Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query
Nafayta Sekar Amalina
"Tocilizumab merupakan antibodi monoklonal yang bekerja dengan menginhibisi ikatan antara interleukin-6 (IL-6) dengan reseptornya. Pemberiannya pada pasien COVID-19 bertujuan untuk menekan dampak IL-6 terhadap inflamasi yang terjadi pada pasien COVID-19 derajat berat atau kritis yang dirawat di Intensive Care Unit (ICU). Pasien ICU umumnya memiliki kondisi yang berisiko tinggi terhadap terjadinya perburukan dan disertai penyakit penyerta sehingga membutuhkan terapi yang kompleks antara tocilizumab dengan obat-obatan lain. Penelitian ini bertujuan utuk menganalisis masalah terkait obat (MTO) tocilizumab pada pasien COVID-19 di ICU Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) tahun 2020-2021. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan desain penelitian cross-sectional. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diambil secara retrospektif dari resep dan rekam medis pasien. Klasifikasi MTO yang digunakan pada penelitian ini mengacu pada klasifikasi yang dibuat oleh Hepler dan Strand. Analisis dilakukan pada 50 pasien yang merupakan total sampel penelitian. Hasil dari analisis menunjukkan adanya MTO tocilizumab pada pasien COVID-19 di ICU RSUI sebanyak 52 kejadian dengan persentase potensi interaksi 86,27% dan reaksi obat tidak diinginkan 13,72%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terapi pengobatan pada pasien COVID-19 di ICU RSUI dengan tocilizumab pada tahun 2020-2021 menyebabkan masalah terkait obat dengan MTO yang terjadi berupa potensi interaksi obat dan reaksi obat tidak diinginkan.
Tocilizumab is a monoclonal antibody that inhibits interleukin-6 (IL-6) from its receptor. The administration to COVID-19 patients aims to suppress the impact of IL-6 to inflammation that occurs in severe COVID-19 patients in the Intensive Care Unit (ICU). ICU patients generally have conditions that are at higher risk of worsening and are followed by comorbidities that require complex therapy between tocilizumab and other drugs. This study aims to analyze the Drug-related Problems (DRP) of tocilizumab in COVID-19 patients in the ICU of Rumah Sakit Universitas Indonesia (RSUI) in 2020-2021. This study is a descriptive study with a cross-sectional study design. The data used in this study are secondary data taken retrospectively from prescriptions, and medical records. The DRP classification used in this study refers to the classification made by Hepler and Strand. Analysis was carried out on 50 patients which constituted the total sample of the study. The results of the analysis showed the presence of DRP of Tocilizumab in COVID-19 patients in the ICU RSUI as many as 52 events with the percentage of interactions is 86,27% and adverse drug reactions is 13,72%. Therefore, it can be concluded that tocilizumab as the treatment therapy for COVID-19 patients in the ICU RSUI in 2020-2021 experience DRP in drug interaction potentials and adverse drug reactions."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sistem imun yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sebanyak 11.100 pasien HIV pada periode April – Juni 2022, sebanyak 8.972 pasien mendapatkan pengobatan ARV. Hingga saat ini, penyakit HIV belum dapat disembuhkan. Namun, infeksi dan replikasi HIV masih dapat dicegah dengan obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama seumur hidup. Dengan demikian, perencanaan pengadaan obat ARV perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencegah kekosongan (stock out) agar tidak terjadi putus obat maupun kelebihan stok obat (overstock) dengan melakukan analisis terhadap pola peresepan obat ARV pada pasien ODHA di Rumah Sakit Universitas Indonesia, salah satunya menggunakan metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL). Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa pola peresepan obat ARV di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan melakukan perhitungan pengadaan maksimum dan minimum. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Januari - Maret 2023 yang diambil dari data gudang farmasi serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menerima obat ARV di RSUI periode Januari – Maret 2023 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 75% dan kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia dewasa dengan rentang usia 20- 60 tahun sebesar 79,17%. Selain itu, hasil perhitungan stok minimum dengan MMSL menunjukkan titik kapan untuk pemesanan ulang adalah pada rentang 2-66 tablet ARV dan hasil stok maksimal yang menunjukkan batas dari pemesanan adalah pada rentang 29-1.049 tablet ARV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects the immune system which causes a decrease in human immunity. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, out of 11.100 HIV patients in the April-June 2022 period, 8.972 patients received ARV treatment. HIV disease cannot be cured, but the replication can still be prevented with antiretroviral drugs (ARVs) which must be consumed by for a lifetime. Thus, planning for the procurement of ARV drugs needs to be implemented properly to prevent stock outs or overstock by conducting an analysis of the patterns of ARV drug prescribing in HIV patients at Rumah Sakit Universitas Indonesia with Minimum Maximum Stock Level (MMSL) method. The method used to compile this special assignment is a descriptive method to analyze patterns of prescription of ARV drugs at the University of Indonesia Hospital and to calculate the maximum and minimum procurement. The data was obtained retrospectively using drug use data from January - March 2023 which was taken from pharmaceutical warehouse data and literature study. The results showed that HIV patients who received ARV drugs at RSUI from January - March 2023 were more male by 75% and the largest age group was the adult age group with an age range of 20-60 years by 79.17%. The results of calculating the minimum stock with MMSL show the point when to reorder is in the range of 2-66 ARV tablets and the maximum stock results which show the limit of ordering is in the range of 29-1,049 ARV tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menginfeksi sistem imun yang menyebabkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Menurut Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, dari sebanyak 11.100 pasien HIV pada periode April – Juni 2022, sebanyak 8.972 pasien mendapatkan pengobatan ARV. Hingga saat ini, penyakit HIV belum dapat disembuhkan. Namun, infeksi dan replikasi HIV masih dapat dicegah dengan obat antiretroviral (ARV) yang harus dikonsumsi oleh orang dengan HIV/AIDS (ODHA) selama seumur hidup. Dengan demikian, perencanaan pengadaan obat ARV perlu dilaksanakan dengan baik untuk mencegah kekosongan (stock out) agar tidak terjadi putus obat maupun kelebihan stok obat (overstock) dengan melakukan analisis terhadap pola peresepan obat ARV pada pasien ODHA di Rumah Sakit Universitas Indonesia, salah satunya menggunakan metode Minimum Maximum Stock Level (MMSL). Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa pola peresepan obat ARV di Rumah Sakit Universitas Indonesia dan melakukan perhitungan pengadaan maksimum dan minimum. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat Rumah Sakit Universitas Indonesia periode Januari - Maret 2023 yang diambil dari data gudang farmasi serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien HIV yang menerima obat ARV di RSUI periode Januari – Maret 2023 lebih banyak berjenis kelamin laki-laki sebesar 75% dan kelompok usia terbanyak merupakan kelompok usia dewasa dengan rentang usia 20- 60 tahun sebesar 79,17%. Selain itu, hasil perhitungan stok minimum dengan MMSL menunjukkan titik kapan untuk pemesanan ulang adalah pada rentang 2-66 tablet ARV dan hasil stok maksimal yang menunjukkan batas dari pemesanan adalah pada rentang 29-1.049 tablet ARV.
Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that infects the immune system which causes a decrease in human immunity. According to the Ministry of Health of the Republic of Indonesia, out of 11.100 HIV patients in the April-June 2022 period, 8.972 patients received ARV treatment. HIV disease cannot be cured, but the replication can still be prevented with antiretroviral drugs (ARVs) which must be consumed by for a lifetime. Thus, planning for the procurement of ARV drugs needs to be implemented properly to prevent stock outs or overstock by conducting an analysis of the patterns of ARV drug prescribing in HIV patients at Rumah Sakit Universitas Indonesia with Minimum Maximum Stock Level (MMSL) method. The method used to compile this special assignment is a descriptive method to analyze patterns of prescription of ARV drugs at the University of Indonesia Hospital and to calculate the maximum and minimum procurement. The data was obtained retrospectively using drug use data from January - March 2023 which was taken from pharmaceutical warehouse data and literature study. The results showed that HIV patients who received ARV drugs at RSUI from January - March 2023 were more male by 75% and the largest age group was the adult age group with an age range of 20-60 years by 79.17%. The results of calculating the minimum stock with MMSL show the point when to reorder is in the range of 2-66 ARV tablets and the maximum stock results which show the limit of ordering is in the range of 29-1,049 ARV tablets."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Pelayanan kefarmasian merupakan proses pelayanan dengan tanggung jawab langsung kepada pasien yang berkaitan dengan sediaan farmasi dengan tujuan meningkatkan mutu kehidupan pasien. Pelayanan kefarmasian di Indonesia terbagi menjadi tiga ranah, yakni pelayanan kefarmasian di rumah sakit, apotek, dan puskesmas. Salah satu cakupan pelayanan farmasi klinik di apotek merupakan pengkajian resep. Kesalahan penulisan resep dapat menimbulkan masalah pengobatan (medication error) pada pasien, sehingga perlu dilakukan pengkajian resep. Tugas khusus ini disusun menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan studi literatur, observasi, dan pengkajian secara langsung terhadap resep dari Tn. H dan Ny. J di Apotek Kimia Farma 005 Cikini. Studi literatur dilakukan untuk melihat aspek telaah administrasi, farmasetika, dan klinis yang disesuaikan dengan Permenkes No. 73 Tahun 2016 tentang Standar Pelayanan Kefarmasian di Apotek. Berdasarkan pengkajian resep yang telah dilakukan, pengkajian resep terhadap resep pasien Tn. H dan Ny. J belum memenuhi aspek administratif tetapi memenuhi aspek farmasetika dan aspek klinis. Terdapat potensi interaksi dari penggunaan obat pasien Tn. H sehingga diperlukan pemantauan lebih lanjut.
Pharmaceutical service is a service process with direct responsibility to patients related to pharmaceutical preparations with the aim of improving the quality of life of patients. Pharmaceutical services in Indonesia are divided into three domains, namely pharmaceutical services in hospitals, pharmacies and health centers. One of the scope of clinical pharmacy services in pharmacies is prescription review. Error prescription writing can cause medication errors in patients, so it is necessary to review the prescription. This assignment was prepared using a qualitative method using literature studies, observation, and direct assessment of the recipe from Mr. H and Mrs. J at Apotek Kimia Farma 005 Cikini. A literature study was conducted to look at aspects of administration, pharmaceuticals, and clinical studies that were adjusted to Permenkes No. 73 of 2016 concerning Pharmaceutical Service Standards at Pharmacies. Based on the prescription review that has been carried out, the prescription review of the patient's prescription, Mr. H and Mrs. J has not fulfilled the administrative aspect but fulfills the pharmaceutical and clinical aspects. There is a potential for interactions with the patient's drug use. H so that further monitoring is needed."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Pedagang Besar Farmasi (PBF) merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan, penyimpanan, penyaluran obat dan/atau bahan obat dalam jumlah besar. Salah satu PBF yang ada di Indonesia adalah PT. Enseval Putera Megatrading (EPM) yang bergerak di bidang pendistribusian obat dan non-obat seperti alat kesehatan, vitamin, suplemen, dan barang-barang consumer. Salah satu entitas anak dari EPM yang baru didirikan adalah MosHub yang merupakan e-commerce digital enabler yang menyediakan layanan pengelolaan manajemen persediaan, pemenuhan pesanan, dan penjaminan produk sampai ke pelanggan. Sebagai perusahaan, penyusunan SOP yang mengatur aktivitas antara gudang cabang EPM dengan gudang MosHub perlu dibuat agar masing-masing personel terkait mengetahui peran dan posisinya, menjaga konsistensi proses kerja, mempermudah pengawasan dan evaluasi, serta meminimalisir adanya kesalahan dalam melakukan proses kerja antara gudang cabang EPM dengan gudang MosHub. Tugas khusus ini disusun menggunakan metode kualitatif dengan menggunakan studi literatur dan observasi secara langsung. Studi literatur dilakukan untuk melihat tata cara penyusunan SOP di perusahaan dan menyesuaikan dengan SOP-SOP yang sebelumnya telah diberlakukan di EPM. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyusunan SOP di EPM telah diatur secara lengkap melalui dokumen IK-QHS-MR-001 dan diperlukan penyusunan rancangan SOP terkait replenishment dari gudang cabang EPM ke gudang MosHub, rancangan SOP retur dari gudang MosHub ke gudang EPM, serta rancangan SOP pengiriman barang dari gudang MosHub ke pelanggan.
Pharmaceutical Wholesalers (PBF) are companies in the form of legal entities that have permitsfor the procurement, storage, distribution of drugs and/or medicinal ingredients in large quantities. One of the PBF in Indonesia is PT. Enseval Putera Megatrading (EPM), which is engaged in the distribution of drugs and non-drugs such as medical devices, vitamins, supplements and consumer goods. One of the newly established subsidiaries of EPM is MosHub, which is an e-commerce digital enabler that provides inventory management, order fulfillment, and product guarantee services to customers. As a company, the preparation of SOPs that regulate activities between EPM branch warehouses and MosHub warehouses needsto be made so that each related personnel knows their role and position, maintains consistency of work processes, facilitates monitoring and evaluation, and minimizes errors in carrying out work processes between EPM branch warehouses with MosHub repository. This special assignment was prepared using qualitative methods using literature studies and direct observation. A literature study was conducted to see the procedure for preparing SOPs in companies and adjusting them to the SOPs that had previously been implemented in EPM. The results showed that the preparation of SOPs at EPM had been completely regulated through the IK-QHS-MR-001 document and required the preparation of draft SOPs related toreplenishment from the EPM branch warehouse to the MosHub warehouse, draft SOP returns from the MosHub warehouse to the EPM warehouse, as well as draft shipping SOPs. goods from the MosHub warehouse to customers"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di puskesmas bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan sediaan yang efisien serta mutu pelayanan yang terkendali. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem untuk melakukan pengelolaan dalam perencanaan kebutuhan obat secara tepat. Dalam melakukan perencanaan kebutuhan obat, Puskesmas Kecamatan Duren Sawit sebagai salah satu puskesmas kecamatan di daerah Jakarta Timur perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti ketersediaan anggaran dan kapasitas ruangan penyimpanan. Terkait dengan ketersediaan anggaran, salah satu sistem perencanaan yang dapat digunakan adalah analisis dengan metode VEN yang mengelompokkan item obat berdasarkan manfaat setiap obat terhadap kesehatan sesuai kategori vital (V), esensial (E), dan non-esensial (N). Sistem perencanaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dalam menentukan prioritas perencanaan pengadaan obat. Kemudian, perlu dilakukan perhitungan perencanaan pengadaan menggunakan data konsumsi sebelumnya agar didapatkan hasil yang lebih akurat. Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa perencanaan obat berdasarkan metode VEN. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat dan stok akhir yang diambil dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bawa terdapat sebanyak 24 item obat (13,72%) yang termasuk kategori vital (V), 119 item obat (68,00%) kategori esensial (E), dan 26 item obat (18,28%) yang termasuk kategori non esensial (N) di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Selain itu, terdapat sebanyak 132 item obat non program yang harus dilakukan pengadaan pada tahun 2023 yang terdiri atas 11 item obat vital, 99 item obat esensial, dan 19 item obat non esensial.
as budget availability and storage room capacity. Regarding budget availability, one of the planning systems that can be used is analysis using the VEN method, which groups drug items based on the health benefits of each drug according to vital (V), essential (E), and non-essential (N) categories. This planning system can increase the efficiency of budget use in determining priority drug procurement planning. Then, it is necessary to calculate procurement planning using previous consumption data in order to obtain more accurate results. The method used to develop this special assignment is a descriptive method to analyze drug planning based on the VEN method. The data used were obtained retrospectively using data on drug use and final stock taken from Usage Reports and Drug Request Sheets (LPLPO) as well as a literature study. The results showed that there were 24 drug items (13.72%) belonging to the vital category (V), 119 drug items (68.00%) essential category (E), and 26 drug items (18.28%) which included nonessential category (N) at the Duren Sawit District Health Center. In addition, there are 132 nonprogram drug items that must be procured in 2023 consisting of 11 vital drug items, 99 essential drug items, and 19 non-essential drug items."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"Pengelolaan sediaan farmasi dan BMHP di puskesmas bertujuan untuk menjamin kelangsungan ketersediaan sediaan yang efisien serta mutu pelayanan yang terkendali. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu sistem untuk melakukan pengelolaan dalam perencanaan kebutuhan obat secara tepat. Dalam melakukan perencanaan kebutuhan obat, Puskesmas Kecamatan Duren Sawit sebagai salah satu puskesmas kecamatan di daerah Jakarta Timur perlu mempertimbangkan beberapa hal, seperti ketersediaan anggaran dan kapasitas ruangan penyimpanan. Terkait dengan ketersediaan anggaran, salah satu sistem perencanaan yang dapat digunakan adalah analisis dengan metode VEN yang mengelompokkan item obat berdasarkan manfaat setiap obat terhadap kesehatan sesuai kategori vital (V), esensial (E), dan non-esensial (N). Sistem perencanaan tersebut dapat meningkatkan efisiensi penggunaan anggaran dalam menentukan prioritas perencanaan pengadaan obat. Kemudian, perlu dilakukan perhitungan perencanaan pengadaan menggunakan data konsumsi sebelumnya agar didapatkan hasil yang lebih akurat. Metode yang dilakukan untuk menyusun tugas khusus ini adalah metode deskriptif untuk menganalisa perencanaan obat berdasarkan metode VEN. Data yang digunakan diperoleh secara retrospektif menggunakan data penggunaan obat dan stok akhir yang diambil dari Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) serta dilakukan studi literatur. Hasil penelitian menunjukkan bawa terdapat sebanyak 24 item obat (13,72%) yang termasuk kategori vital (V), 119 item obat (68,00%) kategori esensial (E), dan 26 item obat (18,28%) yang termasuk kategori non esensial (N) di Puskesmas Kecamatan Duren Sawit. Selain itu, terdapat sebanyak 132 item obat non program yang harus dilakukan pengadaan pada tahun 2023 yang terdiri atas 11 item obat vital, 99 item obat esensial, dan 19 item obat non esensial.
as budget availability and storage room capacity. Regarding budget availability, one of the planning systems that can be used is analysis using the VEN method, which groups drug items based on the health benefits of each drug according to vital (V), essential (E), and non-essential (N) categories. This planning system can increase the efficiency of budget use in determining priority drug procurement planning. Then, it is necessary to calculate procurement planning using previous consumption data in order to obtain more accurate results. The method used to develop this special assignment is a descriptive method to analyze drug planning based on the VEN method. The data used were obtained retrospectively using data on drug use and final stock taken from Usage Reports and Drug Request Sheets (LPLPO) as well as a literature study. The results showed that there were 24 drug items (13.72%) belonging to the vital category (V), 119 drug items (68.00%) essential category (E), and 26 drug items (18.28%) which included nonessential category (N) at the Duren Sawit District Health Center. In addition, there are 132 nonprogram drug items that must be procured in 2023 consisting of 11 vital drug items, 99 essential drug items, and 19 non-essential drug items."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library
Nafayta Sekar Amalina
"COPB mengatur seluruh aspek yang berkaitan dengan industri farmasi dan merupakan bagian dari manajemen mutu. Pengawasan secara menyeluruh terhadap seluruh aspek yang berkaitan dengan industri farmasi diperlukan demi menjamin kualitas produk sesuai dengan spesifikasi yang telah ditetapkan. Maka dari itu, peninjauan pada seluruh aspek perlu dilakukan, salah satunya dalam pemilihan dan kualifikasi vendor. Kualifikasi vendor merupakan suatu inspeksi dan penilaian yang dilakukan kepada vendor untuk memastikan bahwa vendor memiliki kualitas yang sesuai dengan standar yang telah ditetapkan oleh suatu industri farmasi. PT. Kalbio Global Medika (KGM) sebagai salah satu industri farmasi di Indonesia melakukan kualifikasi vendor kepada seluruh pemasok dengan tujuan utama sebagai upaya penjaminan kualitas mutu produk dengan memastikan bahwa vendor masuk ke dalam kriteria standar mutu yang ditetapkan oleh KGM. Tugas ini disusun menggunakan metode kualitatif dengan studi literatur terhadap pelaksanaan kualifikasi vendor di KGM dan dalam melakukan gap analysis antara aspek pada CPOB dengan proses kualifikasi vendor di KGM a. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan kualifikasi vendor di KGM telah diatur secara lengkap melalui salah satu SOP perusahaan. Selain itu, penyusunan jadwal kualifikasi vendor untuk tahun selanjutnya dilaksanakan pada Q4 di tahun sebelumnya dengan menyusun jadwal, penentuan prioritas untuk mempermudah proses seleksi vendor yang perlu segera dikualifikasi, serta dilaksanakan sesuai dengan peraturan BPOM yang dituangkan dalam CPOB 2018.
Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) regulates all aspects related to the pharmaceutical industry and is part of quality management. Overall supervision of all aspects related to the pharmaceutical industry is necessary to ensure product quality is in accordance with predetermined specifications. Therefore, it is necessary to review all aspects, one of which is the selection and qualification of vendors. Vendor qualification is an inspection and assessment carried out on vendors to ensure that vendors have quality according to standards set by a pharmaceutical industry. PT. Kalbio Global Medika (KGM) as one of the pharmaceutical industries in Indonesia conducts vendor qualifications for all suppliers with the main objective as an effort to guarantee product quality by ensuring that vendors meet the quality standard criteria set by KGM. This assignment was prepared using a qualitative method with a literature study on the implementation of vendor qualifications at KGM and in conducting a gap analysis between aspects of GMP and the vendor qualification process at KGM. The results of the study show that the implementation of vendor qualifications at KGM has been completely regulated through one of the company's SOPs. In addition, the preparation of a vendor qualification schedule for the following year was carried out in Q4 of the previous year by compiling a schedule, setting priorities to facilitate the vendor selection process that needed to be immediately qualified, and carried out in accordance with BPOM regulations as outlined in the CPOB."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas ndonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir Universitas Indonesia Library