Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sigit Yulianto
Abstrak :
Kecelakaan kerja merupakan keluaran proses yang merupakan balk bagi pekerja, perusahaan, keluarga maupun dalam lingkup yang lebih luas-nasional. Penelitianpenelitaian sebelumnya menunjukkan bahwa faktor manusia merupakan sebab dominant dari kecelakaan kerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan operator produksi di PT. Astra Daihatsu Motor - Casting Plant, Karawang pada 2006 dengan menggunakan survey yang bersifat cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah keseluruhan operator produksi. Analisis data dilakukan dengan menggunakan Analisis univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepatuhan penggunaan APD pada operator produksi mencapai skor 80%. Penelitian juga menunjukkan tingkat kepatuhan ini terutama disebabkan karena adanya prosedur dan peraturan penggunaan APD dan penerapan sistem sanksi. Tingkat kepatuhan ini meskipun cukup tinggi, masih hams ditingkatkan karena perilaku tidak aman berpotensi menjadi kecelakaan. Lebih lanjut, Analisis univariat menunjukkan prosedur dan peraturan penggunaan APD mendapat skor tertinggi. Ini menunjukkan prosedur yang ada sudah cukup jelas dan disosialisasikan dengan memadai. Sementara skor di bawahnya ditempati oleh persepsi terhadap bahaya dan risiko, penerapan sistem sanksi, penerapan sistem imbalan dan pengawasan penggunaan APD oleh supervisor dan safety officer. Meskipun persepsi terhadap bahaya dan risiko mendapatkan skor yang cukup tinggi, namun demikian tidak mempunyai hubungan bermakna dengan kepatuhan menggunakan APD - ini berarti ada faktor lain yang mempengaruhi kepatuhan penggunaan APD sebaga;mana dijelaskan oleh Ramsey. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa penerapan sistem pemberian sanksi lebih memberikan pengaruh terhadap kepatuhan penggunaan APD dibandingkan dengan penerapan sistem pemberian imbalan. Alasan dominan yang mendasari ketidakpatuhan menggunakan APD adalah: Karena ketiadaan ataupun kerusakan APD Berta persepsi bahwa untuk pekerjaan tertentu sebenarnya dipandang tidak berbahaya atau berisiko. Penulis berharap basil penelitian ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait.
One output of the process which delivering negative impact to the employee, company, family as well as in the broader scope - nation is accident. The past studies indicated that the human factors were playing significant role in producing the accident. This study is intended to analyze the factors which are influencing the level of compliance of the production operators in wearing personnel protective equipment (PPE) in PT. Astra Daihatsu Motor - Casting Plant, Karawang, in the year of 2006 using cross sectional survey methodology. The respondents of this study are production operators amounting around 105 persons. The study indicated that compliance for wearing PPE of the production operators reaching score of 80%. The study also indicated that this level of compliance mostly due to the availability of the procedures and provisions for using PPE and the implementation of the punishment system. This level of compliance although relatively high, still has to be increased because unsafe acts have the possibilities for producing incident. Furthermore, frequency distribution analysis showed that the the procedures and provisions for wearing PPE reach the highest level. This concluded that the procedures and provisions are adequate and properly trained. While the scores below respectively are hazard and risk perception, implementation of punishment system, implementation of reward system and monitoring on wearing PPE conducting by the supervisor and safety offiicer. Although hazard and risk perception reachs relatively high score but this variable has not significant relationship with the level of compliance in wearing PPE - this means that other factors are taking influence as indicated in the Ramsey model. This study also showed that the implementation of punishment system has more impact to the compliance level compared with the implementation of reward system. The majority reason of the production operators for not wearing complete PPE are due to the less stock or damage of PPE as well as perception that for several jobs actually the hazard and risk areaacceptable.
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19344
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
Abstrak :
Kepuasan kerja karyawan menjadi bagian panting yang harus diperhatikan oleh manager pcrusahaan, karena kepuasan kerja mempengaruhi kondisi kerja yang positifi Organisasi yang mampu memberikan kepuasan kerja terhadap karyawannya akan mendorong karyawan untuk bekerja lebih baik.Scbaliknya, reaksi-reaksi negatif karyawan atas ketidakpuasan yang dirasakan akan membawa konsekuensi yang sangat mcrugikan perusahaan. Newstrom, J .W & Davis, K (1993) mengemukakan bahwa pengukuran kepuasan kerja merupakan langkah pertama untuk mcmperbaiki keadaan perusahaan. Permasalahan yang terjadi di PT. X yang merupakan respon karyawan terhadap ketidakpuasan ketja adalah banyaknya keluhan yang disampaikan karyawan (voice), adanya kecenderungan rurnover karyawan (exiy dan terjadinya penyimpangan perilaku karyawan di tempat ketja (workplace deviance). Tujuan dari dibuatnya rancangan penyusunan alat ukur ini adalah untuk memperoleh rancangan penyusunan alat ukur untuk mengetahui kepuasan dan ketidakpuasan kerja karyawan serta dapat menemukan faktor~faktor penycbab ketidakpuasan kerja karyawan. Rancangan ini rnenggunakan dua pendekatan yakni pendekatan global dan pendekatan facet. Penyusunan item didasarkan pada analisis data yang didapat dari tiga sumber, yakni hasil clisitasi respun dari beberapa karyawan P'1".X, studi literatur dan pendapat dari ahli/expertjudgemewn (psikolog dan manajemen SDM PT. X). Berdasarkan studi Iiteratur, dapat disimpulkan bahwa faktor-faktor yang paling mcwakili pcnycbab kepuasan kerja karyawan adalah pcrusahaan & manajemen, compensation & benefit, jcnjang karir, kondisi kerja, kepemimpinan, relasi sosial dalam organisasi,j0b i!Seffd3l'1 program pengembangan. ......Employee satisfaction is being the important pan that should be recognize by the manager since the job satisfaction effects positive working condition. Organization that is able to fulfill thejob satisfaction for the employee will drive the employee to work better. In contrast, employee negative reaction of dissatisfied will lead to consequences that will harm the company. Newstomi, J. W &. Davis, K (1993) found out that the measurement of job satisfaction is the tirst step to make a better company condition. The problem in PT. X is employee respond ofjob dissatisfaction showed by employee complain (voice), employee turnover (exit), and workplace behavior deviance. The objectives of designing the measurement tools is to get the design of measurement tools to find out job satisfaction and dissatisfaction and to find out factors of job dissatisfaction. This design uses two kinds of approaches, the global approach and facet approach. Item sets based on data analysis from three sources; response elicitasion from PT X’s employee, literature and expert judgement (Psychologist and Human Resources Management of PT. X). Based on the literatiue, summarized the factors of employee job satisfactions are the company and management, compensation & banetits, career path, work conditions, leadership, sosial relation in organization, the job it self and development program.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2008
T34144
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1993
S39586
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Yulianto
Abstrak :
Dalam Kamus Bahasa Jawa Bausastra Jawa Edisi ke 2 (KBJ (BJ) 2) yang terbit tahun 2011, ditemukan 19 kata bermakna ‘minum’. Kesembilan belas kata bermakna ‘minum’ ini memiliki definisi kata yang sederhana dan bersifat kurang mendetail. Komponen-komponen makna yang digunakan sebagai unsur dalam pendefinisian kata juga belum dijelaskan secara lengkap. Hal demikian dapat memicu terjadinya ketidaktepatan penggunaan kata minum. Oleh sebab itu, penelitian ini membahas mengenai analisis komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa dengan menggunakan kamus KBJ (BJ) 2 sebagai sumber data. Tujuan dari penelitian ini untuk mendeskripsikan komponen makna kata minum dalam bahasa Jawa yang ada di dalam KBJ (BJ) 2. Metode penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan semantik leksikal. Dengan menggunakan teori Nida (1975), hasil penelitian menunjukkan adanya 1 komponen makna utama, 4 komponen makna pembeda, dan 28 komponen makna pelengkap. Komponen-komponen makna tersebut dapat ditambahkan dan disusun untuk melengkapi pendefinisian kata minum di dalam kamus monolingual bahasa Jawa berikutnya setelah KBJ (BJ) 2. Pendefinisian kata minum dalam KBJ (BJ) 2 belum menjelaskan mengenai komponen makna terkait pelaku tindakan minum, objek yang diminum, posisi mulut maupun bibir saat minum, peranti yang digunakan, dan cara melakukannya. ...... In Javanese Dictionary Bausastra Javanese 2nd Edition (KBJ (BJ) 2) published in 2011, found 19 words meaning 'drink'. The nineteen words meaning 'drink' have simple word definitions and are less detailed. The meaning components used as elements in defining words have not been fully explained. This can lead to the occurrence of inaccuracies in the use of words drink. Therefore, this study discusses the analysis of word meaning components drink in Javanese using a dictionary KBJ (BJ) 2 as a data source. The purpose of this research is to describe the components of word meaning drink in the Java language that is inside KBJ (BJ) 2. This research method is a qualitative descriptive method with a lexical semantic approach. By using Nida's theory (1975), the results of the research show that there is 1 main meaning component, 4 differentiating meaning components, and 28 complementary meaning components. These meaning components can be added and arranged to complete the word definition drink in the next Javanese monolingual dictionary after KBJ (BJ) 2. Word definitions drink in KBJ (BJ) 2 has not yet explained about the related meaning components the perpetrator of the act of drinking, the object that is drunk, the position of the mouth and lips when drinking, the device used, and how to do it.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library