Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siregar, Irawati
Abstrak :
Tesis ini membahas wacana untuk mengagendakan kebijakan rehabilitasi terhadap pengguna narkotika pada prajurit TNI. Saat ini TNI belum mengenal kebijakan rehabilitasi bagi pengguna narkotika pada prajuritnya. Dilihat dari aspek kesehatan, sosial, hukum, pertahanan keamanan, dan politik diketahui bahwa kebijakan rehabilitasi bagi prajurit TNI perlu untuk dibentuk. Dari aspek kesehatan, dampak dari narkotika dapat merusak kesehatan prajurit, begitu juga dari aspek sosial, dapat menurunkan kesejahteraan sosial prajurit sehingga dapat mengganggu pelaksanaan tugas prajurit yang pada akhirnya mengakibatkan terganggunya pelaksanaan tugas pokok TNI. Aspek hukum diketahui bahwa kebijakan rehabilitasi narkotika merupakan amanat dari undang-undang, setiap warga negara dan pemegang otorita negara harus tunduk dan melaksanakan perintah undang-undang tersebut sehingga seluruh warga negara khususnya prajurit TNI juga mendapatkan hak yang sama seperti warga negara lain untuk direhabilitasi. Dilihat dari aspek pertahanan dan keamanan, penggunaan narkotika pada prajurit dapat menyebabkan prajurit lalai dalam melaksanakan tugas sehingga dapat membahayakan pertahanan dan keamanan. Tindakan hukuman penjara tanpa rehabilitasi memungkinkan prajurit semakin dekat dengan perilaku penyalahgunaan narkotika, sedangkan solusi berupa pemecatan memungkinkan prajurit tersebut digalang oleh sindikat kejahatan khususnya sindikat narkotika. Komitmen dan kemauan politik (political will) dari Pimpinan TNI untuk merehabilitasi prajurit TNI belum ada. Hal ini terbukti dari adanya kebijakan Panglima TNI berupa Surat Telegram (ST) untuk menindak tegas pelaku penyalahguna narkotika dengan memberikan hukuman pidana bahkan pemecatan. Latar belakang kebijakan tersebut adalah untuk kepentingan militer TNI bahwa prajurit TNI harus dalam kondisi siap sedia dalam menjalankan tugas pokoknya, untuk menimbulkan efek jera, serta menjaga nama baik institusi TNI. Untuk itu diperlukan suatu solusi yang menguntungkan semua pihak (win-win solution) yaitu TNI dapat tetap melaksanakan pembinaan terhadap prajuritnya, prajurit juga mendapatkan haknya untuk direhabilitasi, serta negara dapat menjalankan tugasnya untuk melindungi dan memberikan hak kepada seluruh warga negaranya termasuk prajurit TNI. ......This thesis discusses the policy agenda of discourse for rehabilitation of drug users on the TNI soldiers. Currently, TNI are not familiar with military policy for the rehabilitation of drug users on the their soldiers. Research on the health, social, legal, defense security, and politics aspects are known that the rehabilitation policy for soldiers need to be formed. From the aspect of health, the effects of drugs can damage the health of the soldiers, as well as from the social aspect, can reduce social welfare of soldiers so that soldiers can interfere with performance of duties that ultimately resulted in the disruption of the implementation of the basic tasks of the TNI. Legal aspects of drug rehabilitation in mind that the policy is a mandate of the law, every citizen and state authority holder must submit and execute commands of the law so that all citizens, especially soldiers also get the same rights as other citizens to be rehabilitated. Viewed from the defense and security aspect, use of narcotics can lead soldier on soldier negligent in performing the tasks that can endanger defense and security. Sentenced to imprisonment without rehabilitation can allow soldiers are getting closer to the behavior of drug abuse, while the solution in the form of dismissal allows the soldier raised by crime syndicates in particular narcotics syndicate. There is no commitment and political will of the military leadership to rehabilitate their soldiers.This is evidence from the existence of a policy of TNI Commander Letter (ST) to take stern action against perpetrators of narcotics abusers by providing criminal penalties even dismissal. The reason of this policy is in the interests of the TNI military that soldiers should be in a readiness to execute its core functions, to a deterrent effect, as well as to save face of the military institution. This requires a solution that benefits all parties (win-win solution) that the military can continue to implement the guidance to the soldiers, the soldiers also be eligible for the right of rehabilitation, and the government can carry out their duties to protect and give rights to all citizens including TNI soldiers.
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T41997
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siregar, Irawati
Abstrak :
ABSTRAK
Untuk menciptakan penutupan sistem saluran akar yang adekuat diperlukan bahan siler yang berfungsi untuk mengisi celah diantara gutaperca dan dinding saluran akar.Pada pengisian saluran akar sering ditemukan kondisi siler yang keluar dari foramen sehingga berkontak dengan jaringan periapeks dalam waktu yang berkepanjangan.Untuk itu, salah satu persyaratan dari bahan siler saluran akar adalah harus bersifat biokompatibel terhadap jaringan periradikular.Genotoksisitas adalah salah satu faktor penting yang mempengaruhi biokompatibilitas bahan. Siler saluran akar yang digunakan saat ini merupakan bahan kimia yang dapat mengakibatkan kerusakan pada DNA apabila terpapar dalam waktu yang lama.Terdapat berbagai macam bahan siler seperti siler berbasis Resin, Silikon, atau Bioceramik yang masing-masing memiliki kandungan zat yang berpotensi genotoksik. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan membandingkan potensi genotoksisitas pada siler berbasis Resin, Silikon, dan Bioceramik terhadap DNA sel limfosit manusia dengan menggunakan uji genotoksisitas ?-H2AX selama 1, 3 dan 7 hari. Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwasiler berbasis Resin, Silikon, dan Bioceramik memiliki potensi genotoksik terhadap DNA sel limfosit manusia dengan nilai tertinggi terdapat pada siler berbasis resin, selanjutnya diikuti oleh siler berbasis Silikon dan Bioceramik.
ABSTRACT
To create an adequate sealing on root canal system, it is requires a sealer that fill the gap between gutta percha and root canal wall. In root canal obturation, it is frequently found that sealer leak to foramen and in contact with periapex tissue in a prolonged time. For that reason, one property that requirement of root canal sealer material is biocompatible to periradicular tissue. Genotoxicity is one of the important factors that affecting the biocompatibility of the material. Root canal sealer used today are chemicals that can cause DNA damage when exposed for long periods of time. There are a wide range of sealers such as Resin based sealer, Silicone based, or Biaceramic based that each have a potentially genotoxic substance. The purpose of this study was to investigate and compare the potential genotoxicity of Resin based Silicone based, and Bioceramic based sealers against human DNA lymphocytes using H2AX assay for 1, 3, and 7 days. Based on the results, it is known that Resin based, Silicone based, and Bioceramic based sealers have genotoxic potential against human DNA lymphocytes with the highest value found in Resin based, followed by Silicone based and Bioceramic based sealers.
2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library