Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhamad Arifin
"Komposit polimer epoksi berpenguat serat gelas (GFRP) merupakan salah satu material yang dewasa ini sangat populer, karena nilai ekonomis dan kehandalan nya. Aplikasi GFRP pada lingkungan bawah air, menyebabkan terjadinya proses wet curing yang dapat mempengaruhi sifat mekanik.
Penelitian ini membahas faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kinerja dari material GFRP dan daya rekat komposit tersebut dengan logam, faktor-faktor tersebut diantaranya seperti durasi curing, temperatur dan salinitas. Komposit GFRP dengan dua tipe hardener yaitu poliamin dan siklikamin dimanufaktur dengan menggunakan metode hand lay-up. Spesimen GFRP selanjutnya dengan variasi durasi curing 12, 24 dan 48 jam dimanufaktur pada lingkungan udara, air laut dan air distilat dengan temperatur dan salinitas yang berbeda. Kemudian dilakukan pengujian tarik, tekuk dan impak serta uji kekuatan bonding dan pengamatan SEM.
Dari hasil penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa GFRP dengan hardener poliamin gagal membuat ikatan crosslink pada proses wet curing, sedangkan dengan hardener siklikamin crosslink berhasil terbentuk, nilai karakteristik sifat mekanik pada proses wet curing sedikit menurun dibandingkan dengan proses dry curing, seperti hasil uji tarik menurun sebesar 10% dan uji daya rekat sambungan logam dengan komposit turun sebesar 16%. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan uji coba dilapangan.

Glass Fiber Reinforced Polymer (GFRP) is very popular among other material due to its economic value and reliability. As an application to subsea pipeline, the main challenge of GFRP is the process of wet curing which is required by epoxy composite to form a strong bonding of cross link in subsea environment and consequently can effect mechanical properties.
This study evaluated the factors that might affect the performance of epoxy composite material and its bonding to metal, i.e. curing duration, temperature, and salinity. GFRP composite with two different types of hardener which are polyamine and cyclic amine were manufactured by hand lay-up method. Then, the specimens were manufactured in atmospheric, sea water, and distillation water with different variables such as 12, 24, and 48 hours curing time; temperature; and salinity. Then, the specimens were tested for their tensile, flexural, impact, and bonding strength. The last, observation of fracture appearance was done by SEM.
Result of the study, concluded that GFRP with polyamine hardener was failed to create cross link on wet curing process while the one with cyclic amine hardener successfully created cross link. However, the mechanical characteristic was a bit lower, such as the tensile strength decreased to 10% and the adhesion strength of the bonding decreased to 16%. For the future, this study can be investigated by field testing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53062
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Arifin
"Pada masa pemerintahan Presiden Soeharto pengelolaan sumber daya hutan berlangsung dengan pembangunan nasional dan pertumbuhan ekonomi sebagai kerangka utama. Sementara itu, masyarakat yang tinggal di dalam atau sekitar hutan memanfaatkan berbagai sumber daya hutan untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari. Persinggungan antara kedua hal tersebut memicu sebuah pertanyaan terkait bagaimana praktik mata pencaharian lokal berlangsung di Kampung Sangar pada saat itu. Melalui metode kualitatif dengan pendekatan etnografi, skripsi ini menunjukkan bahwa berbagai bentuk pengelolaan hutan di sekitar Kampung Sangar berdampak signifikan terhadap mata pencaharian lokal baik yang bersumber secara langsung dari ekosistem hutan maupun yang tidak. Lebih jauh, mata pencaharian lokal di Kampung Sangar secara dominan dipengaruhi oleh berbagai faktor determinasi eksternal seperti kebijakan negara, perubahan lingkungan ekologi, dan permintaan terhadap produk hasil hutan dari masyarakat sekitar.

During the New Order of President Soeharto the management of forest resources occurred with national development and economic growth as main framework. Meanwhile, the people who lives in and around the forest utilize various forest resources for their daily living needs. The interface between those statement above comes out with question on how the practices of local livelihood exist in Kampung Sangar in the meantime. Through qualitative method within ethnographic approach, this thesis shows that various forms of forest resource management around Kampung Sangar has significant impact to the local livelihood whether those are obtained directly from the forest ecosystem or not. Moreover, The local livelihood in Kampung Sangar dominantly influenced by various external determination factors such as state policies, agro-ecological changes, and demand to forest products from the people around.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2016
S64912
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library