Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rika Sofiani
Abstrak :
Eksipien koproses amilosa tersambungsilang12- xanthan gum (Ko-CLA12-XG) 1:2 merupakan eksipien baru yang dimanfaatkan sebagai matriks dalam sediaan hidrogel transdermal. Rute transdermal mengantarkan obat melalui kulit dan masuk kedalam sirkulasi sistemik. Pada penelitian sebelumnya ekspien Ko- CLA12-XG 1:2 telah dikarakterisasi memiliki kekuatan gel yang besar. Penelitian ini bertujuan untuk memformulasikan ekspien Ko-CLA12-XG 1:2 sebagai matriks dalam sediaan transdermal dan dievaluasi kemampuan penetrasinya secara in vitro dan in vivo. Uji penetrasi secara in vitro dilakukan dengan alat sel difusi Franz dengan menggunakan kulit abdomen tikus galur sprague-dawley selama 12 jam. Uji penetrasi in vivo dilakukan dengan mengaplikasikan sediaan pada abdomen tikus jantan galur sprague-dawley selama 12 jam kemudian plasma darah tikus dianalisis menggunakan kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT). Hasil uji penetrasi in vitro menunjukkan jumlah kumulatif dan persentase natrium diklofenak yang terpenetrasi adalah 6842 ± 467 μg.cm-2 dan 20,83 ± 2,18%, serta didapatkan nilai fluks sebesar 569 ± 27 μg.cm-2.jam-1. Selain itu hasil uji penetrasi in vivo menunjukkan kadar tertinggi natrium diklofenak dalam plasma adalah 4,87 ± 1,06 μg.ml-1 dan dicapai dalam waktu 1 jam serta AUC0-t∞ diperoleh sebesar 53,52 ± 11,04 μg jam.ml-1. Dari hasil keseluruhan dapat disimpulkan bahwa eksipien Ko-CLA12-XG dapat membentuk matriks pada sediaan hidrogel transdermal dan mampu menghantarkan natrium diklofenak masuk kedalam sirkulasi sistemik.
In the previous study, it was reported that Co-CLA12-XG 1:2 excipient had good gel strength and had good swelling ability. Therefore, it could be used as matrix controlling drug delivery, such as on transdermal hydrogel formulation. Transdermal is a route of administration, which is designed to deliver drug through the skin to systemic circulation. The aims of this study were to formulate Co-CLA12-XG 1:2 excipient as matrix on transdermal dosage forms and to study In vitro In vivo penetration abilities on delivering drug substances. In vitro penetration evaluation was carried on using Franz diffusion cell and the abdominal membrane rats for 12 hours. In vivo penetration evaluation was conducted on Sprague-Dawley strain male rats for 12 hours, then drug concentrations on plasma were analysed by high performance liquid chromatography. The results showed that cummulative penetrated-drug was 6842 ± 467 μg.cm-2 or 20,83 ± 2,18%, and the flux of sodium diclofenac was 569 ± 27 μg.cm-2.hour-1. The results of the in vivo studies showed that maximum plasma level and area under curve (AUC0-t∞ ) of sodium diclofenak were 4,87 ± 1,06 μg ml-1 and 53,52 ± 11,04 μg.hour.ml-1, respectively. Based on the results, it can be concluded that Co-CLA12-XG 1:2 excipient could be applied as matrix on transdermal hydrogel formulation and deliver sodium diclofenac in to systemic circulation.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2015
S60911
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sofiani
Abstrak :
Pelayanan Kefarmasian di Indonesia telah mengalami perubahan dari yang semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat (drug oriented) berkembang menjadi pelayanan komprehensif meliputi pelayanan obat dan pelayanan farmasi klinik yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup pasien. Pelayanan kefarmasian di Apotek harus memenuhi standar yang ditetapkan oleh pemerintah berdasarkan peraturan menteri kesehatan nomor 35 tahun 2014. Apotek adalah sarana pelayanan kefarmasian tempat dilakukannya praktik kefarmasian oleh apoteker. Pada laporan praktik kerja profesi ini dijelaskan pelaksanaan operasional dan pelayanan pada Apotek Kimia Farma No. 352 Margonda. Apotek kimia farma No. 352 Margonda sudah melaksanakan kegiatan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Pelaksanaan praktik kerja profesi di Apotek Kimia Farma No. 352 Margonda dapat memberikan gambaran nyata kepada calon apoteker tentang pelaksanaan praktik kefarmasian di apotek. Mereka dapat meningkatkan pengetahuan dibidang kefarmasian dan dapat berkomunikasi dengan tenaga kesehatan lainnya.
In Indonesia, pharmaceutical services had been changed from drug oriented to patient oriented with the aim to improved the quality of life of patients. Pharmaceutical services at pharmacy should comply with goverment regulation, such as peraturan menteri kesehatan nomor 35 tahun 2014. Pharmacy is pharmaceutical care facility which where apothecary proffesion needs to do they pharmaceutical services. This report is explain about implementation of operational and pharmaceutical service at Apotek Kimia Farma No. 352 Margonda. Generally, Apotek Kimia Farma No. 352 Margonda comply with goverment regulation. Internship at Apotek Kimia Farma No. 352 Margonda can provide real view to future apothecary about pharmaceutical care. They can improve their knowledge and able to communication with other health professional.
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sofiani
Abstrak :
ABSTRAK
Setiap orang berhak untuk mendapatkan kesehatan dan pemerintah bertanggung jawab dalam merencanakan, mengatur, menyelenggarakan, membina, dan mengawasi penyelenggaraan upaya kesehatan yang merata dan terjangkau oleh masyarakat. Unsur pelaksana otonomi daerah untuk urusan kesehatan berada pada dinas kesehatan. Suku dinas kesehatan kota administrasi adalah perpanjangan tangan dari dinas kesehatan yang bertugas melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terkait kesehatan masyarakat. Pada laporan praktik kerja profesi ini dijelaskan mengenai peranan yang dilakukan oleh apoteker sebagai penyelenggara teknis dan administrasi atas peraturan yang ditetapkan oleh pemerintah. Peranan apoteker pada suku dinas kesehatan sangat penting terutama dalam seksi sumber daya kesehatan. Apoteker melakukan pembinaan, pengawasan, dan pengendalian terhadap fasilitas pelayanan kefarmasian seperti apotek, instalasi farmasi, usaha kecil obat tradisional, dan pangan industri rumah tangga.
ABSTRAK
Everyone has right to get health and the government is responsible to plan, organize, execute, develop, and supervise health services which equitable and affordable by the community. Dinas kesehatan is element of regional autonomy for health affairs. Suku dinas kesehatan kota administrasi is an extension of dinas kesehatan in charge of development, supervision, and control of problem that related to public health. This report is explain the role of apothecary as providers of technical and administration regulations which determined by the government. The role of the apothecary in suku dinas kesehatan is very important, especially in the section of health resources. The Apothecary development, supervise, and control (binwasdal) the pharmaceutical service facilities such as pharmacies, installation of pharmacy at hospital or clinic, small business of traditional medicine, food and household industries.
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Rika Sofiani
Abstrak :
ABSTRAK
Industri farmasi adalah bisnis yang menguntungkan karena memiliki potensi pasar farmasi yang besar. Saat ini ada 205 perusahaan farmasi yang berkompetensi memperebutkan pasar farmasi domestik. Persaingan yang ketat membuat industri farmasi harus selalu menjaga mutu produknya agar sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Indonesia memiliki pedoman yang digunakan sebagai acuan untuk memastikan sistem mutu terjaga di lingkungan industri farmasi, yaitu pedoman Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pada suatu industri farmasi diwajibkan memiliki apoteker sekurang-kurangnya 3 orang, yaitu pada bagian pemastian mutu (QA), pengawasan mutu (QC) dan produksi. Pada laporan praktik kerja profesi ini dijelaskan tentang peranan apoteker terutama pada departemen pemastian mutu (QA). Secara Keseluruhan PT. Actavis Indonesia telah menerapkan ketentuan yang terdapat dalam Pedoman CPOB. Pelaksanaan praktik kerja profesi ini juga dapat memberikan wawasan, pengetahuan dan pengembangan pemecahan masalah yang dihadapi oleh calon apoteker.
ABSTRAK
The pharmaceutical industry is a profitable business because it has a huge market potential. Currently there are 205 pharmaceutical companies which are compete for market domestic. This intense competition make the pharmaceutical industry should maintain the quality of their products to fit the acceptance criteria. Indonesia has guidelines that used as reference to ensure the quality system has maintained on pharmaceutical industry, the guidelines is Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB). Pharmaceutical industry should have at least three people with apothecary degree, they fill in the position of the quality assurance (QA), quality control (QC) and production. This report is explain about the role of apothecary, especially in the department of quality assurance (QA). Generally, PT. Actavis Indonesia has implemented
2016
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library