Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soehartati Argadikoesoemo Gondhowiardjo
"Karsinoma Nasofaring (KNF) merupakan salah satu jenis keganasan yang sering ditemukan di Indonesia.' Data yang diperoleh dari registrasi kanker berdasarkan Patologi di Indonesia pada tahun 1991 menunjukkan adanya 1059 (5,6%) kasus KNF di antara 18,770 kasus keganasan. Hal ini menempatkan KNF pada urutan ke empat setelah karsinoma mulut rahim, payudara, dan kulit.
Di Sub.Bagian Radioterapi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) I Rumah Sakit Umum Pusat Nasional - Cipto Mangunkusumo (RSUPN-CM) dalam kurun waktu 5 tahun, periode 1980 - 1984, terdapat 748 pasien KNF. Angka ini menyatakan bahwa KNF merupakan kasus ke tiga terbanyak setelah keganasan mulut rahim dan payudara. Sejumlah 74,5% kasus datang pada stadium IV, 18,6% kasus pada stadium III dan hanya 6,9% di antaranya yang berada pada stadium I dan 1I.' Data dari Bagian Telinga, Hidung dan Tenggorok (THT) FKUII RSUPN-CM memperlihatkan bahwa KNF merupakan kasus keganasan terbanyak (71,8%) dari semua jenis keganasan THT yang dijumpai.
Jenis keganasan ini sangat jarang ditemukan di daratan Eropa dan Amerika Utara, yaitu dengan angka kejadian kurang dari 1 di antara 100,000 penduduk. Sebaliknya, di daerah Asia Timur dan Tenggara didapatkan angka kejadian yang tinggi, bahkan angka kejadian tertinggi di dunia terdapat di propinsi Cina Tenggara, yaitu sebesar 40-50 kasus KNF di antara 100.000 penduduk."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1998
D43
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Soehartati Argadikoesoemo Gondhowiardjo
Jakarta: UI-Press, 2005
PGB 0210
UI - Pidato  Universitas Indonesia Library
cover
Soehartati Argadikoesoemo Gondhowiardjo
"Dalam penangganan penyakit keganasan saat ini disamping hasil terapi, kualitas hidup penderita merupakan hal yang juga sangat penting dan perlu mendapat perhatian khusus. Khususnya dalam hal keganasan pada organ-organa yang mempunyai fungsi dan aspek kosmetik, maka perlu sekali adanya modalitas terapi yang dapat memberikan hasl terapi sebanding dengan tingkat fungsi organ dan kosmetik yang memberi kenyamanan pada penderita. Salah satu modalitas yang dapat digunakan pada beberapa keadaan khusus keganasan yang memberikan tingkat keberhasilan terapi disertai dengan kualitas hidup yang baik bagi penderita adalah penggunaan brakiterapi. Brakiterapi adalah salah satu metode pemberian radiasai dengan mendekatkan dan menusukkan sumber radiasi ke daerah target sehingga akan memberikan dosis yang dapat mematikan sel tumor pada daerah target, dengan dosis serendah mungkin pada organ penting sekitarnya. Dengan ditemukan berbagai sumber radiasi misalnya iridium penggunaan brakterapi sangat berkembang. Sumber radiasi ini dapat digunakan pada berbagai lokasi keganasan secara implantasi. Pada keganasan anorektal, brakterapi secara implantasi maupun intrakaviter, baik kombinasi dengan radiasi eksterna maupun brakiterapi saja dapat memberikan hasil terapi yang baik dengan penyelamatan sfinker anal dan fungsinya.

Brachytherapy in the Treatment of Anorectal Cancer. Nowadays in the treatment of malignant diseases, besides therapeutically results, the patient?s quality of life is considered very important and needs special attention. It is imperative to develop a therapy method that will yield results which gives more comfort to the patient, in particular concerning malignancies in organs with important functions and having cosmetic aspects. One modality, which can be used in special cases, that gives good results and good quality of life for the patient is brachytherapy. Brachytherapy is a method of radiotherapy by placing or inserting a radiation source in the target area in order to give a radiation dose enough to kill cancer cells but with a low dosage for the surrounding important organs. The use of brachytherapy has flourished by the findings of several radiation sources such as iridium, which can be implanted in several malignant locations. In anorectal malignancy, implantation and intracavity brachytherapy with or without external radiation give good results in saving the anal sphincter and its function."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2003
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Soehartati Argadikoesoemo Gondhowiardjo
"Adenoma hipofise adalah tumor yang walaupun mempunyai gambaran histopatologi jinak, akan tetapi seringkali memberikan penampakan klinis yang tidak ringan. Penampakan klinis ini dapat merupakan efek dari adanya masa tumor, gangguan hormonal, atau keduanya. Disamping itu, tumor ini sering kali mengalami kekambuhan setelah terapi. Penanganan jenis tumor ini banyak mengalami kemajuan dengan adanya perbaikan baik teknik berbagai modalitas terapi yang digunakan yaitu pembedahan dan radiasi, maupun ditemukannya berbagai obat. Penanganan multimodalitas seringkali diperlukan dalam penanganan adenoma hipofise untuk mendapatkan hasil terapi yang optimal. Radiasi merupakan salah satu agen sitotoksik dengan menggunakan sinar pengion yang banyak digunakan dalam pengobatan adenoma hipofise bersama dengan modalitas terapi lainnya. Pemberian radiasi pasca pembedahan terbukti menurunkan angka kekambuhan (22-71% vs 8-23%) secara bermakna. Saat ini telah terjadi perkembangan yang pesat dalam teknik pemberian radiasi pada adenoma hipofise. Perkembangan tersebut didasari baik oleh perbaikan pengetahuan dalam bidang teknologi komputer dan peralatan radiasi, maupun oleh berkembangnya pengetahuan dalam bidang biologi seluler maupun molekuler baik jaringan sehat maupun tumor. Tujuan untuk mengembangkan teknik dan metode radiasi adalah supaya mendapatkan dosis radiasi yang tinggi dan homogen di daerah target radiasi dengan dosis serendah mungkin pada jaringan sehat di sekitarnya. Dengan berbagai perkembangan ilmu pengetahuan maupun teknologi, khususnya sehubungan dengan ilmu komputer, maka terjadi perkembangan dalam metode maupun teknik radiasi. Makalah ini membahas berbagai aspek penggunaan radiasi yang mutakhir dalam penanganan adenoma hipofise.

The Role of Irradiation in Hypophyseal Adenoma. Pituitary adenomas are histopathologically benign, however the clinical presentations are often quite severe. These clinical signs are due to the tumor mass effect, hormonal disturbances or both. Besides that, these tumors often recurred after treatment. The treatment of pituitary tumors have developed greatly with the improvement of techniques of several modalities such as surgery, radiation and medication. Multimodality treatment is often used for optimal results in treating these tumors. Radiotherapy is a cytotoxic agent using ion radiation for the treatment of pituitary tumors in combination with other methods. Post-surgical radiotherapy has shown to decrease the recurrence rate significantly (22-71% vs 8-23%). At present there has been rapid improvements in radiation techniques for pituitary tumors. These developments are not only based upon the increase of know-how in computer technology and radiation instruments, but are also based upon the development of cellular and molecular biology in connection with normal and tumor tissues. The objective in developing radiation methods and techniques is to create a high radiation dose, homogeneous in the target area with low radiation dose in normal tissue. The development in science and technology, in particular concerning computer science, have created the development of radiation techniques and methods. This paper elaborates on several aspects of radiation in the treatment of pituitary tumors."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library