Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rivaldo
Abstrak :
Latar Belakang: Kejang demam adalah jenis kejang tersering pada anak-anak. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merumuskan Rekomendasi Tata Laksana Kejang Demam pada tahun 2016 demi tercapainya tata laksana yang adekuat. Tujuan:Mengevaluasi implementasi Rekomendasi Tata Laksana Kejang Demam IDAI 2016 dan variabilitas tata laksana kejang demam oleh dokter spesialis anak di Indonesia serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Metode: Penelitian ini merupakan studi potong lintang dengan instrumen kuesioner secara daring selama September-Oktober 2020. Responden penelitian ini adalah dokter spesialis anak anggota IDAI. Jawaban terkait kejang demam sesuai dengan rekomendasi diberikan nilai 1 dan jawaban tidak sesuai diberikan nilai 0 dengan rentang nilai yang mungkin 0-34,00. Hasil : Didapatkan 181 responden dengan rerata skor 22,6 ± 7,12 dengan median 21,00 dan rentang 7,00-34,00. Komparatif median skor kelompok usia <60 tahun adalah 22,00 dan >60 tahun adalah 17,50 (p=0,007), kelompok yang lulus ≤10 adalah 22,00 dan >10 tahun adalah 20,00 (p=0,078), lokasi praktik RS adalah 21,00 dan klinik/praktik pribadi adalah 19,00 (p=0,250), jumlah pasien kejang demam perbulan 0-5 (20,00), 6-10 (22,00), >10 (23,00) (p=0,187), pernah kuliah/sosialisasi rekomendasi adalah 22,00 dan tidak pernah adalah 20,00 (p=0,109), dan lokasi kerja kabupaten adalah 22,00 dan kotamadya 21,00 (p=0,853). Simpulan: Terdapat perbedaan tatalaksana yang signifikan antara responden kelompok usia <60 tahun dan >60 tahun, tetapi tidak ada perbedaan signifikan antara kelompok lainnya. ......Background: Febrile seizure is the most common type of seizure in children. The Indonesian Pediatric Association (IDAI) formulated Recommendations for Fever Seizure Management in 2016 in order to achieve adequate management. Objective: To evaluate the implementation of the 2016 IDAI Fever Seizure Management Recommendations and the variability in the management of febrile seizures by pediatricians in Indonesia and the factors that influence it. Methods: This study was a cross-sectional study using an online questionnaire instrument during September-October 2020. The respondents of this study were IDAI member pediatricians. Answers regarding management of febrile seizsures in accordance with the recommendations are given a value of 1 and inappropriate answers are given a value of 0 with a possible value range of 0-34.00. Results: There were 181 respondents with a mean score of 22.6 ± 7.12 with a median of 21.00 and a range of 7.00-34.00. The comparative median score for the age group <60 years was 22.00 and> 60 years was 17.50 (p = 0.007), the group passing ≤10 was 22.00 and> 10 years was 20.00 (p = 0.078), location Hospital practice is 21.00 and clinic / private practice is 19.00 (p = 0.250), the number of patients with febrile seizures per month is 0-5 (20.00), 6-10 (22.00),> 10 (23.00). ) (p = 0.187), the time to study / socialization of recommendations was 22.00 and never was 20.00 (p = 0.109), and the regency work location was 22.00 and the municipality was 21.00 (p = 0.853). Conclusion: There are significant differences in treatment between respondents in the age group <60 years and> 60 years, but there is no significant difference between other groups.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Felix Rivaldo
Abstrak :
Di dalam kehidupannya manusia bukanlah mahluk ciptaan Tuhan yang sempurna. Pada tiap diri manusia terdapat suatu kelemahan mendasar terhadap sesuatu, dan kelemahan tersebut diwujudkan sebagai perasaan takut Selain hidup sebagai pribadi manusia juga merupakan mahluk sosial yang berinteraksi dengan lingkungan dan sesamanya. Dan di dalam hubungan dengan lingkungannya, manusia akan mengalami suatu hambatan-hambatan. Salah satunya adalah perasaan takut tadi. Manusia selalu mempunyai rasa takut akan sesuatu di dalam kehidupan pribadinya yang belum tentu sama antara orang yang satu dengan yang lain. Banyak hal yang dapat menyebabkan seorang manusia untuk takut Orang paling berani sekalipun pasti mempunyai sesuatu hal yang ditakutinya. Arsitektur sebagai bidang ilmu yang berpedoman pada manusia sebagai pelaku / subjek utamanya dalam hubungannya dengan karya-karya arsitektural dapat menciptakan rasa takut terhadap manusia yang menjalaninya tersebut. Karena arsitektur berhubungan dengan orang dan kejadian yang berlangsung di dalamnya.
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2003
S48315
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Omar Rahman Rivaldo
Abstrak :
Manajemen kekayaan produk luar negeri dalam perbankan atau lebih spesifiknya produk luar negeri yang ditawarkan oleh program manajemen kekayaan perbankan adalah bagian penting dari servis perbankan yang diberikan untuk memenuhi kebutuhan nasabah kaya dan canggih. Dengan kemajuan pada ekonomi Indonesia dan naiknya kompleksitas nasabah pada perbankan, perbankan harus siap memberikan jasa yang memenuhi kebutuhan nasabah nasabah canggih tersebut. Peraturan seperti POJK No.8/POJK.03/2016 tentang Prinsip Kehati-hatian Dalam Melaksanakan Aktivitas Keagenan Produk Keuangan Luar Negeri Oleh Bank Umum, memperbolehkan perbankan menjual produk investasi luar negeri kepada nasabahnya sebagai agen. Akan tetapi, banyak sumber berita yang menyatakan bahwa komunitas bankir merasa bahwa peraturan tersebut membatasi industri perbankan dalam menawarkan produk keuangan luar negeri. Dalam tesis ini pertanyaan yang ditanyakan adalah 1) Bagaimana peraturan di implementasikan terhadap produk manajemen kekayaan luar negeri? Dan 2) Apa saja dampak hukum dari peraturan peraturan yang diimplementasikan terhadap produk manajemen kekayaan luar negeri?. Tesis ini menggunakan metode normatif juridical sebagai metode riset. Produk luar negeri sebagaimana dalam POJK No.8/POJK.03/2016 tidak mudah ditemukan dalam perbankan karena batasan batasan dan kekurangan kepastian hukum yang diberikan oleh peraturan. Alternatif untuk mengakses produk keuangan luar negeri yang bisa ditemukan dalam reksadana kontrak investasi kolektif dan reksadana syariah bukanlah solusi, mereka memiliki batasan batasan sendiri. Dengan demikian penulis rekomendasikan untuk perubahan peraturan terhadap batasan dimana bank bisa mendapatkan persetujuan prinsip dan perubahan terhadap batasan yang memaksakan nasabah untuk memiliki likuiditas tinggi sebelum pembelian produk keuangan luar negeri tersebut. ......Offshore wealth management products in banking or specifically offshore products offered through the wealth management services in banking is an important part of banking services that are offered to meet the needs of banking more sophisticated and wealthy clients. With the ever-growing Indonesian economy and increasing complexity of banking clients, banks must prepare to meet the demands of those sophisticated clients. Regulations such as POJK No.8/POJK.03/2016 Regarding Prudential Principles In Undertaking Foreign Financial Product Agency Activity By Conventional Banks, provides banks the ability to offer offshore investment products to clients as agents. However, many news sources report that the banking community believes that the regulations limit the banking industry in providing offshore products. Within this thesis the questions posed are 1) How are regulations implemented in regards to offshore wealth management? and 2) What are the legal impacts of regulations implemented in regards to offshore wealth management. This thesis uses normative juridical method for its research method. Offshore products under POJK No.8/POJK.03/2016 are not widely available due to the limitations and lack of legal certainty the regulations provide. Alternatives in accessing offshore products such as collective investment contract mutual funds or sharia mutual funds are not solutions; it has its own set of limitations. Hence, the author recommends amendments of key articles of the law regarding the limits set upon the bank in achieving approval to offer products and limits set upon customers which force liquidity before allowing the purchase of offshore products.
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andreas Rivaldo
Abstrak :
Pada penelitian ini dilakukan sintesis senyawa turunan asam risinoleat teroksidasi dengan asam amino glisin dan fenilalanin. Proses sintesis diawali dengan oksidasi ikatan rangkap membentuk diol menggunakan KMnO4 encer dalam suasana basa, esterifikasi dengan dry metanol dan katalis KOH, dan terakhir amidasi dengan asam amino glisin atau fenilalanin. Karakterisasi dilakukan menggunakan KLT dan FTIR. Hasil FTIR produk menunjukkan adanya pita serapan ulur N-H dan O-H yang overlapping pada bilangan gelombang 3459,23 cm-1 pada lipoamida glisin dan 3467,55 cm-1 pada lipoamida fenilalanin. Selain itu, terdapat puncak serapan medium C-N dan N-H bend masing-masing pada bilangan gelombang 1047,98 cm-1 dan 787,99 cm-1 pada lipoamida glisin serta 1188,02 cm-1 dan 792,84 cm-1 pada lipoamida fenilalanin. Uji Toksisitas BSLT terhadap Artemia Salina L. menghasilkan nilai LC50 dari produk lipoamida glisin dan lipoamida fenilalanin secara berurutan sebesar 1494,73 ppm dan 2193,32 ppm. Hasil tersebut menunjukkan nilai LC50 > 1000, sehingga dapat dikatakan produk yang dihasilkan memiliki toksisitas rendah. Uji aktivitas antimikroba dari kedua produk menghasilkan zona hambat terhadap pertumbuhan bakteri E. coli, tapi tidak memberikan zona hambat terhadap bakteri S. aereus. Zona hambat terhadap bakteri E. coli yang dihasilkan yaitu 15 mm untuk lipoamida glisin dan 14 mm untuk lipoamida fenilalanin. ......In this research, the synthesis of oxidized ricinoleic acid derivative compounds with amino acids glycine and phenylalanine was carried out. The synthesis process began with the oxidation of the double bond to form a diol with dilute KMnO4 reagent in an alkaline condition, esterification with dry methanol and KOH catalyst, and finally amidation with the amino acid glycine or phenylalanine. Characterization was carried out using TLC and FTIR. The FTIR spectrum of the product showed that there were overlapping N-H and O-H stretching absorption bands at wave numbers 3459.23 cm-1 for glycine lipoamide and 3467.55 cm-1 for phenylalanine lipoamide. There were also absorption peaks of C-N and N-H bend medium at wave numbers 1047.98 cm-1 and 787.99 cm-1 for glycine lipoamides and 1188.02 cm-1 and 792.84 cm-1 for phenylalanine lipoamides respectively. BSLT Toxicity test against Artemia Salina L. resulted in the LC50 values of the lipoamide products glycine lipoamides and phenylalanine lipoamides 1494.73 ppm and 2193.32 ppm, respectively. These results showed that the value of LC50 > 1000 so it can be said that the resulting product has low toxicity. The antimicrobial activity assay showed that both products inhibited the growth of E. coli but did not inhibit the growth of S. aereus. The inhibition zone formed was 15 mm for glycine lipoamide and 14 mm for phenylalanine lipoamide
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library