Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 26 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Endah Kumala Dewi
"Dalam penelitian ini yang menjadi masalah adalah mengetahui pengetahuan dan persepsi pengemudi terhadap pencemaran udara di kota Semarang saat ini dan mengetahui perilaku pencegahan yang dilakukan pengemudi angkutan kota Semarang terhadap pencemaran udara.
Tujuan penelitian adalah diperolehnya informasi tentang perilaku pencegahan terhadap pencemaran udara oleh pengemudi angkutan kota dan bus umum, dan hubungannya dengan persepsi dan pengetahuan mereka terhadap pencemaran udara. Hipotesisnya adalah hipotesisi nol, yaitu tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan dengan pengetahuan mengenai pencemaran udara, dan tidak ada hubungan antara perilaku pencegahan dengan persepsi terhadap pencemaran udara.
Desain penelitian adalah cross-sectional dengan populasi pengemudi angkutan kota Semarang dan sampelnya kelompok supir angkutan dan. supir bus. Sampling adalah purposive dan accidental. Instrumen penelitian adalah kuesioner. Analisis datanya adalah univariat dan uji chi-square untuk bivariat. Hasil penelitian diperoleh bahwa hipotesis nol terbukti.
Simpulan dalam penelitian ini adalah responden menganggap pencemaran udara belum merupakan masalah yang membahayakan kehidupan mereka, karena mereka tidak memahami dampak pencemaran udara bagi kesehatannya. Sehingga perilaku yang terbentuk lebih bertujuan pada perawatan/pemeliharaan kondisi mesin dan belum mengarah pada pencegahan pencemaran udara. Saran dalam penelitian ini adalah diperlukannya suatu kampanye untuk menggugah kesadaran masyarakat mengenai dampak dan resiko pencemaran udara bagi masyarakat terutama pengemudi angkutan. Disamping itu, kontrol untuk merawat/memelihara kinerja mesin perlu ditingkatkan dan dipantau oleh pemilik atau pengemudi sendiri dan petugas yang berwenang.

Relationship between the Knowledge and Perception of Public Transportation Driver to Motor Car Air Pollution in Semarang with Its Preventive Behavior on 1996The problem statement of this study is exploring the knowledge and perception of public transportation driver about air pollution caused by motor car in Semarang and its preventive behavior.
The research purpose of this study is behavior analysis of public transportation driver for air pollution prevention related to their knowledge and perception. The nule hypotesis of the study is no relation between preventive behavior with the knowledge and perception of motor car air pollution.
The survey design is cross sectional analysis, using public transportation driver in Semarang as population, and bus driver and mini-station driver as the sample. The research use questionnaire as instrument. The data is analyzed using univariat and chi-square test for bivariat. The result show that the nule hypothesis is solved.
The conclusion is the effect of air pollution do not a trouble problem at the current time for the public transportation driver, because they do not know the impact of air pollution to their health condition. The behavior of car maintenance do not purpose for air pollution prevention yet. The research suggest a regular campaign from local government for creating society awareness about the impact and risk of motor car air pollution, especially for the driver. Besides that the control performance of motor car machine maintenance should be improved and monitored by the car owner or the driver and the government official.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1997
T1423
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratih Kumala Dewi
"Penggunaan biomassa alga hijau untuk menyerap logam berat merupakan alternatif pemecahan masalah penanganan pencemaran logam berat di lingkungan perairan. Pada penelitian ini dipelajari karakterisasi penggunaan biomassa alga hijau hasil budidaya Scenedesmus sp. yang diperoleh dari Situ Agatis Universitas Indonesia setelah dimodifikasi dengan EDTA sebagai biosorben ion logam kadmium(II) untuk memperbanyak sisi aktif pada alga sehingga akan diperoleh persen teradsorpsi yang meningkat. Hasil penelitian menunjukkan pH optimum biosorpsi adalah pH 5 dan waktu kontaknya 60 menit dengan konsentrasi optimum sebesar 20 mg/L. Kapasitas maksimum biosorpsi alga hijau Scenedesmus sp. untuk alga termodifikasi EDTA sebesar 0,254 mmol/g dan untuk alga tanpa modifikasi sebesar 0,575 mmol/g. Persen recovery maksimum, yakni 57,89% didapat pada konsentrasi asam HNO3 3M dengan waktu kontak 120 menit. Hasil persamaan isoterm Freundlich diperoleh nilai ketetapan (n) sebesar 1,383 untuk alga termodifikasi EDTA Scenedesmus sp. dan 1,033 untuk alga Scenedesmus sp. tanpa modifikasi EDTA dan nilai ketetapan (k) 0,962 untuk alga termodifikasi EDTA Scenedesmus sp. dan 0,018 untuk alga Scenedesmus sp. tanpa modifikasi EDTA"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2009
S30531
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jo Kumala Dewi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas perubahan fungsi kelenteng sebagai organisasi institusi religi Cina dalam komunitas Indonesia. Cina fungsi religius kelenteng adalah tempat melakukan ibadah pemujaan agama, kepercayaan dan adat istiadat Cina. Sedang fungsi di Pada mulanya, sosialnya adalah sarana penyatuan komunitas Cina di Indonesia dan sarana sosialisasi nilai budaya Cina. sebagai Perubahan fungsi kelenteng ditandai dengan terdapatnya perubahan status menjadi Vihara dan terorganisirnya kelenteng dalam struktur formal lembaga keagamaan. Perubahan cenderung dipengaruhi faktor eksternal, aplikasi kebijaksanaan asimilasi pemerintah. Sedang kondisi terjadinya perubahan secara internal, adalah konberupa pradisi komunitas Cina di Indonesia, yang telah mampu beradaptasi dengan nilai nilai Tampaknya perubahan masyarakat setempat, yang terjadi adalah ubahan yang dipaksakan imposed change, reaksi adaptif kelenteng yang terbatas pada tingkat permukaan suatu perterlihat dari luar saja, sebagai tindakan penyesuaian politis untuk tetap dapat bertahan. Fungsi ataupun sebagian tempat keramat, yang kini lebih menonjol bagi komunitas WNI pribumi Cina adalah kelenteng sebagai memohon petunjuk praktis dalam menghadapi kebutuhan sehari hari, melalui sistem ramalan versi Cina, dan melalui medium dengan kekuatan mistik. Dan kini dengan status sebagai Yayasan sosial fungsi sosial yang tampak menonjol adalah pendidikan, kesehatan, perkawinan dan kematian, derung bermotif ekonomi. keagamaan, kegiatan yang cen Fungsi religius kelenteng, walau tidak secara total berubah, menunjukkan gejala perubahan ke arah fungsi religius. Sedangkan perubahan fungsi yang non sosial sebagai sarana penyatuan komunitas Cina, diwarnai adanya perubahan dasar kepentingan dalam penyatuannya, dilandasi oleh'motif ekonomi. yang secara dominan Dan sebagai sarana sasi nilai budaya Cina, menjadi lebih terbatas sosialiruang lingkupnya. Sementara itu, dengan beberapa modifikasi luar kelenteng, fungsi manifes dan laten sebagai si institusi religi Cina, sebagian besar bentuk organisamasih relevan berjalan dalam komunitas Cina di Indonesia."
1990
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krishtina Kumala Dewi
"Agar dapat merespon permintaan pelanggan secara cepat perlu disiapkan sejumlah persediaan yang cukup besar, supaya tersedia pada saat dibutuhkan Penelitian ini mengembangkan model penjadwalan yang terdiri dari dua model. Model satu bertujuan melakukan penjadwalan untuk pemenuhan due date pada lingkungan Job Shop Paralel. Model dua bertujuan melakukan penjadwalan untuk penentuan due date. Pada sistem Job Shop Pararel dinamis yang memproses multi-item berstruktur multi-level, berdasarkan kinerja kualitas pada lingkungan produksi Just In Time (JIT). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan mundur (backward approach) untuk pemenuhan due date dan pendekatan random untuk penentuan due date serta menggunakan metode Tabu Search dengan kriteria minimasi total actual flow time dengan memperhatikan tingkat cacat (defect rate) yang terjadi pada setiap tahapan proses yang dilalui. Peningkatan jumlah item dan jumlah level akan memberikan peningkatan jumlah alternatif jadwal yang berdampak pada CPU time yang diperlukan untuk mendapatkan solusi yang dapat memberikan total actual flow time yang minimum, namun dalam penelitian ini hanya terjadi untuk satu level multi item saja. Untuk dua level dan seterusnya tidak memberikan alternatif jadwal yang bervariasi untuk tingkatan item maupun level. Hal ini disebabkan karena inisialisasi solusi tetangga, panjang tabu list dan jumlah iterasi yang ditetapkan diawal membuat pencarian solusi berhenti di titik lokal optimum.

In order to response the demand from customer quickly, it needs to have a large size of inventory. This research developes two scheduling model. The first models is to fulfill the due date in the paralel job shop manufacturing and the second is to make the due date itself. In the dynamic paralel job shop system which is produce the multi item structured by multi level, according to the quality performance in the just in time manufacturing. The research uses the backward approach to fulfill the due date and the random approach to make the due date using Tabu Search Method which objective is to minimize total actual flow time concern on defect rate. The increase of item and level affect the increase of scheduling alternatif and cpu time, but in this research it only happens for one level and multi item. For two level and so on it doesn?t give any varians scheduling alternative for level or item invrease. It might becuase of the inisialisasion of neighboor, the lenght of tabu list and iteration which made in the beginning and it makes the solution stop at the optimum local search. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
T30456
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Kumala Dewi
"Berbicara mengenai pergaulan remaja biasanya tidak lepas dari kegiatan-kegiatan yang dilakukan bersama teman sebaya, misalnya pesta-pesta, sekedar berkumpul bersama teman, bermain musik, berolahraga dan lain-lain. Pergaulan remaja juga sering dikaitkan dengan dimulainya hubungan pertemanan dengan lawan jenis dan meningkat pada hubungan pacaran atau kencan. Hampir semua remaja, dari keluarga kaya maupun miskin, mengalami hal serupa ini.
Kini muncul dan berkembang suatu istilah yang disebut dengan begaul. Istilah tersebut memberikan pengertian bahwa dalam pergaulan di lingkungan remaja terdapat remaja yang tergolong anak gaul' dan bukan anak gaul. Begaul kini menjadi sebuah fenomena khas remaja Jakarta di era tahun '90-an, yang artinya tidak hanya mempunyai banyak teman dan melakukan kegiatan bersama tetapi juga menyangkut gaya hidup yang cenderung konsumtif dan materialistis. Mereka yang tergolong sebagai anak gaul biasanya memang berasal dari keluarga golongan ekonomi menengah atas dan sering menjadi sorotan negatif masyarakat.
Menurut Andersson (1969) para tokoh pendidikan sejak lama telah mengemukakan bahwa seluruh proses sosialisasi merupakan proses pendidikan: Havighurst dan Neugarten (1957) menyebut keluarga dan peer group sebagai suatu lingkungan belajar, dan Sjostrand (1967) berpendapat bahwa sekolah hanya mencakup sebagian kecil dari proses pendidikan yang terjadi dalam masyarakat.
Menurut Lewin, perilaku remaja yang begitu mementingkan peer group disebabkan oleh keadaan remaja yang berada pada periode transisi di mana mereka mengubah group membership (Lewin dalam Rice, 1990).
Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana konsep begaul menurut remaja dan bagaimana gambaran budaya remaja Jakarta. Konsep adalah ciri-ciri penting dari suatu obyek atau peristiwa tertentu dan aturan-aturan yang menghubungkan ciri-ciri im (Solso, 1979). Konsep begaul mencakup pemahaman seseorang tentang apa yang menjadi ciri-ciri atau unsur begaul tersebut, termasuk definisi, tujuan, manfaat dan kerugiannya.
Subyek penelitian adalah remaja berusia 15-18 tahun yang tinggal di Jakarta minimal selama 1 tahun, dengan jumlah 102 orang. Pelaksanaannya dengan membagikan kuesioner secara insidental dengan porsi yang seimbang antara remaja Iaki-laki dan perempuan. Berdasarkan data yang diperoleh, penulis mengolahnya dengan teknik analisis kuantitatif berupa persentase dan teknik analisis kualitatif yaitu dengan melakukan teknik content analysis, dengan cara menganalisis dan menggolong-golongkan isi hasil jawaban subyek.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep begaul meliputi unsur-unsur seperti sosialisasi, informasi, hura-hura, dan friendship. Gambaran budaya remaja yang terdiri dari unsur material dan non material menunjukkan adanya ciri khas pada remaja Jakarta yang dapat membedakannya dengan remaja yang tinggal di kota-kota lain di Indonesia.
Dalam diskusi, hasil penelitian ini dikaitkan dengan tugas perkembangan yang harus dipenuhi oleh remaja (Havighurst, 1972 dalam Rice, 1990) dan penelitian-penelitian mengenai konformitas pada remaja.
Saran yang dapat dilakukan untuk penelitian berikutnya adalah menggunakan alat pengumpul data berupa wawancara terstruktur dan observasi agar dapat lebih mudah melakukan probing mengenai hal-hal yang masih belum jelas dan masih ingin ditanyakan lebih lanjut. Penulis juga menyarankan untuk melakukan penyebaran yang merata dari setiap wilayah Jakarta supaya dapat sekaligus memperoleh data perbandingannya. Teori mengenai popularitas pada masa remaja ternyata juga dibutuhkan untuk membahasnya lebih dalam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Kumala Dewi
"Keberadaan NGO Anti Narkoba merupakan langkah nyata akan insiatif dan sikap pro aktif masyarakat terbadap upaya Drug Demand Reduction - mengurangi pennintaan terhadap narkoba. Kehadiran YCAB sebagai NGO Anti Narkoba yang memiliki fokus di bidang Pencegahan Primer (Primary Prevention) merupakan langkah progresif untuk melengkapi upaya-upaya penanganan narkoba yang bersifat represif (lewat penanganan hukum) dan rehabilitatif (penyembuhan ketergantungan narkoba). Upaya pencegahan narkoba pada dasamya terbagi menjadi tiga jenis yaitu Pencegahan Pnmer (Primary Prevention), Pencegahan Sekunder (Secondary Prevention) dan Pencegahan Tertier (Tertiary Prevention). Untuk Pencegahan Sekunder dan Teitier lebih mengaiah kepada mdividu-mdividu yang sudah menggunakan narkoba, dan upaya ini sudah banyak dilalnilfan lewat panti-panti rehabilitasi atau klinik ketergantungan narkoba. Sedangkan YCAB 'bermain" di wilayah Pencegahan Primer atau lebih dikenal sebagai Pencegahan Dini dimana upaya tersebut ditujukan bagi individu-individu yang belum pemah menggunakan narkoba. Untuk mendukung upaya tersebut YCAB melakukan Kampanye Anti Narkoba kepada dua target utamanya yaitu Basis Sekolah dan Basis Komunitas. Sebagai organisasi YCAB tidak terlepas dari pengaruh lingkungannya (umum dan khusus). Untuk menghadapi gejolak dan ketidakpastian lingkungan organisasinya tersebut YCAB menerapkan beberapa strategi bagi masing-masing elemen lingkungannya. Skripsi ini berusaha untuk menggambarkan strategi-strategi internal dan ekstenal yang diimplementasikan untuk mengelola ketidakpastian lingkungan yang dihadapi YCAB. Secara garis besar YCAB menerapkan dua strategi utama dalam menjalankan Kampanye Anti Narkoba, yaitu Networking strategy dan Campaigning strategy. Analisa studi ini menggunakan teori-teori yang terdapat dalam Sosiologi Organisasi. Pendekatan yang digunakan adalah kualitatif, dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara mendalam (depth interview) teriiadap 8 (delapan) orang anggota YCAB. Kesulitan YCAB dalam menjalankan Kampanye Anti Naikoba di bidang Pencegahan Primer ini disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya adalah keterbatasan sumber daya manusia, keterbatasan waktu untuk menjangkau seluas-luasnya rakyat Indonesia, masih minimnya kesadaian publik untuk berpartisipasi secara sukarela terhadap kegiatan ini dan keterbatasa dana pendukung kegiatan tersebut."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S16222
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sofi Kumala Dewi
"Latar Belakang. Di Indonesia pamquat tergolong ke dalam pestisida terbatas dalam hal pemakaiannya, pada praktek di lapangan tidak ada pengawasan yang ketat terhadap penggunaan paraquar. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prevalensi gangguan paru restriksi dan keluhan pernapasan pada pekerja penyemprot, intensitas pajanan paraquat pada pekerja penyemprot, hubungan antara karakteristik demografi/pekerjaan dengan gangguan pada restriksi dan keluhan pernapasan.
Metode. Disain potong lintang untuk mengetahui prevalensi gangguan pam restriksi dan keluhan pernapasan. Pcngumpulan data dengan kuesioner, wawancara, pemeriksaan fisis, dan spirometri.
Hasil. Jumlah responden adalah 138 orang, prevalensi gangguan pada restriksi sebesar 7,24% dan prevalensi keluhan saluran pernapasan pada penelitian ini ditemukan sebesar l5,22%. Ditemukan hubungan yang bermakna antara masa kerja dengan gangguan pada restriksi (Cl 95% l,l I-73,l2), respondcn dengan masa kerja 213 bulan memiiiki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan.
Kesimpulan. Terdapat hubungan asosiasi kuat antara masa kerja dengan gangguan paru restriksi, responden dcngun masa kerja 213 bulan memiliki risiko 9 kali mengalami gangguan pada restriksi dibandingkan dengan responden dengan masa kerja < 13 bulan dan terdapat pajanan dengan intensitas tinggi di semua responden dengan skor 24.

Objective of study. In Indonesia, paraquar was used as pesticide, but practically in field, there is no sufficient supervision in way or dose the use of it. This study was conducted to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints, intensity of exposure par-aqua! at spraymen and relationship between characteristic worker's demographic and restriction of lung function and breathing complaints.
Method. This study used cross sectional design to get the prevalence of restriction of lung function and breathing complaints in sprayrnen of palm oil plantation. The location of study is palm oil plantation at South Kalimantan, on January-July 2011. I used primary data collected by questionnaire and interview. The collected data was demographic data, a11d educational background, historical job, physical examination, and spirometry examination. Variable independent analyzed were sosiodemographic characteristic (age, sex, education, nutritional status, smoking behavior, exercise behavior), and job characteristic (tenure, spraymen, respirator personal protection equipment, worker sertification, and management system).
Result. The respondent were 138, with prevalence of restrictive lung disorder 7,24% and no obstructive lung disorder. Complaints of respiration tract in this study was l5,22%. In this study, I find relationship between tenure and restrictive lung disorder (CI 95% l,,l-73,l2), respondent with tenure after 13 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months.
Conclusion. This study found strong association between tenure and restrictive lung disorder. Respondent with tenure after I3 months have 9 times fold risk than respondent with tenure before 13 months and the intensity exposure of paraquar was high with score 24 in all respondent.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2011
T32887
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Praptiwi Kumala Dewi
"ABSTRAK
Penelitian ini dilatarbelakangi oleh fungsi humas pemerintah sebagai jembatan
penghubung antara pemerintah dengan publiknya. Humas menggunakan media
humas sebagai alat penyampai pesan terkait dengan kebijakan maupun peraturan
untuk mencapai tujuan program komunikasi yang telah dirancang. Tujuan dari
penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh media humas
terhadap tujuan program komunikasi melalui hipotesis.
Penelitian ini menggunakan metode proporsional simple random sampling.
Sampel dari populasi dalam penelitian ini adalah publik eksternal yang merupakan
pemohon dokumen sertifikasi sebanyak 97 orang yang berada di lingkungan
kantor pelayanan UPT BBKP Tanjung Priok. Metode pengumpulan data yang
digunakan adalah data primer melalui kuisioner dan juga data sekunder dari arsip
atau dokumen. Penelitian ini menggunakan analisa kuantitatif, dengan
menggunakan korelasi product moment, analisa regresi, uji t dan uji F. Hipotesis
yang diuji dalam penelitian ini terdiri atas 21 hipotesis. Dengan menggunakan
teknik pengolahan dan analisa data, penelitian ini menemukan hubungan yang
positif dan berpengaruh antara media humas dengan tujuan program komunikasi.
Media humas yang berpengaruh secara signifikan terhadap tujuan program
komunikasi adalah identitas lembaga, broadcast media dan internet.

ABSTRACT
This research is motivated by the government's public relations function as a
mediator between the government and the public. Public Relations using the
media as a public relations tool messenger associated with policies and
regulations to achieve the purpose of the communication program that has been
designed. The purpose of this study was to determine how the media influences
public relations program for the purpose of communication through hypothesis.
The aim of this research is to find out how the effect of public relations against
program purposes of communication those hypotheses.
The method of this research is proportional simple random sampling. The
population and sample in this research is the external public as the applicant's
certification documents as much as 97 people who were officer Environment
Ministry UPT BBKP Tanjung Priok. And the data used are the primary by
questionnaire and also the secondary from archive or document. This research was
quantitative analysis, using correlation product moment analysis of regression, ttest
and F-test. There were 21 hypothesis tested in this study. By using the
techniques of processing and data analysis, the study found a positive relationship
between the public relation media with the purpose of communications program.
Media public relations influential significantly against program purposes
communication is the identity institutions, a broadcast media and the internet."
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35849
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Kumala Dewi
"ABSTRAK
PT MEDCO E&P Indonesia merupakan sebuah industri eksplorasi dan
pengolahan minyak bumi. Dimana salah satu risiko kebakaran dan ledakan berada
pada tangki penyimpanan crude oil karena menyimpan material flammable dalam
jumlah besar. Untuk itu sebagai dasar upaya pengendalian diperlukan suatu
penilaian risiko kebakaran dan ledakan pada tangki penyimpanan ini. Penilaian
risiko ini dilakukan pada tangki penyimpanan minyak crude oil di stasiun kaji
Rimau Asset. Penelitian ini bertujuan untuk menilai risiko kebakaran dan ledakan
pada tangki penyimpanan crude oil dengan menggunakan salah satu metode
penilaian risiko yakni Dow’s Fire and Explosion Index. Hasil penelitian
menunjukkan besar potensi kebakaran dan ledakan masuk dalam klasifikasi
tingkat intermediate dengan nilai F&EI 121, 6 untuk tangki 10.000 bbls dan
115,05 untuk tangki 5.000 bbls. Area pajanan jika terjadi kebakaran dan ledakan
adalah 39, 37 m dengan luas area pajanan 4867 m2 untuk tangki 10.000 bbls dan
35, 24 m dengan luas area pajanan 3899, 43 m2 untuk tangki 5.000 bbls. Nilai
daerah pajanan untuk masing-masing tangki adalah sebesar Rp. 1. 501.583.700
untuk tangki ABJ-407 dan ABJ-408, serta Rp. 906.937.990 untuk ABJ-406.
Faktor Kerusakan untuk tangki 10.000 bbls adalah 66 % sedangkan untuk tangki
5.000 bbls 64 %. Hal ini menyebabkan nilai kerugian dasar untuk tangki ABJ-407
dan ABJ-408 sebesar Rp. 991.045.242, serta ABJ-406 sebesar Rp. 580.440.314.
Faktor pengurang kerugian untuk semua tangki crude oil adalah 0,48, untuk itu
didapat nilai kerugian yang sebenarnya sebesar Rp.475.701. 716, 2 untuk tangki
ABJ-407 serta ABJ-408 dan Rp 278.611.350, 7 untuk ABJ-406. Untuk perkiraan
hari kerja yang hilang maka didapatkan sebanyak 6 hari untuk tangki ABJ-407
dan ABJ-408, sedangkan untuk ABJ-406 adalah 5 hari . Besar interupsi bisnis jika
terjadi kebakaran dan ledakan pada tangki crude oil adalah Rp. 26.963.318.320
untuk tangki 10.000 bbls dan Rp. 11.234.715.970 untuk tangki 5.000 bbls.
Dengan melakukan pengoptimalan pengendalian risiko maka nilai potensi
kebakaran dan ledakan menjadi klasifikasi tingkat light.

ABSTRACT
PT Medco E & P Indonesia is an industry of petroleum exploration and
processing. Where one of the risk of fires and explosions are on crude oil storage
tank for storing flammable materials in large quantities. So that, as the basis to
control efforts, required an assessment of risk of fire and explosion in this storage
tank. Risk assessment conducted on crude oil storage tanks at the station studied
Rimau Asset. This study aims to assess the risk of fire and explosion on a crude
oil storage tank by using one of the methods of risk assessment that is Dow's Fire
and Explosion Index. The results of this assesment show the potential of fire and
explosion clasified at intermediate level with a value of F & EI 121, 6 for tank
10,000 bbls and 115.05 for the tank of 5000 bbls. The radius of exposure if there’s
an incident of fire and explosion are 39, 37 with the Area exposure 4867 m2 for
10.000 bbls tank and 35, 24 m with the area of exposure 3899,43 m2 for 5.000
bbls crude oil tank. The exposure value for each tank was Rp. 1. 501.583.700 for
the tank and ABJ ABJ-407-408, and Rp. 906.937.990 for the ABJ-406. Damage
factor for 10,000 bbls tank is 66% while for the tank 5000 bbls of 64%. This
causes the the base maximum probable property damage for ABJ-407-408 are
Rp. 991.045.242, and ABJ-406 is Rp. 580.440.314. Loss control credit factor for
all the crude oil tanks are 0,48, so the Actual Maximum Probable Property
Damage are Rp.475.701. 716, 2 for ABJ ABJ-407-408 and Rp 278.611.350, 7
for ABJ-406. For estimates of working days lost then gained as much as 6 days
for ABJ ABJ-407 and 408 tank, whereas for the ABJ-406 is 5 days. Large
business interruption in case of fire and explosion in crude oil tank is Rp.
26,963,318,320 for 10,000 bbls tank and Rp. 11.234.715.970 for 5000 bbls tank.
By doing optimalization of risk control, so the value of potential fire and
explosion index become light classification."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2011
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Alit Kumala Dewi
"ABSTRACT
Indonesia merupakan negara penghasil teh terbesar kelima setelah India, China, Srilanka dan Kenya. Di samping manfaat kesehatan dari teh, kesegaran, cita rasa dan aromanya yang khas, terdapat pula nilai-nilai kebersamaan, kekerabatan dll. Masyarakat yang memiliki insting bisnis atau kewirausahaan serta tanggap terhadap perkembangan jaman akan memanfaatkan pengetahuan budaya tersebut untuk membuat media-media yang berkaitan dengan teh, yang diharapkan mampu membawa pesan makna budaya, nilai-nilai, norma-norma dan kepercayaan yang dikomunikasikan secara simbolik. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan bagaimana peranan media dan teknologi pada perkembangan budaya minum teh. Media sangat berperan dalam perubahan pola tingkah laku dari masyarakat, sehingga kedudukan media dalam masyarakat sangatlah penting. Peran penting media dan kemampuan teknologi informasi dan komunikasi memungkinkan manusia untuk saling berhubungan dan memenuhi kebutuhan mereka akan informasi hampir tanpa batas, jarak, waktu, jumlah, kapasitas, kecepatan dan sebagainya."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 JSRD 21: 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>