Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Interaksi obat terjadi apabila efek dari suatu obat berubah dengan adanya obat lain, obat herbal, makanan, minuman, atau zat kimia lainnya. Apabila pasien mengonsumsi dua atau lebih obat secara bersamaan mempunyai potensi untuk terjadinya interaksi obat, baik menghasilkan respon peningkatan atau penurunan konsentrasi obat di dalam darah. Semakin banyak obat yang dikonsumsi oleh pasien, maka semakin besar kemungkinan terjadinya reaksi yang merugikan. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui interaksi obat pada peresepan pasien rawat jalan (depo farmasi 24 jam) RSAB Harapan Kita selama 14 hari periode Bulan April 2022.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional deskriptif dengan pengumpulan data secara retrospektif. Data penelitian diperoleh dari resep obat pada tanggal 1 April - 18 April 2022 yang diterima oleh depo farmasi 24 jam RSAB Harapan Kita baik pasien golongan BPJS maupun pasien non-BPJS. Interaksi obat-obat per lembar resep dianalisis menggunakan software Lexicomp. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa interaksi obat ditemukan pada 50% lembar resep BPJS dan 36% lembar resep non-BPJS pada pasien rawat jalan di depo farmasi 24 jam RSAB Harapan Kita. Sebagian besar kejadian interaksi antar obat yang terjadi baik pada resep BPJS maupun Non-BPJS tergolong tidak berisiko tinggi (risk rating C).

Drug interactions occur when the effect of a drug changes with the presence of other drugs, herbal medicines, food, drinks, or other chemical substances. If a patient takes two or more drugs simultaneously, there is the potential for drug interactions to occur, either resulting in a response of increasing or decreasing the concentration of the drug in the blood. The more drugs consumed by the patient, the greater the possibility of adverse reactions. Therefore, this study aims to determine drug interactions in prescribing outpatients (24-hour pharmacy depot) at RSAB Harapan Kita for the 14-day period in April 2022.
This research is a descriptive observational study with retrospective data collection. Research data were obtained from drug prescriptions on April 1 - April 18 2022 which were received by the 24-hour pharmacy depot at RSAB Harapan Kita, both BPJS class patients and non-BPJS patients. Drug-drug interactions per prescription sheet were analyzed using Lexicomp software. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that drug interactions were found in 50% of BPJS prescription sheets and 36% of non-BPJS prescription sheets for outpatients at the 24-hour pharmacy depot at Harapan Kita Hospital. Most of the interactions between drugs that occurred in both BPJS and Non-BPJS prescriptions were classified as not having high risk (risk rating C).
"
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Pelayanan kefarmasian memiliki tujuan yaitu mengidentifikasi, mencegah dan menyelesaikan masalah obat dan masalah yang berhubungan dengan kesehatan. Masalah terkait Efek Samping Obat (ESO) tidak dapat diremehkan karena dapat menimbulkan berbagai dampak dalam penggunaan obat baik dari sisi ekonomi, psikologi dan keberhasilan terapi. Monitoring ESO merupakan salah satu pelayanan farmasi klinik. Kegiatan tersebut memerlukan suatu informasi atau data terkait efek samping obat yang dicurigai sebagai penyebab terjadinya reaksi yang tidak diinginkan. Data efek samping obat dapat digunakan sebagai salah satu acuan dalam mengidentifikasi efek samping obat. Obat-obat yang diresepkan oleh dokter di Puskesmas Kebon Jeruk merupakan obat yang tercantum dalam Formularium Puskesmas Kebon Jeruk dan sebagian besar merupakan jenis sediaan obat oral. Oleh karena itu, tujuan dari kegiatan ini yaitu untuk mengetahui efek samping obat oral yang terdapat dalam Formularium Puskesmas Kebon Jeruk. Kegiatan ini dilakukan dengan menyiapkan daftar obat oral yang terdapat pada Formularium Puskesmas Kebon Jeruk. Kemudian memasukkan setiap nama generik obat oral pada software Micromedex untuk mengetahui efek samping dari obat tersebut dan dilakukan analisis terhadap efek samping obat-obat dalam Formularium Puskesmas tersebut. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa sebanyak 88 nama generik obat oral yang terdapat di Formularium Puskesmas Kebon Jeruk memiliki efek samping masing-masing yang dibedakan antara efek samping yang umum terjadi dan efek samping yang serius.

Pharmaceutical services have the goal of identifying, preventing, and solving drug problems and health-related problems. Problems related to drug side effects (ESO) cannot be underestimated because they can have various impacts on the use of drugs both from an economic, psychological, and therapeutic perspective. ESO monitoring is one of the clinical pharmacy services. This activity requires information or data related to the side effects of drugs that are suspected of causing unwanted reactions. Drug side effect data can be used as a reference in identifying drug side effects. Medicines prescribed by doctors at the Kebon Jeruk Health Center are drugs listed in the Kebon Jeruk Health Center Formulary and most of them are oral drug preparations. Therefore, the purpose of this activity is to find out the side effects of oral drugs contained in the Kebon Jeruk Health Center Formulary. This activity is carried out by preparing a list of oral drugs contained in the Kebon Jeruk Health Center Formulary. Then enter each generic name of the oral drug in the Micromedex software to find out the side effects of the drug and do an analysis of the side effects of the drugs in the Puskesmas Formulary. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that as many as 88 generic names of oral drugs contained in the Kebon Jeruk Health Center Formulary have their own side effects which are distinguished between common side effects and serious side effects."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Swamedikasi dapat terjadi ketika mendapatkan obat tanpa resep dokter, pemberian dari teman atau keluarga, dan membelinya berdasarkan resep sebelumnya atau menggunakan obat sisa. Untuk mengatasi ketidaktepatan dalam swamedikasi diperlukan pengetahuan yang baik terkait obat yang digunakan. Tanpa adanya edukasi dari tenaga kesehatan, potensi penggunaan antijamur yang tidak rasional akan lebih besar menimbulkan masalah berupa resistensi yang berdampak pada peningkatan penyakit infeksi, dan kerugian ekonomi untuk mengatasi penyakit yang semakin meluas. Oleh karena itu tujuan dari kegiatan ini yaitu membuat leaflet yang memuat informasi seputar obat antijamur yang dapat digunakan sebagai media edukasi untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait obat antijamur. Kegiatan ini dilakukan dengan mencari referensi terkait obat antijamur dan melihat jenis obat antijamur yang dijual di Apotek Kimia Farma 87 Jebres. Kemudian dilakukan pembuatan leaflet seputar informasi obat antijamur menggunakan aplikasi Canva. Hasil pembuatan leaflet dicetak, diperbanyak dan diberikan pada Apotek Kimia Farma 87 untuk diletakkan pada meja penyerahan obat. Berdasarkan hasil kegiatan yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa leaflet terkait obat antijamur yang telah dibuat dapat digunakan sebagai media edukasi kepada masyarakat untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait obat antijamur.
Self-medication can occur when getting medicine without a doctor's prescription, giving it from friends or family, and buying it based on a previous prescription or using leftover medicine. To overcome inaccuracy in self-medication requires good knowledge regarding the drugs used. Without education from health workers, the potential for irrational use of antifungals will cause a greater problem in the form of resistance which results in an increase in infectious diseases, and economic losses in dealing with increasingly widespread diseases. Therefore the aim of this activity is to make a leaflet containing information about antifungal drugs which can be used as educational media to increase public knowledge regarding antifungal drugs. This activity was carried out by looking for references related to antifungal drugs and looking at the types of antifungal drugs being sold at the Kimia Farma 87 Jebres Pharmacy. Then, leaflets with information on antifungal drugs were made using the Canva application. The results of making leaflets were printed, reproduced, and given to the Kimia Farma 87 Pharmacy to be placed on the drug delivery table. Based on the results of the activities that have been carried out, it can be concluded that leaflets related to antifungal drugs that have been made can be used as educational media for the public to increase public knowledge regarding antifungal drugs."
Depok: 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Obat maupun bahan obat yang disalurkan ke pelanggan harus dipastikan tidak berubah mutu atau rusak. Dalam pelaksanaannya, Pedagang Besar Farmasi (PBF) yang bertindak sebagai penyalur, harus mengacu pada pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB). CDOB diatur dalam Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Nomor 9 Tahun 2019 dan Peraturan BPOM Nomor 6 Tahun 2020 yang bertujuan untuk memastikan mutu sepanjang jalur distribusi atau penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui penerapan CDOB di KFTD Cabang Surakarta dalam aspek pengadaan, penyimpanan, dan penyaluran produk. Dalam penelitian ini, data yang telah diperoleh dilakukan proses pemilihan dan pemusatan perhatian pada topik atau penyederhanaan. Hasil pemusatan data kemudian dibandingkan dengan pedoman CDOB khusus aspek pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, untuk mengetahui kesesuaian antara kegiatan rantai distribusi yang dilakukan oleh KFTD Cabang Surakarta dengan pedoman dalam CDOB. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, KFTD Cabang Surakarta telah menerapkan rantai distribusi yang sesuai dengan pedoman Cara Distribusi Obat yang Baik (CDOB) mulai dari proses pengadaan, penerimaan, penyimpanan dan penyaluran produk dari prinsipal kepada pelanggan atau konsumen.

Drugs and medicinal ingredients distributed to customers must be ensured that their quality has not changed or been damaged. In its implementation, Pharmaceutical Wholesalers (PBF) who act as distributors, must refer to the guidelines for Good Drug Distribution Methods (CDOB). CDOB is regulated by the Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Regulation Number 9 of 2019 and BPOM Regulation Number 6 of 2020 which aims to ensure quality along the distribution or distribution channel according to the requirements and intended use. The purpose of this study is to determine the application of CDOB in KFTD Surakarta Branch in the aspects of product procurement, storage, and distribution. In this study, the data that has been obtained is carried out by selecting and focusing on the topic or simplification. The results of data concentration were then compared with the CDOB guidelines specifically for aspects of procurement, storage, and distribution, to find out the suitability between the distribution chain activities carried out by the Surakarta Branch of KFTD and the guidelines in the CDOB. Based on the research that has been done, KFTD Surakarta Branch has implemented a distribution chain per the guidelines for Good Drug Distribution (CDOB) starting from the procurement, receipt, storage, and distribution of products from principals to customers or consumers."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sekti Prameswari Susilo
"Berdasarkan prosedur tetap Metode Pembersihan dan Sanitasi Area Produksi Steril, PT. Kimia Farma Plant Jakarta telah melaksanakan kegiatan sanitasi secara rutin di area produksi steril yaitu pada kelas A, B dan C dengan menggunakan 3 jenis disifektan yang berbeda setiap minggu. Jenis disinfektan yang digunakan yaitu alkohol 70%, vesphene 0,8% dan Pre-Empt 1,5%. Namun, belum terdapat pengujian terhadap efektifitas disinfektan yang digunakan dalam proses sanitasi area produksi steril tersebut, sehingga belum diketahui apakah disinfektan yang digunakan telah efektif menekan pertumbuhan mikroba sesuai dengan syarat batas maksimal cemaran mikroba yang terdapat pada pedoman CPOB. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk membuat protokol validasi uji efektivitas disinfektan yang dapat digunakan untuk memastikan bahwa disinfektan untuk sanitasi area produksi steril efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba. Pembuatan protokol mengacu pada berbagai sumber dan laporan hasil validasi dibuat berdasarkan pada contoh format protokol validasi metode yang telah baku dan digunakan di PT. Kimia Farma Plant Jakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa protokol validasi uji efektivitas disinfektan yang telah dibuat dapat diterapkan untuk memastikan bahwa disinfektan untuk sanitasi area produksi steril efektif dalam menghambat pertumbuhan mikroba.

Based on the standard procedures for Cleaning and Sanitation Methods for Sterile Production Areas, PT. Kimia Farma Plant Jakarta has carried out routine sanitation activities in sterile production areas, namely class A, B, and C using 3 different types of disinfectants every week. The types of disinfectants used were 70% alcohol, 0.8% vesphene, and 1.5% Pre-Empt. However, there has been no testing of the effectiveness of the disinfectants used in the sanitation process of the sterile production area, so it is not yet known whether the disinfectants used have been effective in suppressing microbial growth in accordance with the maximum limit requirements for microbial contamination contained in the GMP guidelines. Therefore, this study aims to develop a validation protocol for testing the effectiveness of disinfectants that can be used to ensure that disinfectants for sanitation in sterile production areas are effective in inhibiting microbial growth. The preparation of the protocol refers to various sources and the validation results report is made based on the standardized method validation protocol format used in PT. Kimia Farma Plant Jakarta. Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that the validation protocol for testing the effectiveness of disinfectants that have been made can be applied to ensure that disinfectants for sanitation in sterile production areas are effective in inhibiting microbial growth."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2022
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library