Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Leonard
"ABSTRAK
Latar Belakang setiap tahun, tidak kurang dari 5.000 remaja ditahan akibat
melakukan tindakan kriminalitas, dari yang ringan hingga berat. Lingkungan
tahanan merupakan lingkungan yang dipenuhi oleh paparan kekerasan dan
keterbatasan. Sementara bagi yang akan dibebaskan atau tahap reentry, situasinya
juga memiliki tantangan tersendiri. Hal-hal tersebut merupakan sesuatu yang
menyebabkan tingginya kerentanan anak didik Lapas terhadap kemunculan
distress. Di Amerika, 60.5% remaja yang ditahan dan berada pada tahap reentry
mengalami kesehatan mental kronis. Dari jumlah tersebut, sebagian besar
mengalami depresi dan gangguan cemas, seperti PTSD. Bentuk distress
psikologis yang umum ditemukan adalah kecemasan dan depresi. Distress tinggi
dapat menyebabkan beberapa gangguan, seperti perilaku merusak dan kesulitan
penyesuaian diri setelah bebas. Oleh karena itu, distress anak didik Lapas tahap
reentry perlu mendapatkan intervensi psikologis. Salah satu bentuk intervensi
yang efektif adalah Acceptance and Commitment Therapy (ACT). ACT bertujuan
mengubah bentuk hubungan individu dengan permasalahannya, bukan lagi
memandang sebagai simptom, namun sebagai suatu fenomena psikologis yang
wajar dan kemudian mengarahkan tindakan yang dimiliki kepada sesuatu yang
sifatnya lebih produktif. Metode Penelitian ini menggunakan one group-before
and after study design dan accidental sampling. Intervensi ini dilakukan sebanyak
6 sesi. Hasil Dua partisipan mengalami penurunan tingkat distress psikologi yang
diketahui melalui penurunan skor Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-25).
Semantara satu partisipan lainnya mengalami kenaikan tingkat distress psikologis.
Evaluasi kualitatif menunjukkan penurunan tingkat distress psikologis setelah
pelaksanaan intervensi. Kesimpulan ACT efektif dalam menurunkan tingkat
distress psikologis pada anak didik Lapas Tangerang. Hal ini terbukti terutama
melalui pengukuran secara kualitatif.

ABSTRACT
Background Each year, not less than 5,000 teenagers were arrested as a result of
criminal acts, from mild to severe. Prison is a high risk environment that is filled
by exposure to violence and limitations. As for who at reentry phase or freed
soon, the situation also has its own challenges. These things are something that
causes high susceptibility to the emergence of distress. In the U.S., 60.5% of
adolescents who were arrested and are at the stage of reentry experiencing chronic
mental health. Of these, most are experiencing depression and anxiety disorders,
such as PTSD. Common Forms of psychological distress are anxiety and
depression. High distress can cause several problems, such as conduct behavior
and adjustment difficulties after release. Therefore, distress at reentry youth
prisoner needs to get psychological intervention. One of intervention that
effective to treat psychological distress is Acceptance and Commitment Therapy
(ACT). ACT aims to change the shape of the individual's relationship with the
problems, no longer looked upon it as a symptom, but as a psychological
phenomenon that is reasonable and then direct the actions to something that is
more productive. Methods This study used a one-group before and after study
design and accidental sampling. The intervention was carried out for 6 sessions.
Results Two participants experienced a decrease in the level of psychological
distress is known through a reduction in Hopkins Symptom Checklist-25 (HSCL-
25) score. Moreover the other participants experienced an increase psychological
distress. Qualitative evaluation showed decreased levels of psychological distress
after the implementation of the intervention. Conclusion ACT is an effective
intervention in lowering the level of reentry youth prisoner’s psychological
distress at Lapas Anak Tangerang. This is evident primarily through qualitative
measurements."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
T42049
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard
"Manajemen Proyek adalah penerapan dari pengetahuan, keahlian, alat dan teknik bagi aktifitas proyek untuk memenuhi persyaratan proyek. Manajemen Proyek dicapai melalui penerapan dan integrasi dari proses manajemen proyek yang terdiri dari inisiasi, perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan pengendalian, dan penutupan. Masalah-masalah yang dapat dideskripsikan pada penelitian ini adalah mengacu pada PMBOK (Project Management Body of Knowledge) 2004, perencanaan di perusahaan konsultansi konstruksi tidak dilakukan dengan semestinya dan adanya proyek-proyek pada PT. X yang mempunyai kinerja waktu yang buruk karena pelaksanaan proyek yang di luar perencanaan.
Dari masalah diatas dapat disusun pertanyaan penelitian pada penelitian ini, yaitu bagaimana pengaruh proses perencanaan proyek yang mengacu pada PMBOK 2004 pada pekerjaan jasa konsultansi konstruksi terhadap kinerja waktu? Untuk memecahkan masalah, diadakan survei dengan menggunakan kuisioner, dan hasilnya akan diolah dengan analisa statistik deskriptif dan korelasi dengan menggunakan program SPSS. Hasil akhir yang didapatkan dari penelitian ini adalah proses perencanaan proyek pada pekerjaan jasa konsultansi konstruksi mempunyai pengaruh yang positif terhadap kinerja waktu.

Project management is the application of knowledge, skills, tools and techniques to project activities to meet project requirements. Project management is accomplished through the application and integration of the project management processes of initiating, planning, executing, monitoring and controlling, and closing. Problem that can be described on this research are point on PMBOK ( Project Management Body of Knowledge) 2004, planning process at construction consultant company is not done properly and marks the existance projects on PT. X that have poor time performance because of poor project execution.
Of problems upon can be arranged a research question on this research, which is how is project planning influence based on PMBOK 2004 on construction consulting services to time performance? To solve problem, arranged by survey by the use of questionnaire, and it?s result will be analyze with descriptive statistical analysis and correlation by the use of SPSS program. The result that is gotten from this research is project planning process on construction consultant company has positive influence to time performance.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2009
T26175
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard
"Ekuitas merek sebuah produk berdasarkan persepsi pelanggan sangat penting diketahui karena hal itu memberikan perhedaan tersendiri dnlam usaha persaingan, dan terhadap pemhangunan nilai merek serta keberhasilan pengelolaan merek. Pemhangunan nilai merek produk ritel SPBU di tengah meningkatnya jumlah merek behan bakar minyak SPBU global yang masuk ke industri minyak dan gas di Indonesia rnemiliki peran besar dalam menghadapi iklim persaingan yang semakin tinggi dan cepat seperti saat inL Ekuitas merek berhasis pelanggan (customer-based brand equity I CBBE) yang positif dapat membawa kepada pendapatan yang lebih besar, biaya yang lebih rendah, dan keuntungan yang Jebih besar dan pada akhirnya membawa kepada sustainable competitive advantage atau keunggulan daya saing lestari bagi perusahaan.
......Customer-Based Brand Equity of a product is critical to be recognized for il provides any differential effect in the framework cf competitiveness, and its contribution toward brand value establishment and also lo the success of managing a brand. The brand value development of station retail product in the mid of increasing amount of global branded fuel entering Indonesian oil and gas industry hold a great role to overcome higher and faster competitive market recently. Positive customer-based brand equity can lead to greater revenue. lower cost. and higher profit which finally deliver to sustainable competitive advantage to the company."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32367
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard
"Tujuan dari kebijakan pemeliharaan dapat diuraikan secara sederhana sebagai menjaga bangunan dalam kondisi baik untuk hampir semua komponen ekonomi. Menetapkan kondisi yang baik itu seperti apa dan bagaimana hal tersebut dapat dicapai merupakan hakekat dari kebijakan pemeliharaan. Pengetahuan mengenai bangunan dan pelaksanaan yang dibutuhkan mengarah pada tujuan dari program pemeliharaan dan keputusan-keputusan bagaimana banyak pekerjaan dapat dilaksanakan secara ekonomis. Secara historis, biaya kapital, jadwal, fungsilitas mendapatkan perhatian yang lebih selama tahap perencanaan dan pelaksanaan. Dalam banyak kasus, sedikit perhatian yang diberikan pada untuk karakteristik desain jangka panjang seperti kemudahan pemeliharaan, kepercayaan, kemudahan pengoperasian, dan faktor-faktor manusia seperti kemudahan dalam menjalankan fungsi pemeliharaan. Karena biaya efektif sebenarnya dari keseluruhan proyek adalah dayaguna dan biaya sepanjang usianya, biaya pemeliharaan adalah sebagian besar dari biaya operasi total dari seluruh fasilitas yang dibangun.
Penelitian ini difokuskan pada perencanaan pengelolaan bangunan gedung pada tahap pengoperasian dan pemeliharaan dengan bantuan program komputer sehingga pengambil keputusan dapat membuat kegiatan pemeliharaan bangunannya dengan optimal. Pada penelitian ini akan menganalisa data-data yang tersedia mengenai fasilitas-fasilitas yang umumnya terdapat di dalam suatu konstruksi bangunan gedung dan membuat program yang bertujuan untuk mempermudah perhitungan biaya operasi dan pemeliharaan dengan memakai bahasa program visual basic. Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan dapat menyajikan suatu program operasi dan pemeliharaan bangunan gedung yang dapat memberikan perkiraan waktu dan biaya pemeliharaan.
......The objective of maintenance policy may be simply stated as keeping buildings in appropriate condition by the most economic means. Establishing, in each instance, what is appropriate condition and how best it may be achieved is the substance of maintenance policy. Knowledge of the building and its required performance lead to determination of maintenance program and decisions on how the many tasks can most economically be undertaken. Historically, capital cost, schedule, and functionality have received emphasis during project design and construction. In many instances, less attention has been given to long-term design characteristics such as maintainability, reliability, operability, and human factors such as the ease of performing maintenance functions. Because the true cost-effectiveness of a capital project is its performance and cost throughout its life cycle, maintenance cost are a major part of total operating cost of all constructed facilities.
This research is focused on planning building management in operation and maintenance phase with computer program aid so the decision maker could make his building maintenance activities optimally. The research will analyze available data on facilities that generally exist in a building and build a computer program which aim is to make easy the operation and maintenance cost calculation using language program Visual Basic. The expected final result of the research is achieving an operation and maintenance program that include time and cost estimation."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S35431
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard A.S.
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1995
S48041
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Leonard
Little Road: Periplus, 1999
R 797.32 LEO s
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Andar Leonard
"Keberhasilan suatu proyek konstruksi, sangat tergantnng pada perencanaan yang teliti dan berkesinambungan. Salah satu pihak yang terlibat dalam perencanaan konstruksi adalah Quantity Surveying.
Dengan semakin berkembangnya teknologi semakin bertambah pula berbagai alternatif dalam perencanaan konstruksi, Dalam hal ini peranan Quantity Surveying akan menjadi semakin nyata terutama dalam perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu untuk bermacam-macam proyek konstruksi.
Dalam penelitian variabel-variabel dari proses perencanaan dan pengendalian biaya dan waktu oleh Quantity Surveying akan dibahas peranannya terhadap variabel kinerja. Variabel kinerja yang akan dibahas didalam penelitian ini adalah penyimpangan waktu dan biaya terhadap estimasi awal.
Penelitian ini dilakukan untuk merumuskan suatu mekanisme agar pemilik proyek dapat menyesuaikan usaha pengendalian biaya dan waktu berdasarkan kebutuhan proyeknya, terutama pengendalian perubahan-perubahan terhadap anggaran proyek Dengan adanya Quantity Surveying, maka pengendalian biaya dan waktu tersebut dapat mendukung manajemen proyek dalam peningkatan kinerja pelaksanaan konstruksi agar total biaya yang diperoleh optimum dan penyelesaian proyek tepat waktu.
Disamping hal tersebut diatas, dengan adanya Quantity Surveying, pengendalian biaya dan waktu dapat memberi kemudahan bagi pemilik proyek untuk memilih ataupun merancang pelaksanaan proyek yang seefektif mungkin, sehingga dapat diketahui sedini mungkin masalah yang paling berpotensi dalam mempengaruhi kinerja proyek berikut langkah-langkah perbaikan yang dilakukan agar proyek dapat diselesaikan dengan biaya optimum dan waktu penyelesaian sesuai dengan yang sudah direncanakan."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sirait, Leonard T.
"Multicarrier Code Division Multiple Access (muliticarrier CDMA) adalah suatu sistem hasil perpaduan dua teknologi, yaitu teknik akses spektrum sebar yang disebut Code Division Multiple Access (CDMA) dengan teknik modulasi pembawa jarnak (multicarrier) yang disebut Orrhogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM). CDMA melakukan akses pada frekuensi yang sama dan pada waktu yang bersamaan sehingga dapat menawarkan kapasitas yang besar. Sedangkan OFDM mentransmisikan aliran data serial dengan terlebih dahulu mengkonversi aliran data tersebut menjadi sub-sub aliran data parallel yang tumpang tindih dan orthogonal sehingga dapat menawarkan penggunaan bandwidth yang elisien dan tahan terhadap interferensi. Secara garis besar, multicarrier CDMA dibagi menjadi dua grup, yaitu multicxzrrier CDMA berdomain frekwensi yang disebut dengan MC-CDMA dan multicarrier berdomain waktu yang disebut MC-DS CDMA MC-CDMA dapat direalisasikan dengan mengglmakan transfonnasi Fourier. Untuk menj aga sifat orthogonalitas maka cyclic prefix (CP) ditambahkan pada pemancar dan cyclic preps: tersebut dihilangkan pada penerima. Penggunaan cyclic prefix akan mengurangi efisiensi penggunaan bandwith. Kebutuhan terhadap penambahan cyclic preyix dapat dihilangkan apabila transformasi Fourier diganti dengan transformasi wavelet tanpa mengurangi perfonnansi sistem MC-CDMA tersebut.
Tesis ini menganalisa kineija sistem MC-CDMA berbasis transformasi wavelet dibandingkan dengan transformasi Fourier. Kinerja sistem diukur dengan memperlihatkan bit error rate (BER). Kinerja sistem MC-CDMA dengan menggunakan transformasi wavelet lebih baik daripada kinerja MC-CDMA berbasis transformasi Fourier. Modulasi yang digunakan adalah modulasi M-ary orthogonal. Kanal yang dipergunakan adalah kanal AWGN dan kanal Rayleighfading 4 lintasan jamak.

Multicarrier Code Division Multiple Access (multicarrier CDMA) is an integration result of two technologies that is Code Division Multiple Access(CDMA), a spectral spectrum access technique with Othogonal Frequency Division Multiplexing (OFDM), a multicarrier modulation technique. CDMA offers higher capacity because it uses same frequency and time on its access method. On the other hand, OFDM transmits serial data flow by converting to its overlapping and orthogonal subs parallel data tlow offering ehicient and interference resistant bandwidth In general, multicarrier CDMA is divided into two groups, that is a frequency domain MC-CDMA and a time domain MC-DS-CDMA MC-CDMA can be perform using Fourier transformation. In order to keep its orthogonality, cyclic prefix (CP) is added on Transmitter and is removed on Receiver. Cyclic prefix will reduce bandwith efficiency. The need of cyclic prefix addition could be reduced without loosing MC-CDMA system performance if Fourier transformation is replaced by Wavelet transformation.
This thesis showed MC-CDMA system performance based on wavelet transfonnation compare to Fourier transformation. Performance of the system was measured to show bit error rate (BER). Performance of MC-CDMA system using wavelet transformation was much better than the one using Fourier transformation. Orthogonal M-ary was being used in this thesis. AWGN Channel and Fading Rayleigh Channel with 4 multipath were also being used.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2005
T16113
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marpaung, Leonard
"Sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam Konvensi Hukum Laut Internasional 1982 atau UNCLOS 1982 (United Nation Convention of the Law of the Sea), Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki wilayah perairan yang meliputi perairan pedalaman, laut territorial, zona tambahan, zona ekonomi eksklusif (ZEE), landas kontinen (LK), dan laut lepas. Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di dunia memiliki garis pantai yang sangat panjang dan berbatasan dengan sepuluh negara. Hal tersebut menyebabkan delimitasi batas maritim merupakan hal yang penting bagi Indonesia. Permasalahan delimitasi batas maritim Republik Indonesia dengan Malaysia bersumber dari ketidakjelasan batas-batas negara dan status suatu wilayah yang saling bertumpang tindih menurut versi masing-masing. Situasi inilah yang menjadi sumber konflik khususnya dalam penegakan hukum terhadap IUU Fishing dalam wilayah Overlapping terutama mengenai klaim yurisdiksi batas-batas maritimnya. Implikasi nyata dari belum selesainya batas maritim ini jelas akan menimbulkan permasalahan penegakan hukum di daerah overlapping claim. Permasalahan yang sering timbul ketika proses negosiasi delimitasi batas maritim sedang berlangsung adalah apabila terjadi pelanggaran ketentuan hukum nasional dari kedua negara, sehingga sering menimbulkan ketidak pastian hukum terkait siapa yang memiliki kewenangan untuk menegakkan ketentuan hukum nasional di perairan perbatasan yang belum ditentukan diantara kedua negara. Ketidakpastian tersebut sering berakibat pada penangkapan nelayan kedua negara. Terkait hal tersebut UNCLOS 1982 hanya memberikan kewajiban kepada kedua negara untuk membentuk pengaturan sementara di perairan perbatasan yang belum ditentukan untuk mencegah terjadinya konflik. Tesis ini lebih lanjut akan menganalisa mengenai bagaimana hukum nasional dan internasional serta praktek negara-negara terkait penegakan hukum di perairan perbatasan yang belum ditentukan.. Berdasarkan praktek negara dan hukum internasional penegakan hukum berdasarkan klaim unilateral di perairan perbatasan yang belum ditentukan (overlapping claim) dapat menimbulkan konflik dan memperlambat penyelesaian delimitasi batas maritim antara kedua negara.. Penyelesaian batas maritim tersebut dilakukan secara diplomasi melalui perundingan batas sesuai dengan UNCLOS 1982. Tesis ini akan memberi gambaran, menemukan fakta dan data baru serta meneliti tentang wilayah perairan overlapping dan menjelaskan status terakhir delimitasi batas maritim Indonesia dengan Malaysia dan bagaimana implementasi penegakan hukum terhadap IUU Fishing di area itu.

In accordance with the provisions of the United Nations Convention of the Law of the Sea (UNCLOS), Indonesia as an archipelagic state has a water area containing the internal waters, territorial sea, contiguous zone, exclusive economic zone (EEZ), Continental Shelf (CS), and high seas. Indonesia as the largest archipelagic country in the world has a very long coastline and is bordered by ten countries. This makes delimitation of the maritime boundary is genuinely important for Indonesia. The process of maritime boundary delimitation Indonesia between Malaysia often source from undefined borders and overlapping claim according to each countries version. The problem that often arises when the maritime boundary delimitation negotiation process is underway is if there is a violation of the provisions of the national law of both countries, which often leads to legal uncertainty over who has the authority to enforce national law provisions in the unresolved maritime boundary between the two countries. Such uncertainty often results in interception of violations occurring in undefined border waters by the two disputing countries. In this regard, UNCLOS only provides obligations to both countries to establish provisional arrangements in undefined border waters to prevent conflicts. This thesis will further analyze the national and international regulations as well as the practice of law enforcement both countries in overlapping claim waters. The completion of the maritime border diplomacy is conducted through the boundary negotiations in accordance with UNCLOS 1982. This paper will gives overview, to discover new facts and to researches about waters area in overlapping claim and to explain the latest status of Indonesian maritime boundary delimitation with Malaysia and to what extent the implementation of law enforcement in those areas."
Depok: Universitas Indonesia, 2019
T51928
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abraham Mosses Leonard
"Pertumbuhan konsumsi kopi di Indonesia didorong oleh konsumsi tinggi kopi di kalangan penggemar kopi muda dari Generasi Y dan Z, membuat Indonesia menjadi konsumen kopi nomor satu di Asia Tenggara. Karena tren ini terus membentuk perilaku konsumen, mengeksplorasi dampak dari keterlibatan pelanggan di dalam toko kopi ini menjadi penting. Oleh karena itu, studi ini bertujuan untuk menyelidiki bagaimana keterlibatan pelanggan mempengaruhi niat beli kembali dan word-of-mouth dalam toko kopi yang menggunakan konsep grab-and-go. Sebuah survei yang melibatkan 339 responden yang familiar dengan toko kopi grab-and-go dilakukan dan data dianalisa melalui Struktural Equation Modeling (SEM). Temuan ini mengungkapkan bahwa peningkatan keterlibatan pelanggan secara signifikan berkorelasi dengan peningkatan kemungkinan niat perilaku termasuk niat beli kembali dan word-of-mouth, yang juga termasuk E-WoM. Dalam industri toko kopi yang sangat kompetitif, hasil ini menekankan pentingnya memprioritaskan strategi keterlibatan pelanggan untuk toko grab-and-go.
......The growth of coffee consumption in Indonesia is driven by the high coffee consumption among young coffee enthusiasts from Generation Y and Z, making Indonesia the number one coffee consumer in Southeast Asia. As this trend continues to shape consumer behavior, exploring the impact of customer engagement within these coffee shop outlets becomes imperative. Therefore, this study aims to investigate how customer engagement influences repurchase intention and word-of-mouth within coffee shop outlets using the grab-and-go concept. A survey involving 339 respondents familiar with grab-and-go coffee shop outlets was conducted, analyzing data through Structural Equation Modeling (SEM). The findings reveal that heightened customer engagement significantly correlates with an increased likelihood of behavioral intention including repurchase intention and word-of-mouth, which also includes E-WoM. In a fiercely competitive coffee shop industry, these results underscore the importance of prioritizing customer engagement strategies for grab-and-go outlets."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8   >>