Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jihaz Haneen Hakiki
Abstrak :
ABSTRAK
Sindrom Koroner Akut SKA merupakan kondisi kegawatdaruratan akibat ketidakseimbangan antara kebutuhan oksigen miokardium dengan suplai darah yang dapat berakibat pada kematian. Penanganan SKA dengan intervensi koroner perkutan dapat meningkatkan kualitas hidup. Pedoman American Heart Association AHA merekomendasikan standar waktu ? 120 menit dari awal mula munculnya gejala hingga pasien tiba di rumah sakit yaitu. Namun masih ditemukan terjadinya keterlambatan prehospital. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan representasi gejala dengan keterlambatan prehospital pada pasien sindrom SKA. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode purposive sampling yang melibatkan sampel sebanyak 63 responden. Responden didominasi oleh lansia yang berusia 51-60 tahun, laki-laki, tingkat Pendidikan SMA. Hasil penelitian menunjukan ada hubungan antara representasi gejala yang meliputi tingkat nyeri p 0.001, kualitas nyeri p 0.01, dan lokasi nyeri p 0.032 dengan keterlambatan prehospital terkecuali gejala penyerta p 0.054. Perawat dianjurkan meningkatkan kompetensi dalam pengkajian gejala SKA dan pemberian edukasi. Sehingga dapat menurunkan angka keterlambatan prehospital.
ABSTRACT
Acute Coronary Syndrome ACS is an emergency condition due to an imbalance between the need for oxygen and the blood supply that can result in death. ACS with percutaneous coronary intervention may improve the quality of life. The American Heart Association ACCF AHA guidelines recommended is 120 minutes from onset symptoms until hospital arrived. for recording time standards when facing symptoms arrive at the hospital However, there is still a pre hospital delay. This study aimed to identify correlation of symptoms representation with pre hospital delay in patients with ACS symptoms. This crossectional study design is cross sectional of purposive sampling method involved 63 respondents. Respondents mostly 51 60 years old, men, and high school education level. The results showed there was a correlation symptoms factor representation including pain level p 0.001, pain quality p 0,01, and pain location p 0,032 except commorbid symptom p 0,054. Nurses recommended to improve their ability to assess ACS symptoms and provide proper health education to decrease educational the prehospital delays.
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jihaz Haneen Hakiki
Abstrak :
Efusi pleura merupakan kondisi terkumpulnya cairan didalam rongga pleura yang dapat berupa cairan eksudat dan transudat. Efusi pleura terjadi karena komplikasi dari penyakit yang menyertai. Selain itu dapat disebabkan juga karena penyakit infeksi maupun dan non infeksi. Masalah yang umum muncul pada efusi pleura adalah sesak napas dikarenakan penurunan ekspansi paru sebagai akibat penumpukan cairan di rongga pleura. Masalah keperawatan yang dapat ditegakkan yaitu pola napas tidak efektif. Karya Ilmiah Akhir ini memberikan gambaran tentang keefektifan pemberian posisi semi fowler terhadap penurunan sesak napas pada Tn. S dengan efusi pleura. Hasil evaluasi yang dilakukan selama empat hari menunjukkan penurunan sesak napas dan penurunan penggunaan otot bantu pernapasan pada Tn. S setelah diberikan posisi semi fowler. Posisi semi fowler mampu menurunkan upaya penggunaan alat bantu otot pernapasan. Posisi semi fowler dapat direkomendasikan untuk memaksimalkan ekspansi paru dan penurunan upaya penggunaan alat bantu otot pernapasan.
Pleural effusion is a condition of fluid accumulation in the pleural cavity which can be fluid exudate and transudate. Pleural effusion occurs because of complications from the accompanying disease. Besides that it is also caused by infectious and non-infectious diseases. A common problem in pleural effusion is shortness of breath due to decrease lung expansion as a result of accumulation of fluid in the pleural cavity. Nursing problems that can be enforced are ineffective breathing patterns. This paper provides an overview of the effectiveness of giving a semi fowler position to decrease shortness of breath in Mr. S pleural effusion. The results of semi fowler position intervention were decreasing in shortness of breath and in using of respiratory muscles in Mr. S. The semi fowler position is recommended to maximize lung expansion and to decrease the use of respiratory muscles.
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2019
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library