Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurrokhmah Rizqihandari
"Ikan air tawar konsumsi di DKI Jakarta diperoleh dari lokasi produksi di luar DKI Jakarta. Jauhnya jarak dari lokasi produksi dan sifat ikan mas dan ikan nila yang mudah rusak, memiliki rantai penanganan khusus untuk menjaga mutu ikan saat diterima oleh konsumen. Rantai pemasaran ini mencakup cara perlakuan khusus setiap pelaku pemasaran, sistem transportasi khusus, serta lokasi transaksi yang efektif.
Penelitian ini membahas pergerakan komoditas ikan air tawar dengan pendekatan rantai pemasaran dan memperhatikan nilai perlakuan yang terjadi pada setiap simpul, serta memperhitungkan harga jual, biaya pemasaran, dan keuntungan yang terbentuk pada setiap simpul.
Pergerakan produk perikanan air tawar dari tiga wilayah produksi ke DKI Jakarta membentuk empat jenis rantai pemasaran. Rantai terpanjang terbentuk dari petani di lokasi produksi - pedagang pengumpul di pasar ikan/terminal ikan - pedagang grosir di pasar grosir - pedagang eceran di pasar eceran - konsumen, yang terbentuk di ketiga jalur pemasaran dari tiga lokasi produksi ke DKI Jakarta. Sedangkan rantai terpendek hanya terbentuk dari petani di Kecamatan Cisaat - pedagang eceran di pasar eceran DKI Jakarta.
Biaya pemasaran dibentuk oleh biaya produksi, biaya penanganan dan biaya transportasi. Perbedaan wilayah produksi mempengaruhi komponen dan biaya produksi, perbedaan lokasi simpul pemasaran mempengaruhi biaya penanganan yang dikeluarkan oleh pelaku pemasaran, serta perbedaan jalur transportasi mempengaruhi biaya transportasi. Semakin panjang rantai pemasaran yang terbentuk maka keuntungan yang diperoleh setiap simpul akan semakin kecil, tetapi tidak mempengaruhi harga jual pada pasar eceran di DKI Jakarta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2006
S34038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrokhmah Rizqihandari
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui karakteristik kermiskinan kelurahan berdasarkan karakteristik rumah tangga miskin di DKI Jakarta serta untuk mengetahui hubungan antara kondisi kelurahan miskin tersebut terhadap struktur ruang kota. Analisis faktor dilakukan terhadap data PSE 2005 DKI Jakarta dan dengan mengadopsi indeks kemiskinan UNDP untuk mendapatkan karakteristik kemiskinan. Dengan menggunakan analisis korelasi Khi-kuadrat dan autokorelasi keruangan, hubungan antara kondisi kemiskinan dengan struktur kota dapat diketahui.
Kondisi kemiskinan DKI Jakarta dipengaruhi oleh kondisi bangunan, pola konsumsi, karakteristik kepala rumah tangganya serta ketersediaan penunjang kebutuhan harian. Penduduk miskin yang tinggal di bagian barat aliran Ci Liwung kondisi kemiskinannya lebih buruk daripada yang tinggal di bagian Timurnya.
Terdapat hubungan yang signifikan, walaupun tidak kuat, antara indeks kemiskinan dengan struktur kota. Ditemukan pula bahwa penduduk miskin berkondisi buruk berasosiasi dengan hidup mendekati dan berada di pusat kegiatan. Terbentuk klusterisasi kemiskinan yang ditandai dengan nilai indcks Moran sebesar 0,3467. Klusterisasi tersebut juga berada dan mendekati pusat kegiatan.

This study aims to determine the characteristics of urban poverty based on the characteristics of poor households in Jakarta and to investigate the relationship between the conditions of poor villages and the urban structure. By performing factor analysis using the 2005 PSE Data of DKI Jakarta and by adopting the poverty index issued by the UNDP, the characteristics of poverty can be identified. By using chisquare analysis and spatial autocorrelation, the relationship between the conditions of poor villages and urban structure can be known.
The conditions of poverty among the poor in the villages of DKI Jakarta are affected by the condition of the building, consumption patterns, household head characteristics, and the availability the supports for daily needs. The conditions of the poor people living at the western part of Ci Liwung are worse than the pooer people living at the eastem part of Ci Liwung.
There is a significant but not so strong correlation between the poverty index and the urban structure. The worst conditions of the poor people are associated with living at and next to the center of activities in the city. The clusterisation poverty, whis is characterized by Moran?I of 0,3467, is located at and next to the center of activities in the city."
Depok: Universitas Indonesia, 2010
T33278
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library