Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mutiara Aisha Maghfira
"Remaja rentan mengalami masalah kesehatan mental karena banyak perubahan yang terjadi di fase ini, serta berkaitan erat dengan kemampuan penyesuaian diri remaja dalam menghadapi tantangan. Fleksibilitas kognitif berperan penting dalam penyesuaian diri remaja dan menarik untuk dieksplorasi karena pemikiran remaja ditemukan unik dibandingkan dengan tahapan perkembangan lainnya. Penelitian sebelumnya juga menemukan hasil yang belum konsisten antara hubungan fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri di konteks yang berbeda, kemungkinan karena adanya faktor lain yang memediasi kaitan di antara keduanya, yaitu resiliensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran resiliensi sebagai mediator pada hubungan antara fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri remaja. Penelitian ini adalah penelitian cross-sectional, menggunakan instrumen Brief Adjustment Scale-6 (BASE-6) untuk mengukur penyesuaian diri, Cognitive Flexibility Inventory (CFI) untuk mengukur fleksibilitas kognitif, dan Resiliency Scales for Children and Adolescents (RSCA) untuk mengukur resiliensi. Partisipan dalam penelitian ini berjumlah 377 orang partisipan berusia 12─18 tahun. Hasil analisis mediasi menunjukkan bahwa resiliensi yang dilihat melalui sense of mastery dan emotional reactivity memediasi secara penuh hubungan antara fleksibilitas kognitif dan penyesuaian diri, sedangkan sense of relatedness memediasi secara sebagian hubungan antara keduanya. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar pengembangan intervensi berbasis resiliensi bagi remaja.
......Adolescence is a critical period marked by numerous changes, making it a vulnerable phase for mental health problems. The ability of adolescents to adjust and cope with the challenges they face is crucial for their overall well-being. One cognitive aspect that has been suggested to play a significant role in their adjustment is cognitive flexibility, which intriguing to explore because adolescents’ thinking is found to be unique compared to other developmental stages. However, previous research has yielded inconsistent findings regarding the direct relationship between cognitive flexibility and adjustment in various contexts. This may be due to the presence of mediating factors, such as resilience, which also plays a vital role in adolescents' adjustment. The present study aims to investigate the mediating role of resilience in the association between cognitive flexibility and adolescents’ adjustment. To achieve this, a cross-sectional research design was employed, utilizing three standardized instruments: the Brief Adjustment Scale-6 (BASE-6) to assess adolescent adaptation, the Cognitive Flexibility Inventory (CFI) to measure cognitive flexibility, and the Resiliency Scales for Children and Adolescents (RSCA) to evaluate resilience. A total of 377 participants, aged between 12 and 18 years, were recruited for this study. The results of the mediation analysis revealed that resilience, as observed through its components, namely, sense of mastery and emotional reactivity, fully mediated the relationship between cognitive flexibility and adolescent adaptation. Moreover, the sense of relatedness partially mediated this relationship. The study's implications lie in the potential development of targeted interventions based on resilience to promote positive adjustment among adolescents."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Aisha Maghfira
"ABSTRACT
Masa kanak-kanak awal merupakan periode penting untuk membiasakan perilaku makan anak. Konsep makanan merupakan prediktor utama keberhasilan rancangan intervensi perilaku makan, sehingga perlu diketahui konsep makanan pada anak usia prasekolah karena merupakan skema yang mendasari perilaku makan anak. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk melihat gambaran konsep makanan pada anak usia prasekolah 4-6 tahun ditinjau dari teori perkembangan kognitif Piaget. Empat orang partisipan menunjukkan karakteristik preoperational thought dalam menjelaskan pemahaman tentang makanan, yang mencakup tujuan dari makan, efek dari makanan tertentu, efek dari kuantitas makanan, efek dari diet yang tidak seimbang, serta jenis dan ciri makanan sehat serta tidak sehat. Wawancara dengan orang tua dan pengasuh menggambarkan social experience yang berperan dalam pembentukan konsep makanan, terdiri dari orang tua ibu dan ayah, anggota keluarga lain nenek dan kakek, pengasuh/asisten rumah tangga, sekolah, dan media.

ABSTRACT
Early childhood is a crucial period of life to promote childrens healthy eating habits. Since food concept is an important predictor of successful interventions of eating behavior, more knowledge is needed about food concept among preschool children children because it is a scheme that underlies eating behavior. This study used qualitative research to describe food concept on preschool children 4-6 years old based on Piagets theory of cognitive development. Four participants indicated characteristics of preoperational thought when explained food concept, covered five components of food purpose of eating, effects of specific food, effects of different quantities of food, effects of an unbalanced diet, types and feature of healthy and unhealthy food. The interview with parents and caregiver described social experience that play a role in the formation of childrens food concept, which is parents mother and father, another family members e.g grandmother and grandfather, housemaid, school, and media. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library