin terbatasnya lahan untuk pembangunan fasilitas yang diperlukan manusia mengakibatkan tidak dapat dihindarinya pembangunan diatas tanah lempung lunak. Secara umum tanah lempung lunak adalah suatu jenis tanah kohesif yang mempunyai sifat yang sangat kurang menguntungkan dalam konstruksi teknik sipil yaitu kuat geser rendah dan kompresibilitasnya yang besar. Kuat geser yang rendah mengakibatkan terbatasnya beban (beban sementara ataupun beban tetap) yang dapat bekerja diatasnya sedangkan kompresibilitas yang besar mengakibatkan terjadinya penurunan setelah pembangunan selesai. Oleh karena itu terbatasnya lahan dan tidak dapat dihindarinya pembangunan diatas tanah lunak maka perlu diadakannya perbaikan pada tanah lunak.
Banyak cara yang dilakukan untuk perbaikan tanah lunak agar dapat meningkatkan kekuatan geser dan memperkecil kompresibilitasnya. Salah satu caranya adalah dengan metode Preloading , seperti yang digunakan dalam panelitian ini pada tanah lempung lunak Meruya, Jakarta Barat.
Preloading adalah pemberian beban awal terlebih dahulu sebelum pelaksanaan beban konstruksi agar tanah tersebut terkonsolidasi dahulu sehingga tanah telah termampatkan, setelah itu disingkirkan sewaktu konstruksi mulai dilaksanakan sehingga dengan prapembebanan ini dapat memperkecil penurunan sisa (residual settlement), mempercepat waktu penurunan dan dapat meningkatkan kekualan gesemya.
Preloading yang dilaksanakan di dalam laboratorium terhadap tanah lempung lunak ini adalah dengan menggunakan alat uji Triaksial dengan kondisi Terkonsolidasi Terdrainasi yang dilakukan dengan cara memberikan beban konsolidasi sebesar 1,5 kali Pe (prakonsolidasi) kemudian setelah itu beban konsolidasi dilepas selama 1 hari dan dilanjutkan dengan melakukan kompresi sampai tanah mengalami keruntuhan. Hasil pengujian ini dianalisa dengan menggunakan Mohr Coulomb dan Stress Path lalu dibandingkan dengan data tes UU (kondisi sebelum preloading) sehingga dapat diketahui pengaruh preloading terhadap peningkatan kekuatan geser tanah."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
T8541
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dery Januar
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T24362
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maifi Januar
"ABSTRAK
Kemacetan lalu lintas yang terjadi di hampir semua ruas jalan di pusat kota Jakarta bahkan di jalan akses ke pemukiman peduduk adalah hal yang di jumpai setiap hari pada jam-jam tertentu. Angkutan massal yang ada seperti KRL (Kereta listrik) disesaki oleh penumpang bahkan terkadang sebagian badan dari penumpang yang memaksa naik berada diluar kereta.
Dalam menunjang sistem transportasi modem, subway (kereta bawah tanah) menjadi solusi yang dapat diandalakan, terlebih lagi dengan ketersedian ruang kota (permukaan tanah) yang sangat terbatas. Sistem tranportasi yang sudah banyak dikembangkan diberbagai negara ini terbukti efektif untuk mengatasi masalah tranportasi perkotaan.
Dalam penentuan rute-rute yang harus dilewati oleh subway (MRT, Mass Rapid Transit) terkadang harus melewati bangunan yang ada di permukaan tanah. Pelaksanaan kontruksi terowongan harus sangat perhatikan masalah yang akan timbul pada permukaan tanah yang dilalui terowongan, termasuk bangunan dan sarana penunjang lainya. Untuk itu, perencanaan harus dilakukan sebaik mungkin dan pemilihan sitem penerowongan dan konstruksi harus mempertimbangan kondisi yang ada.
Metode penerowongan yang dianalisa adalah metode shield tunneling, yaitu metode yang menggunakan alat pemotong dan pendorong tanah berupa silinder yang terbuat dari baja dan dengan segera dilakukan Linning pada terowongan sehingga dapat mengantisipasi stabilitas tanah.
Simulasi dilakukan dengan satu program yang Metode Elemen Hingga yaitu Sage Crisp dengan 2 model analisa yaitu : Elasto-plastis dan Konsep Kondisi Kritis Cam Clay (Critical State Soil Mechanic). Analisa dilakukan dengan 2-D (dua dimensi) dengan model regangan bidang (plane strain).
Penurunan atau pergerakan tanah secara lateral akibat konstruksi terowongan bawah kota untuk subway merupakan suatu pertimbangan penting dalam merencanakan suatu terowongan. Dengan metode elemen hingga, penurunan tanah tersebut dapat diprediksi dengan model analisa mengacu pada kondisi yang ada. Tulisan akan menampilkan hasil-hasil simulasi yang dilakukan.
Analisa ditekankan pada penurunan permukaan tanah, penurunan pondasi bangunan.

"
2000
S34876
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ranu Januar
"Thermophoretic force adalah gaya yang menyebabkan partikel bergerak pada permukaan pemindahan kalor yang disebabkan oleh perbedaan temperatur. Simulasi ini dilaksanakan untuk membandingkan hasil simului dengan eksperimen. Perangkat lunak yang diggunakan untuk simulasi ini adalah Fluent 5.3. Simulasi ini diawali dengan pembuatan model peralaian eksperimen menurut data ada, yang menggunakan jarak antar plat sebesar 4 cm 4.5 cm dan 5 cm dan pada temperaxur yang berbeda, temperatur yang digunakan adalah 30°, 50° dan 100° kemudian meneliti berbagai kernungkinan bergeralmya partikel yang dialdbatkan oleh gaya lain di samping Thermophoreric force seperti gaya apung, gerak Brown, electophoresis dan Sajinan LM Force. Hasil simulasi menunjukkan panikel tersebut bergerak ke temperarur yang Iebih rendah, semakin besar perbedaan temperatur yang diberkan maka semakin besar pula gaya yang di terima oleh partikel tersebut.

Thermophoretic force is the movement of particle causes an existence of force, which because of different temperature at surface of heat transfers because the force particles move to the lower temperature. This simulation is done to compare the result of simulation with expeximent. The software used for this simulation is Fluent 5.3. This simulation early by making model of research appliance x according to existing data that is using distance between plate equal to 4 cm 4.5 cm and 5 cm and different temperature used are 33°, 50° and 100° then analyze possibilities movement of particle effected by force besides the Thermophoretic force like buoyancy, Brownian, electrophoresis and SaEinan lih foree. Result of simulation shows the particle move to the lower temperature, greater of given different temperature hence is greater of foroe happen to ‘the panicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
S37765
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tambunan, David Januar
"Pervasive computing adalah sebuah konsep teknologi yang berbaur dengan lingkungan. Sistem yang mengimplementasikan pervasive computing akan dapat berinteraksi dengan user tanpa disadari oleh user tersebut, akan tetapi tetap dapat memenuhi kebutuhan user tersebut. Sistem yang demikian mempunyai beberapa karakteristik tertentu, yaitu mobile, embedded, dan invisible.
Skripsi ini bertujuan untuk merancang dan merealisasikan suatu sistem berbasis konsep pervasive computing. Sistem yang dinamakan SmartClass ini dapat membantu user yaitu dosen yang mengajar pada suatu kelas dalam hal identifikasi dosen tersebut. Sistem ini juga membantu dosen tersebut melakukan transfer file yang akan dipresentasikan saat itu serta mempersiapkan presentasi itu sendiri dengan cara aktivasi aplikasi presentasi serta aktivasi LCD Projector yang digunakan dalam presentasi. Semua hal tersebut dilakukan dengan meminimalisasi interaksi dengan dosen tersebut.
Sistem SmartClass memiliki tiga fungsi utama, yaitu identifikasi user, transfer file serta komunikasi dengan hardware. Identifikasi user dilakukan dengan cara mengidentifikasi MAC Address dari laptop yang dibawa oleh user. Transfer file dilakukan dengan bantuan Java networking, yaitu menggunakan metode stream socket.
Bahasa pemrograman Java juga digunakan untuk mengaktifkan aplikasi yang digunakan untuk membuka file yang telah ditransfer. Sedangkan komunikasi antara server dan hardware dilakukan dengan menggunakan media perantara kabel serial dan metode komunikasi RS-232C antara server dan hardware. Pengujian unjuk kerja sistem SmartClass dilakukan pada fungsi transfer file dari sistem ini.
Hasil pengujian menunjukkan suatu hubungan berbanding lurus antara waktu transfer file dengan ukuran dari file tersebut. Hasil pengujian juga menunjukkan bahwa waktu transfer suatu file untuk pertama kalinya cenderung lebih lama dibandingkan waktu transfer file yang sama untuk kedua kalinya."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2006
S40276
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Indra Januar
"Kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat akan menghasilkan emisi pencemar udara yaitu partikulat (PM10), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon (O3) yang berpotensi mencemari kualitas udara di Kota Pontianak. Hasil pemantauan kualitas udara ini berupa nilai Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU) yang berisikan nilai konsentrasi dari 5 macam parameter pencemar udara yaitu partikulat (PM10), karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon (O3). Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi antara lain dikarenakan proses konversi hutan dan lahan di beberapa daerah di Kalimantan Barat menjadi lahan perkebunan kelapa sawit serta pemahaman oleh masyarakat bahwa cara membakar hutan merupakan metode paling murah dalam melakukan pembersihan lahan (land clearing). Kebakaran hutan dan lahan dapat dideteksi dengan menggunakan teknologi penginderaan jarak jauh yaitu dengan melakukan pemantauan jumlah dan sebaran hotspot (titik panas) di wilayah Kalimantan Barat. Penelitian mengenai dampak kebakaran hutan dan lahan di Kalimantan Barat terhadap kualitas udara Kota Pontianak ini dimulai pada bulan Desember 2009 hingga bulan Mei 2010.
Hasil penelitian ini memperlihatkan bahwa semakin banyak jumlah hotspot (titik panas) yang terpantau berpengaruh terhadap kualitas udara di Kota Pontianak. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi seberapa besar dampak dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan terhadap kualitas udara Kota Pontianak antara lain adalah jarak hotspot dari Kota Pontianak, suhu, serta arah dan kecepatan angin. Penurunan kualitas udara Kota Pontianak sebagai akibat dari peristiwa kebakaran hutan dan lahan menyebabkan peningkatan jumlah penderita penyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA) dan gangguan saluran pernafasan lainnya. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa walaupun nilai ISPU harian termasuk ke dalam kategori baik-sedang, terdapat beberapa jam di hari tersebut yang termasuk ke dalam katergori tidak sehat dan peristiwa peningkatan konsentrasi polutan seringkali terjadi di malam hari.

Land and forest fire at West Borneo will emit carbon monoxide (CO), particulate (PM10), sulfur dioxide (SO2), nitrogen dioxide (NO2), and ozon (O3) which are potentially damage the air quality of Pontianak City. The monitoring result will be presented in air polluted standard index (ISPU) value. This index will contain the concentrating value from 5 different air polluting parameters like those that have been mentioned above. Most of land and forest fire caused by several things such as forest and land conversion process in some areas within West Borneo into coconut tree plantation, and the lack of understanding on how to do land clearing in a very cost effective way without burning the land and forest. Land and forest fire is able to be detected by far field identification technology like monitoring the amount and the spreaded hotspot of the burning area in West Borneo. The Research about the effect of land and forest fire at West Borneo to the air quality in Pontianak City was starting in December 2009 until May 2010.
This research result then shows that the amount of the detected hotspot area will directly correlated to the air quality of Pontianak City. The distance of the detected hotspot area from Pontianak City, the temperature, the wind speed and direction are a few factors that contributes on how bad the land and forest fire caused the air pollution in Pontianak City. The degradation of air quality in Pontianak City has also made the increasing of the people who suffer upper breathing channel infection (ISPA) and other similar diseases. The research also indicates that although the daily ISPU value is categorized in middle range between good and bad, there are several hours in a single day especially in the evening where the ISPU value will be in the unhealthy range."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2010
S50574
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Moch. Januar
"Diajukan sebuah model yang menjelaskan mekanisme pembentukan gerak pada protein berdasarkan interaksi-interaksi materi dengan menggunakan pen¬dekatan lagrangian dan perusakan simetri. Perubahan bentuk protein dan sumber non-linier yang disuntikan direpresentasikan oleh lagrangian boson dengan tambahan interaksi φ4 sebagai sumber gangguan. Metode path in¬tegral digunakan untuk menghitung sifat mekanika statistik-nya.

A model to describe the mechanism of conformational dynamics in protein based on matter interactions using lagrangian approach and imposing certain symmetry breaking is proposed. Both conformation changes of proteins and the injected non-linear sources are represented by the bosonic lagrangian with an additional φ4 interaction for the sources. The path integral method is used to calculate its statistical mechanic properties. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2011
S344
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sianipar, Januar
"Surging merupakan salah satu fenomena penting dalam proses pengeboran minyak. Surging merupakan tekanan tinggi yang terjadi saat casing atau pipa pengeboran drill string dimasukkan ke dalam sumur. Jika tekanan surging lebih tinggi dari tekanan formasi tanah akan menyebabkan lost circulation dan memunculkan ancaman terhadap safety dan lingkungan Surging dikendalikan oleh parameter reologi fluida pengeboran dan hidrolika.
Penelitian tentang karakteristik tekanan surging pada sumur pengeboran telah dilakukan dengan tujuan untuk memahami pengaruh reologi fluida dan kecepatan drill string Penelitian dilakukan dengan skala laboratorium dengan eksperimental setup berupa pipa akrilik berdiameter 54 mm dengan panjang 3 meter yang berfungsi sebagai lubang pengeboran dan pipa besi berdiameter 33 mm yang berfungsi sebagai sepanjang 3 meter yang berfungsi sebagai drill string. Tekanan pada dinding sumur diukur menggunakan pressure differential tranducer pada berbagai kecepatan drill string dan beberapa jenis fluida pengeboran. Fluida pengeboran yang digunakan adalah air dan campuran air dengan Bentonite dengan berbagai konsentrasi.
Hasil eksperimen menunjukkan bahwa reologi fluida pengeboran dan kecepatan drill string mempengaruhi tekanan surging Hasil pengukuran juga menunjukkan kesesuaian yang baik dengan model matematisnya. Dari penelitian didapatkan kesimpulan bahwa naiknya konsentrasi bentonite maupun kecepatan drill string menyebabkan tekanan surge yang dihasilkan juga akan semakin besar.

Surging is one of the important phenomena in process of oil drilling well. Surging is a high pressure that occurs when the casing or drill string is lowered or run into the well. If the surging pressure higher than formation pressure it will cause lost circulation and evoke a threat to safety and environment. Surging is controlled by parameter of drilling fluid rheology and hydraulics.
Research on the characteristics of surging pressure in drilling wells has been conducted in order to understand the influence of the fluid rheology and the speed of the drill string. The study was conducted by a laboratory scale experimental setup with a 54 mm diameter acrylic pipe with length of 3 meters which serves as drilling holes and 33 mm diameter steel pipe with length 3 meters which serves as the drill string. Pressure on the wall of the well was measured using a differential pressure transducer at various speed drill string and several type of drilling fluid The drilling fluid used is water and water mixed with Bentonite with various concentrations.
The experimental results showed that the drilling fluid rheology and the speed of the drill string affect surging pressure The measurement results also showed good agreement with mathematical models. From the study it was concluded that the increase in the concentration of Bentonite or speed drill string causes pressure surges generated will also be greater.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2013
S51717
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>