Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 35 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Purwoko
Abstrak :
In Indonesian law system, treatment for terrorism prisoners didn't have direction and pattern. Therefore, treatment for terrorism prisoners that convicted death sentence didn't have pattern too. Leave from this fact, this thesis will discover how Lembaga Pemasyarakatan Klas I Batu, Nusakambangan treats terrorism prisoners. Theory used as guidance in answering the problem of building death punishment convict for terrorism case in criminal theory developed by Jheremy Bentham, Cessare Becaria and other socialists state that the purpose of state criminal is Detterence, Rehabilitation, Re-socialization, and Re-integration of social which mean that stating criminal is as an effort to make a criminal become 1) feel guilty, 2) regret, 3) penitence, 4) will not do again. Through descriptive qualitative approach, this research has been success to find empiric fact that building criminal in terrorism case done by Lapaas Class I Batu Nusakambangan, in fact, is not success in attain the result as commanded. This can be seen from indicator: 1) prisoner not feel guilty 2) not regretful 3) not penitence 4) hold strong ideology of terror and 5) still involve in criminal action, mainly in born exploitation Bali II. From the above fact and the result of analysis from the author concerning the opinion of religious, mufti, Jemaah Islamiah personages who has been aware concerning the proper building to terrorism case prisoner, in this thesis the author propose the proper model in order to build death punishment prisoner of terrorism case.
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2007
T20813
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heri Purwoko
Abstrak :
Dinamika sosial budaya yang terjadi di Papua membuat banyak pihak larut dalam dilema dan perjuangan yang berkelanjutan tanpa penyelesaian yang jernih sejak masa integrasi dengan Indonesia hingga kini. Film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja menampilkan paradoks akan makna perjuangan. Di satu sisi berjuang adalah dengan mengangkat senjata, di sisi lain dimaknai sebagai usaha untuk kehidupan yang lebih baik tanpa kekerasan. Film ini menghadirkan ambiguitas dan ketidakajegan dalam posisi ideologi yang direpresentasikan melalui karakter-karakter dalam film. Melalui film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, penulis mengelompokkan setidaknya terdapat tiga identitas yang direpresentasikan, yaitu: (a.) identitas negara atau pemerintah pusat Republik Indonesia yang ditunjukkan melalui tokoh Perempuan, serta kehadiran dan fungsi aparat militer, (b) identitas Organisasi Papua Merdeka yang diperlihatkan aktifitas mereka dalam Kongres Papua II, bendera Bintang Kejora, pengidolaan tokoh Theys Eluay, dan sebagian rakyat Papua yang mendukung atau bersimpati terhadapnya, serta (c) sebagian penduduk Papua yang berada di antara, direpresentasikan melalui tokoh Arnold dan Ibu. Untuk melihat apakah ada indikasi keberpihakan atas persoalan identitas nasional Papua dan Indonesia, maka penulis menggunakan cultural studies dengan pendekatan analisis tekstual dan teori representasi. Penulis menitikberatkan pada kode-kode visual sinematik berupa mise-en-scene, karakter, gestur, dialog, dan jalinan antar shot dalam film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja untuk mengetahui politik identitas yang direpresentasikan dalam film tersebut. ......The socio-cultural dynamics occurring in Papua have left many parties immersed in ongoing dilemmas and struggles without clear resolution since the period of integration with Indonesia until now. The film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja (I Want to Kiss You Only Once, 2002) displays the paradox of the meaning of struggle. On the one hand, fighting is by taking up arms, on the other hand interpreted as an effort to a better life without violence. This film presents ambiguity in the ideological position represented through the characters in the film. Through the film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja, the writer groups at least three identities that are represented: (a) the identity of the state or central government of the Republic of Indonesia shown through women character, as well as the presence and function of the military apparatus, (b) the identity of the Free Papua Organization which were shown their activities in the Second Papuan Congress, the Morning Star flag, the idolizing of Theys Eluay, and some Papuans who supported or sympathized with him, and (c) some Papuans who were in between, represented through the figures of Arnold and Mother. To see if there are indications of alignments on the issue of Papuan and Indonesian national identity, the authors use cultural studies with textual analysis and representation theory approaches. The author focuses on cinematic visual codes in the form of mise-en-scenes, characters, gestures, dialogues, and interwoven shots in the film Aku Ingin Menciummu Sekali Saja to find out the identity politics represented in the film.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Bayu Purwoko
Abstrak :
Sejak 1 April 1997 Ditjen Bea dan Cukai menerapkan sistem pengawasan on arrival dengan post audit. Dalam sistem pengawasan tersebut, Ditjen Bea dan Cukai membagi pelayanan dan pengawasan kepabeanan ke dalam dua jalur yaitu jalur merah dan jalur hijau. Barang yang masuk jalur hijau hanya dilakukan pemeriksaan dokumen dan barang untuk bisa dikeluarkan dari pelabuhan, sedangkan barang yang masuk jalur merah selain dilakukan pemeriksaan dokumen juga dilakukan pemeriksaan fisik. Setelah barang keluar dari pelabuhan, Ditjen Bea dan Cukai melakukan pengawasan dalam bentuk post audit terhadap perusahaan importir secara periodik. Post audit dilakukan terhadap pembukuan perusahaan yang berkaitan dengan impor barang untuk menguji kebenaran informasi dalam dokumen impor, terutama jenis, jumlah, dan nilai barang impor. Setelah UU No. 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan berjalan kurang lebih lima tahun, berbagai pihak mulai mempertanyakan kinerja Ditjen Bea dan Cukai. Hal ini terjadi karena berbagai alasan seperti nilai impor yang menurun drastis, membanjirnya barang-barang ilegal dari Cina, serta tudingan adanya praktek underinvoicing, yaitu praktek dimana importir memberitahukan nilai transaksi sebagai dasar penetapan bea masuk lebih rendah dari yang sebenarnya terjadi. Hal ini dilakukan untuk memperkecil bea masuk dan pajak dalam rangka impor lainnya. Hal yang kontras terjadi pada hasil pelaksanaan audit kepabeanan yang ternyata menunjukkan penurunan hasil yang cukup tajam selama tahun 2002-2004 triwulan I. Hal ini menunjukkan pelaksanaan audit kepabeanan ternyata belum mampu menjawab permasalahan ini. Banyak hal yang bisa menyebabkan turunnya penerimaan negara dari hasil audit. Berdasarkan pengamatan penulis, hal yang amat vital pada proses audit adalah tahap pemilihan obyek audit. Dengan sumber daya auditor yang terbatas, Ditjen Bea dan Cukai harus bisa memilih target yang tepat yang bisa memaksimalkan penerimaan bea masuk dan pajak dalam rangka impor. Selama ini pemilihan obyek audit dilakukan secara sederhana berdasarkan data nilai impor, jenis importir, dan besar fasilitas kepabeanan yang diperoleh. Tidak pernah dilakukan studi dan evaluasi yang komprehensif mengenai elemen-elemen yang dapat meningkatkan kemungkinan adanya temuan audit. Dalam rangka reformasi kepabeanan, Ditjen Bea dan Cukai menerapkan kebijakan registrasi importir. Kebijakan ini bertujuan untuk menyusun profil importir dalam rangka manajemen risiko. Hasil registrasi importir berupa profil importir akan digunakan sebagai sumber data penentuan risiko importir yang akan menentukan sifat dan lingkup pelayanan dan pengawasan pihak pabean terhadap importir. Sehubungan dengan pelaksanaan program registrasi importir tersebut, Ditjen Bea dan Cukai akan memiliki sumber data berupa data wajib pajak (importir) yang apabila digabungkan dengan data importasi yang telah dimiliki selama ini akan bisa menjadi alat perencanaan yang kuat dan tepat yang bisa dijadikan dasar pemilihan obyek audit secara akurat. Untuk mengetahui bagaimana profil importir hasil registrasi importir dapat digunakan sebagai alat perencanaan audit maka dilakukan penelitian dengan menggunakan pendekatan multivariate analysis dengan teknik regresi logistik. Dengan menggunakan teknik ini, kemungkinan hasil temuan audit kepabeanan dapat diprediksi secara ilmiah.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T13219
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evodius Purwoko
Abstrak :
Elton, Gruber dan Padberg memperkenalkan metode sederhana penentuan kombinasi aktiva yang optimum dan metode ini dikenal dengan nama Simple Ranking Device yang terdiri atas dua model yalcni model Single Indeks (Single Index Model - SLM dan model Korelasi Konstan (Constant Correlation - CC). Penelitlan ini bertujuan untuk mencari kombinasi saham yang optimum dari saham-saham likuid yang tercantum dalam indeks LQ45 Bursa Efek Jakarta dengan menggunakan metode simple ranking device. Dengan dasar model pasar sederhana Sharpe, nilai beta masing-masing saham dihitung dengan menggunakan metode regresi linier sederhana. Data penelitian diperoleh dari data indeks harian saham individual (IHSI) dan indeks harian LQ45 Bursa Efek Jakarta. Perhitungan beta dilakukan dengan piranti lunak SPSS versi 10 sementara perhitungan nilai CutOff Rate kedua model baik Single lndeks Model maupun Constant Correlations menggunakan spreadsheet Excel yang sederhana. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan sederhana Simple Ranking Device dengan model SIM menghasilkan 12 saham yang terpilih untuk masuk dalam portfolio sedangkan model CC mendapatkan 8 saham terpilih. Evaluasi perbandingan expected return portfolio menunjukkan bahwa portfolio Model SIM menghasilkan return yang lebih baik tapi tingkat risiko yang lebrh besar dibandingkan dengan portfolio Model CC. Evaluasi kinerja dengan Treynor Measme dan Sharpe Measure menunjukan preferesi portfolio yang tidak konsistert Treynor Measure menunjukkan relum portfolio bentukan model SIM lebih baik daripada model CC, tapi Sharpe Measure menunjukan yang sebaliknya. Evaluasi kinerja portfolio dengan menggunakan data 1 dan 2 tahun berikutnya menunjukkan bahwa dengan model SIM saham-saham terpilih memberikan return yang lebih kecil daripada saham-saham tidak terpilih. Untuk model Constant Correlation, saham-saham terpilih menghasilkan return portfolio yang lebih besar dibandingkan dengan saham-saham yang tidak terpilih.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T16995
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tjahjadi Purwoko
Abstrak :
Thesis Supervisors: Dr. Suyanto Pawiroharsono; Prof. Dr. Indrawati Gandjar SUMMARY Food deterioration is often due to lipid oxidation, excluding bacterial and enzymatic spoilage. The end-products of lipid oxidation, such as aldehydes, ketones, and alcohols are responsible for unacceptable off-tiavors and off- odors in food. Lipid oxidation can be inhibited by antioxidants. Soybean tempe is the most popular indigenous fermented food in Indonesia. Soybeans are known to contain isotiavones. Four major forms are known respectively as acetylglycosides, malonylglycosides, glycosides, and aglycones. Tempe were produced from soybean fermentation by Rhizopus oryzae UICC 524 and Rhizopus microsporus var. chinensis UICC 521. The tempe samples were extracted with methanol and the extraction defatted with hexa» ne. The isoflavone aglycones were isolated using column chromatography, and then anaiyzed using a gradient elution reverse phase of high-pressure liquid chromatography (HPLC). After HPLC analysis, isotiavone aglycones were evaporated to dryness and added to soybean oil at the 100, 200, 300, iii ' and 400-ppm concentration in test tubes, then heated at 170°C for 30 minu- tes. The oxidation of soybean oil was measured using the thiobarbituric acid (TBA) test. The result, called thiobarbituric acid reactive substances (TBARS) value, was expressed as pmolll and compared to the synthetic antioxidant, buthylated hidroxytoluene (BHT), at the same concentration. The profile of isoflavone aglycones isolated contains daidzein and genistein. No factor-2 (6,7,4'-trihidroxyisoflavone) and glycitein were detec- ted. Daidzein resulted from biotransformation of daidzin was dominant in both tempe samples. The isoflavone biotransformation was much greater by R. microsporus var. chinensis UICC 521 than by R. oryzae UICC 524, except for the 24 hours incubation. After 72 hours of incubation, the total isoflavone aglycones in tempe using R. microsporus var. chfnensis UICC 521 was 721.6 pglg and when using R. oryzae UICC 524, 268.2 p.glg. The oxidized soybean oil without any antioxidants had a TBARS value of 327.32 1 20.31 pmol/1. Addition of the antioxidants showed a decreased TBARS value following increasing concentration for both. For concentration until 300 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isofla- vone aglycones were greater than when added with BHT, respectively 55.40 zl: 2.77 pmol!! and 45.20 i 2.63 pmolll. However at concentration of 400 ppm, the TBARS values of oxidized soybean oil added with isoftavone aglycones and added with BHT did not show a significant difference. ix + -51 pp; 6 append; 5 plates; 3 tables. Bilb 35 (1964-1999). iv
Universitas Indonesia, 2001
T5748
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sunu Widi Purwoko
Abstrak :
Kajian hukum dalam tesis ini bertujuan untuk memberikan dasar fondasi hukum dalam memahami Exim Bank/ECA sebagai lembaga keuangan yang khusus didirikan untuk mendukung sektor ekspor dan impor di suatu negara serta pembentukan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia. Dalam menjalankan fungsinya, Exim Bank/ECA memiliki karakteristik yang berbeda dengan lembaga keuangan lainnya. Karakteristik khusus ini diperlukan untuk mengoptimalkan pelaksanaan fungsinya. Dalam mendukung perkembangan ekspor nasional, Indonesia memerlukan keberadaan lembaga ini. Lembaga yang sudah ada, PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) belum dapat secara optimal menjalankan fungsi sebagai Exim Bank/ECA karena terkendala statusnya sebagai bank umum. Untuk memenuhi kebutuhan ekspor nasional, perlu dibentuk Exim Bank/ECA di Indonesia. Untuk mendapatkan bentuk Exim Bank/ECA yang ideal di Indonesia, perlu dilakukan kajian hukum atas Undang-undang yang terkait dengan pendirian Exim Bank/ECA di beberapa negara serta pelaksanaan kegiatan PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) selama ini. Dengan kajian ini selain akan mendapatkan pemahaman yang jelas tentang bentuk hukum Exim Bank/ECA, juga dapat digambarkan bentuk ideal Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T18660
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Djoko Purwoko
Abstrak :
This report is a case study for Internship and Report Writing, analysing a multinational company and its position ¡n a country other than the home country, and describing the market and its characteristics From the analysis, recommendations will be drawn in terms of developing the position ¡n that country. ALSTOM has been chosen due to the fact only that I have been working for this company since almost nine years and am trying to analyse its position in the railway market in Indonesia. With turnover of 14 billions euros in 1998, ALSTOM is split into six sectors, of which we consider ALSTOM Transport, the rail equipment and train supplier. The company is organised by a matrix structure, linking product and country divisions, represented in around 60 countries. ALSTOM Transport supplies all types of trains and rolling stock, train, station and track equipment, power supply and a host of related services. Indeed, sales have moved away from being ?a product? to being ?solutions?. In developing its position abroad, ALSTOM typically exports, or acquires a local company. We discuss the geographical, political, economic, legal and social situation in Indonesia, highlighting aspects that influence ALSTOM?S position. More precisely, we look at the transport market in Indonesia, identifying the structure and the key issues facing transport. A SWOT analysis has been constructed, summariSiflg the major relevant points. The instability of the government and its policies, together with low economic levels and high inflation provide a moderate amount of risk in Indonesia. Most rail opportunities ? especially new lines ? are not feasible due to transpOrt having a low priority and a lack of financing. Concluding the analysis, I recommend to the Management of ALSTOM-Transport sector that we should attack the ¡ntercity market on Java island showing the greatest potential for profits. A BOT concession has been described to include DMUs, extra services and financing plan; the concession should be long, U to 45 years, to ensure profits. It is essential for ALSTOM to have the right contacts and a positive reputation amongst the purchasing process.
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T5703
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Yuridian Purwoko
Abstrak :
Sebagai kelompok yang mempunyai risiko tinggi tertular IMS, PSK pria nontransgender belum banyak diteliti. Di Indonesia baru tercatat satu penelitian di bidang sosiobudaya mengenai kelompok tersebut yang dilakukan di Yogyakarta dan belum ada satu pun penelitian di bidang kesehatan. Penelitian kesehatan Iebih banyak ditujukan pada PSK wanita, PSK pria transgender, atau ketompok MSM. Diduga PSK pria di kota besar, khususnya Jakarta telah meningkat pasat sesuai perkembangan waktu, keterbukaan seksual, dan faktor ekonomi, namun hingga saat inl belum terdapat data penelitian mengenai faktor sosiodemografis PSK pria nontransgender, mencakup usia, pendidikan, pendapatan atau status ekonomi, dan pekerjaan lain. Juga belum diketahui data prevalensi penyakit IMS pada kelompok tersebut. Karena belum terdapat data, dan berdasarkan penelitian mengenai PSK pria nontransgender di negara lain, serta belum ada program intervensi terhadap kelompok PSK pria nontransgender di Jakarta, maka ditegakkan dugaan bahwa prevalensi IMS pada kelompok tersebut masih tinggi, pengetahuan PSK pria nontransgender terhadap IMS yang masih rendah, sikap mereka yang kurang mempedulikan pencegahan dan pengobatan penyakit tersebut, serta perilaku mereka yang cenderung berisiko tinggi tertular 1MS. Pengukuran prevalensi memerlukan sumber dana, tenaga, dan waktu yang cukup besar, sehingga pada penelitian ini dibatasi pada tiga penyakit IMS yang menjadi prioritas pemberantasan penyakit menutar di Indonesia, yaitu gonore, sifilis, dan infeksi HIV/ AIDS. Proporsi kepositivan pemeriksaan kultur gonore, serologis sifilis, dan serologis infeksi HIV/ AIDS, dilakukan untuk mendapatkan perkiraan prevalensi penyakit tersebut pada PSK pria nontransgender di Jakarta. Pertanyaan penelitian ? Bagaimana identitas atau faktor sosiodemografis PSK pria nontransgender, mencakup usia, pendidikan, pendapatan atau status ekonomi, dan pekerjaan lain. ? Berapa proporsi kepositivan kultur gonore, serologis sifilis, dan serologis infeksi HIV pada PSK pria nontransgender. ? Bagaimana pengetahuan, sikap, dan perilaku PSK pria nontransgender terhadap IMS.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2005
T21448
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
F. A. Purwoko
Abstrak :
Kompleksitas tugas Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional yaitu Pelaksanaan Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) membutuhkan pengelolaan organisasi yang efektif. Salah satu unsur penting dalam pengelolaan organisasi yang efektif adalah budaya organisasi. Oleh karena itu diperlukan pengembangan budaya organisasi yang mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi organisasi Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional. Tesis ini berupaya untuk menganalisis bagaimana budaya organisasi yang sesuai untuk dikembangkan pada Pelaksana Harian Badan Narkotika Nasional menggunakan kerangka berpikir Competing Values Framework. (Cameron & Quint, 1999) yang bertujuan untuk mengidentitikasi budaya aktual serta menemukan budaya yang ideal. Berdasarkan hasil identifikasi budaya aktual dan ideal dilakukan analisis kesenjangan dan kemudian merumuskan langkah-langkah intervensi terhadap perubahan budaya. Berdasarkan pengolahan data kuesioner dan informasi dan kegiatan Diskusi Kelompok Terarah (Focus Group Discussion), diperoleh temuan bahwa budaya yang dominan berkembang di kelima unit kerja Pelaksana Harian BNN adalah budaya Hierarki yang bertujuan untuk menjaga stabilitas dan bersifat formal, sedangkan budaya yang memiliki nilai fleksibilitas yaitu budaya Clan dan Adhocracy belum banyak dimiliki. Temuan Iainnya adalah bahwa nilai-nilai budaya fleksibilitas dibutuhkan oleh organisasi Pelaksana Harian BNN, sehingga dibutuhkan pengembangan nilai-nitat budaya yang mengandung nilai fleksibititas. Nilai budaya Clan perlu ditingkatkan oleh unit kerja Sekretariatn, Pusat Dukungan Pencegahan, Pusat Dukungan Penegakan Hukum dan Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informatika. Pengembangan budaya Adhocracy dibutuhkan oleh kelima unit kerja Lakhar BNN. Pengembangan nilai-nilai budaya Market hanya dibutuhkan oleh unit kerja Pusat Penelitian, Pengembangan dan informatika. Berdasarkan kesimpulan diperlukannya pengembangan ketiga nilai budaya yaitu nilai budaya Clan, Adhocracy dan Market, maka dibutuhkan Iangkah-langkah intervensi perubahan terhadap budaya yang ada saat ini.
Prevention and demolition of the mis-use and dark distribution of Narcotics ((P4GN) have been the main duty of Organization Culture Of Daily Executor Of National Narcotics Board (Lakhar BNN). Realized that this duty is complex, effective organization management is needed. One of the essential component is organizational culture, therefore needs organizational culture development to support duty execution and function. The objective of this theses is to analyze how the culture of the organization which is expected to support the organization effectiveness using Competing Values Framework (Cameron & Quinn, 1999) which aim to identify actual culture and find expected culture. Based on the identification of the actual culture and expected culture, and then try to formulate intervention steps to conduct changes. The research found that the dominant culture which is developed ln the five units is Hierarchy culture, which is aimed to develop stability and formality values. The cultures those have flexibility values such as Clan Culture and Adhocracy Culture have not rooted at Lakhar BNN Culture. Research also found that the flexibility value is needed and expected to be developed at Lakhar BNN, there for there is a need to develop this value. The Clan culture needs to be developed by Secretary unit, Center for Prevention Support, Center for Law Enforcement Support, and Center for Research, Development and lnfomtation. The improvement for the Adhocracy culture is needed by all the five unit. The improvement of the Market Culture is needed only by the Center for Research, Development and Infomation. Based on the conclusion, Lakhar BNN needs to develop the three culture value, those are Clan, Adhocracy, and Market Culture, therefore intervention steps is needed for the changes of the current culture.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21933
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Purwoko
Abstrak :
......Penelitian ini berjudul Analisis Pengaruh Kompetensi Manajerial terhadap Kinerja Unit Organisasi: Studi Kasus di Kementerian Keuangan. Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa data sekunder yang merupakan catatan hasil penilaian kompetensi manajerial dan penilaian kinerja para pejabat struktural di Kementerian Keuangan yang tersimpan dalam sistem basis data. Metode pengambilan sampel menggunakan metode non probability sampling yang berarti semua anggota populasi dimungkinkan untuk menjadi sampel penelitian. Namun demikian dengan mempertimbangkan kelengkapan catatan penilaian baik kompetensi manajerial maupun kinerjanya, maka dari 791 data pejabat struktural yang memiliki peta strategi organisasi di Kementerian Keuangan, hanya diambil 348 data pejabat struktural yang dijadikan sampel penelitian. rumusan permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana tingkat kompetensi manajerial pejabat struktural di Kementerian Keuangan, bagaimana tingkat kinerja organisasi di Kementerian Keuangan, dan bagaimana pengaruh kompetensi manajerial terhadap kinerja unit organisasi di Kementerian Keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pejabat struktural di kementerian Keuangan rata-rata memiliki nilai kompetensi manajerial yang baik. Kinerja unit organisasi di Kementerian keuangan rata-rata memiliki nilai baik. Dari hasil analisis terhadap data yang ada ditunjukkan bahwa kompetensi manajerial yang terdiri dari tujuh dimensi kompetensi : visioning, decisive judgement, championing change, planning and organizing, driving for result, relationship management, dan developing others secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja organisasi baik pada level pejabat eselon II, III, maupun IV. Dilihat dari pengaruhnya secara individu, hanya dimensi visioning, planning and organizing, dan relationship management yang berpengaruh signifikan terhadap kinerja unit organisasi. Perbaikan dan penyempurnaan program pengelolaan kinerja dan peningkatan kompetensi manajerial para pejabat strukturalnya masih perlu untuk terus diupayakan. ......This study entitled Analyzing the Effect of Managerial Competencies towards Organizational Performance: A Case Study in the Ministry of Finance. It uses data in the form of secondary data records regarding the results of managerial competency and structural officials performance assessment in the Ministry of Finance stored in a database system. The sampling method used in this study is non-probability sampling method, meaning that all members of the population, which in this case is all of the Ministry of Finance employees, to be sampled for research. However, by taking into consideration regarding the degree of integrity in the Ministry of Finance managerial and performance assessment records, only 312 data is taken from 791 data of structural officials having organizational strategic map as a research sample. In this study, the problems analyzed consist of the level of managerial performance of structural officials, the level of organizational performance and the influence of managerial competence on organizational performance in the Ministry of Finance. It will show that almost all of the structural officials in the ministry of Finance have achieved good managerial competence grade and a very good grade in organizational performance. Analysis showed that the seven dimensions of competencies used in assessing managerial competence which consist of: visioning, decisive judgment, championing change, planning and organizing, driving for result, relationship management, and developing others, alltogether have a significant effect on officials organizational performance in the II, III and IV echelon. Further look it will show that, based on echelons-to-dimensions, the largest influence affecting II echelons organizational performance are planning and organizing, while III and IV echelon affected largely only by visioning. On that findings it can be inferred that improvement regarding the performance management program and a betterment in setting the managerial competencies dimensions is still needed.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>