Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sarjono
"Pada dasarnya pokok pembahasan yang menjadi fokus perhatian dalam tesis ini adalah masalah struktur modal, dengan objek penelitian 10 (sepuluh) perusahaan di luar lembaga keuangan yang telah terdaftar sejak tahun 1983 di Bursa Efek Jakarta. Tujuan yang ingin dicapai dalam studi ini adalah untuk melihat dan mengetahui apakah kebijaksanaan struktur modal (leverage) yang diterapkan telah mencapai optimal guna memaksimumkan hasil pengembalian bagi pemilik perusahaan (rentabilitas modal sendiri), atau belum mencapai optimal di mana perusahaan masih dapat menambah leverage (hutang) untuk meningkatkan hasil pengembalian pemilik perusahaan. Selain itu studi ini juga bertujuan untuk mengetahui beberapa faktor yang mempengaruhi leverage atau struktur modal perusahaan.
Analisa diawali dengan meneliti besarnya leverage dan rentabilitas modal sendiri tiap perusahaan pada setiap periode observasi dan menentukan leverage optimal yang memaksimumkan rentabilitas modal sendiri melalui model hubungan rentabilitas dan leverage, kemudian membandingkannya. Hasil pembandingan dan pengujian dengan menggunakan metode statistik terbukti bahwa leverage dan rentabilitas modal sendiri yang nyata dari perusahaan-perusahaan yang diteliti berada di bawah atau lebih kecil dari leverage optimal yang memaksimumkan rentabilitas modal sendiri yang dapat dicapai perusahaan pada periode yang bersangkutan. Dengan demikian terbukti bahwa perusahaan-perusahaan yang menjadi objek penelitian sebenarnya masih dapat menambah hutang untuk meningkatkan hasil bagi para pemegang saham.
Lebih lanjut kemudian dilakukan perkajian terhadap hubungan antara leverage dengan beberapa faktor yang diduga mempengaruhinya yaitu tingkat penjualan, struktur aktiva, pertumbuhan perusahaan dan profitabilitas. Hubungan ini ditelaah dengan menggunakan metode regresi linier berganda yang disertai dengan pengujian dan koreksi asumsi dasar klasik autokorelasi, heteroskedastis dan multikolinieritas, serta uji t dan uji F statistik. Hasil pengujian ini memperlihatkan bahwa di antara ke empat faktor yang diduga mempengaruhi leverage, hanya profitabilitas yang terbukti dengan signifikan mempengaruhi tingkat leverage, sedangkan faktor-faktor lain seperti penjualan, struktur aktiva dan tingkat pertumbuhan memperlihatkan pengaruh yang tidak signifikan. Hal ini memberi indikasi bahwa selain penjualan saham di pasar modal, laba ditahan (retensi laba) merupakan sumber modal yang terpenting bagi perusahaan.
Kedua kesimpulan mengenai hasil penelitian ini memberi kesan bahwa perusahaan-perusahaan yang diteliti umumnya cenderung menghindari risiko dalam memenuhi kebutuhan dana."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Sardjono <=Sarjono>
Jakarta : Pustaka Sinar Harapan , 1995
181.16 MAR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus R. Sarjono
Yogyakarta : Yayasan Bintang Budaya , 2001
809.899 AGU s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Sardjono <=Sarjono>
Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1999
899.221 3 Sar l
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Maria A. Sardjono <=Sarjono>
Jakarta : Gramedia, 2005
813 MAR m (1)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Agus R. Sarjono
Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2009
398.3 AGU m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ajeng Hadiati Sarjono
"ABSTRAK
The capability of the Internal Government Supervisory Apparatus (APIP) is the ability to carry out supervisory tasks consisting of three interrelated elements: capacity, authority, and competence. The objective of this research is to give policy recommendations for enhanced APIP capability in the Inspectorate General of the Ministry of Health. This research is a descriptive study with qualitative analysis method with in-depth interview and literature study. Results of this research indicate that there are some obstacles: the socialization done only to some employees of Itjen; no Special Team on the process of improving APIP capability; the time and task division is unclear; has no special budget yet; there has not been a derivative rule from the Internal Audit Charter (IAC); no reward and punishment system; no documentation of supervision working papers; the policy has not been internalized. This research concludes that the implementation of the policy has not been reached optimally based on PERKA BPKP Number PER-1633/K/JF/2011. Communication is the most influential factor in the implementation of APIP enhancement policy. The recommendation from this research are consistently socialize to employees within the Inspectorate General, make Standard Operating Procedures (SOP), allocate budget activities in 2018, create memorandum of understanding with other agencies, and self-assessment and program evaluation absolutely must do continuously."
Depok: Department of Health Administration and Policy, Faculty of Public Health, Universitas Indonesia, 2018
610 IHPA 3:1 2018
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
H.R. Sarjono
Jakarta: Ind Hill Co., 2003
347.05 SAR b
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Habibi Yusuf Sarjono
"Arus otonomi daerah telah membawa dorongan perubahan yang cukup besar bagi perjalanan negeri ini. Salah satunya adalah perubahan dalam sistem tata kelola pemerintahan melalui konsep E-Government. Melalui Inpres No.3 Tahun 2003, pemerintah menginstruksikan kepada lembaga negara dan pemerintahan daerah untuk menerapkan kebijakan E-Government di instansinya. Hal ini ditujukan agar tata kelola pemerintahan menjadi lebih lebih efisien, efektif, tidak mahal, transparan, akuntabel, dan nyaman.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan E-Government Pemerintah Kota Depok menggunakan CID's Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries serta untuk mengembangkan perangkat ukur penerapan EGovernment di Indonesia, dengan menjadikan Pemerintah Kota Depok sebagai survei awal. Penelitian ini menggunakan metode survei dengan penyebaran kuesioner dan jenis sampel stratified cluster sampling.
Dari 39 instansi Satuan Kerja Perangkat Dinas (SKPD) di lingkungan Pemerintah Kota Depok, ada 16 instansi yang menjadi sampel. Kemudian hasil kuesioner diolah berdasarkan pengelompokan resume penilaian indikator indeks EGovernment dari perangkat CID's Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries.
Berdasarkan hasil penghitungan, indeks E-Government Pemerintah Kota Depok bernilai 1,54 dari skala 0-4. Nilai tertinggi pada aspek ketersediaan perangkat ICT dan keberadaan website, sementara nilai terendah pada aspek maintaining IT dan database instansi. Melihat potensi yang dimiliki Kota Depok, E-Government dapat diterapkan secara lebih optimal dengan terlebih dahulu mengubah paradigma sistem birokrasi dan layanan kepada publik.
Setelah membandingkan hasil pengukuran indeks E-Government ini dengan hasil pengukuran UNDPEPA tahun 2001, UNDPADM tahun 2005, serta CID's Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries di negara Trinidad and Tobago, dapat disimpulkan bahwa perangkat ukur pada penelitian ini sesuai untuk dikembangkan sebagai perangkat ukur penerapan E-Government di Indonesia.

The decentralization era has brought new significant changes for our country. One of those changes is the governmental governance system called E-Government. By the Presidential Instruction number 3/2003, the government ordering all of governmental institutions to create and implement E-Government system.
Its goal is to make the governmental governance becoming more efficient, effective, inexpensive, transparent, accountable, and comfortable. The aims of this research are to analyze E-Government implementation in Governmental City of Depok using CID's Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries and to develop the E-Government measurement tools in Indonesia by using this research as the first survey. This research is using survey method and stratified cluster sampling method.
From 39 institutions labeled "Satuan Kerja Perangkat Dinas" under Governmental City of Depok, there are 16 institutions that become the samples. After that, the results of the questionnaire are grouped by the resume of measurement indicator EGovernment index adapted from CID's Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries.
Based on those calculation set, E-Government index of Governmental City of Depok is 1,54 from the scale 0 to 4. The highest point on the availability ICT's tools and institution database aspects. Considering the potential had by the City of Depok, E-Government system could be optimally implemented by changing the bureaucratic system and service paradigm to the public.
After comparing this E-Government measurement result with the measurement result by UNDPEPA year 2001, the measurement result by UNDPADM year 2005, and CID's Readiness for the Networked World: A Guide for Developing Countries measurement result on Trinidad and Tobago country, this research may conclude that this measurement tool is relevant to be developed as the E-Government measurement tool in whole of Indonesian governmental region.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2007
S40358
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agus R. Sarjono
"Pada dasarnya rumah dalam KG bukan rumah yang baik. Buruknya rumah KG disebabkan oleh perilaku dan sosok kaum tua keluarga Gerilya, yakni kopral Paidjan (sang ayah) dan Amilah (Sang Ibu). Meskipun demikian, peluang untuk menjadikan rumah keluarga gerilya sebagai rumah yang baik dan membuat krasan masih terbuka di tangan kaum muda. Namun, revolusi kemerdekaan mernbtrat semua kaum muda keluarga gerilya memilih untuk merelakan hancurnya rumah mereka demi rumah yang lebih besar dan lebih mulia yakni nasion. Hal yang berbeda terjadi pada JTU. Pada dasrnya rumah keluarga Guru Isa adalah rumah yang baik. Namun revolusi menebarkan ketakutan pada Guru Isa yang menyebabkan is mengalami impotensi. Impotensi guru Isa menjadikan rumah mereka sekedar menjadi rumah tanpa rasa krasan. Situasi ini diperparah oleh perselingkuhan Fatimah -istri Guru Isa- dengan Hazil, sahabat Guru Isa. Semua ini masih ditambah dengan ditangkapnya Guru Isa -juga Hazil- oleh Belanda sehingga keduanya mengalami penyiksaan di sana. Baik pada KG maupun JTU terdapat konflik antara kaum tua dengan kaum muda. Kaum tua dalam KG maupun JTU digambarkan sebagai hamba kolonial, buruk secara moral, dan tidak memiliki idealisme, sementara kaum muda digambarkan sebagai sosok yang penuh idealisme dan cita-cita. Baik pengarang KG maupun JTU berpihak pada kaum muda dan tidak bersimpati kepada kaum tua. Konflik antar generasi ini, Baik dalam KG maupun JTU, dimanifestasikan dengan kehendak untuk meniadakan (membunuh) kaum tua. Pada JTU kehendak itu hanya digagaskan, sementara dalam KG benar-benar dilaksanakan dengan membunuh ayah. Pembunuhan terhadap ayah menutup segala kemungkinan bagi sebuah rumah untuk menjadi tempat yang membuat krasan Di dalam rum' h dipersepsikan dalam KG maupun JTU sebagai tempat yang nyaman dan membuat krasan. Sekalipun dernikian, dalam KG di dalam rumah bukanlah tempat yang didambakan kalangan tua. Amilah beranggapan bahwa di luar rumah lah sumber rasa krasannya. Di dalam rumah, Amilah senantiasa membayangkan masa muda dan kebahagiaannya bertualang di luny rumah, yakni dari tangsi militer ke tangsi militer Belanda. Kaum muda keluarga gerilya justru beranggapan bahwa di dalam rumah lah semestinya rasa krasan itu berada. Namun para pemuda keluarga gerilya harus meninggalkan rumah dan berjuang di luar rumah demi rumah yang lebih besar yakni nasion. Meskipun di luar rumah penuh ancaman dan bahaya, mereka dengan antusias berjuang di luar rumah. Sementara rumah yang diidamkan semua kaum muda..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
T37418
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3   >>