Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
Malihatur Rosyidah
"Kementerian Kesehatan Republik Indonesia memiliki peran yang besar dalam upaya pembangunan kesehatan yakni melalui perumusan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan di bidang kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan merupakan salah satu Direktorat Jenderal di bawah Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang membawahi Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian yang berperan dalam upaya peningkatan pelayanan kefarmasian yang terdiri atas Subdirektorat Farmasi Klinik, Farmasi Komunitas, Penggunaan Obat rasional dan Standardisasi. Pelayanan kefarmasian yang ideal dan merata di seluruh wilayah Indonesia perlu didukung dengan adanya suatu standar dan kebijakan yang merupakan peran dari Ditjen Binfar Alkes serta dukungan dari pelaksana pelayanan kefarmasian. Kegiatan PKPA dilaksanakan pada tanggal 15 - 26 Juli 2013 dengan tujuan mengetahui dan memahami peran apoteker di Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, khususnya di Direktorat Bina Pelayanan Kefarmasian beserta implementasinya. Salah satu implementasi dari kebijakan yang disusun oleh Dirjen Binfar Alkes yaitu evaluasi penggunaan antibiotik secara Defined Daily Dose (DDD) untuk meningkatkan kualitas terapi antibiotik di RSUP Fatmawati yang mengacu pada standard World Health Organization (WHO).
Ministry of Health of the Republic of Indonesia has a major role in the efforts of health development through the formulation, determination and implementation policies in scope of health. Directorate General of Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan is one of the General Directorate under the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, the Directorate General of Pharmaceutical Services play a role in efforts to improve pharmacy services consist of Sub-Directorate of Clinical Pharmacy, Community Pharmacy, Rational Drug Use, and Standardization. The ideal and equitable of pharmaceutical services throughout Indonesia requires the policies and standards which are the role of Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices and the support of the implementer of pharmacy services. Pharmacists Internship Program (PIP) was held on 15 to 26 July 2013 The Directorate of Pharmaceutical Services. The aim of PIP was to understanding the role of pharmacists in the Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices, particularly in the Directorate of Pharmaceutical Services and its implementation. One of the policies in implementation which had drawn up by the Directorate General of Pharmaceutical and Medical Devices was the use evaluation of antibiotics in Defined Daily Dose (DDD) to improve the quality of antibiotic therapy in RSUP Fatmawati refered to the World Health Organization (WHO) standard."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Malihatur Rosyidah
"Apotek merupakan sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukan praktek kefarmasian oleh apoteker. Tenaga kefarmasian mempunyai peranan penting karena terkait langsung dengan pemberian pelayanan, khususnya pelayanan kefarmasian yang meliputi pelayanan resep, promosi dan edukasi, serta pelayanan residensial (home care). Pelayanan kefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari obat ke pasien yang mengacu kepada Pharmaceutical Care. Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku agar dapat melaksanakan interaksi langsung dengan pasien maupun tenaga kesehatan lain. Kegiatan PKPA dilaksanakan pada tanggal 19 Juni – 16 Agustus 2013 di Apotek Atrika dengan tujuan untuk memahami tugas pokok, fungsi, dan peran apoteker serta melaksanakan kegiatan baik secara teknis kefarmasian maupun non teknis kefarmasian di apotek. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah menganalisis kesesuaian pola peresepan antituberkulosis yang terdapat di Apotek Atrika dengan Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis Kementerian Kesehatan RI tahun 2011 melalui skrining resep serta memahami peran aktif apoteker dalam pelayanan obat antituberkulosis di apotek.
Pharmacy (dispensary) is a pharmacy service facilities which carry out the pharmacy practice by a pharmacist. Pharmacy’s personnel have important role directly related to the delivery of services, particularly services included pharmacy prescription services, promotion and education, and residential services (home care). These days, pharmaceutical services had shifted its orientation from the drug oriented to patients oriented refer to Pharmaceutical Care. As a consequence, pharmacists are required to improve the knowledge, skills and behaviors in order to carry out a direct interaction with patients and other health professionals. Pharmacists Internship Program (PIP) activities held on June 19th to August 16th, 2013 in the Atrika Pharmacy to understand the basic tasks, functions, and role of the pharmacist as well as conducting both technical and non-technical pharmacy’s practical. The purpose of the specific task was to analyze the suitability of antituberculosis prescribing patterns in Atrika Pharmacy based on National Guidelines for Tuberculosis Control Ministry of Health 2011 through screening of prescriptions and understanding pharmacist’s role in the service of antituberculosis drugs in pharmacy."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Malihatur Rosyidah
"Rumah sakit merupakan salah satu dari sarana kesehatan dan rujukan pelayanan kesehatan dengan fungsi utama menyelenggarakan upaya kesehatan yang bersifat penyembuhan dan pemulihan bagi pasien. Pelayanan farmasi rumah sakit menjadi salah satu kegiatan di rumah sakit yang menunjang pelayanan kesehatan yang bermutu. Apoteker di rumah sakit memiliki peran dalam manajemen pengelolaan perbekalan farmasi dan farmasi klinis. Dalam menjalankan peran tersebut, apoteker tidak hanya memerlukan ilmu pengetahuan farmasi namun juga keterampilan dan kemampuan komunikasi yang baik. Praktek Kerja Profesi Apoteker (PKPA) dilakukan pada tanggal 02 September - 25 Oktober 2013 di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati guna memahami peran dan tanggung jawab apoteker pada tiap bagian yang melibatkan apoteker di RSUP Fatmawati diantaranya Instalasi farmasi Rumah Sakit (IFRS) dan Tim Farmasi dan Terapi (TFT) serta memberi gambaran dan implementasi pelaksanan tugas apoteker di Rumah Sakit. Sedangkan tujuan dari tugas khusus adalah menyusun daftar label obat sediaan topikal RSUP Fatmawati bagi tenaga kefarmasian di RSUP sebagai acuan untuk pemberian label sediaan obat yang terdapat di RSUP fatmawati.
Hospital is one of the health facilities and referral health services with the main function conducting health efforts which are healing and recovery for the patient. Pharmacy services in hospital is one of the activities that support hospital quality health services. Pharmacists in hospitals have important role in the management of pharmaceuticals and clinical pharmacy, therefore the pharmacist not only requires pharmaceutical science but also and good communication skills. Pharmacists Internship Program (PIP) held on September 2th to October 25th, 2013 at Fatmawati General Center Hospital to understand the roles and responsibilities of pharmacists in each section involving pharmacists such as The Hospital Pharmacy (IFRS) or the Pharmacy and Therapeutics Team (TFT) and gave the description about conduction and implementation pharmacist tasks in the hospital. The purpose of the specific task was to develop a list of topical preparations drug labels for pharmacy’s personnel as a reference for the preparation of drug labeling in Fatmawati General Center Hospital."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library