Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Salmah
Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2008
T25493
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sjarifah Salmah
"Bagi remaja kelompok usia 10 - 19 tahun, pendidikan kesehatan reproduksi merupakan pendekatan awal yang bersifat preventif. Pendekatan ini dilakukan dengan harapan agar remaja dapat menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, sehingga mereka terhindar dari hal-hal yang berhubungan dengan antara lain kehamilan pada usia muda dan akibat yang ditimbulkannya. Komsumsi gizi yang mencukupi, menjadikan remaja secara biologis lebih cepat tumbuh dibandingkan tahun-tahun yang lalu. Pengaruh arus globalisasi dan rasa ingin tahu yang menonjol perlu mendapat jawaban yang benar, agar mereka tidak salah menghadapi tantangan kebutuhan biologis yang meronta dalam pertumbuhannya. Jenis penelitian ini adalah eksperimen lapangan dengan desain dasar "non equivalent control group" dan diubah menjadi "modified control group" agar sesuai dengan tujuan penelitian. Analisis statistik dilakukan dengan uji univariat dan bivariat.
Hasil penelitian : 1. Pengetahuan responden meningkat secara bermakna pada kedua metode. 2. Perubahan sikap hanya terjadi pada metode ceramah. 3. Metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan responden. 4. Pendidikan dan pekerjaan ibu/bapak responden tidak tampak banyak berperan/berkontribusi dalam memberikan pengetahuan kesehatan reproduksi kepada anak remajanya.
Kesimpulan : Kedua metode dapat meningkatkan pengetahuan responden, namun metode ceramah lebih efektif meningkatkan pengetahuan dibandingkan metode simulasi; Kedua metode tidak berpengaruh kepada retensi memori responden.
Saran : Agar remaja menyayangi dan memelihara kesehatan reproduksinya, maka pengetahuan tentang alat reproduksi pria dan wanita, hormon dan fungsinya, dan pola reproduksi sehat perlu diberikan pada siswa kelas II ke atas.;The effect of Game and Lecture Methods on the Reproduction Health EducationFor the teenagers of 10 - 19 years of age, reproduction health education is one of the preventive approaches to the sex related problems.
......
The objective of this approach is to make the teen-agers care and maintain their reproduction health, so that they will be prevented from facing certain problem such as young woman pregnancy and its related consequences. As the result of consuming nutritious food, the teen-agers can physically grow faster than those of the previous years. Their feeling of curiosity in sexual issues in addition to the influence of globalization upon them should be tackled in a correct manner so that they will be able to cope with their biological needs positively during the course of their growth. Statistical analysis is applied by using univariate and bivariate examinations.
The results of the research : 1. The respondents improves significantly after the application of the two methods, 2. The lecture method is, however, more effective in improving the knowledge of the respondent, 3. The alteration of attitude exists in the lecture method, 4. There is no indication that the professions and educational background of the parents have influenced the improvement of the knowledge on the reproduction health of their children.
Conclusion : The two methods can improve the knowledge of the respondent. The lecture method is however, more effective than the simulation method. The two method have no significant influence for the retention of the respondents' memories.
Suggestion : In order that the teenagers can care and maintain their reproduction health, it is suggested that the knowledge on the male and female reproduction organs, hormones and their functions, as well as healthy reproduction patterns be taught to the students of the second or higher grades of the secondary high schools."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Erna Salmah
"Masalah ketenagakerjaan merupakan Salah satu masalah Nasional yang cukup serius dan kompleks dalam era pembangunan dewasa ini di Indonesia Jumlah tenaga kerja dengan pertumbuhan demikian besar mengikuti pertumbuhan penduduk disatu pihak dengan lapangan kerja yang tersedia relatif terbatas, mengakibatkan sebagian besar tenaga kerja terpaksa menganggur.
Di samping masalah tersebut, pada akhir ini pemutusan hubungan kerja pada perusahaan-perusahaan swasta menjadi fokus norotan di kalangan cendikiawan dan praktisi hukum. Namun demikian harus diakui kenyataan dalam kehidupan sehari-hari bahwa pemutusan hubungan kerja tidak mungkin dapat dicegah seluruhnya misalnya dalam keadaan terpaksa dan dengan alasan yang kuat untuk itu.
Fungsi dan peran P4D dalam pemutusan hubungan kerja :
1. Memutuskan dengan putusan yang amarnya menyatakan memberi atau menolak ijin pemutusan hubungan kerja.
2. Memutuskan dengan putusan yang amarnya memuat kewajiban pengusaha untuk membayar sejumlah pesangon, uang ganti kerugian, uang jasa kepada pekerja sebagai mana dimaksudkan Peraturan Menteri Perburuhan No. 9 Tahun 1964.
Penyelesaian pemutusan hubungan kerja itu dapat diselesaikan dengan persetujuan bersama antara kedua belah pihak maupun atas bantuan pihak ketiga sebagai perantara. Tetapi apabila tidak dapat diselesaikan melalui perundingan (musyawarah) maka perselisihan wajib diselesaikan menurut UU No. 12 tahun 1964 dan peraturan pelaksanaannya.
Setiap tindakan pemutusan hubungan kerja wajib memperoleh ijin terlebih dahulu dari P4D dan P4P. Adapun Perselisihan Perburuhan/Pemutusan hubungan kerja yang masuk dan diselesaikan oleh P4D Propinsi Kalimantan Barat pada tahun 1992/1993 sebanyak 225 kasus dan yang terselesaikan 201 kasus, sisanya diselesaikan tahun berikut.
Putusan P4D yang bersifat mengikat setelah lewat tenggang waktu 14 hari, apabila tidak ada pihak yang mengajukan banding ke P4P, maka putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum yang pasti untuk dapai dijalankan. Dalam pelaksanaan putusan P4D masih ada hambatan, pekerja harus sabar menunggu, hal ini erat kaitannya dengan tidak ada batas waktu maupun sanksi yang tidak dimiliki oleh putusan P4D ataupun pihak pengusaha naik banding ke P4P, karena pengusaha merasa keberatan untuk melaksanakan kewajibannya, pekerja untuk menerima haknya dengan melalui proses yang lama, akhirnya P4P telah menguatkan keputusan P4D untuk direalisasi."
Depok: Universitas Indonesia, 1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nursyafira Salmah
"ABSTRAK
Terdapat dua istilah representasi identitas transgender perempuan ke laki-laki di Indonesia yang mulai visible, yaitu transman dan priawan. Penelitian ini akan mengkaji bagaimana identitas sebagai transgender laki-laki tumbuh dalam diri priawan dan transman secara individu dalam pengaruh sosialisasi nilai dan peran gender dari lingkungan keluarga dan lingkungan sosial mereka. Selain itu penelitian ini juga melihat bagaimana konsep the three world’s orders memberikan pengaruh terhadap representasi identitas individu transgender laki-laki sebagai “priawan” atau “transman”. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif. Data didapatkan melalui wawancara mendalam dengan informan diidentifikasi sebagai priawan dan transman. Penelitian ini menemukan bahwa penerimaan keluarga dan lingkungan sosial terhadap identitas transgender menentukan apakah informan secara individu bersedia untuk coming out atau hidden tentang identitasnya. Selain itu, organisasi atau komunitas yang diikuti oleh masing-masing informan ternyata mempengaruhi konstruksi identitas kelompok transgender laki-laki menjadi priawan atau transman.

ABSTRACT
There are two terms of visible individual representation of identity in case of transgender female to male in Indonesia, they are “priawan” and “transman”. This research will analyze how identity as male transgender developing in oneself as “priawan” and “transman” individually with influence of values and roles about gender from family and others social environment. In addition, this research also point the influence of “the three world’s orders” concept in representation of male transgender individual identity as “priawan” or “transman”. This research using qualitative approach. Data collected by depth interview with participants who is identified as “priawan” and “transman”. This research found that family and social environment’s acceptance about transgender identity determine whether participants as an individual ready to coming out or hidden about their identity. The fact was organization or community which is followed by every participant have influence in constructing group identity of male transgender become “priawan” or “transman"."
2015
S59577
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Nur Salmah
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan untuk mengevaluasi penambahan antioksidan alfa tokoferol dalam media pembekuan lambat terhadap kualitas oosit domba garut hingga kriopreservasi menggunakan metode pembekuan lambat. Sebanyak 226 oosit kualitas A dan B dimatangkan sebelumnya pada media pematangan TCM-199 dengan penambahan alfa tokoferol 150 μM, kemudian diawetkan dalam media pembekuan lambat dengan penambahan alfa tokoferol 0 μM (KK), 100 μM (KP1), 150. μM (KP2), dan 200 μM (KP3). Dalam media pembekuan lambat, etilen glikol 10% dan sukrosa 0,1 M juga ditambahkan. Evaluasi oosit dilakukan setelah 7 hari disimpan dalam nitrogen cair (-196 oC), meliputi morfologi oosit dan viabilitas oosit menggunakan pewarna Hoechst dan Propidium Iodide (PI). . Berdasarkan hasil yang diperoleh, persentase oosit normal pasca kriopreservasi adalah 0 μM (67,86%), 100 μM (68,42%), 150 μM (74,58%), dan 200 μM (61,11%). Persentase oosit hidup setelah kriopreservasi adalah 0 μM (76,79%), 100 μM (80,70%), 150 μM (86,44%), dan 200 μM (70,37%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa penambahan antioksidan alfa tokoferol tidak berpengaruh terhadap kualitas oosit pasca kriopreservasi, namun terdapat kecenderungan peningkatan kualitas seiring dengan peningkatan dosis alfa tokoferol. Pada penelitian ini penambahan 150 μM alfa tokoferol dalam media pembekuan lambat merupakan dosis terbaik dalam menjaga kualitas oosit hingga pasca kriopreservasi, walaupun tidak signifikan.
ABSTRACT
The study was conducted to evaluate the addition of alpha tocopherol antioxidants in slow freezing media on the oocyte quality of arrowroot sheep until cryopreservation using the slow freezing method. A total of 226 oocytes of A and B quality were pre-ripened on the TCM-199 ripening medium with the addition of 150 μM alpha tocopherol, then preserved in slow freezing media with the addition of alpha tocopherol 0 μM (KK), 100 μM (KP1), 150. μM (KP2) , and 200 μM (KP3). In slow freezing medium, 10% ethylene glycol and 0.1 M sucrose were also added. Oocyte evaluation was carried out after 7 days of storage in liquid nitrogen (-196 oC), including oocyte morphology and oocyte viability using Hoechst and Propidium Iodide (PI) stains. . Based on the results obtained, the percentage of normal oocytes after cryopreservation were 0 μM (67.86%), 100 μM (68.42%), 150 μM (74.58%), and 200 μM (61.11%). The percentage of live oocytes after cryopreservation was 0 μM (76.79%), 100 μM (80.70%), 150 μM (86.44%), and 200 μM (70.37%). The results showed that the addition of alpha tocopherol antioxidants did not affect the quality of post-cryopreservation oocytes, but there was a tendency to increase in quality along with the increase in alpha tocopherol doses. In this study, the addition of 150 μM alpha tocopherol in slow freezing medium was the best dose in maintaining oocyte quality until post cryopreservation, although it was not significant."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
A. Ummu Salmah
"KB Mandiri adalah gerakan KB Nasional yang dimaksudkan untuk mendorong perwujudan terciptanya suatu perilaku melalui persiapan mental dan lingkungan dukung dengan kemampuan dan kesadaran sendiri. Penelitian ini merupakan penelitian desktiptif yang dilakukan untuk mendapatkan gambaran tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan sikap akseptor KB menuju KB mandiri pedesaan di tiga kecamatan tersebut diatas.
Penelitian ini mencoba mengkaji tiga faktor dari peserta KB yang meliputi 13 variabel yaitu 1) Faktor predisposisi (umur, pendidikan, jumlah anak dan pengetahuan responden), 2). Faktor pemungkin (ketersediaan tempat pelayanan KB, jarak tempat pelayanan KB, ketersediaan kelompok gotong royong KB dan pendapatan responden) dan 3). Faktor penguat (pengaruh Kepala Desa, Ibu Ketua PKK Desa, Jupen KB, PPKBD dan Suami responden), yang kesemuanya ini adalah variabel independen (bebas) sedangkan variabel dependen (terikat) adalah sikap membayar pelayanan KB.
Selanjutnya, pengolahan dan analisa data menggunakan program STATPACK. Dalam pada itu, untuk melihat gambaran distribusi responden menurut berbagai karakteristik dilakukan analisis persentasi dan uji Kai Kuadrat digunakan untuk melihat adanya perbedaan bermakna antara variabel bebas dengan variabel terikat, yang juga secara tidak langsung menunjukkan adanya hubungan. Sedangkan keeratan hubungan antara kedua variabel tersebut ditentukan dengan melihat besarnya koefisien dari phi, cramar's V dan contingency coefisien.
Dari hasil uji Kai Kuadrat didapatkan lebih dari separuh variabel peneilitian menunjukkan adanya hubungan dengan sikap membayar pelayanan KB. Secara rinci variabelvariabel tersebut adalah sebagai berikut : 1). Untuk faktor predisposisi adalah variabel pendidikan dan variabel pengetahuan yang meliputi tentang pernah mendengar KB mandiri, tahu arti KB mandiri dan tahu tempat memperoleh pelayanan KB mandiri; 2). Faktor pemungkin adalah variabel jarak tempat pelayanan KB, variabel ketersediaan tempat pelayanan KB mengenai Bidan dan dokter praktek swasta serta Puskesmas/Puskesmas pembantu dan dari variabel tentang ketersediaan kelompok gotong royong adalah kelompok akseptor KB dan kelompok KB dan UPPKA (usaha peningkatan pendapatan keluarga akseptor); sedangkan 3). Dari faktor penguat kelima variabelnya menunjukkan adanya hubungan, yaitu pengaruh kepala desa, Ibu ketua PKK desa, Jupen KB, PPKBD dan pengaruh suami responden. Dengan keeratan hubungan bervariasi antara 0.005 - 0.291.
Berdasarkan sikap masyarakat tentang keinginan membayar pelayanan KB yang cukup memadai(78.6 %) dibarengi dengan peluang yang ada dimasyarakat, maka disarankan untuk melakukan intervensi KB Mandiri pedesaan dilokasi tersebut. Dilain pihak, untuk mengkaji lebih jauh tentang bagaimana gambaran karakteristik dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kemandirian ber-KB dari peserta yang sudah mandiri disarankan untuk dilakukan penelitian lebih lanjut."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library