Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salamun
Yogyakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1982
307.2 SAL p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Salamun
"Menteri Kesehatan R.I telah menyatakan bahwa pada tahun 1980 diperkirakan di Indonesia terdapat lebih kurang 1,2 juta tuna netra dan oleh karenanya kebutaan dinyatakan sebagai bencana nasional (Departemen Kesehatan RI, 1983; Hamurwono, 1984). Kemudian berdasarkan data Direktorat Rehabilitasi Penderita Cacat Departemen Sosial RI tahun 1980, ternyata bahwa tuna netra menempati tempat tertinggi di antara cacat-cacat lainnya (Departemen Kesehatan RI, 1983; Hamurwono, 1984).
Hasil survai Morbiditas Mata dan Kebutaan di Indonesia yang dilaksanakan oleh Departemen Kesehatan RI bekerjasama dengan Perhimpunan Dokter Ahli Mata Indonesia pada tahun 1982, menunjukkan bahwa kelainan refraksi menduduki urutan paling atas dari 10 penyakit mata utama (Departemen Kesehatan RI,1983; Hamurwono, 1984).
Dari hasil survai kesehatan anak didaerah DKI Jaya yang dilakukan oleh Kanwil Depkes DKI bersama PERDAMI Cabang DKI pada anak Sekolah Dasar dan lbtiddaiah di seluruh wilayah DKI diketahui bahwa angka kelainan refraksi rata-rata sebesar 11,8%. Sehingga di Indonesia dari ± 48,6 juta murid Sekolah Dasar diperkirakan terdapat 5,8 juta orang anak yang menderita kelainan refraksi (Biro Pusat Statistik, 1986; Marsetio, 1989).
Menurut para peneliti dari berbagai negara, penyakit mata yang dapat mengakibatkan kebutaan, ternyata berbeda-beda penyebabnya. Di Amerika Serikat misalnya berdasarkan laporan resmi US Department of Health pada tahun 1976, miopia merupakan penyebab kebutaan ke tujuh dalam daftar urutan penyebab kebutaan. Sedangkan di Jerman Timur menunjukkan tingkat kedua, Uni Sovyet kedua, Denmark ketiga, Jepang kelima, Hongkong kelima, Sri Langka kelima dan Jerman Barat ketujuh (Lim & Jones, 1981).
Dalam bidang oftalmologi tercatat bahwa miopia merupakan obyek penelitian yang paling lama telah dilakukan. Hal ini disebabkan karena penglihatan sangat penting untuk kehidupan. Dalam sejarahnya kelainan miopia telah diketahui sejak zaman Aristoteles, tetapi penelitian yang lebih mendalam dan akurat serta sistematis baru dilakukan pada pertengahan abad 19 oleh Von Jaegger, Donders, Von Graefe, Von Reuss dan Von Arlt. Pada permulaan pertengahan abad ke 19 sejalan dengan kemajuan di bidang oftalmologi dan optik, Schnabel & Herrnheiser telah membuktikan bahwa miopia antara lain dapat disebabkan oleh panjang sumbu bola mata (Von Graefe, 1854; Von Jaeger, 1861; Donders, 1864; Von Arlt, 1876; Schnabel & Herrnheiser, 1895; Curtin, 1985).
Dibandingkan dengan seluruh kelainan refraksi mata manusia, miopia diketahui merupakan masalah yang paling besar karena menyangkut jumlah penderita kelainan refraksi yang tertinggi serta menyebabkan gangguan terhadap kehidupan serta pekerjaan sehari-hari (Sato, 1957; Goldschmidt, 1978; Fledelius, 1978).
Pada miopia derajat rendah, gangguan penglihatan yang mungkin terjadi dapat diatasi dengan mudah dan umumnya tidak akan mengganggu kehidupan sehari-hari. Pada miopia derajat sedang dan tinggi dapat menimbulkan masalah ekonomi yang bermakna.
Menurut laporan US Department of Health pada tahun 1978 dapat dilihat bahwa keadaan miopia pada penduduk Amerika Serikat menimbulkan kerugian sebesar empat milyar dollar, yaitu biaya untuk mengatasi keadaan miopia penduduk, agar mereka dapat melakukan kehidupan serta pekerjaan sehari-hari (Curtin, 1985)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1993
D295
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salamun
Yogyakarta Balai Penelitian Sejarah dan Budaya 1979/1980
572.792 1 S 32 p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Salamun
"Jumlah kendaraan yang terus bertambah di kota-kota besar terutama Jakarta sangat potensiat menjadi produsen utama gas buang selain mesin-mesin industri yang ada. Emisi gas buang yang dihasilkan akan semakin meningkatkan kadar polutan, seperti CO,HC, NOX, CO2 yang sudah semakin tinggi kadamya, oleh karena itu dibandingkan dengan bahan bakar minyak (BBM), maka bahan bakar gas (BBG) dalam hal ini adaiah compressed Natura! Gas (CNG) dapat menghasilkan gas buang yang lebih baik, hal ini dikarenakan proses pembakaian yang terjadi lebih sempuma, sehingga gas buangnya pun menjadi Iebih baik dan akhimya program langit biru hebas polusi, sesuai dengan program pemerintah yang dicanangkan sejak tahun 1988 tetap berlangsung.
Penelitian ini menggunakan chasis dinamorneter; gas analizer serta alat pendukung lainnya, adapun tujuan penelitian ini adalah membandingkan nilai optimum prestasi engine pada kondisi dan pengujian yang sama seperti :
>> Daya efektif yang dihasilkan oleh kendaraan yang berbahan bakar gas dengan menggunakan moditikasi mixer.
>> Besamya perbandingan bahan bakar dan udara yang dihasilkan, sehingga di dapat nilai daya optimum.
>> Emisi gas buang pada bahan bakar gas.
Diharapkan data ini dapat membuktikan bahwa pemakaian BBG mempunyai nilai daya yang mendekati bensin serta menghasilkan gas buang yang Iebih baik, sehingga keinginan masyarakal untuk memakai BBG bertambah, yang akhimya kesegaran udara minimum yang kita cita-citakan dapat dicapai."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S37200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Salamun
Yogyakarta: Pusat Penelitian Sejarah dan Departemen P dan K, 1979
919.21 SAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Salamun
Yogyakarta: BPNB, 2013
745.5 KER (1);745.5 KER (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Taufik Salamun
"Penelitian ini bertujuan merekonstruksi pola posesif bahasa Indonesia dialek Ambon dengan Indonesia baku. Penelitian ini merupakan kualitatif deskriptif. Data penelitian ini bersumber dari tuturan masyarakat Kota Ambon dan sekitarnya yang berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dialek Ambon. Data bahasa Indonesia diperoleh dari hasil terjemahan tuturan bahasa Indonesia dialek Ambon. Penelitan ini berlokasi di seluruh wilayah Kota Ambon dan sekitarnya. Waktu yang diperlukan oleh peneliti dalam mengumpulkan data adalah selama dua minggu. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi non-partisipan. Ada dua teknik yang digunakan untuk mendukung metode obeservasi non-partisipan, yaitu teknik rekam dan catat. Penelitian ini menggunakan dua metode dalam proses analisis data, yaitu metode padan dan metode agih. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pola konstruksi posesif (kepemilikan) antara bahasa Indonesia dialek Ambon dengan bahasa Indonesia baku. Perbedaan tersebut adalah letak possessor dan possessum yang berbeda. Pada bahasa Indonesia dialek Ambon, apapun kategori possessor baik pronima persona, nama diri, maupun bukan manusia selalu mendahului possessum. Hal itu berbeda dengan bahasa Indonesia baku, yaitu pada pola konstruksinya possessum-lah yang mendahului possessor. Perbedaan lain adalah pola konstruksi posesif pada bahasa Indonesia dialek Ambon mendapat penambahan kata pung di antara possessor dan possessum, sedangkan pada bahasa Indonesia baku tidak mengalami penambahan."
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Adirasa Salamun
"Dunia industri sedang menggalakkan penggunaan material baru yang memiliki karakteristik yang baik, ringan, kuat, dan dapat dibuat dengan biaya yang relatif murah, dan hal ini hanya dapat dipenuhi dengan melakukan studi pengembangan lebih lanjut mengenai berbagai karakteristik material, baik material paduan logam, non logam dengan logam atau non logam dengan non logam. Penelitian yang lebih seksama dengan menggunakan material non logam masih sangat terbatas, oleh karena itu studi lanjut mengenai material non logm sangatlah diharapkan.
Dalam hal ini penulis melakukan penelitian mengenai karakteristik material non logam dengan pengujian torsi yang belum banyak dilakukan. Adapun material yang di uji adalah jenis polivinil clorida (PVC AW) yang berbentuk tabung berdinding tipis, dimana dilakukan- penelitian mengenai modulus geser material, tegangan geser, regangan geser, dan karakteristik material lajnnya. Dengan harapan dapat di tarik kesimpulan yang menarik untuk pengembangan dan aplikasi material tersebut dalam dunia industri di masa datang.
Peralatan uji yang di gunakan dalam penelitian ini adalah peralatan uji torsi sederhana, dimaksudkan untuk meringankan biaya pengujian itu sendiri yang memiliki tingkat kesulitan tersendiri dan alat uji torsi ini dilengkapi dengan sensor yang merupakan modifikasi dari mouse komputer. Sensor tersebut langsung dihubungkan ke PC yang menggunakan perangkat lunak microsoft visual basic for windows sehingga diperoleh data-data yang cerrnat dan akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1996
S36671
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fifin Salamun
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S47889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>