Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurcholis
"Dari hasil studi empiris, peranan investasi regional masih relatif rendah sehingga belum dapat mendorong pertumbuhan ekonorni regional. Hal tersebut terlihat bahwa wilayah KBI memiliki pertumbuhan ekonomi yang tinggi namun tingkat investasi rendah dan Sebaliknya wllayah KTI memillki pertumbuhan ekonomi rendah namun tingkat investasi tinggi. Disamping itu, peran investasi terhadap PDRB tidak banyak berubah, balk di wilayah KBI rnaupun KTI dan kegiatan investasi lebih dominan di wilayah KBI. Dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan investasi regional terlihat bahwa sebagian besar provinsi di Indonesia memiliki pertumbuhan investasinya rendah atau dibawah pertumbuhan nasionalnya (19 provinsi).
Dalam tesis ini menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi investasi regional dilihat dari karakteristik setiap daerah dilihat dari pertumbuhan ekonomi dan investasi regional. Dalam model investasl regional menggunalcarl data cross-section dengan data panel 30 propinsi di Indonesia dan yang dlolah dengan pool leasr square. Model cross-section ini digunakan untuk menghindari adanya persoalan yang disebabkan adanya kolinearitas ganda dalam model regresi. Model investasi regional di wilayah KBI menunjukkan bahwa investasi regional hanya dipengaruhi oleh veriabel pendapatan regional. Sementara itu, model investasi regional di wilayah KTI menunjukkan bahwa investasi regional dipengaruhi olen tiga variabel, yaitu pendapatan regional dan jumlah orang yang bekerja. Variabel suku bunga riil regional dan lnfrastruktur regional tidak mempengaruhi investasi regional baik itu model investasi regional di wilayah KBI dan KTI."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T27671
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurcholis
"Pasien geriatri rentan mengidap berbagai penyakit (multipatologi) sehingga memungkinkan terjadi polifarmasi. Saat ini, trend penggunaan statin di beberapa negara mengalami peningkatan. Statin digunakan sebagai pencegahan primer dan sekunder penyakit jantung koroner yang prevalensinya terbanyak pada pasien geriatri. Di RSCM belum ada kajian kuantitatif penggunaan statin, sehingga perlu dilakukan kajian penggunaan statin pada pasien geriatri guna mengetahui besar penggunaan statin di RSCM. Studi ini adalah penelitian cross sectional menggunakan kajian defined daily dose (DDD) pada pasien geriatri (>60 tahun) rawat inap di RSCM pada periode Januari-Juni 2015. Hasil yang didapatkan adalah 24 pasien menggunakan statin; 22 pasien (91.6%) menggunakan simvastatin dan 2 pasien (8.4%) menggunakan atorvastatin. Diperoleh hasil DDD total statin 4.12 DDD/100 bed-days, dengan DDD simvastatin dan atorvastatin berrturut-turut 3.68 dan 0.28 DDD/100 bed-days. Profil penggunaan obat statin pada pasien geriatri rawat inap di RSCM tergolong rendah dibandingkan dengan negara lain, seperti India dengan DDD total statin 55.6 DDD/100 bed-days dan 4.32 DDD/100 bed-days

Geriatric patients are susceptible to multipathologic condition and susceptible to polypharmacy. Nowadays, trend of statin utilization in some countries has been raising. Statin is used for primary and secondary prevention of coronary heart disease, which has the highest prevalence in elderly. There is no quantitative study about statin utilization in RSCM, so a study of statin utilization in geriatric patient in RSCM is needed. This is a cross sectional study evaluating the quantitative use of statin in geriatric patients (>60 years old) admitted in medicine ward of RSCM from January-June 2015 using the defined daily dose (DDD) system. The results shows that 24 patients used statin: 22 patients (91.6%) were prescribed simvastatin and 2 patients (8.4%) were prescribed atorvastatin. The total statin DDD is 4.12 DDD/100 bed-days with the DDD of simvastatin and atorvastatin is 3.68 and 0.28 DDD/100 bed-days, respectively. The statin utilization in hospitalized geriatric patients in RSCM was lower compared to other country, such as India with total satin DDD is 55.6 DDD/100 bed-days and 4.32 DDD/100 bed-days."
2015
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chanif Nurcholis
"Pada 1969 pemerintah mulai melaksanakan program pembangunan nasional secara bertahap yang dikenal dengan program Pembangunan Lima Tahun (Pelita). Pemerintah menyadari bahwa hampir 70 persen penduduk Indonesia tinggal di Desa. Oleh karena itu, pemerintah sejak Pelita I menaruh perhatian yang besar terhadap Desa. Mulai Pelita I pemerintah memberi subsidi lewat Inpres Pembangunan Desa dan bantuan program lintas sektoral yang dilaksanakan oleh instansi vertikal. Kemudian pada awal Pelita III pemerintah menata susunan organisasi pemerintahan desa dengan menerapkan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa. Melalui subsidi dan bantuan program pemerintah pusat berharap Desa mampu menggerakkan roda pembangunan dan langsung menangani permasalahan sektoral yang dihadapi warga desa. Selanjutnya melalui pengaturan susunan organisasi pemerintahan pemerintah pusat berharap Desa mampu menyelenggarakan pemerintahan dan pembangunan serta memberi pelayanan secara efektif. Semua langkah tersebut bertujuan agar warga Desa sebagai bagian terbesar dari penduduk Indonesia dapat meningkat kesejahteraannya.
Setelah berjalan kurang lebih 20 tahun kebijakan pemerintah pusat terhadap Desa khususnya penerapan Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 dikritik banyak pihak karena ternyata berdampak pada birokratisasi pemerintahan desa dan pudarnya "otonomi desa" sehingga melahirkan pemerintahan desa yang birokratis. Akibatnya adalah tak dapat berkembangnya potensi dan kreativitas masyarakat desa. Hal ini terjadi karena kebijakan pemerintah pusat tersebut justru merusak lembaga desa asli atau rumah tangga desa yang berhak diselenggarkan oleh desa yang bersangkutan. Berdasarkan asumsi tersebut, perlu diteliti lebih serius sejauh mana dampak kebijakan pemerintah pusat terhadap rumah tangga desa tersebut. Dengan mengetahui dampak kebijakan pemerintah pusat tersebut maka kebijakan yang kurang sempurna bisa diperbaiki dan disempurnakan.
Penelitian ini memfokuskan pada dampak kebijakan pemerintah pusat khususnya dampak penerapan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pemerintahan Desa terhadap rumah tangga desa. Hakekat rumah tangga desa adalah semua urusan yang menjadi tanggung jawab masyarakat desa sendiri untuk mengatur dan mengurusnya yang inheren sebagai kesatuan masyarakat hukum (adat). Dengan demikian, aktualisasi dari rumah tangga desa ditentukan oleh masyarakat sendiri. Namun karena desa juga berkedudukan sebagai satuan pemerintahan terendah dalam struktur pemerintah Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka regulasi dari supra struktur yang berupa kebijakan publik tak bisa dihindari. Adanya kebijakan pemerintah pusat terhadap desa berupa regulasi pemerintahan desa melalui Undang-Undang Nomor 5 tahun 1979 jelas akan berdampak pada perikehidupan masyarakat desa baik yang dikehendaki maupun yang tidak dikehendaki.
Penelitian ini mengambil Kabupaten Demak sebagai daerah penelitian. Kabupaten Demak dipilih dengan pertimbangan (1) daerah ini sebagai salah satu daerah tertinggal di Jawa Tengah, (2) daerah ini masih mempunyai komponen-komponen kerumah tanggaan desa relatif lengkap, dan (3) daerah ini diapit oleh dua kota besar yaitu Semarang dan Kudus yang mengimbaskan budaya rasionalnya sehingga pertemuan antara pemenuhan lembaga (institution) yang bersifat tradisional dan pemenuhan organisasi (organization) yang bersifat modern bisa diamati dengan jelas.
Kabupaten Demak terdiri atas 241 Desa. Karena itu, populasi dari penelitian ini adalah 241 Desa. Dilihat dari karakteristiknya ke-241 Desa tersebut bisa dikelompokkan ke dalam tiga kelompok: Desa persawahan, Desa nelayan, dan Desa campuran. Berdasarkan karakteristik tersebut populasi dikelompokkan menjadi (1) Desa persawahan, (2) Desa nelayan, dan (3) Desa campuran. Dari setiap kelompok diambil satu desa sebagai sampel dengan teknik purposive. Sampel dianggap representatif karena kondisi populasi untuk setiap kelompok hampir sempurna homogenitasnya dilihat dari penyelenggaraan rumah tangga desa yang bersangkutan.
Data awal dikumpulkan melalui telaah pustaka khususnya pustaka dan dokumen yang berkaitan dengan kebijakan publik (mengenai desa) dan sejarah perkembangan pemerintahan dan masyarakat desa sejak zaman Belanda sampai sekarang. Selanjutnya dilakukan pengambilan data primer dan sekunder. Data primer dilakukan melalui wawancara mendalam terhadap key informan dan informan biasa. Data sekunder dikumpulkan melalui dokumentasi Desa dan kepustakaan. Setelah diklasifikikasikan sesuai dengan kelompok variabel-variabelnya, data kemudian dianalisis dengan analisis deskriptif kualitatif. Data kuantitif digunakan untuk memperjelas analisis kualitatif.
Penelitian ini menemukan bahwa kebijakan pemerintah pusat terhadap desa membawa perubahan yang mendasar pada lembaga rumah tangga desa yang pada gilirannya merubah sistem sosial masyarakat desa. Sistem pemerintahan Desa berubah dari sistem pemerintahan yang fungsional terhadap pelayanan masyarakat menjadi sistem pemerintahan yang birokratis. Sistem peradilan desa menjadi hilang. Gotong royong sebagai jiwa dan instrumen kohesivitas masyarakat hilang. Lembaga pologoro yang sebenarnya sudah tidak relevan dengan perkembangan zaman malah dipertahankan oleh Pemerintah Desa dengan motif kepentingan ekonomi pengurus desa. Upacara adat hilang dan yang masih berjalan makin tidak signifikan dengan fungsi pemerintahan desa. Terakhir sistem sosial masyarakat Desa berubah dari sistem sosial yang bersifat guyub (gemeinschaft) menjadi sistem sosial yang mengarah pada perilaku individualistis.
Atas dasar temuan penelitian tersebut disampaikan rekomendasi sebagai berikut: (1) lembaga desa perlu ditata kembali sesuai dengan kehendak, kebutuhan, kepentingan, pola pikir, dan budaya masyarakat desa, (2) lembaga desa perlu disusun atas dasar pandangan bahwa masyarakat desa sebagai kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai lembaga sosial yang masih berjalan dan dipertahankan, (3) bentuk kelembagaan Desa tidak perlu diseragamkan tapi diserahkan pada masyarakat desa sendiri untuk menentukan sesuai dengan adat yang berlaku di masing-masing daerah, (4) Pemerintahan Desa didesain sebagai pendorong dinamika dan pemberdaya masyarakat serta memberi ruang partisipasi yang seimbang antara masyarakat dan pemerintah desa, dan (5) dalam pembuatan struktur Pemerintahan Desa baru bisa dipertimbangkan dengan merevitalisasi struktur lama (adat) dengan isi dan jiwa baru yang rasional, demokratis, dan modern."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T5020
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Nurcholis
Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia, 2005
352.14 HAN t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Hanif Nurcholis
Jakarta: Erlangga, 2011
352 HAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Achmad Nurcholis
"Perusahaan Kontraktor merupakan salah satu bisnis usaha yang memiliki peran penting dalam pembangunan Indonesia. Sebagai suatu bisnis usaha, Perusahaan Kontraktor memiliki kerentanan dalam menghadapi risiko. Sehingga Konsep Business Continuity Management diperlukan oleh Perusahaan Kontraktor dalam manajemen risiko perusahaan untuk melindungi proses bisnisnya dan mencapai tujuan perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menerapkan beberapa prinsip BCM yaitu Analisis Risiko, Dampak Bisnis, dan Strategi Penanganan pada PT. X.
Metode yang digunakan adalah Wawancara Mendalam, sehingga didapatkan temuan sembilan risiko yang dianggap signifikan. Salah satu yang paling signifikan adalah Krisis Moneter. Risiko ini memiliki dampak pada beberapa fungsi bisnis yang akan berpengaruh pada proses bisnis perusahaan. Analisis Dampak Bisnis serta strategi penanganan yang dapat dilakukan agar fungsi bisnis tetap dapat berjalan, dilakukan sesuai dengan konsep BCM.

The Contracting Company is one of the business enterprises that has an important role in Indonesia's development. As a business, the Contracting Company has a vulnerability in dealing with risk. So that the Business Continuity Management Concept is needed by Contracting Companies in corporate risk management to protect their business processes and achieve company goals. This research was conducted to apply several BCM principles, namely Risk Analysis, Business Impact, and Handling Strategy at PT. X.
The method used was in-depth interviews, so that the findings of nine risks were found to be significant. One of the most significant is the Monetary Crisis. This risk has an impact on several business functions that will affect the company's business processes. Business Impact Analysis and handling strategies that can be carried out so that business functions can still be run, carried out in accordance with the BCM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ahmad Nurcholis
"Sebuah studi menjelaskan bahwa perbedaan antara negara maju dan miskin bukan karena perbedaan warna kulit, bentuk rambut, ras, ataupun yang lain, tetapi berupa perilaku masyaratnya yang dibentuk bertahun tahun melalui budaya dan pendidikan."
Tulungagung: Jurnal Pengembangan Ilmu Keislaman, 2012
297 JPIK 7:1 (2012)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library