Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nindya Putri
"ABSTRAK
Tesis ini membahas perlindungan upah bagi pekerja di Indonesia pasca berlakunya Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015. Kondisi pasar kerja yang timpang di Indonesia menyebabkan lemahnya posisi pekerja dalam perundingan upah. Untuk itu pemerintah berperan memberikan perlindungan melalui kebijakan pengupahan. Selanjutnya dibahas mengenai penerapan Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015, yang dikhususkan pada penetapan upah minimum dan struktur skala upah di perusahaan. Penelitian menggunakan metode penelitian normatif-empiris dengan mengkaji aspek perlindungan upah dalam pasal-pasal pada Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 dan penerapan ketentuan formula penetapan upah minimum dan struktur skala upah. Jenis data yang digunakan bersifat sekunder dari bahan hukum yang sifatnya perimer, sekunder dan tertier. Hasil dari penelitian memperlihatkan bahwa Peraturan Pemerintah No. 78 Tahun 2015 belum sempurna memenuhi aspek perlindungan upah pekerja dan dalam penerapannya belum secara maksimal dapat dilaksanakan.

ABSTRACT
This thesis discusses wage protection for workers in Indonesia after the enactment of Government Regulation number 78 year 2015. The unfair labor market conditions in Indonesia lead to weaker workers 39 position in wage negotiations. The government has a role in providing protection through wage policy. Further discussed of its implementation devoted to the determination of the minimum wage and structure and scale of wages. This Thesis used normative empiric research method in examining the aspects of wage protection in the articles on Government Regulation no. 78 of 2015 and the application of the provisions of the formula of minimum wage determination and wage scale structure. The result of the research showed that Government Regulation number 78 Year 2015 has not been perfectly fulfilling the wage protection aspect of the workers and in its implementation has not been maximally implemented."
2017
T48364
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Titah Nindya Putri
"Kurkumin merupakan senyawa bahan alam yang memiliki berbagai aktivitas biologis
seperti antiinflamasi dan antioksidan. Akan tetapi aplikasi klinis kurkumin masih belum
optimal karena profil farmakokinetiknya yang buruk seperti bioavaibilitas yang rendah,
metabolisme yang cepat, dan buruknya stabilitas kimia (Rajasekaran, 2011). Oleh
karena itu, untuk meningkatkan aktivitas farmakologi kurkumin, maka perlu dilakukan
modifikasi struktur kimia kurkumin. Pada penelitian ini dilakukan modifikasi struktur
kurkumin menjadi beberapa senyawa analog kurkumin monokarbonil asimetrik
(AKMA) (5a-f) dan AKMA yang tersubstitusi basa Mannich morfolin (7a-f) yang
diharapkan mampu meningkatkan aktivitas antiinflamasi dan antioksidan. Sintesis
dilakukan dalam 3 tahap. Tahap pertama dan kedua dilakukan dengan melibatkan reaksi
kondensasi Claisen-Schmidt, sedangkan tahap ketiga dengan reaksi Mannich.
Kemurnian setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan 3 diuji menggunakan Kromatografi
Lapis Tipis dan penetapan jarak lebur. Struktur setiap senyawa hasil sintesis tahap 2 dan
3 dianalisis menggunakan spektrofotometer FTIR, spektrometri 1H-NMR dan 13CNMR,
dan HR-MS. Setiap senyawa hasil sintesis ini terbukti memiliki aktivitas
antiinflamasi dan antioksidan, namun dengan aktivitas yang masih di bawah standard
dan senyawa pembanding. Senyawa 7c (IC50=25,26 μM) dan 7d (IC50=26,27 μM)
terbukti memiliki aktivitas yang hampir sama dengan standard Na-diklofenak
(IC50=20,35 μM) dan senyawa pembanding siklovalon (IC50= 22,38 μM). Selain itu,
senyawa 5d (IC50= 68,91 μM) terbukti memiliki aktivitas antioksidan yang hampir sama
dengan siklovalon (IC50= 72,04 μM). Substitusi basa Mannich morfolin pada senyawa
AKMA terbukti dapat meningkatkan aktivitas antiinflamasi, akan tetapi dapat
menurunkan aktivitas antioksidan

Curcumin is a natural active product that has various pharmacological activities such as
anti-inflammatory and antioxidant. However, the clinical application of curcumin is still
not optimal because of the poor pharmacokinetic profiles such as low bioavailability,
rapid metabolism, and poor chemical stability (Rajasekaran, 2011). Therefore, to
increase the curcumin pharmacological activity, it is necessary to modify the chemical
structure of curcumin. In this study, structure modification of cyclovalone into
asymmetric monocarbonyl analogs of curcumin (AMACs) (5a-f) and asymmetric
monocarbonyl analogs of curcumin substituted Mannich base of morpholine (7a-f) are
expected to enhance its anti-inflammatory and antioxidant activity. Synthesis was
conducted in 3 stages. The first and second stages were done by the Claisen-Schmidt
condensation reaction to obtain compound 5a-f, while the third stage was by the
Mannich reaction to obtain compound 7a-f. The purity of the synthesized compounds
were tested using Thin Layer Chromatography and determination of the melting range.
The synthesized compounds were characterized by FTIR, 1H-NMR, 13C-NMR, and HRMS.
All the synthesized compounds showed lower activity than symmetrical MAC,
cyclovalone. Compound 7c and 7d exhibited a potent anti‐inflammatory activity
(IC50=25,26 μM and 26,27 μM, respectively), which almost comparable to cyclovalone
(IC50=22,38 μM) and the standard diclofenac sodium (IC50=20,35 μM). All the
synthesized compounds showed lower antioxidant activity than the symmetrical MAC,
cyclovalone and quercetin. However, compound 5d showed antioxidant activity, which
is comparable to cyclovalone (IC50=72,04μM). The substitution of morpholine Mannich
base in AMACs has been shown to enhance anti-inflammatory activity, but may
decrease antioxidant activity."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2018
T51654
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elsadella Nindya Putri
"Lapangan “D” merupakan lapangan yang berada di Offshore Delta Mahakam, Cekungan Kutai. Lapangan ini memiliki dua sumur yaitu D-1 dan D-2, data seismik 3-D post-stack, serta data seismik partial stack yaitu near dan far. Berdasarkan data sumur, lapangan ini memiliki reservoir yang bersifat heterogen. Daerah interest pada lapangan ini dibatasi oleh horizon D Atas dan D Bawah. Dengan keadaan lapangan yang seperti ini maka metode yang dianggap tepat untuk melakukan evaluasi terhadap lapangan “D” adalah metode inversi geostatistik dimana metode ini akan menghasilkan gambaran yang lebih detail karena menggunakan pendekatan secara geostatistik dan dilakukan simulasi secara menerus dengan kombinasi metode SGS (Sequential Gaussian Simulastion) dan Bayesian. Dengan kata lain, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah mengkarakterisasi reservoir pada zona interest dan mendapatkan model bawah permukaannya dengan menggunakan inversi geostatistik serta membandingkan hasilnya dengan inversi deterministik. Dimana metodenya adalah melakukan inversi impedansi akustik dengan metode geostatistik dan deterministik. Setelah didapatkan penampang impedansi akustik dari metode geostatistik, impedansi akustik sumur dikorelasikan dengan porositas dan densitas  dimana dari korelasi ini didapatkan persamaan empirik yang digunakan untuk menyebarkan porositas dan densitas di penampang impedansi akustik hasil dari inversi geostatistik. Dari hasil inversi diketahui persebaran litologi dimana litologi di zona interest antara lain batu pasir dan shale yang bersifat random dengan sisipan limestone. Ketika membandingkan hasil inversi geostatistik dengan inversi deterministik, hasil inversi geostatistik menunjukkan lapisan yang lebih tipis dibandingkan dengan hasil inversi deterministik dan lebih mendekati secara geologi. Selain inversi, dilakukan analisa fluid factor dengan memanfaatkan data seismik partial-stack dan terlihat adanya amplitudo kuat di zona interest yang merupakan indikasi adanya hidrokarbon.

“D” field is located in the Offshore of Mahakam Delta, Kuta Basin. This field has two wells, namely D-1 and D-2, 3D seismic data post-stack, also partial-stack seismic data, near and far. Based on well data, this field has random reservoir. The area of interest in this field is limited by D Atas and D Bawah horizons. With this condition, the method that is considered appropriate for evaluating the “D” field is geostatistical inversion method. This method can produce more detailed model because it uses geostatistical approach and continuous simulation with combination of SGS (Sequential Gaussian Simulation) and Bayesian method. In other words, the purpose of this study is to characterize the reservoir in the interest zone and obtain the subsurface model using geostatistic inversion and compare the results with deterministic inversion. First, do inversion for acoustic impedance (deterministic and geostatistic) then correlated acoustic impedance of well log data with porosity and density. From this correlation, the empirical equation is used for distribute the porosity and density in the acoustic impedance section as the result of geostatistic inversion. From the inversion results, it is known that the lithology in the interest zone are sandstone and shale that are distributed randomly with interbedded limestone. The model from geostatistic inversion show thinner layers and closer geologically than the model from deterministic result. In addition, fluid factor is carried out by using partial-stack seismic data and shows strong amplitude in the interest zone which indicates the presence of hydrocarbon."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syarifah Azzurri Nindya Putri
"Gunung Api Krakatau merupakan salah satu gunung api aktif yang terbagi menjadi tiga periode letusan. Aktivitas vulkanik yang terjadi setelah letusan pembentuk kaldera pertama (diperkirakan sekitar abad ke-5) hingga letusan pembentuk kaldera kedua pada tahun 1883 termasuk dalam periode Krakatau Muda. Penelitian pada produk sebelum 1883 dilakukan pada lokasi penelitian Danan dan Pulau Rakata dengan total sampel berjumlah empat. Aktivitas vulkanisme yang terjadi pada 1883 membentuk kaldera dan mengakibatkan hilangnya Pulau Perbuatan dan sebagian Danan, sehingga penelitian pada produk sebelum 1883 terbilang sangat terbatas. Penelitian ini dilakukan melalui pendekatan petrologi, petrografi dan analisis geokimia dan kaitannya pada proses magmatisme periode Krakatau Muda. Periode Krakatau Muda menunjukkan karakteristik batuan berkomposisi mafik hingga felsik dengan jenis batuan basaltik hingga dasitik, dengan analisis geokimia batuan menunjukkan afinitas magma dalam seri kalk-alkali dan toleiitik, serta seri magma sub-alkali dengan seri K rendah hingga sedang dan evolusi magma yang berasal dari island arc. Analisis kimia mineral menunjukkan proses magmatisme yang terjadi di Krakatau Muda dipengaruhi oleh proses kristalisasi fraksional dan pencampuran magma dari terbentuknya mikro-tekstur zonasi dan glomerokris pada plagioklas.

Mount Krakatoa is one of the active volcanoes that can be divided into three eruption periods. The volcanic activity that occurred after the first caldera-forming eruption (estimated around the 5th century) until the eruption forming the second caldera in 1883 is part of the Young Krakatau period. Research on products from before 1883 was conducted at the Danan research location and Rakata Island with a total of four samples. The volcanic activity in 1883 formed a caldera and caused the disappearance of Perbuatan Island and parts of Danan, so that research on volcanic products before 1883 are quite limited. This study was conducted using petrology, petrography, and geochemical analysis approaches, focusing on the magmatic processes of the Young Krakatoa period. The Young Krakatoa period is characterized by rocks with compositions ranging from mafic to felsic, including basaltic to dacitic rocks. Geochemical analysis of the rocks indicates a magma affinity within the calcalkaline and tholeiitic series, as well as a sub-alkaline magma series with low to medium potassium series and magma evolution originating from an island arc. Geochemical analysis of minerals shows that the magmatic processes in Young Krakatoa were influenced by fractional crystallization and magma mixing, as evidenced by the formation of microtextures, zonation, and glomerocrysts in plagioclase.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library