Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Siti Dhayanti Wisnuwardhani
Abstrak :
Pendahuluan: Sindrom Vena Kava Superior (SVKS) merupakan kegawatan onkologi yang membutuhkan penanganan segera, walaupun belum ada hasil histologi. Sebagian besar pasien dengan SVKS dapat ditangani dengan radioterapi. Metode penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif. Kami mengumpulkan data dari catatan rekam medis pasien keganasan rongga toraks dengan SVKS setelah radioterapi-segera di Rumah Sakit Persahabatan dalam jangka waktu Maret 2009 sampai Februari 2012. Analisis Kaplan-Meier digunakan untuk menilai angka tahan hidup pasien. Hasil Penelitian: Seluruh subjek berjumlah 104 orang. Subjek penelitian sebagian besar laki-laki (83,7%) dengan sebagian besar usia di atas 51 tahun (52,9%). Sebanyak 86 kasus merupakan kanker paru dengan jenis histologi terbanyak adenokarsinoma (61,5%), disusul dengan karsinoma sel skuamosa sebanyak 10 subjek (9,6%). Germ cell dan limfoma ditemukan masing-masing sebanyak 8 subjek (7,7%) dan 6 subjek (5,8%). Kesimpulan: Angka tahan hidup 1 tahun pasien keganasan rongga toraks dengan SVKS pasca radioterapi-segera sebesar 27%, dengan masa tengah tahan hidup (MTTH) 11 minggu, masa tahan hidup (MTH) 125 minggu, dan rerata lama hidup 13,3 minggu. Jenis kelamin perempuan, jenis keganasan tumor mediastinum dan kemoterapi merupakan faktor prognosis yang baik. Tidak ada perbedaan bermakna angka tahan hidup antara pasien kanker paru dengan jenis histologi adenokarsinoma dan non-adenokarsinoma. ...... Introduction: The superior vena cava syndrome (VCSS) is considered to be an oncologic emergency that requires immediate therapeutic action, even before a histologic diagnosis is obtained. Most patients with VCSS can be successfully managed with medical or radiation therapy. Methods: This study used the retrospective cohort method. We collected the data from medical records of thoracic malignancy with VCSS patients after cito-radiotherapy in Persahabatan Hospital, within March 2009 until February 2012. The Kaplan-Meier analysis was done to obtain patients survival rate. Results: Subjects in this study were mostly male (83,7%) with predominant age group of over 51 years old (52,9%). Lung carcinoma were 86 cases with predominant histopathologic type of adenocarcinoma (61,5%), squamous cell carcinoma were 10 subjects (9,6%), germ cell were 8 subjects (7,7%) and lymphoma were 6 subjects (5,8%). Conclusion: The 1-year survival rate of thoracic malignancy patients with VCSS after radiotherapy-cito in Persahabatan Hospital was 27%, with median survival time of 11 weeks, survival time of 125 weeks and mean survival time of 13,3 weeks. We found that sex of female, mediastinum tumor and chemotheraphy were good prognostic factors. There is no significant difference survival rate between adenocarcinoma and non-adenocarcinoma.
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2012
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Dhayanti Wisnuwardhani
Abstrak :
Attenrion-Deficit/Hyperacrivity Disorder (ADHD) merupakan suatu bemuk gangguan perilaku. Dengan ciri-ciri tersebut maka anak ADHD dapat mengalami masalah dalam hubungan antar pribadio, keluarga dan hubungan pertemanan. Masalah dalam keluarga terlihat dari interaksi diantara orang-ma dan anak yang negatif, perasaan tidak puas, kontrol yang tinggi dan konflik dngan saudara kandung. Perilaku anak ADHD membuat orang-tua merasa kewalahan Orang-tua harus memberikan aturan-aturan yang terkadang justru membuat perilaku ADHD mereka muncul. Konflik dengan ibu cenderung semakin parah selama anak berada dalam usia prasekolah dan berlanjut hingga usia sekolah dan remaja. Ibu mcnjadi lebih emosional sehingga seringkali memberikan hukuman fisik kepada anak mereka. Hal ini adalah ironis karena anak ADHD sangat membutuhkan kasih sayang, perhatian, dan perasaan nyman dad orang-tua terutama ibu. Di bidang kedokteran belum banyak penelitian yang secara khusus meneliti mengenai bagaimana keadaan anak ADHD dalam keluarga. Adanya kasus-kasus ADHD yang datang ke Klinik Anak Bagian Perkembangan, Fakultas Psikologi UI menunjukkan bahwa terdapat konflik diantara auak ADHD dengan orang-tua, hal tersebut menyebabkan peneliti tertarik untuk melihat lebih lanjut bagaimana persepsi anak ADHD terhadap orang-tua. Untuk dapat mengungkapkan mengenai persepsi tersebut digunakan alat tes CAT. CAT bertujuan untuk melihat bagaimana persepsi anak terhadap tokoh-tokoh yang signiiikan rnelalui stimulus standar kartu CAT. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif sehjngga diperoleh persepsi anak-anak yang mengalami ADHD terhadap orang-tua yang terungkap dalam Children Apperception Test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar subyek memjliki persepsi yang nyaris sama terhadap orang tua mereka, yaitu anak mempersepsikan orang tua sebagai tokoh yang kurang dapat memberikan kasih sayang dan perhatian kepada mereka. Terhadap masing-masing tokoh menunjukkan bahwa sebagian besar subyek mempersepsikan bahwa ibu adalah tokoh yang memillki banyak aturan yang harus dipatuhi dan sebagai tokoh pemberi hukuman. Dan sebagian besar subyek mempersepsikan ayah sebagai tokoh yang agresif, kurang dapat memberikan kasih sayang dan perhatian. Saran yang dapat diarahkan untuk melihat perbedaan persepsi anak terhadap orang-tua dengan penggunaan tes CAT pada auak yang mengalami ADHD Inattentive type, Hqneractivity/Impulsivity type, Combined type, dan NOS. Untuk penelitian lanjutan dapat dilakukan dengan melibatkan situasi sekolah mengingat bahwa perilaku ADHD dapat muncul pada situasi selain di rumah. Hal itu dapat dilakukan dengan melalui alat tes FSCT, sehingga dapat dipahami mengenai perilaku dan sikap anak ADHD di sekolah. Saran praktis adalah pola asuh yang diterapkan oleh orang-tua sebaiknya tidak menggunakan kekerasan karena akan menimbulkan perasaan takut, marah, keinginan untuk melawan dan persepsi negatif atas orang-tua. Perilaku ADHD dapat disebabkan adanya disfungsi pada otak, maka sebaiknya dilakukan pemeriksaan neurologis.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library