Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
Lilawati Kurnia
Abstrak :
ABSTRAK
Data das Fremde sangat populer dan dipakai dalam berbagai bidang penelitian di Jerman dalam kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Namun pengertian kata ini dalam hubungannya dengan hermeneutik interkultural dapat dipahami melalui metode yang dikembangkan oleh Wierlacher, Krusche, Michel, dan banyak lagi. Disertasi ini menggunakan dikotomi pengertian das Fremde dan das Eigene dalam menganalisis keempat novel Jerman yang dijadikan materi penelitian. Konflik-konflik yang dibangun dalam novel-novel ini diteliti berdasarkan dikotomi das Fremde dan das Eigene yang bersifat komplementer. Melalui analisis didapatkan gambaran citra-citra yang terbentuk. The Other atau das Fremde sudah menjadi konsep heuristis yang dikembangkan dan dipakai di luar Jerman dalam menginterpretasi fenomena-fenomena budaya yang terolah dalam diri the Self atau das.
2000
D1816
UI - Disertasi Membership Universitas Indonesia Library
Lilawati Kurnia
Abstrak :
Penulis skripsi bertujuan memberikan gambaran tentang Ostpolitik, salah satu kebijaksanaan politik luar negera. Republik Federal Jerman. Tema tersebut tidak diteliti dari sudut politik, akan tetapi lebih bersifat penggambaran sejarah yang diakronis. Melalui penelitian kepustakaan,penulis berusaha menguraikan perkembangan Ostpolitik yang telah dijalankan sejak masa Republik Weimar (1919-1933) sampai masa Willy Brandt (1969-1974). Hal ini diha_rapkan dapat memberikan gambaran tentang usaha-usaha pendekatan yang telah dijalankan oleh Jerman. Skripsi ini bertitik berat pada masa Willy Brandt, berdasarkan atas pertimbangan bahwa OstpOlitik masa ini telah berhasil dengan baik serta merupakan jalan keluar bagi masalah status quo Republik Federal Jerman. Disamping itu Repubublik Federal Jerman telah dapat ikut memberikan sum_bangan bagi politik perdamaian (detente) dengan menjalankan peranannya sebagai penengah antara kedua kekuasaan.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14742
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lilawati Kurnia
Jakarta: Pustaka Obor Indonesia, 2015
307.76 LIL k
Buku Teks Universitas Indonesia Library
Lilawati Kurnia
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperlihatkan bagaimana orang Jerman menghadapi permasalahan negara, nasion dan bangsa mereka sesudah Perang Dunia II dan sesudah penyatuan kembali Jerman. Orang Jerman yang berasal dari sate negara, satu nasion dan satu bangsa terpaksa menghadapi kenyataan bahwa mercka harus dipisahkan dalam dua negara Jerman: Republik Federal Jerman dan Republik Demokrasi Jarman. Keadaan ini tergambarkan dengan jelas pada puisi-puisi yang dijadikan korpus penelitian ini. Memang banyak sekali karya-karya sastra Jerman sesudah Perang Dunia II usai yang menyoal hal ini di semua genre. Namur, untuk penelitian kali ini dipilih puisi saja yang memang sangat disukai pada waktu itu karena bentuknya dan kepadatan isinya.
Setelah Jerman bersatu kembali di tahun 1990 maka persoalan yang sama muncul yaitu bagaimana orang Jerman dari mantan kedua negara Jerman menyikapi dan memberikan pendapatnya terhadap perubahan total ini. Mereka yang tumbuh dalam ideologi yang berbeda tiba-tiba bersatu kembali dan hares menerima bahwa sekarang mereka bemegara sate, bernasion satu, dan berbangsa satu. Dengan demikian, tema utama yang ada dalam puisi-puisi yang dijadikan korpus penelitian adalah Vergangenheits Bewalligung, atau penyelesaian dengan masa lalu.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian Universitas Indonesia Library
Lilawati Kurnia
Abstrak :
This essay examines manga, the japanese comic ?Master Cooking Boy? and inquires what the manga offers to the reader beside being a popular reading. This essay reviews the history of manga and its function in the Japanese culture. The paper unravels the theories of cultural studies such as hegemony and multiculturalism in the analyse of this manga. This paper discusses the wider horizon of manga as a field of hegemony discourse and multiculturalism. It opens the possibilities to analyse manga in a different perspective and shows how ideology can operates in the popular literature.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2006
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Lilawati Kurnia
Abstrak :
Europe has been interested in Indonesia for many centuries ago. The Dutch Government and the East-Indies Company (VOC), for example, already established the connection between Indonesian and German along with the colonization when the VOC brought the German Regiment to the islands of Indonesia. Nevertheless, this relationship was not in a friendly way but was the power one. German also adopted the domination of the colony by the Dutch. Bali as the foremost attraction for the Europe since the 19th century has become a place of destination to the western tourists in the 20th century. The transition of Balinese culture and people can be seen in every aspect. The novel Wayan zwischen Drogen und Dämonen shows how the Balinese in mid 20th century is influenced by the western culture and how they survive during the transition from tradition to modernity.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2006
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Lilawati Kurnia
Abstrak :
Seren Taun is a ritual ceremony and celebration, which is practiced in West Java by the Sundanese. It is similar to Thanksgiving in many countries. The village Cigugur, located 3 km west of Kuningan, is the focus of the paper, because the Seren Taun celebration there has been a major event and received a lot of attention from the media, government, and scholars. Many non-Javanese traditional celebrations were repressed during the Suharto era and traditional beliefs were either also repressed or co-opted into one of the five official religions. During the post-Suharto era, the spirit of reformation has brought diversity of more than 300 ethnic groups onto the surface. With the aim to preserve and maintain the tradition of Seren Taun, but as well as to preserve the identity and collective memory of the community, Djatikusumah, chairman of PACKU, has in these recent years developed several policies, concerning traditional art performances, buildings/sites used for ceremonies, and the batik motives that were taken from woodcarvings in the Paseban hall. This paper will explore the intersection between the role of Djatikusumah as an agency and the culture industry he invented.
Depok: University of Indonesia, Faculty of Humanities, 2014
pdf
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library