Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 69 dokumen yang sesuai dengan query
cover
cover
Purwanti
"Analisa Profitabilitas Nasabah merupakan suatu sarana yang dapat dilakukan oleh bank untuk mencapai tujuan memaksimisasi profit melalui ,peningkatan pendapatan. Analisa ini diperlukan bank untuk mengetahui samapai sejauh mana hubungan dengan nasabahnya menguntungkan bagi pihak bank. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk memberikan gambaran kepada pembaca mengenai bagaimana penerapan Aanalisa Profitabilitas Nasabah yang diterapkan oleh Bank BNI dan bagaimana perbandingannya dengan teori Customer Profitability Analysis. Dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini, dipergunakan metode "Library Research" dan "Field ' Research". Dalam Library Research penulis mengumpulkan keterangan-keterangan dan teoriteori dalam buku, majalah, dan koran-koran yang berkaitan dengan topik skripsi ini.Sedang dalam Field Research, penulis mengadakan tanya jawab kepada pihak Bank BNI dan mengumpulkan data-data yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini. Penulis membatasi penelitian pada Penerapan Analisa Profitabilitas Nasabah untuk satu nasabah bank dan bukan nasabah bank secara keseluruhan (segmen). Analisa Profitabilitas Nasabah adalah suatu analisa yang digunakan untuk mengukur total profitabilitas dari hubungan antara bank dengan nasabahnya dengan menganalisa semua informasi mengenai· biaya hui mana nasaba dari aktivitas pendapatan dari hubungan dengan nasabah tersekukan analisa ini, maka pihak bank dapat mengetayang menguntungkan dan mana yang tidak. Aapabila hubungan tersebut ternyata diketahui nasabah tersebut tidak menguntungkan maka dilakukan analisa lebih lanjut untuk melihat faktor-faktor penyebabnya, dan juga memutuskan apakah hubungan dengan nasabah harus dihentikan ataukah kebijaksanaan service untuk nasabah yang bersangkutan yang perlu diubah agar diperoleh return yang positif. Analisa Profitabilitas Nasabah yang diterapkan Bank BNl sejak 1989, belum sempurna benar dalam penerapannya, hal ini akan terlihat setelah penulis membandingkannya dengan teori Customer Profitability Analysis. Diantara kekurangan-kekurangan yang mendasar atas penerapan analisa ini oleh Bank BNI adalah ketidaksesuaian antara periode pembuatan Laporan Profitabilitas Nasabah (LPN)nya dengan periode review target/goal untuk setiap nasabah, sehingga menyulitkan Bank BNI sendiri dalam melakukan perbandingan realisasi dengan target profitabilitas nasabah. Banyaknya terjadi kesalahan informasi juga menyulitkan dalam pelaksanaan analisa ini, karena data yang masuk menjadi tidak akurat, karena itu koordinasi yang baik diantara Kantor-Kantor Cabang, Divisi-Divisi lain yang berkepentingan dengan pemberian informasi untuk Analisa Profitabilitas nasabah ini adalah sangat perlu. Pepulis menyimpulkan bahwa metode Analisa Profitabilitas Nasabah yang diterapkan Bank BNI selama ini sudah memadai dan telah dapat mengcover hal-hal penting yang menjadi standard umum penerapan Analisa Profitabilitas Nasabah ini. Kekurangsempurnaan metode analisa di Bank BNI ini lebih banyak disebabkan masalah : J teknis pelaksanaannya dan hal tersebut di masa-masa yang akan datang harus segera diperbaiki.'"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1992
S18396
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Purwanti
"Kurang tidur dapat memberikan dampak buruk bagi pekerja terutama pekerja shift Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara kualitas tidur dengan produktivitas kerja Desain penelitian menggunakan deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional dan melibatkan 114 pekerja shift di PT MWT Cikarang Instrumen yang digunakan adalah the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI dan kuisioner produktivitas kerja.
Hasil penelitian menunjukkan 63 3 pekerja dengan kualitas tidur baik memiliki tingkat produktivitas tinggi Hasil uji Chi Square menyatakan terdapat hubungan yang bermakna antara kualitas tidur dengan produktivitas kerja p 0 026 0 05 Hasil penelitian dapat dijadikan masukan bagi perawat kesehatan kerja dalam menjalankan perannya sebagai edukator dan advokat.

Lack of sleep can have a negative impact for workers especially shift workers This study aimed to examine the relationship between sleep quality with work productivity This study used a correlation descriptive design with cross sectional approach and involved 114 shift workers at PT MWT Cikarang The instrument used the Pittsburgh Sleep Quality Index PSQI and work productivity questionnaire.
The result showed that 63 3 shift worker with good sleep quality had high productivity level Based on Chi Square test there was a significant relationship between sleep quality and work productivity p 0 026 0 05 The results can be used as consideration for occupational health nurses in their role as an educator and advocate.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
S52743
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwanti
"Karya Ilmiah ini bertujuan untuk mengetahui gambaran analisis intervensi pada asuhan keperawatan yang diberikan pada Ibu S (63 tahun) dengan masalah konstipasi di wisma Dahlia Panti Sasana Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung. Konstipasi yang dialami oleh lansia disebabkan oleh kurang aktivitas, penggunaan obat dan kurangnya asupan cairan dan serat. Gerakan mengayuh sepeda adalah salah satu latihan yang dapat meningkatkan kekuatan otot panggul dan abdomen sehingga dapat menstimulasi peristaltik usus dan dapat mencegah konstipasi. Oleh karena itu latihan ini dapat diberikan sebagai salah satu intervensi dalam penerapan asuhan keperawatan pada lansia dengan masalah konstipasi.

This paper aimed to describe the analysis of interventions on nursing care given to Mrs.S (63 years old) with constipation problem at Wisma Dahlia Panti Sasana Tresna Werdha (PSTW) Budi Mulia 1 Cipayung. Constipation in elderly usually caused by lack of activity, drug use and lack of fluid and fiber intake. Bicycle pedaling motion is one exercise that can increase the strength of the pelvic and abdominal muscles so that it can stimulate intestinal peristalsis and prevent constipation. Therefore, this exercise can be given as one of the interventions in application of nursing care for elderly with constipation problems.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Safira Purwanti
"Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) merupakan Badan Amil milik pemerintah yang berupaya menggalang dana ZISWAF (Zakat, Infak, Shadagah & Wakaf), yang ada di masyarakat. Untuk dapat memperoleh kepercayaan dari masyrakat sebagai landasan bagi BAZNAS untuk menjalankan fungsinya, BAZNAS harus mampu menjadi lembaga yang transparan atas seluruh kegiatannya. Upaya meningkatkan image BAZNAS yang kredibel harus terus menerus dilakukan baik melalui proses-proses internal maupun eksternal.
Analisis SWOT merupakan analisis yang digunakan untuk menetapkan strategi yang tepat bagi BAZNAS untuk pengembangan BAZNAS di masa datang. Analisis SWOT yang digunakan adalah pendekatan Pearce & Robinson, Kearns yang akan menghasilkan strategi masing-masing. Dan untuk memperoleh strategi terbaik dari kombinasi kedua pendekatan tersebut digunakan pendekatan Wright, Kroll dan Parnell.
Dari Hasil analisis SWOT, Pearce & Robinson memberikan rekomendasi strategi Agresif dan pendekatan Kearns memberikan rekomendasi strategi Compatitive Advantage, untuk memperoleh strategi terbaik maka Wright, Kroll dan Parnell memberikan rekomendasi strategi terbaik untuk BAZNAS adalah strategi pertumbuhan internal.

The Found of nation Amil Zakat (BAZNAS) is government's amil found that try to gathering fund of ZISWAF (Zakat, Infak, Shadaqah and Wakaf) from society. To get people's trust as basic of BAZNAS to runs its function, BAZNAS has to be capable of being transparant's found of it's whole activity. To increase the image and enedibelity of BAZNAS that has to be done as continue process as internal as well as external process.
SWOT Analysis is analysis that use to converse the right strategy BAZNAS to developing BAZNAS on the future. SWOT Analysis that used is Pearce & Robinson approach, Kearns Approach that will give it's own result of strategic. And to get the best Strategy from both combinations, Wright, Kroll and Parnell approach has been use.
From the result of SWOT Analysis, Pearce & Robinson have recommended Aggressive Strategy and Kearns approach has recommended Competitive Advantage strategy to get the best strategy, Wright, Kroll and Parnell have recommended the best strategy BAZNAS which is Internal Growth strategic.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2004
T11971
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ria Purwanti
"Biaya pelayanan kesehatan di Indonesia dari waktu ke waktu semakin meningkat akibat adanya krisis ekonomi yang terus berlanjut sehingga merupakan beban pembiayaan kesehatan bagi pemerintah daerah, hal ini berdampak pada puskesmas.
Sementara itu belum diketahui biaya satuan pelayanan Balai Pengobatan di Puskesmas Lemah Abang II. Padahal ini perlu dilihat sebagai salah satu altenatif mobilisasi dana untuk mencukupi kebutuhan biaya operasional maupun pemeliharaannya dalam upaya memberikan pelayanan kesehatan yang lebih bermutu, Pemilihan Puskesmas Lemah Abang sebagai tempat penelitian karena merupakan salah satu dari 5 Puskesmas dengan kunjungan terbanyak di Kabupaten Bekasi, salah satu puskesmas yang berada antara wilayah industri dan pertanian. Sedangkan Pemilihan unit Balai Pengobatan adalah unit yang paling banyak kunjungannya.
Penelitian ditakukan untuk mengetahui biaya total, biaya satuan aktual, dan normatif, CRR ATP/WTP dan tarif pesaing setara Metode penelitian yang digunakan studi kasus dengan pendekatan kuantitatif, sedangkan metode analisis biaya yang digunakan Activity Based Costing. Untuk survei ATP/WTP sampel yang digunakan sampel 66 orang pengunjung pelayanan Balai Pengobatan digunakan Activity Based Costing. Untuk survei ATP/WTP sampel yang digunakan sampel 66 orang pengunjung pelayanan Balai Pengobatan.
Hasil Penelitian memperlihatkan bahwa biaya satuan aktual pelayanan pengobatan di BP di Puskesmas Lemah Abang II adalah Rp 16.175,5 Biaya satuan aktual pengobatan tanpa AIC Rp 15.032,3 Biaya satuan pengobatan tanpa AIC dan gaji Rp 7.912,6 Sedangkan biaya satuan normatif adalah Rp 15.633,4
Perhitungan dan tarif yang berlaku saat ini ternyata hanya mencapai 15,5 % Cost Recovery Rate (CRR) artinya yarif yang berlaku saat ini masih jauh dibawah total biaya Puskesmas. 'Dari berbagai penelitian sejenis di berbagai wilayah Jawa Barat terlihat Biaya yang paling besar adalah biaya operasional. Komponen biaya yang terbesar adalah gaji yang diikuti dengan biaya obat-obatan.
Mengenai ATP/WTP didapatkan basil bahwa ATP pengunjung Balai Pengobatan di wilayah Puskesmas Lemah Abang II menyatakan 100 % mampu membayar sebesar Rp 5.000,- padahal tarif yang berlaku Rp 2.500,- Hal ini berarti bahwa ATP lebih besar dari WTP sehingga peluang untuk menaikkan tarif masih ada Sedangkan tarif pesaing setara semuanya berada diatas tarif pengobatan di BP Puskesmas Lemah Abang II.
Dari hasil simulasi tarif berdasarkan biaya satuan aktual dan normatif, ATPIWT,.CRR dan tarif pesaing setara didapatkan usulan tarif pengobatan di Balai Pengobatan sebesar Rp 7,500 setiap kunjungan. Sedangkan CRR dapat ditingkatkan dari masyarakat yang mampu sedangkan bagi yang miskin ditanggung oleh pemerintah dalam bentuk kartu sehat. Dalam meningkatkan tarif harus diperhatikan tarif pesaing setara agar peningkatan tarif tidak mengganggu utilisasi dari PKM Lemah Abang II
Dari basil tersebut disarankan bagi Puskesmas melakukan pengendalian biaya (cost containment) dan efisiensi biaya operasional, meningkatkan jangkauan pelayanan pengobatan di Balai Pengobatan dan mengoptimalkan penggunaan laboratorium. Untuk mendapatkan tarif pelayanan kesehatan secara menyeluruh perlu dilakukan analisis tarif pada unit pelayanan yang lain.

Cost of health services in Indonesia is more increases time to time caused by economic crisis and still going up to now. The economic crisis is burdening the government for health financing.
Meanwhile not knowing unit cost for health services this research is carried out in Public Health Center Lemah Abang II in Bekasi region. Bekasi Regional Government has to try alternative to mobilize the public funds to fulfilled operational and maintenance cost to give quality health services. This PHC which have been selected purposively and among five PHC who had been many patient. Selection sample this PHC Lemah Abang II because located between agricultural area and industrial area. Clinical treatment is area of this research.
Moreover to find out total cost clinical treatment , actual unit cost and normative unit cost with tool coat analysis called Activity Based Costing. It is also aimed knowing the illustration of ability to pay (ATP) and willingness to pay (WTP) of patient PHC considering the competitors tariff as the basis of the suggest tariff. For survey ATPIWTP take proportional sample amount 66 persons who has take among the patient PHC Lemah Abang II
Result of the research can figured that unit cost clinical treatment Rp 16,175,5 , unit cost without depreciation Rp 15.032,3 and unit cost without depreciation and salary Rp 7,912,6. Even though normative unit cost Rp 15.633,4 .
The tariff and unit cost has been found only reached 15,5 % Cost Recovery Rate it means that tariff government rule is far below unit cost .From the other many researcher in West Java found that operational cost the biggest coat from total cost. Cost component who have biggest contribution was salary, behind that its cost of medicine.
Based on ATP/WTP figured that patient on PHC Lemah Abang II declared 100 % able to pay health treatment Rp5.000; it means ATP patient more higher than tariff who had point out amount Rp 2.500, . This issue can give opportunity to increased tariff. On the other hand services from time to time undergo the increasing cost. In line with autonomy district make the Regional s, especially those who are dealing with the health service financing are bearing greater responsibilities. Bekasi Regional Government has to try mobilized the public funds for raising income collected from the society to cover their health service
The tariff of Public Health Center Lemah Abang II should be viewed as one alternative to increase the income of PHC to cover operational and maintenance cost so that it can give more quality services. However in the welfare policy the public goods services should be finance collectively through the government subsidy collected from the society it self.
From the tariff simulation on unit cost, ATPfWTP, CRR and considering the competitor tariff , the suggested tariff for clinical tariff is Rp 7.500,- per visit, With tariff 93,9 % of the society can afford it and 6,1 % cannot afford it so that they need to be subsidized. One way of giving the subsidy is providing them with the health cards. Tariffs other than the clinic production unit should refer to the unit cost which have been calculated in this research 2001
We suggested that the price charged by PHC Lemah Abang II must be based on unit cost health services and for more accurate the research from the other unit health services must be done. So that this research must be follow up with another research.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2003
T13028
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Isti Purwanti
"Angka kesakitan dan kematian karena ISPA pada kelompok umur balita di Indonesia masih tinggi, maka penatalaksanaan program dititik beratkan kepada penanggulangan pneumonia pada balita. Pada akhir-akhir ini salah satu upaya menurunkan angka kesakitan dan kematian tersebut adalah dengan adanya peningkatan pengetahuan ibu tentang ISPA , sikap dan perilaku pencarian pengobatan, serta praktek pengobatan oleh para petugas kesehatan setempat.
Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara pengetahuan dan sikap dengan pencarian pengobatan pertama penderita pneumonia pada balita di Kabupaten Majalengka tahun 2003.
Penelitian ini menggunakan desain studi kasus kontrol, dengan menggunakan data penderita pneumonia pada balita yang pencarian pengobatan pertama tidak ke fasilitas kesehatan ( kasus ), dan penderita pneumonia pada balita yang pencarian pengobatan pertama ke fasilitas kesehatan ( kontrol ). Adapun untuk pemilihan kasus dan kontrol adalah seluruh balita penderita pneumonia yang berobat ke puskesmas (16 puskesmas ) pada bulan Juni 2003.
Dari basil penelitian ini menunjukkan pengetahuan kurang baik (OR = 3,592 ; dan 95 % CI 2,054 ; 6.282 ), sedangkan sikap yang negatif ( OR = 2,166 ; dan 95 % CI 1,230 ; 3,815 ) merupakan faktor risiko yang berhubungan dengan pencarian pengobatan pertama penderita pneumonia pada balita.
Dari hasil penelitian ini terlihat masih sangat diperlukannya kegiatan-kegiatan dari petugas kesehatan, terutama kegiatan penyuluhan mengenai penyakit pneumonia pada ibu-ibu yang memiliki balita terutama pada tanda bahaya penyakit pneumonia, sehingga apabila balitanya menderita pneumonia langsung dibawa berobat ke fasilitas kesehatan.
Daftar Pustaka : 35 ( 1975 - 2002 )

Morbidity and mortality rates of ARI among under fives in Indonesia is still very high, thus program management is emphasized on efforts to overcome pneumonia among under fives. At the present time, one effort to reduce morbidity and mortality rates of pneumonia among under fives is by improving mother's knowledge about ARI, improving mother's attitude and health seeking behavior, and improving medication practices provided by local health personnel.
This study aimed to investigate the relationship between knowledge and attitude with health seeking behavior among under fives with pneumonia in Majalengka District in 2003.
This study employed case-control study design with under fives with pneumonia whose first health seeking behavior was not directed to health facility as cases and under fives with pneumonia whose first health seeking behavior was directed to health facility as controls. Those cases and controls were all under fives with pneumonia who went to community health center for medication (16 CHCs) during June 2003.
The study showed that poor knowledge (OR=3.592; 95% CI 2:054:6.282) and negative attitude (OR=2.166; 95% CI 1.230:3.815) were risk factors related to first health seeking behavior among under fives with pneumonia.
The study showed the importance and the necessity of improving health personnel activities, mainly those related to extension and community education about pneumonia targeted to mothers with under fives, particularly those with pneumonia danger signs. Therefore, whenever the child is getting sick, the mother would seek for health care to health facility at the first time.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13188
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Peni Hedi Purwanti
"Penelitian ini dilatarbelakangi belum adanya bukti statistik yang kuat bahwa antara diet rendah energi dan rendah karbohidrat dapat memperbaiki status IMT dan persen lemak tubuh di tempat penelitian dilaksanakan. Dengan diketahui perubahan yang optimal pada diet rendah karbohidrat dalam jangka waktu yang singkat, terdapat alternatif dalam pemilihan bentuk intervensi diet seseorang. Mengingat kebutuhan perbaikan status IMT dan penurunan persen lemak tubuh juga menjadi kepentingan tersendiri dalam upaya menurunkan resiko penyakit degeneratif.
Sehingga tujuan penelitian ini untuk melihat perbedaan rata-rata berat badan, IMT dan persen lemak tubuh, sebelum dan sesudah perlakuan diet rendah energi dan diet rendah karbohidrat. Selain itu akan dilihat pula hubungan penurunan IMT dan persen lemak tubuh yang dikontrol umur, aktifitas fisik pekerjaan dan aktifitas fisik olah raga, pada kedua pelakuan diet tersebut.
Penelitian ini merupakan penelitian kuasi ekperimental. Subjek sebanyak 70 orang, dibagi menjadi dua kelompok dan dilakukan intervensi makanan diet selama 14 hari. Kelompok 1 memperoleh diet rendah kalori 1300 kalori ( KH 52 % ; P 18 % ; L 31 %) dan kelompok II diet rendah karbohidrat 1400 kalori (KH ± 16 % ; P ± 22 % ; L ± 61 %) . Diet rendah karbohidrat menggunakan minyak zaitun sebanyak 80 % dan minyak canola 20 %. Diet rendah energi seluruhnya menggunakan minyak canola. Penelitian dilakukan selama waktu April -- Juni 2006, di Prima diet catering Jakarta. . Tempat ini adalah perusahaan catering khusus yang melayani catering antara lain untuk program penurunan berat badan. Subjek dipilih dan peserta catering yang mengikuti program penurunan berat badan dan mengikuti program makan sehari penuh melalui wawancara langsung. Subjek tidak memiliki penyakit dan dinyatakan sehat dengan sebelumnya menyertakan pemeriksaan laboratorium menyangkut kadar gula darah, kolesterol, asam urat , dan gangguan ginjal. Sebelum mengikuti program pada subjek dilakukan pemeriksaan tekanan darah menggunakan tensimeter merk NOVA , tinggi badan menggunakan microtaise " Stanley Maio " dan pengukuran berat badan, persen lemak tubuh total menggunakan BIA-OMRON. Kuesioner Baecke digunakan untuk menilai aktifitas fisik pekerjaan dan aktifitas fisik olah raga.
Seluruh data diolah secara manual dengan menggunakan mesin hitung dan komputerisasi . Analisis menggunakan uji t dependen atau paired t test, untuk melihat perbedaan rata - rata variabel berat badan , status IMT dan persen lemak tubuh sebelum dan sesudah perlakuan diet rendah energi dan diet rendah karbohidrat. Uji Anova untuk menganalisa faiktor umur, aktifitas fisik pekerjaan dan aktifitas fisik olah raga, pada diet rendah energi dan diet rendah karbohidrat.Hasil uji bermakna bila p < 0,05.
Hasil yang diperoleh adalah perubahan IMT dan persen lemak tubuh yang signifikan pada diet rendah karbohidrat. Penurunan berat badan pada diet rendah energi sebesar ∆ 0,73 kg ± 0,2531 kg lebih kecil dibanding pada diet rendah karbohidrat ∆ 5,88 kg ± 1,36 kg. Perubahan status IMT yang lebih sedikit juga terjadi pada diet rendah energi sebesar ∆ 0.3206 kglm2 ± 0.33968 kglm2 dibandingkan pada diet ∆ 2.0389 kglm2 f 0 .46109 kg/m2 . Perubahan persen lemak tubuh yang lebih sedikit terjadi pada diet rendah energi sebesar ∆ 0,1543 % dibandingakn diet rendah karbohidrat sebesar ∆ 2,0637 %.
Namun karena keterbatasan waktu dan biaya, maka pada penelitian ini tidak dilihat pengaruh biokimia darah. Sehingga belum dapat diketahuinya pengaruh diet rendah karbohidrat terhadap perubahan profil lemak darah. Juga penelitian ini hanya dilakukan dalam waktu singkat yaitu 14 hari sehingga harus diteliti lebih lanjut keamanan fisiologis dan biokimia darah, jika diet rendah karbohidrat dilakukan dalam jangka waktu panjang.

This research has a no background or supporting proven and strong statistic that low carbohydrate diet is able to recover a status of IMT together with fat body percentage at the survey held established.With acknowledgement of some optimized changes on low carbohydrate diet for a short term of period, there is an alternative for choosing the form of influences on individual diet. Considering the needs of IMT status recovery and the decrement of body fat percentage are becoming an important for lowering the risks of degenerative disease.
The objective of this research was to found the different meant of body weight, IMT status and body fat percentage, before and after low energy diet and low carbohydrate diet. The result controlled by age, work activities, and sport activities.
This research is a experimental quasi, which has two groups with a different treatment, during April - Juni 2006 at Prima Diet Catering Jakarta . 70 healthy subjeks, all female between 24 - 45 years, were given the diet foods are set into a different pattern. The composition of the 1300 low calory diet were follows : 52 % carbohydrate, 18 % protein and 31 % fat and another one with 1400 calory low carbohydrate were 16 % carbohydrate ; 22 % protein ; 61 % fat. The formula diet was supplemented for 14 days. The fat which was given form canola oil and olive oil. Subjeks were choosen from interviewing Prima Diet Catering's client, who was follow the weight management programe. Subjeks were healthy and proven by the laboratory checking. Before the intervention, subjeks were checking the blood pressure by NOVA tensymeter, heigh measured by microtoise " Stanley Maio " and body weight, body fat percentage measures bay BIA-OMRON. Baecke's qouesionaire for found the working activities and sport activities. From here, we will see the changes of IMT status and body fat percentage before the intervention.
The result from the above experiment is showing changes of IMT and body fat percentage with a significant on low carbohydrate diet . Low energy diet showed less weight loss ( 0,73 kg ± 0,2531 kg) compare with low carbohydrate diet (  5,88 kg ± 1,36 kg) . IMT status on low energy diet were  0.3206 kglm2 ± 0.33968 kglm2, compare with low carbohydrate diet 2.0389 kglm2 t 0 .46109 kglm2, as seen the biggest result . Body fat percentage were high changes in low carbohydrate diet  2,0637 %. And low energy diet were  0,1543 % .
Due to a limit of time and expenses, this research can not assist us to view a blood biochemist then unable to support the influences of low carbohydrate diet on the profile of fat blood. Nevertheless, the research only takes place for 14 days research, which requires a security of physiology if the diet takes longer
"
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19342
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Danu Purwanti
"Sejak diterapkannya kebijakan percepatan proyek infrastruktur, industri konstruksi juga meningkat di Indonesia. Industri konstruksi adalah industri yang berbahaya sehingga sering memakan korban. Dalam beberapa tahun terakhir telah terjadi banyak kecelakaan konstruksi dalam pembangunan rumah susun sewa, yang telah menyebabkan kerugian moral dan material, proyek yang dihentikan dan proyek yang tertunda. Kurangnya anggaran terpisah yang secara khusus ditujukan untuk menerapkan Sistem Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah salah satu penyebab buruknya penerapan SMK3 dalam proyek konstruksi dan mengakibatkan tingginya tingkat kecelakaan di tempat kerja. Di Indonesia, meskipun ada beberapa peraturan yang mengatur penerapan SMK3, tidak ada peraturan khusus yang mengatur bagaimana menyiapkan anggaran yang masuk akal untuk penerapan SMK3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi paket pekerjaan, metode kerja dan aktivitas pekerjaan, mengidentifikasi potensi bahaya dan risiko serta pengendaliannya, mengidentifikasi dan mengembangkan sasaran dan program K3, mengidentifikasi dan menganalisis komponen biaya K3 serta menghitung biaya K3 pekerjaan mekanikal pada proyek rusunawa. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan analisis deskriptif. Survey kepada ahli dan responden digunakan untuk mendapatkan data primer, sedangkan data sekunder biaya K3 existing diperoleh dari proyek dengan teknik accidental sampling. Cidera karena kebocoran gas adalah potensi bahaya dengan nilai risiko tertinggi. Pengendalian yang dilakukan adalah pengendalian administratif dan penggunaan APD dan APK. Struktur komponen biaya K3nya termasuk biaya khusus K3. Dari hasil perhitungan biaya K3 pada 5 proyek, diperoleh biaya K3 rata-rata sebesar 0.087% atau lebih rendah dari kebijakan beberapa perusahaan BUMN.

Since the implementation of the policy of accelerating infrastructure projects, the construction industry has also increased in Indonesia. The construction industry is a dangerous industry that often takes casualties. In recent years there have been many construction accidents in the construction of rental apartments, which have caused moral and material losses, projects that were stopped and projects that were delayed. Lack of separate budgets that are specifically prepared in implementing the Occupational Safety and Health System is one of the causes of the poor implementation of SMK3 in construction projects and create high rates of accidents in the workplace. In Indonesia, although there are several regulations governing the implementation of SMK3, there are no specific regulations that regulate how to prepare a reasonable budget for the implementation of SMK3. The objectives of the study are to identify the work package, method, activities, to identify potensial hazards, risk assessment and to identify the risk controls, to identify the safety objectives and programmes, to identify and to analyze the safety cost components and also to calculate the total of safety cost. This research is used qualitative approach and descriptive analysis. Surveying to the experts and respondents is used to get primary data, and the secodary data for existing safety cost is obtained from the projects with accidental sampling technique. Injury due to gas leal is the highest risk. The risk controls which can do are administrative controls and using PPE and Wor Potective Equipment. The safety cost compoonets is categorized as safety specific cost. The safety cost calculation results from 5 project samples are 0.087% or lower than the policy of some construction state owned company."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7   >>