Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
Pulungan, Muhammad Fahri
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis aksesibilitas Bus Rapid Transit (BRT) Transjakarta bagi penumpang dengan disabilitas pada koridor Sudirman-Thamrin, DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan induktif. Informan dalam penelitian ini adalah 10 orang penumpang BRT dengan disabilitas yang dipilih secara purposive sampling yang merupakan pengguna BRT dengan disabilitas yang menggunakan moda transportasi publik di DKI Jakarta dan pengguna lainnya. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah wawancara mendalam dan observasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa aksesibilitas BRT bagi penumpang dengan disabilitas pada koridor Sudirman-Thamrin di DKI Jakarta masih belum memadai. Hal ini terlihat dari beberapa aspek seperti fasilitas halte, gate, dan staf yang belum terampil dan ramah disabilitas. Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan fisik, layanan, kebijakan dan teknokogi dalam hal aksesibilitas BRT bagi penumpang dengan disabilitas koridor Sudirman-Thamrin, DKI Jakarta.
This study aims to analyze the accessibility of the Transjakarta Bus Rapid Transit (BRT) for passengers with disabilities on the Sudirman-Thamrin corridor, DKI Jakarta. This study uses a qualitative descriptive method with an inductive approach. Informants in this study were 10 BRT passengers with disabilities who were selected by purposive sampling who were BRT users with disabilities who used public transportation modes in DKI Jakarta and other users. Data collection techniques used were in-depth interviews and observation. The results of the study show that the accessibility of BRT for passengers with disabilities on the Sudirman-Thamrin corridor in DKI Jakarta is still inadequate. This can be seen from several aspects such as bus stop facilities, gates, and staff who are not skilled and are disabled friendly. Therefore, there is a need for physical, service, policy and technological improvements in terms of BRT accessibility for passengers with disabilities on the Sudirman-Thamrin corridor, DKI Jakarta."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Fahri
"
Background: Radical cystectomy (RC) is the gold standard for managing muscle-invasive high-grade bladder cancer. Post-RC urinary diversion (UD) remains controversial, with orthotopic neobladder and ileal conduit (IC) being the two primary options. Both techniques have distinct impacts on postoperative complications, quality of life, and patient outcomes.Method: A systematic review and meta-analysis were conducted using PRISMA guidelines, focusing on studies comparing orthotopic neobladder and IC in terms of postoperative complications such as urinary leakage, ileus, sepsis, anastomosis site stenosis, and urinary infections. A bibliographic search was performed on databases including PubMed and Cochrane Library. Data were analyzed using Review Manager 5.4 with random- and fixed-effect models based on heterogeneity levels.Results: Six studies were included. orthotopic neobladder was associated with a significantly higher risk of urinary leakage (P = 0.0004), while other complications (ileus, sepsis, anastomosis site stenosis, and urinary infections) showed no significant differences between ONB and IC groups. The heterogeneity varied across outcomes.Conclusion: This meta-analysis highlights a higher incidence of urinary leakage with orthotopic neobladder compared to IC, while other complications showed comparable outcomes. Further large-scale randomized trials are necessary to confirm these findings and establish the preferred urinary diversion method post-RC.
Latar Belakang: Radikal sistektomi (RC) merupakan baku emas dalam penanganan kanker kandung kemih invasif otot dengan derajat tinggi. Pilihan diversi urin pasca-RC masih menjadi perdebatan, dengan neobladder ortotopik dan ileal conduit (IC) sebagai dua opsi utama. Kedua teknik ini memiliki dampak yang berbeda dalam hal komplikasi pascaoperasi, kualitas hidup, dan luaran pasien.Metode: Tinjauan sistematis dan meta-analisis dilakukan berdasarkan pedoman PRISMA, dengan tujuan untuk membandingkan neobladder ortotopik dan IC terkait komplikasi pascaoperasi seperti kebocoran urin, ileus, sepsis, stenosis pada situs anastomosis, dan infeksi saluran kemih. Penelusuran literatur dilakukan pada basis data seperti PubMed dan Cochrane. Data dianalisis menggunakan Review Manager 5.4 dengan random atau fixed effect model berdasarkan tingkat heterogenitas.Hasil: Enam studi dimasukkan dalam penelitian ini. Neobladder ortotopik dikaitkan dengan risiko kebocoran urin yang lebih tinggi secara signifikan (P = 0.0004), sementara komplikasi lainnya (ileus, sepsis, stenosis pada situs anastomosis, dan infeksi saluran kemih) tidak menunjukkan perbedaan signifikan antara neobladder ortotopik dan IC. Tingkat heterogenitas bervariasi di antara hasil.Kesimpulan: Meta-analisis ini menunjukkan kejadian kebocoran urin yang lebih tinggi pada neobladder ortotopik dibandingkan IC, sementara komplikasi lainnya memiliki hasil yang sebanding. Penelitian acak berskala besar diperlukan untuk mengonfirmasi temuan ini dan menentukan metode diversi urin yang lebih disarankan pasca-RC."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
SP-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library