Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Kartika Diana Dewi
"Permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini adalah tentang pemakaian deepricastie dalam artikel jurnal sejarah Rusia. Ada berbagai macam bentuk deepricastie baik dari segi aspek, suffiks pembentuk, ataupun posisi yang digunakan dalam kalimat pada artikel jurnal sejarah Rusia. Tujuan penulisan ini adalah memaparkan bentuk deepricastie, dan menunjukkan proses pembentukannya, serta prosentase pemakaian bentuk deepricastie yang digunakan dalam artikel jurnal sejarah Rusia. Sumber data yang digunakan adalah jurnal sejarah Rusia Rodina sebanyak 4 edisi. yaitu bulan Februari, Maret, Mei, dan Juni 2006, khususnya artikel `Buletin Tanah Air'. Hasil analisis menunjukkan bahwa aspek deepricastie yang paling banyak digunakan dalam sumber data adalah aspek imperfektif yang berjumlah 52 kata dari total 75 kata dengan prosentase 69,4 %, sementara itu penggunaan aspek perfektif berjumlah 23 kata dari total 75 kata dengan prosentase 30.6 %. Posisi decpricastie di dalam kalimat yang paling banyak digunakan pada sumber data adalah di tengah kalimat dengan jumlah 63 kata dari total 75 kata dengan prosentase 84 %. scdangkan decpricastie dengan posisi di awal kalimat berjumlah 12 kata dengan prosentase 16 %. Posisi deepricastie di dalarn kalimat baik di awal maupun di tengah kalimat tidak mempengaruhi maknanya, penempatan ini hanya menggambarkan gaya penulisan masing-masing penulis deepricastie yang terdapat pada sumber data paling banyak dibentuk dengan bantuan suffiks /-ja/, yaitu berjumlah 52 kata dari total 75 kata dengan prosentase 69,4 %, sedangkan deepricastie yang dibentuk dengan bantuan suffiks /_vsi/ berjumlah 17 kata dari total 75 kata dengan prosentase 22,6 %, dan deepricastie yang dibentuk dengan bantuan suffiks /-vsi/ berjumlah 6 kata dari total 75 kata dengan prosentase 8 %. Sementara itu tidak terdapat deepricastie yang dibentuk dengan bantuan suffiks -a/-a/ dan suffiks /-si/ dalam sumber data. Dari hasil analisis pada bab 3 juga didapatkan 5 kalimat yang memiliki lebih dari satu deepricastie dalam satu kalimatnya. Hal ini terjadi pada kalimat majemuk."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2007
S14867
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Kartika Diana Dewi
"Program revitalisasi gerokan Pramuka yang telah digulirkan sejak 2006, belum mampu memberikan perubahan yang signifikan dalam gerakan Pramuka itu sendiri pada kenyataannya di lapangan. Hal ini dapat dilihat dari masih kurangnya minat para pemuda dan pellljar di Indonesia untuk aktif dalam kegiatan kepramukaan, walaupun secara tertulis jumlab anggota Pramuka adalah 16.374.299 orang. Fokus penelitian ini adalah posisi gerakan Pramuka di dalam benak stakeholders, dan strategi untuk mereposisi gerakan Pramuka sebagai wadah pengembangan kepemimpioan pemuda.
Berdasarka penelitian melalui pendekatan kualitatif dengan menggunakan teori Kriteria Positioning dan Alasan Reposisi oleh Hermawan Kertajaya (2004), diperoleh kesimpulan bahwa stakeholders memposisikan Gerakan Pramuka hanya sebagai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah ataupun di perguruan tinggi dan mereka meni!ai tidak ada kepentiogan bagi mereka untuk berpartisipasi aktif didalamnya. Gerakan Pramuka perlu melakukan reposisi dengau strategi PNU3P (!. Pasar. Perluas target pasar sarnpai pra siaga, fokus pasar Penegak dan Pandega pada basis pembioaan di masyarakat, 2. Nilai. Tarnbabkau nilai-nilai modernisme, 3. Unggul. Tunjukkan keunggulan dengan membuat tagline, 4. Unik. Tunjukkan keunikan, 5. Ubah. Lakukan perubahan pada atribut dan buat positioning statement yang menarik6. Promosi. Lakukan promosi melalui keJja sama dengan berbagai pihak).

The scout revitalization program which has been done since 2006in realityhas not yet given a significant change for the scout movement itself. This fact can be seen from the declining of interest of the youth and students in Indonesia to actively take a part in the scout activities; yet, it is claimed that there are 16. 374.299 members of Indonesia scout The focus of this research is the position of scout in stakeholders' perspective, and the strategy to reposition the scout movement as a media of youth leadership development Based on the research conducted in qualitative approach by using Positioning Criteria and Reposition Reasons Theory by Hem1awan Kertajaya (2004).
It is concluded that the stakeholders position scout movement only as an extracurricular activity at school or university, and they think that there is no importance for them to be actively involved in it The scout movement needs to do a reposition by applying PNU3P strategy (I. Pasar- Market; Enlarge the market target up to pre- 'siaga'' focus on "penegak" and "pandega" in educational base within society; 2. Nilai -Value; add the modernism ·values; 3. Unggul- Strong, show the streng by making a tagline; 4. Unik - Unique, demonstrate the uniqueness; 5. Ubah - Change, make changes on the attributes and create an interesting positioning statement; 6. Promosi - Promotion. do promotion through cooperation with other stakeholders).
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2010
T33500
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library