Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Njoto Hartono
Abstrak :
ABSTRAK
Deregulasi perbankan sejak bulan 1983 bertujuan untuk meningkatkan mobilisasi dana?dana dari masyarakat yaitu dengan meniadakan pagu kredit serta memberikan kebebasan kepada bank pemerintah maupun bank swasta dalam menentukan kebijaksanaan pengelolaan masing?masing terutama dalarn penentuan tingkat bunga.

Dampak pada dunia perbankan swasta di Indonesia cukup kuat, yaitu dengan munculnya persaingan dalam pengumpulan dana, terutama padd deposito yang populer pada periode tersebut.

Hasilnya adalah terjadi peningkatan pangsa pasar deposit BUSN (Bank Umun Swasta Nasional) dan 24% pada Maret 1983 menjadi 35,5 pada akhir tahun 1988.

Pada tanggal 27 Oktober 1988, Pemerintah mengeluarkan kembali peraturan untuk menata struktur perbankan di Indonesia yang bertujuan mengacu kepada terciptanya keseimbangan antar kelompok bank.

Hal ini dimaksudkan untuk menumbuhkan persaingan dan efisiensi dalam mekanisme pasar yang lebih dinamis agar tercapai keadaan perbankan yang makin kompetitif.

Secara garis besar paket deregulasi Oktober 1988 berintikan hal-hal sbagai berikut :

a. Meningkatkan perkembangan dan perluasan kegiatan bank?bank swasta nasional yang didorong dengan memberikan kemudahan dalam hal pembukaan cabang dan untuk meningkatkan bank menjadi bank devisa serrta membuka kembali izin untuk mendirikan bank baru.

b. Membuka kesempatan bagi bank asing untuk beroperasi lebih luas, yaitu dengan mengizinkan pembukaan kantor cabang di enam kota besar di luar Jakarta bagi bank asing yang sudah ada, dan membuka kesempatan kepada bank asing untuk mendirikan bank campuran yang dapat beroperasi di tujuh kota besar.

c. Pelayanan istimewa bagi bank?bank pemerintah terhadap dana BUMN dikurangi, clengan diperbolehkannya penempatan 50 peren dari dana BUMN pada bank swasta nasional.

d. Diberikan perlakuan yang sama terhadap semua kelompok bank dan lembaga keuangan bukan bank (LKBB), terutama dalam upaya menciptakan kegiatan dan pertumbuhan bank yang sehat, yaitu denqan rnenetapkan ketentuan mengenai capital adequacy, legal lending limit dan tingkat kesehatan bank.

Dengan demikian setelah era pasca PAKTO 88 ini. manajernen pendanaan menjadi hal yang cukup penting yang perlu dianalisa ampai sejauh mana prestasI suatu bank dapat diukur dari kemampuan manajemennya mengelola dana yang ada dan bagaimana perencanaan yang efektif serta trategi dalam dunia perbankan swasta untuk mencapai efisiensi.

Karena itulah penulis mencoba menulis karya akhir Swasta Menengah Setelah Paket Deregulasi Oktober 1988 yang mana merupakan studi kasus atas lima Bank Swasta Menengah yang kesemuanya berkantor pusat di Jakarta.

Dengan menerapkan berbagai pola kebijaksanaan strategis yang didukung oleh analisa yang cukup maka ke lima Bank Swasta tersebut akan mampu menghadapi situasi persaingan perbankan yang ada dan juga dapat meningkatkan marke-sharenya di Indonesia.
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library