Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurlaelah
"Skripsi ini membahas tentang salah satu kebijakan politik Belanda terhadap Republik Indonesia, periode 1945-1947, dimana Belanda menjalankan blokade politik dan ekonomi terhadap Republik Indonesia. Blokade poli_tik dimaksudkan agar Indonesia tidak berbicara tentang konflik yang dihadapinya kepada dunia luar (negara lain) dan menjalin kerjasama sebagai negara merdeka. Sementara blokade ekonomi berarti aktivitas perdagangan dengan pedagang atau negara tertentu ditutup. Dengan kondisi-kondisi seperti ini posisi Republik Indonesia akan melemah, karena pada dasarnya Belanda tidak mengakui bangun Negara Republik Indonesia."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1992
S12723
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaelah
"Ketepatan aktivasi kode trauma dan tindakan keperawatan emergensi yang terstruktur merupakan salah satu faktor dalam keberhasilan penanganan pasien politrauma. Penanganan pasien politrauma yang segera dan terstruktur dapat menurunkan risiko perburukan kondisi pasien, menurunkan angka kecacatan dan menyelamatkan nyawa pasien. Ketidaktepatan penapisan pasien politrauma di triage disebabkan karena belum adanya instrumen penapisan dengan indikator yang sensitif dan spesifik. Selain itu, kompleksitas kondisi pasien politrauma menuntut adanya penanganan yang cepat, tepat, komprehensif, dan terstruktur. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen skrining politrauma di triage yang sensitif dan spesifik serta melakukan restrukturisasi intervensi keperawatan emergensi untuk pasien trauma yang disebut ELLASI. Penelitian ini menggunakan metode sequential exploratory mixed method yang meliputi 3 tahap. Tahap I: pengembangan instrumen Skrining Politrauma Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo (SPIC) melalui literature review, studi kualitatif, diskusi pakar (pannel expert), dan studi kuantitatif (pembuatan model skoring). Tahap II: uji nilai diagnostik instrumen SPIC dalam menapis politrauma dengan uji formulasi model skoring. Tahap III: uji efektivitas kombinasi instrumen SPIC+ELLASI dibandingkan SPIC+non ELLASI menggunakan randomized control trial (RCT) single blind. Penelitian ini menghasilkan instrumen SPIC yang sensitif (91%) dan telah mendapatkan HKI. Kombinasi instrumen SPIC dan ELLASI terbukti lebih efektif dalam meningkatkan waktu respons (p = 0,000), mencegah kondisi perburukan pasien (skor EWS p = 0,000), dan menjaga status metabolik pasien (pH p = 0,04; HCO3 p = 0,03) dibandingkan dengan kombinasi instrumen SPIC dan non ELLASI. SPIC dapat digunakan sebagai instrumen penapisan pasien politrauma di triage. Kombinasi SPIC dan ELLASI dapat meningkatkan luaran pasien.

Code trauma activation and emergency nursing intervention are factors affecting the success of polytrauma patient management. These factors can help prevent deterioration and death. There is no instrument to screen polytrauma patients in triage. The complexity of polytrauma patients’ condition requires fast, correct, comprehensive and structured intervention. This study aims to develop a polytrauma screening instrument and standardized emergency nursing intervention called ELLASI. This study used a sequential exploratory mixed method, which consisted of 3 phases. Phase 1: To develop an instrument of Skrining Politrauma Universitas Indonesia – Cipto Mangunkusumo (SPIC) by using literature review, qualitative study, pannel expert, and quantitative. Phase 2: To test the diagnostic value of SPIC to screen polytrauma patients. Phase 3: To examine the effectiveness of SPIC and ELLASI in preventing deterioration, increasing response time, and maintaining the metabolic status of polytrauma patients using randomized control trials (RCT) single blind. This study produced SPIC with high sensitivity (91%). SPIC and ELLASI are effective in increasing response time (p = 0,000), preventing deterioration (EWS score p = 0,000), and maintaining metabolic status (pH p = 0,04; HCO3 p = 0,03) of polytrauma patients compare to SPIC and non ELLASI. SPIC can be used as a screening tool for polytrauma patients in Triage. SPIC and ELLASI can increase patients outcome."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaelah
"Treadmill merupakan salah satu tindakan untuk mengevaluasi kemampuan kapasitas fungsional jantung pada pasien Penyakit jantung koroner. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi musik instrumentalia terhadap tekanan darah dan nadi pada pasien Penyakit Jantung Koroner saat fase recove1y pasca tindakan treadmill. Desain yang digunakan adalah quasi eksperimen dengan pre and post test with control group desaign dan pendekatan analitik komparatif numerik. Jumlah sampel 30 pasien (15 kelompok kontrol dan 15 kelompok intervensi). Analisis data menggunakan independent test, paired t test, chi square, ANOVA.
Hasil penelitian pada uji independent test menunjukkan bahwa ada perbedaan yang bermakna pada tekanan darah sebelum dan setelah fase recove1y (nilai p= 0,0001). Faktor konfounding yang berpengaruh terhadap tekanan darah dan nadi adalah Diabetes melitus (p value < 0,05) menunjukkan bahwa variabel tersebut secara signifikan mempengaruhi waktu pengembalian tekanan darah dan nadi. Rekomendasi penelitian ini digunakan untuk intervensi keperawatan dalam membantu mengembalikan tekanan darah dan nadi seperti sebelum latihan setelah fase recovery.

Treadmill is one of the treatment to evaluate the ability of the heart functional capacity in patients with coroner heart disease. This study aims to determine the effect of instrumental music therapy to blood pressure and pulse in coronmy heart disease patients during the recovery phase after treadmill. The design that used to is a quasi-experiment vvith pre and post test with control group desaign comparative numerical and analytical approaches. Total of sample are 30 patients (I 5 control group and 15 intervention group). Analysis of the data using independent test, paired t test, chi square, ANOVA.
The results of the research on independent test showed that there were significant differences in blood pressure, pulse, before and after the recovery phase in both groups (p value = 0.0001). Confounding factors influential to blood pressure and pulse are Diabetes mellitus (value p < 0, 05) indicates that the variables significantly influence the time of return of the time blood pressure and pulse. The recomendations of this study are used for nursing inten, entions un the formating decrease blood pressure and pulse before exercise after recovery phase.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
T42418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Nurlaelah
"[ABSTRAK
Gangguan pada sistem endokrin merupakan masalah kesehatan yang cukup tinggi di Indonesia, khususnya Diabetes Melitus (DM) tipe 2 dengan prevalensinya mencapai 2,1% dari total penduduk, dengan 60% dari total prevalensi adalah kasus neuropati. Kadar glukosa darah yang tidak terkontrol menyebabkan tingginya kejadian komplikasi DM baik akut maupun kronis. Pencegahan komplikasi tersebut memerlukan penanganan yang tepat dari berbagai multidisiplin ilmu, salahsatunya adalah peran perawat ners spesialis medikal bedah kekhususan endokrin sebagai praktisi keperawaan untuk ikut memberikan asuhan melalui berbagai pendekatan teori keperawatan seperti penerapan model adaptasi Roy secara holistik menggunakan pengkajian perilaku dan stimulus sehingga tercapai perilaku adaptif. Selain itu penerapan praktek keperawatan berbasis pembuktian ilmiah (evidence based nursing) seperti senam kaki diabetes dapat menjadi acuan intervensi dalam mencegah terjadinya polineuropati dan komplikasi lanjut seperti ulkus diabetik. Sebagai agen pembaharu/inovator, perawat spesialis juga membuat inovasi tentang self health assesment dan booklet sahabat diabetes bagi para diabetesi untuk meningkatkan promosi kesehatan terhadap pengelolaan dan penatalaksanaan DM.

ABSTRACT
Disorders of the endocrine system is a health problem that is quite high in Indonesia, in particular diabetes mellitus (DM) type 2 prevalence was at 2.1% of the total population, with 60% of the total prevalence of neuropathy cases. Blood glucose levels are poorly controlled diabetes leading to high incidence of complications both acute and chronic. Prevention of these complications requires proper handling of various multidisciplinary, one of them is the role of medical-surgical nurse specialist nurses endocrine specificity as keperawaan practitioners to help provide care through a variety of approaches such as the application of nursing theory holistically Roy adaptation model uses behavioral assessment and stimulus in order to reach adaptive behavior, Besides the application of scientific evidence-based nursing practice (evidence-based nursing) such as diabetic foot gymnastics can be a reference for intervention in preventing the occurrence opolyneuropathy and further complications such as diabetic ulcers. As an agent reformer/innovators, nurse specialist also made innovations on health self-assessment and companion booklet diabetes for diabetics to improve health promotion for the management and treatment of diabetes., Disorders of the endocrine system is a health problem that is quite high in Indonesia, in particular diabetes mellitus (DM) type 2 prevalence was at 2.1% of the total population, with 60% of the total prevalence of neuropathy cases. Blood glucose levels are poorly controlled diabetes leading to high incidence of complications both acute and chronic. Prevention of these complications requires proper handling of various multidisciplinary, one of them is the role of medical-surgical nurse specialist nurses endocrine specificity as keperawaan practitioners to help provide care through a variety of approaches such as the application of nursing theory holistically Roy adaptation model uses behavioral assessment and stimulus in order to reach adaptive behavior, Besides the application of scientific evidence-based nursing practice (evidence-based nursing) such as diabetic foot gymnastics can be a reference for intervention in preventing the occurrence opolyneuropathy and further complications such as diabetic ulcers. As an agent reformer/innovators, nurse specialist also made innovations on health self-assessment and companion booklet diabetes for diabetics to improve health promotion for the management and treatment of diabetes.]"
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2015
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Elah Nurlaelah
"Nanopartikel perak (NPAg) merupakan salah satu nanomaterial yang intensif dikaji dalam bidang nanoteknologi. Nanopartikel perak telah banyak digunakan dalam bidang pertanian karena memiliki efek stimulasi dalam meningkatkan pertumbuhan dan produktivitas tanaman. Selain itu, NPAg juga memiliki sifat toksik karena dapat menghambat pertumbuhan tanaman. Sintesis NPAg secara biologis disebut biosintesis. Metode biosintesis NPAg menjadi alternatif yang memiliki keunggulan, seperti metode lebih sederhana, hemat biaya, ramah lingkungan dan mudah ditingkatkan untuk hasil atau produksi yang tinggi. Metode biosintesis menggunakan agen biologi seperti ekstrak tanaman sebagai pereduksi. Contoh biosintesis NPAg yang telah dikembangkan yaitu menggunakan ekstrak daun bisbul (Diospyros discolor Willd.). NPAg tersebut perlu dikaji secara luas efeknya pada tanaman, baik efek positif maupun negatif. Kedelai (Glycine max L. Merr) menjadi salah satu tanaman yang menarik untuk diteliti terkait interaksinya dengan NPAg. Kedelai merupakan salah satu tanaman dengan permintaan pasar yang cukup tinggi, tetapi produksinya rendah. Salah satu upaya untuk meningkatkan produksi kedelai yaitu dengan mendorong kemampuan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman. Penelitian pertama bertujuan untuk menganalisis potensi toksisitas NPAg hasil biosintesis ekstrak bisbul serta dampak paparannya terhadap karakteristik biometrik dan fisiologis pada perkecambahan kedelai varietas Anjasmoro. Penelitian ini dirancang dalam lima kelompok perlakuan: kontrol (air), NPAg 20, 40, dan 60 mg/L, serta AgNO₃ 0,01 M. Hasil menunjukkan bahwa paparan NPAg tidak memengaruhi perkecambahan, dengan tingkat perkecambahan lebih dari 95% pada semua perlakuan. Sementara itu, tidak ada benih yang berkecambah pada perlakuan AgNO₃. Secara signifikan, NPAg 20 mg/L meningkatkan indeks vigor benih I dan panjang tunas, sedangkan NPAg 60 mg/L menurunkan panjang akar. Kandungan klorofil a, klorofil b, dan total klorofil secara signifikan meningkat dibandingkan kontrol, dengan peningkatan tertinggi pada konsentrasi 40 mg/L untuk klorofil a dan pada 60 mg/L untuk klorofil b. Penelitian kedua bertujuan untuk mengevaluasi pengaruh paparan NPAg melalui berbagai metode aplikasi terhadap karakteristik biometrik dan fisiologis pada pertumbuhan tanaman kedelai varietas Anjasmoro. Tujuan lainnya yaitu untuk menganalisis pengaruhnya terhadap fenofase perkembangan dan produktivitas tanaman. Penelitian ini dirancang menjadi empat kelompok: kontrol, paparan NPAg 20 mg/L melalui nanopriming, foliar spray, dan kombinasi (nanopriming dan foliar spray). Hasil menunjukkan bahwa metode kombinasi menyebabkan penurunan signifikan pada beberapa parameter pertumbuhan seperti panjang akar, jumlah bintil akar, bobot segar dan kering, serta jumlah daun, yang sejalan dengan peningkatan akumulasi H₂O₂ dan fenolik akibat stres oksidatif. Di sisi lain, metode foliar spray dan kombinasi memberikan hasil lebih optimal pada fenofase (pembungaan dan pembuahan) dan produktivitas kedelai. Secara keseluruhan, penelitian ini memberikan wawasan penting tentang potensi aplikasi NPAg dalam pertanian. Meskipun NPAg dapat meningkatkan perkecambahan dan pertumbuhan tanaman, penggunaannya memerlukan strategi pengelolaan yang cermat untuk memaksimalkan manfaat sekaligus meminimalkan risiko. Pengamatan jangka panjang diperlukan untuk memahami dampak penggunaan NPAg terhadap seluruh siklus hidup tanaman kedelai, termasuk potensi akumulasi residu dalam jaringan tanaman dan pengaruhnya terhadap kualitas hasil panen. Selain itu, disarankan melakukan analisis molekuler dan metabolomik pada tanaman kedelai yang diberi perlakuan NPAg untuk memperoleh data yang lebih komprehensif.

Silver nanoparticles (AgNPs) are one of the most extensively studied nanomaterials in nanotechnology. They are widely used in agriculture due to their stimulatory effects on plant growth and productivity. However, AgNPs also possess toxic properties that can inhibit plant growth. The biological synthesis (biosynthesis), offers advantages such as simplicity, cost-effectiveness, environmental friendly, and scalability for high production. Biosynthesis uses biological agents, such as plant extracts, as reducing agents. For example, biosynthesis using bisbul (Diospyros discolor Willd.) leaf extract, which has shown potential but requires extensive evaluation of its effects on plants, both positive and negative. Soybean (Glycine max L. Merr.), a crop with high market demand but low productivity, is of particular interest for studying AgNPs interactions. Enhancing seed germination and plant growth is one strategy to improve soybean productivity, and this can be achieved by using biosynthesized AgNPs. The first study aimed to analyze the toxicity potential of AgNPs synthesized using bisbul extract and their effects on the biometric and physiological characteristics of soybean germination. The experiment consisted of five treatment groups: control (water), AgNPs at 20, 40, and 60 mg/L, and 0.01 M AgNO₃. The results indicated that AgNPs exposure did not affect germination, as all treatments achieved germination rates above 95%, except for the AgNO₃ group where no seeds germinated. AgNPs at 20 mg/L significantly increased seed vigor index I and shoot length, while AgNPs at 60 mg/L reduced root length. Chlorophyll a, chlorophyll b and total chlorophyll contents increased significantly compared to the control, with the highest increases observed at 40 mg/L for chlorophyll a and 60 mg/L for chlorophyll b. The second study aimed to evaluate the effects of AgNPs exposure through different application methods on the biometric and physiological characteristics of soybean growth, reproductive phenophase, and productivity. Four treatment groups were designed: control, 20 mg/L AgNPs exposure via nanopriming, foliar spray, and a combination of nanopriming and foliar spray. The results showed that the combination method significantly reduced several growth parameters, including root length, nodule number, fresh and dry weights, and leaf number, corresponding to increased H₂O₂ and phenolic accumulation due to oxidative stress. Meanwhile, the foliar spray and a combination method gave more optimal results on phenophases (flowering and fruiting) and soybean productivity. This study provides important insights into the potential application of AgNPs in agriculture. Although AgNPs can enhance plant germination and growth, their use requires careful management strategies to maximize benefits and minimize risks. Long-term studies are needed to understand the effects of AgNPs application throughout the soybean life cycle, including potential residue accumulation in plant tissues and effects on crop quality. In addition, molecular and metabolomic analyses of AgNPs-treated soybeans are recommended to provide more comprehensive data."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library