Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Savitri Puji Astuti
"Dalam persahabatan, salah satu kegiatan yang dilakukan antara dua sahabat adalah melakukan pengungkapan diri (Hays, dalam Deaux, 1993). Derlega (2004) mengatakan bahwa pengungkapan diri merupakan salah satu faktor penting dalam berkembangnya suatu hubungan. Derlega (1993) berpendapat bahwa pengungkapan diri adalah sesuatu yang diekspresikan oleh individu secara verbal mengenai dirinya.
Jourard (dalam Hirokawa, 2004) mengartikan pengungkapan sebagai suatu usaha dalam menjadikan diri "transparan" terhadap orang lain dengan melalui komunikasi. Pengungkapan terjadi apabila individu yang terlibat telah mengenal satu sama lain dan telah tertanam perasaan saling percaya (Argyle, 1992).
Menurut Derlega dan Grzelak (1979, dalam Rottenberg, 1995), pengungkapan diri memiliki 5 fungsi yaitu mendapatkan penilaian sosial, mendapatkan kontrol sosial, mendapatkan klarifikasi diri, melatih pengekspresian diri dan mengembangkan hubungan. Adapun Jourard (1964) mengutarakan mengenai 6 kategori dalam pengungkapan diri, yaitu perilaku dan opini, selera dan ketertarikan, pekerjaan atau sekolah, uang, kepribadian dan tubuh.
Dari penelitian yang dilakukan oleh Jourard (1964), Brehm (1992), Derlega (1993) dan Papini et al. (2004) ditemukan beberapa faktor yang memiliki pengaruh terhadap pengungkapan diri. Faktor-faktor tersebut antara lain adalah jenis kelamin, usia, perilaku orang tua, dan rasa percaya serta waktu.
Pengungkapan diri dilakukan oleh tiap individu dan pada tiap tahap perkembangan. Derlega (1993) mengatakan bahwa usia memberikan pengaruh terhadap pengungkapan. Perubahan pola pengungkapan diri terkait dengan perubahan dasar dalam isu dan tugas yang berkaitan dengan perkembangan kepribadian (Rottenberg, 1995). Hal ini berarti perkembangan individu memiliki pengaruh terhadap proses pengungkapan diri.
Berndt (dalam Papalia & Olds, 2004) mengutarakan bahwa intensitas persahabatan dalam masa remaja jauh lebih besar daripada periode lain selama rentang kehidupan seseorang. Sementara pada masa dewasa madya, persahabatan dapat dijadikan panduan bagi dewasa madya ketika individu mengalami stress kesehatan fisik ataupun mental (Cutrona, Russel, & Rose, dalam Papalia, 2002).
Minimnya penelitian yang mengkaitkan mengenai proses, fungsi dan kategori pengungkapan diri dengan masa perkembangan seorang individu merupakan salah satu alasan penelitian ini dilakukan. Masalah yang muncul adalah bagaimana fungsi, kategori dan proses pengungkapan diri pada persahabatan remaja dan dewasa madya?
Penelitian yang dilakukan bersifat kualitatif, dengan metode penelitian in-depth interview. Subjek dalam penelitian ini berjumlah 4 orang, terdiri dari 2 remaja (laki-laki dan perempuan) dan 2 dewasa madya (laki-laki dan perempuan). Karakteristik subjek adalah memiliki minimal 1 orang sahabat dan hubungan persahabatan masih berlangsung selama masa penelitian dilakukan.
Hasil utama yang diperoleh dalam penelitian adalah munculnya kelima fungsi pengungkapan diri pada tiga kasus dan tiga fungsi pengungkapan diri pada kasus ke empat. Kategori yang muncul pada keempat kasus adalah selera dan ketertarikan, uang, dan kepribadian. Untuk proses pengungkapan diri, rasa percaya dan waktu merupakan faktor penting untuk munculnya pengungkapan diri secara mendalam."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2005
T18605
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devy Puji Astuti
"Pemilihan judul peneiitian ini dilatarbelakangi oleh adanya model baru suatu lembaga pemasyarakatan atau yang biasa disingkat dengan lapas. Berbeda dengan kebiasaan yang berlaku selama ini biasanya sebuah lapas identik dengan tembok tinggi dan jeruji besi. Namun pada sebuah lapas yang dimmikan dengan nama Lapas Terbuka Jakarta ini, tidak dijumpai suatu tembok tinggi. Lapas ini juga dikenal dengan sebutan Kampung Si Doel yang merupakan singkatan dari Kampung Asimilasi Gandul yang memang terletak di wilayah kelurahan Gandul, Kecamatan Limo, Kota Depok.
Narapidana yang menghuni Lapas Terbuka Jakarta adalah narapidana yang telah menjalani minimal separuh masa pidananya dimana pada masa tersebut pendekatan pengamanan yang dibenkan adalah minimum security. Pada masa ini pula seorang narapidana berhak untuk mendapatkan pembinaan berupa asimilasi dalam kerangka integrasi sosial. Asimilasi adalah proses pembinaan narapidana yang dilaksanakan dengan membaurkan narapidana dalam kehidupan masyarakat Sedangkan integrasi adalah pemulihan kesatuan hubungan hidup, kehidupan dan penghidupan. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk meneliti tentang pembinaan narapidana melalul Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta dafam menyiapkan narapidana kembali ke masyarakat.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk menggali secara mendalam tentang pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyanakatan Terbuka Jakarta. Analisis dilakukan daiam kerangka teori Pengembangan Sumber Daya Manusia, Soslologi, dan peraturan perundang-undangan di bidang Pemasyarakatan. Data diperoleh dari wawancara terhadap petugas dan narapidana yang kemudian dianalisis dengan kerangka teori yang ada.
Pembinaan di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta bertujuan untuk menyiapkan narapidana kembali ke masyarakat. Untuk dapat kembaii ke masyarakat, seorang narapidana harus mampu memulihkan hubungan hidup (hubungan antara manusia dan Sang Pencipta), kehidupan (hubungan antara manusia dan manusia) serta penghldupan (hubungan antara manusia dengan mata pencahauiannya). Hubungan hidup dapat diperbaiki melalui pembinaan mental spiritual yang memang telah diprogramkan pada setiap lapas. Hubungan kehidupan berusaha dipulihkan melalui program asimilasi. Sedangkan hubungan penghidupan diupayakan melalui pemberian ketrampilan yang diharapkan dapat dijadikan bekal untuk mencari naikah seteiah narapidana bebas nanti. Penelitian di sini menemukan fakta bahwa untuk memenuhi tujuan yang pertama, yakni mengenai hubungan hidup, pembinaan mental spiritual telah diberikan semenjak di Iembaga pemasyarakatan tertutup.
Pencapaian tujuan kedua mengenai hubungan kehidupan telah cukup berhasil dengan Iebih mudahnya bagi narapidana unluk menyasuaikan diri dengan kehidupan masyarakat. Namun untuk tujuan ketiga, narapidana merasakan kurang berhasilnya pembinaan yang diberikan karena bidang-bidang kegiatan kerja yang ada di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka belum mernenuhi kebutuhan pasar tenaga ke|ja dan kurang sesuai dengan kondisi Ietak Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta yang beracla di daerah perkotaan.
Hasil penelitian ini memberikan infonnasi mengenai bagaimana pembinaan narapidana yang berlangsung di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta. Dari hasil analisis diperoleh altematif pembinaan, khususnya di bidang kegiatan kerja agar tujuan pembinaan narapidana di Lembaga Pemasyarakatan Terbuka Jakarta dapat tercapai. Misalnya kegiatan kerja yang Iebih produktif dan menghasilkan sehingga dapat memberikan kesejahteraan bagi nampidana dan petugas. Atupun pembinaan yang dapat dijadikan sebagai bekal untuk mencari nafkah bagi narapidana setelah bebas nanti.

The background of the decision of the title of the research is an existence of a new model of detention center or Lapas. It is different with the usual detention center which is identical with high wall and iron bats. The new model of detention center is known a Lapas Terbuka (Open Detention Center) in Jakarta. There is no high wall in it. This Lapas is also known as Kampong Si Doel which is taken from Kampung Asimilasi Gandul (Gandul Assimilation Kampong) and it takes place in Gandul regency, Limo, Depok.
The prisoners who live in the Open Detention are prisoners who have spent half of their sentence period and in the next period tl1e security approach is minimal. In this period, a prisoner has a right to get probation of assimilation to integrate with the society assimilation is a process of prisoner?s probation which blends them in the social activity. Integration is renewal of their social life relation. The aim of the research is to explore on the probation of the prisoners through Jakarta Open Detention Center in order to arrange them back to the society.
This research uses qualitative approach to explore deeply on probation of the prisoners in the Center. Analysis is done in t.he theoretical framework of Human Resource Development, Sociology, and tl1e regulation of social rehabilitation. Data is collected from the officers and prisoners and then it will be analyzed in the theoretical framework. Probation in the Center aims to prepare the prisoners to integrate with the society. To do that, a prisoner must recover their life (relation of human being with God), being (interhuman relation), and living (relation of human and their work life). Life can be fixed through mental education or training which has been programmed by the Center. Being can be recovered through assimilation programme. Meanwhile, living is arranged through skill training which can be used to find jobs after they are free.
The research finds out the tact that to fulfil the tirst objective, mental training has been given from the standard detention center. The tiilfilment of the second objective has been done successfully that the prisoners can easily integrate with the society. However, for the third objective, prisoners feel that the programme is not successful because the skills which are given in the center are not suitable with the labour market and the location of the center in the urban area.
The result ofthe research gives infomation on how probation of the prisoners which is done in the center. From tl1e analysis, there is an altemative of probation, especially in the field of skill training in order to tilliil the objective of the center. For example, the prisoners need labour training activities which are more productive to cam money so that it can give benefit after they are free.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21946
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"Putih Laundry & Dry Cleaning merupakan bisnis di bidang jasa yang menawarkan tiga jenis pelayanan yaitu laundry, dry cleaning dan pressing. Badan Usaha Putih Laundry & Dry Cleaning adalah Perseroan Terbatas yang dimiliki oleh tiga orang, yaitu : Jurnal, Christian Tony dan Puji Astuti (penulis business plan).
Lokasi bisnis Putih Laundry & Dry Cleaning berada di Jl. By Pass Ngurah Rai No. 257 Jimbaran, Kee. Kuta Selatan Kab. Badung, Propinsi Bali. Lokasi bisnis Putih Laundry & Dry Cleaning merupakan lokasi yang strategis karena berada di jalur utama yang menghubungkan antara Nusa Dua - Denpasar serta berdekatan dengan Bandar Udara Ngurah Rai. Selain itu, Jimbaran merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Bali yang menarik bagi para turis domestik maupun asing. Beberapa perumahan yang dihuni oleh masyarakat kelas menengah atas juga terdapat di Jimbaran.
Di wilayah Jimbaran belum terdapat bisnis laundry & dry cleaning professional yang menawarkan tiga jenis layanan yaitu laundry, dry cleaning dan pressing. Adanya peluang pasar tersebut, dimanfaatkan untuk mendirikan Putih Laundry & Dry Cleaning yang dalam lima tahun beroperasinya akan berfokus pada kebutuhan masyarakat kelas atas di wilayah Jimbaran.
Analisis Eksternal
Bali merupakan wilayah yang potensial bagi pengembangan bisnis laundry & dry cleaning. Hal ini terlihat dari banyaknya jumiah pemain bisnis ini bail( yang menggunakan sistim waralaba global seperti 5aSec, waralaba lokal nasional seperti Melia Laundry & Dry Cleaning, maupun yang tidak dikembangkan dengan sistim waralaba yaitu Royal Professional Cleaners. Namun demikian, lokasi bisnis laundry & dry cleaning tersebut banyak terkonsentrasi di Denpasar sebagai ibukota Propinsi Bali.
Entry barrier bisnis laundry & dry cleaning cukup besar, hal ini disebabkan karena modal yang dibutuhkan untuk mendirikan bisnis ini cukup besar dan adanya kendala untuk memperoleh karyawan yang memiliki keahlian di bidang teknis produksi. Demikian jugs untuk melakukan exit barrier tidaklah muda karena modal yang ditanamkan untuk bisnis ini cukup besar.
Tidak ada kendala dalam hal supplier mesin, peralatan dan bahan baku yang digunakan dalam bisnis laundry. Beragam jenis dan mute mesin, peralatan dan bahan baku ditawarkan oleh banyak supplier yang berada di Bali dengan harga yang beragam.
Pesaing utama Putih Laundry & Dry Cleaning adalah 5aSec. Untuk menghadapi 5aSec, Putih Laundry & Dry Cleaning menggunakan strategi bisnis "Differentiation Focus" yaitu dengan menciptakan differensiasi sesuai dengan kebutuhan target pasar yang dibidik oleh Putih Laundry & Dry Cleaning. Differensiasi yang membedakan Putih Laundry & Dry Cleaning yaitu dalam hal waktu operasional, menyediakan jasa Home Collection & Delivery Services, fleksibilitas pelayanan dan harga yang lebih murah dengan kualitas yang setara dan membedakan harga antara layanan laundry & dry cleaning.
Pemasaran
Target pasar yang dibidik oleh Putih Laundry & Dry Cleaning adalah segmen pasar individu kelas sosial ekonomi atas yang tinggal menetap maupun sementara di wilayah Jimbaran. Adapun positioning Putih Laundry & Dry Cleaning adalah jasa laundry & dry cleaning yang mengutamakan kecepatan dan kualitas untuk memenuhi gays hidup masyarakat kelas atas. Positioning statement Putih Laundry & Dry Cleaning adalah pure lifestyle. Positioning statement tersebut dikomunikasikan melalui berbagai medium komunikasi pemasaran.
Core product Putih Laundry & Dry Cleaning adalah jasa pencucian pakaian dengan menggunakan air (laundry) dan tanpa air (dengan menggunakan solvent). Core product tersebut dilengkapi dengan supplementary service element untuk memudahkan pelanggan memanfaatkan core product. Supplementary service element tersebut terdiri dari information, order taking, consultation, hospitality, safekeeping, exeption, billing dan payment.
Strategi harga terhadap kualitas yang diterapkan oleh Putih Laundry & Dry Cleaning adalah Super Value Strategy yaitu menerapkan harga yang lebih murah namun kualitas setara dengan kualitas yang menawarkan layanan premium (dalam hal ini adalah 5aSec). Harga layanan Putih Laundry & Dry Cleaning rata-rata berkisar 30% dibawah harga 5aSec. Pesaing utama Putih Laundry & Dry Cleaning yaitu 5aSec menetapkan harga yang sama untuk layanan laundry dan dry cleaning namun Putih Laundry & Dry Cleaning menetapkan harga yang berbeda antara laundry dengan dry cleaning yaitu sebesar 10%. Perbedaan harga Putih Laundry & Dry Cleaning dengan harga 5aSec akan selalu dipertahankan sebesar 30% sehingga Putih Laundry & Dry Cleaning akan menaikan harga pada scat 5aSec juga menaikan harga. Rata-rata kenaikan harga diperkirakan sebesar 5% per tahun.
Adapun pricing objective yang ditetapkan adalah maximum sales growth yaitu kenaikan volume penjualan pada tingkat tertentu, berdampak menurunkan biaya per unit yang pada akhirnya memberikan profit yang tinggi dalam jangka panjang.
Karena membidik target pasar yang sempit yaitu di wilayah Jimbaran, maka strategi promosi yang dilakukan oleh Putih Laundry & Dry Cleaning adalah promosi berbasis komunitas sehingga banyak menggunakan aktivitas personal communications.
Organisasi dan Sumber Daya Manusia
Struktur organisasi Putih Laundry & Dry Cleaning adalah fungsional structure yaitu rnengelompokan aktivitas berdasarkan fungsi masing-masing dari tingkat paling bawah hingga paling Was. Adapun perencanaan Sumber Daya Manusia Putih Laundry & Dry Cleaning meliputi aktivitas : job analysis dan job design, standar kompetensi dan job description, rekrutmen dan seleksi, orientasi, pelatihan dan development, sistim penilaian kinerja dan sistim kompensasi. Untuk meningkatkan produktivitas karyawan direncanakan program pelatihan dan pengembangan secara berkala tiap tahun. Di sisi lain untuk membuat karyawan bertahan untuk bekerja, dirancang sistim kompensasi yang memadai. Dengan demikian, diperkirakan tidak ada karyawan yang keluar dalam perencanaan lima tahun beroperasinya Putih laundry & Dry Cleaning dan karyawan yang bekerja akan makin ahli sehingga bekerja makin cepat dengan kualitas yang makin meningkat sehingga meningkatkan tingkat produktivitas. Peningkatan pendapatan akan memberikan dampak terhadap peningkatan kebutuhan karyawan terutama adalah karyawan staf produksi dan quality control. Untuk efisiensi, rekrutmen hanya dilakukan untuk memenuhi peningkatan kebutuhan tersebut.
Persiapan Operasional
Persiapan operasional Putih Laundry & Dry Cleaning diperkirakan memerlukan waktu sekitar tiga bulan (Oktober, Nopember, Desember 2006). Persiapan tersebut meliputi persiapan fisik maupun persiapan non fisik. Selama periode Desember 2006, seluruh karyawan akan mengikuti program orientasi dan pelatihan, sehingga meskipun Putih laundry & Dry Cleaning belum beroperasi namun karyawan telah bekerja dan aktivitas kantor telah dimulai. Biaya-biaya yang timbul dalam masa persiapan ini diperhitungkan sebagai biaya pre-operating expenses.

Introduction
Putih Laundry & Dry Cleaning is a company operating in the service sector that provides three service, namely launderings, dry cleaning and pressing. The business entity is a Limited Company owned by three individual investors: Journal, Christian Tooy and Puji Astuti (who formulates the company's business plan).
Putih Laundry & Dry Cleaning is located in JI. By Pass Ngurah Rai No. 257 Jimbaran municipality, Kuta Selatan regency, Badung, Bali. The office address of Putih Laundry & Dry Cleaning is a strategic location as it lies on the main road that connects Nusa Dua and Denpasar and is close to the Ngurah Rai Airport. In addition, Jimbaran is known as one of main destinations in Bali for both domestic and foreign tourists. Some of the middle and up-class residential complexes are located in Jimbaran.
There are no professional laundry & dry cleaning services providers available in Jimbaran that provide the three services of laundrying, dry cleaning and pressing. Against this backdrop, Putih Laundry & Dry Cleaning is established to tap the huge opportunities in the industry which in the first five-year of its operation will focus on providing its services to the upper-class society in Jimbaran..
External Analysis
Bali reserves a huge potential for the development of laundry & dry cleaning business. It is reflected in the growing number of players in the market, be it the ones that adopt a franchise business concept such as 5aSec, Melia Laundry & Dry Cleaning, or the ones that do not such as the Royal Professional Cleaners. However, most of those companies are concentrated in Denpasar as the capital city of Bali.
Entry barriers in this business are quite significant as it requires a huge start-up as well as the lack of employees with adequate technical skills. Moreover, the huge start-up capital requirement makes it difficult to do an exit barrier.
There are no significant obstacles regarding supplies of machinery, tools and other raw materials for the laundering business. Numerous types and qualities of machinery, tools and raw materials are available in the market at a range of prices.
The main competitor for Putih Laundry & Dry Cleaning is 5aSec. To compete with 5aSec, Putih Laundry & Dry Cleaning applies a "Differentiation Focus" business strategy which is by creating differentiation in accordance with the needs of market segments targeted Putih Laundry & Dry Cleaning. The differentiation in question that separates Putih Laundry & Dry Cleaning and others lies in the form of operational working time, of providing Home Collection & Delivery Services, of service flexibility and lower prices with equal quality.
Marketing
The market segment targeted by Putih Laundry & Dry Cleaning is individuals with high income who reside, permanently or temporarily, in Jimbaran. The positioning of Putih Laundry & Dry Cleaning is a laundry and dry cleaning services provider that yang strives for speed and quality in fulfilling the lifestyle of top-bracket individuals in the society. The motto for Putih Laundry & Dry Cleaning is pure lifestyle. This concept is being communicated through various marketing communication media.
Core product of Putih Laundry & Dry Cleaning is the service of laundrying with water (laundry) and without water (using solvent). The core product is supported by the supplementary service elements. The supplementary service elements are made up of information, order taking, consultation, hospitality, safekeeping, billing and payment.
The pricing-to-quality strategy adopted by Putih Laundry & Dry Cleaning is Super Value Strategy, which offers lower prices but with equal quality offered by a premium service provider (in this case, 5aSec). The price tag offered by Putih Laundry & Dry Cleaning is around 30% lower than that of 5aSec in average. Putih Laundry & Dry Cleaning's main competitor which is 5aSec offers the same price for its laundry and dry cleaning services, unlike Putih Laundry & Dry Cleaning that offers the two services at a 1.0% .,margin. The price gap offered by Putih Laundry & Dry Cleaning and 5aSec will always be set at 30%, meaning that Putih Laundry & Dry Cleaning will raise the prices should 5aSec do the same. The average price increase per year is estimated at 5%.
The pricing objective that is adopted is the maximum sales growth, which means that a raise of sale volume to a certain Ievel reduces the operational cost per unit which will eventually contribute to profit in the long run.
Provided that the company aims for a narrow market segment, which is Jimbaran, the brand socialization from Putih Laundry & Dry Cleaning centers on community-based activities, so it often uses personal communications activities.
Organization and Human Resource
The organizational structure of Putih Laundry & Dry Cleaning is fungsional structure that is categorizing activities by functions from the bottom all the way to the top.
As for the planning of Human Resources of Putih Laundry & Dry Cleaning, it covers activities such as drawing up: job analysis dan job design, standard for competency and job description, recruitment and selection, orientation, training and development, performance appraisal system and compensation system.
To improve employees' productivity, it has been planned to periodically conduct training and development programs each year. On the other side, to retain workers, it has been also drawn up an adequate compensation system. Therefore, it is estimated that not a single worker leave the office during five-year plan of operation of Putih Laundry & Dry Cleaning and all the while the workers continue to hone their skills, making them work faster with better quality so that their productivity will increase as well.
An increase in revenue will result in also an increase in workers' needs, in particular the staff in production and quality control units. For the sake of efficiency, recruitment will only be done to meet such needs.
Operational Preparation
The operational preparation of Putih Laundry & Dry Cleaning is estimated to take about three months (October, November, December 2006). It includes both physical and non-physical preparation.
During December 200, all employees took part in training and orientation programs, so that while Putih laundry & Dry Cleaning was yet to fully operate, the employees have started working and office activities began.
All the cost during the preparation period is referred to as pre-operating expenses."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2007
T19711
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"Skripsi ini membahas perbedaan sebaran wilayah kesuburan perairan di Laut Jawa pada saat periode El Nino tahun 2006 dan periode normal tahun 2007. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dengan cara interpretasi data citra satelit untuk melihat karakteristik sebaran suhu permukaan laut, konsentrasi klorofil-a dan arah arus permukaan laut yang selanjutnya dilakukan penampalan untuk mendapatkan sebaran wilayah kesuburan perairan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada periode El Nino tahun 2006 sebaran suhu permukaan laut di wilayah penelitian lebih dingin, wilayah front termal lebih luas dan konsentrasi klorofil-a lebih tinggi dibandingkan dengan periode normal tahun 2007, sedangkan arah arus permukaan pada periode El Nino cenderung menjauhi sistem daratan dan periode normal lebih mengarah ke sistem daratan. Kesimpulan yang diperoleh yaitu wilayah kesuburan perairan periode El Nino memiliki cakupan lebih luas dibandingkan dengan periode normal.

The focus of this study is different of rapid area distribution in Java sea on the El Nino and normal period. Analysis used of this study is descriptif analysis with interpretation citra satellite data to get distribution of sea surface temperature, clorofil-a concentration and sea surface current course, and than used overlay technique from GIS program. The result this research is distribution sea surface temperature more of cool, front thermal area and clorofil-a concentration more of wide on the El Nino period, and sea surface current course El Nino period is a faring of mainland system, but normal period is a nearing of mainland system. Conclution this research is rapid area on the El Nino period more of wide equalednormal period."
Depok: Universitas Indonesia, 2008
S34206
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"Skripsi ini membahas mengenai kebutuhan serta perilaku pencarian infomasi: studi kasus mahasiswa PDPT FIB UI 2007 dengan metode problem-based learning (PBL). Problem based learning adalah suatu metode belajar yang menempatkan masalah sebagai stimulan dalam proses belajar. Dengan metode ini proses belajar mengajar tidak lagi bersifat satu arah dan dosen hanya berperan sebagai fasilitator bukan lagi pemberi materi seperti dalam metode tradisional. Sehingga metode ini mengubah peran siswa yang sebelumnya hanya penerima materi manjadi pencari informasi. Selain itu metode ini menuntut siswa untuk mempersiapkan diri dengan berbekal materi-materi yang harus mereka baca sebelum memasuki kelas. Hal tersebut dikarenakan dalam kelas mereka tidak hanya mendengarkan dan menerima materi yang diberikan pengajar tetapi membagi pengetahuan yang telah mereka miliki atau ketahui sebelumnya kepada siswa lain, sehingga metode ini menuntut siswa untuk lebih aktif mencari informasi. Mendapatkan informasi yang diperlukan untuk menunjang kegiatan perkuliahan sangat ditentukan oleh ketepatan strategi pencarian informasi yang diterapkan. Kesalahan dalam bertindak atau ketidaktahuan mengenai sumber informasi yang dapat diandalkan dapat menjadi faktor penghambat dalam rangka pengumpulan tugas yang diberikan pengajar. Keadaan ini jelas berhubungan erat dengan perilaku mahasiswa dalam mencari informasi yang diperlukan. Hasil dari penelitian ini adalah dalam melakukan pencarian informasi, tahap pencarian informasi yang dilakukan oleh seluruh mahasiswa PDPT FIB UI 2007 melakukan tahap starting, chaining, browsing, differentiating, extracting, ending. Untuk pemenuhan kebutuhan informasinya, mahasiswa PDPT FIB UI 2007 lebih mengandalkan sumber informasi formal daripada sumber informal. Sumber informasi formal yang lebih banyak digunakan adalah perpustakaan dan internet. Perpustakaan FIB merupakan sumber perolehan informasi utama mahasiswa karena hampir seluruh informan mengunjungi Perpustakaan FIB untuk meminjam koleksi buku PDPT dan buku umum yang digunakan untuk menyelesaikan tugas yang diberikan fasilitator dan untuk materi diskusi di dalam kelas. Dalam melakukan pencarian informasinya, mahasiswa mengalami hambatan yang berasal dari dalam dirinya, antar individu dan lingkungan. Hambatan yang dialami mahasiswa umumnya disebabkan oleh faktor lingkungan antara lain: 1) keterbatasan koleksi karena buku yang miliki Perpustakaan FIB khusus untuk mata kuliah PDPT tidak sebanding dengan jumlah mahasiswa yang menggunakan sehingga terpaksa mereka harus mencari ke sumber lain. 2) Informasi yang tidak relevan ikut terjaring. Hambatan yang dialami oleh seluruh informan adalah ketika menggunakan internet sebagai sumber perolehan informasi seperti mencari informasi di tempat pembuangan sampah. Banyaknya informasi yang tidak bermanfaat mengakibatkan sulitnya menjaring informasi yang relevan sesuai dengan kebutuhan mereka. 3) Sarana penelusuran yang kurang efektif. Disebabkan karena ketika informan melakukan pencarian koleksi informasi yang tertera di OPAC berbeda dengan kenyataan di rak, hal tersebut dikarenakan Perpustakaan FIB saat ini masih dalam tahap otomasi. 4) Waktu pencarian yang terlalu sempit, beberapa informan mengeluhkan hal tersebut dikarenakan waktu yang diberikan fasilitator untuk menyelesaikan tugas terlalu sedikit, pada hari Jumat diberikan dan hari Senin dikumpulkan"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2008
S14965
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"ABSTRAK
Manusia sebagai mahluk solial, pada dasarnya senantiasa berusaha menyesuaikan diri terhadap lingang_annya, baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosia1rya. Penyesuaian yang dilakukan oleh manusia terhadap lingkungannya ini, adalah dalam rangka ke1angsungan hidupnya. Ukuran cocok atau tidaknya penyesuai an itu, adalah apabila mahluk tersebut dapat : bertahan hidup dalam lingkungan tadi. Penyesuaian terhadap lingkungan tertentu itu, tidak saja dapat dilakukan oleh seti ac individu dalam masyarakat, tetapi juga oleh kelompok_kelompok atau kesatuan-kesatuan tertentu yang terdarat dalam masyarakat, di mana suatu kelompok hazas selalu berusara menyesuaikan kegiatan mereka terhadap tun tutan lingkungannya sehingga tujuan terbentuknya kelompok tersebut dapat terus terlaksana atau bahkan dapat lebih berkembang.
Penyesuaian yang dilakukan manusia terhadap tuntutan lingkungannya. Dada dasarnya adalah untuk me_menuhi dorongan kebutuhan yang bersumber pada 3 syrarat minimal hidup yang harus dipenuhi, yaitu syarat jasmani (makan minuet, temDat berli_ndung, berteduh, sehat dan

"
1984
S12893
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
"ABSTRAK
Telah dilakukan isolasi antibodi anti AFP tikus dengan cara hiperimunisasi kelinci. Antigen yang disuntikkan pada kelinci adalah AFP tikus yang diisolasi dengan kolom kromatografi DEAE-selulosa. Serum kelinci hasil imunisasi dimurnikan menggunakan kolom Aminolink. Antibodi anti AFP tikus diperlukan untuk penelitian terhadap reaksi silang antara AFP dan albumin tikus, sedangkan antibodi tersebut belum tersedia di pasaran. Dua ekor kelinci telah disuntik masing-masing dengan 1 mg AFP tikus yang telah dibuat emulsi dengan adjuvan lengkap Freund pada bagian punggung secara subkutan. Suntikan ulangan dilakukan sebanyak 4 kali dengan selang waktu kurang lebih 10 hari dengan dosis sama yang telah dibuat emulsi dengan adjuvan tak lengkap Freund. Pada penelitian mi antibodi dideteksi dengan teknik ELISA dan Western-blot. Hasil ELISA menunjukkan titer antibodi yang didapat pada kelinci I adalah 16000, sedangkan kelinci 2 adalah 8000. Hasil ELISAjuga menunjukkan serum kelinci yang dimurnikan menggunakan kolom aminolink, relatif lebih murni dibandingkan serum kelinci yang belum mengalami pemurnian. Dengan teknik Western-blot menunjukkan bahwa polipeptida yang bereaksi dengan antibodi anti AFP tikus yang diisolasi adalah sebesar 74.000 Da."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1998
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Puji Astuti
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2004
S31167
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahayu Puji Astuti
2010
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Puji Astuti
"ABSTRAK
Krisis ekonomi Asia muncul di tengah pertumbuhan ekonomi yang menakjubkan selama beberapa dasawarsa, ironisnya selama kurang lebih Empat (4) tahun krisis moneter melanda Asia, Indonesia menjadi negara yang paling parah mengalami kerumuhan ekonomi. Akibat yang ditimbulkan oleh krisis ekonomi tersebut sangat besar bagi dunia Konstruksi di Indonesia.
Bidang konstruksi mempunyai karakteristik yang dinamis, yaitu persaingan harga, penawaran yang keras, padat buruh, pengadaan material berlomba dengan waktu dan peluang merugi yang lebih tinggi.
Para Pengusaha yang bergerak di bidang konstruksi harus memahami dengan sungguh-sungguh karakteristik tersebut, tidak konvensional dengan hanya bermodalkan semangat, ketekunan kerja dan uang tetapi harus dilengkapi dengan tenaga-tenaga ahli yang terlatih yang mampu memeoahkan masalah-masalah dalam situasi yang kritis.
Pekerjaan proyek selalu berhadapan dengan situasi kritis, karena semua kegiatan dan resources (buruh, peralatan dan material) dijadwalkan menurut lintasan kritis.
- Pengerahan tenaga buruh besar jumlahnya dengan klasifikasi mulai dari yang kurang terampil sampai tenaga ahli dari berbagai macam disiplin ilmu.
- Peralatan banyak dperlukan mulai dari alat-alat kecil sampai ke alat-alat besar dimana memerlukan anggaran biaya mobilisasi dan demobilisasi yang besar jumlahnya bila lokasi proyek jauh letaknya.
- Aneka jenis kebutuhan material serta besar jumlahnya memerlukan sistem pemecahan yang tidak mudah dalam hal pengadaannya .
Oleh karena itu suatu proyek yang akan diselesaikan sesuai dengan anggaran biaya (budget) dan jangka waktu tertentu harus dikelola oleh suatu management yang memiliki sistem pengendalian yang baik, salah satunya adalah Sistem Pengendalian Biaya.
Unsur biaya dalam mengelola suatu proyek adalah unsur yang sangat penting karena setiap aktivitas terkait dengan biaya-biaya yang hams dibatasi jumlahnya.
Dalam kasus Proyek Pembangunan Pabrik Sepatu PT. Mitra Catur Artha Sembada, Tangerang akan dibahas masalah Pengendalian biaya, dimana sistem pengendalian yang baik mempunyai unsur-unsur utama yaitu dasar pengendalian (budget dan Cashflow) yang baik dan cemlal, laporan-laporan yang akurat dan secara berkala dari persetujuan dan pembelanjaan yang sebetulnya, sistem yang baik untuk memulai tindakan pembetulan dan mekanisme peramalan yang membayangkan pandangan biaya yang mutakhir.
Adapun data-data yang diperlukan adalah lingkup pekerjaan, jenis pekerjaan, metode pelaksanaan yang dipakai dimana ada kaitannya dengan pemakaian tenaga kerja dan alat, batasan waktu proyek serta harga material, tenaga kerja dan peralatan.
Rencana Anggaran Biaya yang dihitung adalah Rencana Anggaran Proyek (RAP)
yang merupakan Rencana Biaya Operasional, sedangkan kurva ?S? merupakan dasar untuk penyusunan Cash Flow baik untuk pengeluaran biaya (cash out) maupun penerimaan biaya (cash in). Cash Flow tersebut ditinjau terhadap Rencana Anggaran Proyek dan Rencana Anggamn Biaya tanpa kredit bank dan Kurva ?S? merupakan alat pengontrol kondisi keuangan proyek.
Dengan pengendalian biaya yang efektif diharapkan dapat mencapai sasaran anggaran biaya seperti yang telah ditetapkan sebelurnnya dengan mengendalikan semua kendala/ hambatan yang bersifat negatif selama pekerjaan proyek berlangsung, sehingga memperkecil kemungkinan kesalahan yang terjadi

"
2001
S35666
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5   >>