Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 34 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Soeroso
"ABSTRAK
Dalam sejarah Indonesia kuno diketahui bahwa awal mula berkembangnya pengaruh kebudayaan India di Nusantara telah berlangsung cukup lama. Dari sumber-sumber tertulis yang sampai ke tangan kita dapat diketahui bahwa awal mula munculnya peradaban yang bercorak Hindu di Indonesia itu berlangsung di dua pusat ialah di Jawa Barat dan di Kalimantan Timur. Dan prasasti-prasasti yang paling awal yang ditemukan di wilayah Jawa Barat, meskipun secara keseluruhan tidak menyebut angka tahun yang lengkap, dapat diketahui bahwa kerajaan yang pertama kali berkembang di wilayah ini ialah kerajaan Tarumanagara I. Prasasti-prasasti tertua yang menyebutkan keberadaan kerajaan tersebut antara lain adalah Prasasti Lebak, yang menyebut kebesaran seorang raja yang bernama Sri Purnawarman2; Prasasti Jambu (Koleangkak), yang menyebut seorang raja yang bernama Purnawarman dan memerintah di Taruma3; Prasasti Ciaruteun, yang menyebut raja yang mulia, yang bernama Sang (Sri) Purnawarman;4 Prasasti Kebon Kopi, yang menyebut keagungan seorang penguasa Taruma5; Prasasti Muara Cianten, yang gaya tulisannya berasal dari masa Taruma 6; Prasasti Pasir Awi, dalam bentuk gambar (pictograph) yang diperkirakan berasal dari masa Taruma7 serta yang terakhir Prasasti Tugu,8 yang ditemukan di Desa Tugu tidak jauh dari Kampung Cilincing, Jakarta sekarang.
Berdasarkan wilayah persebarannya, juga ukuran batunya, dapat diketahui bahwa prasasti-prasasti itu dibuat in situ.9 Dan wilayah persebarannya itu juga dapat diperkirakan bahwa wilayah pengaruh kekuasaan kerajaan Tarumanagara pada masa pemerintahan raja Purnawarman setidak-tidaknya mencakup sebagian wilayah Jawa Barat mulai dari daerah Kabupaten Pandeglang di bagian barat, Kabupaten Bogor di bagian selatan dan daerah Bekasi sampai Jakarta di bagian utara. Apabila diperhatikan gaya tulisannya, gaya bahasanya, bentuk tulisannya serta jenis metrumnya1° dapat diketahui bahwa tulisan-tulisan pada prasasti-prasasti tersebut berasal dari pertengahan abad V. Tulisan yang digunakan seluruhnya menggunakan huruf Pallawa dengan bahasa Sansekerta serta kebanyakan berbentuk sloka dengan metrum sragdara dan anustubh. Adanya penggunaan bahasa Sansekerta serta huruf Pallawa tersebut merupakan bukti bahwa pada masa itu telah terjadi kontak budaya antara Tarumanagara dengan kerajaan-kerajaan di India. Bahkan dengan dikeluarkannya prasasti-prasasti yang berbahasa Sansekerta, pengenalan metrum serta dikenalnya bentuk tulisan gambar (pictograph) tersebut di atas membuktikan bahwa pada masa itu pengetahuan masyarakat dalam bidang kesusasteraan sudah cukup maju.
Di antara tujuh buah prasasti yang dikeluarkan oleh raja Purnawarman, Prasasti Tugu merupakan satu-satunya yang paling istimewa oleh karena beberapa hal. Pertama, Prasasti Tugu merupakan satu-satunya prasasti yang ditemukan di wilayah pantai utara Jawa Barat (Jakarta). Kedua, Prasasti Tugu merupakan prasasti yang memuat angka tahun terlengkap dibandingkan dengan prasasti yang lain karena menyebut beberapa unsur penanggalan dari peristiwa-peristiwa panting pada masa pemerintahan Purnawarman. Ketiga, Prasasti Tugu menginformasikan tentang dilakukannya dua kegiatan pembuatan saluran masing-masing saluran Sungai Candrabhaga dan Sungai Gomati. Keempat, di dalam Prasasti Tugu juga diinformasikan pemberian hadiah 1000 ekor lembu kepada para brahmana.l Kelima, Prasasti Tugu merupakan satu-satunya prasasti dari masa pemerintahan raja Purnawarman yang paling banyak datanya.
Berdasarkan keterangan yang disebutkan di dalam Prasasti Tugu tersebut dapat diketahui bahwa pada masa pemerintahan raja Purnawarman sistem pemerintahannya sudah sangat maju. Upaya pembuatan saluran yang panjangnya hampir mencapai sekitar 11 kilometer 12 hanya dalam waktu 21 hari jelas memerlukan tenaga yang tidak sedikit serta memerlukan kemampuan teknologi yang maju. Demikian pula halnya dengan pemberian hadiah sebanyak 1000 ekor lembu kepada para brahmana memperlihatkan kepada kita bahwa pada masa itu domestikasi hewan sudah sangat berkembang."
1995
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuniarti Soeroso
"ABSTRAK
Air garam hangat dan H2O2 3% sating digunakan sebagai obat kumur untuk terapi keradangan Gingiva. Belum pernah dilakukan penelitian dibagian perio FKG UI mengenai efektivitas kedua bahan obat kumur tersebut terhadap keradangan gingiva. Tujuan penelitian ini untuk membandingkan'efektivitas air garam hangat dengan larutan H2O2 3% sebagai obat kumur, terhadap penurunan keradangan gingiva secara klinis. Penelitian dilakukan pada 90 penderita gingivitis yang datang ke klinik periodonsia FKG UI, berusia antara 18-40 tahun, terdiri dari 52 wanita 39 pria. Sampel dibagi atas 3 kelompok dengan randomisasi. Kelompok I berkumur dengan air garam hangat 1,2%, kelompok II berkumur dengan lantan H202 3°/g kelompok III merupakan kelompok kontrol berkumur dengan air hangat. Konsentrasi air garam hangat 1,2% ditetapkan berdasarkan pemilihan beberapa takaran berat garam yang dianjurkan dan rasa yang paling dapat diterima didalam mulut. Masing-rnasing kelompok menggunakan obat kumur 2x 1 hari selama 5 hari, pagi dan malam.
Kumur-kumur dilakukan selama 1 menit. Pencatatan skor pink (Loa dan Silness) clan skor PBI (Modifikasi Papillae Bleeding Index dari Muhlemann) dilakukan pada hari ke 1 dan hari ke 5. Perubahan skor indeks plak dan skor PBI antara sebelum dan sesudah kumur-kumur air garam hangat 1,2%, H202 3% dan air hangat, diuji dengan "Paired Sample T Test" pada tingkat kepercayaan 95%. Untuk mengetahui perbedaan efektivitas air garam hangat 1,2% dan H2O2 3% terhadap perubahan skor indeks plak dan skor PBI (keradangan gingiva) dilakukan uji "Anova" pada tingkat kepercayaan 950/0. Hasilnya menunjukkan terdapat penurunan skor indeks plak yang bermakna sesudah berkumur air garam hangat 1,2% clan H2O2 3% (P < 0,05 ), sedang pada kelompok kontrol tidak terdapat penurunan skor indeks plak yang ber makna ( P > 0,05 ). Terdapat penurunan skor PBI atau keradangan gingiva yang sangat bermalcna setelah berkumur dengan air garam hangat 1,2%, H202 3% dan air hangat (p > 0,001 ). Antara ketiga bahan obat kumur tidak terdapat perbedaan efektivitas yang bermakna dalam menurunkan skor indeks plak (p > 0,05 ). Terdapat perbedaan efektivitas yang sangat bermakna antara ketiga bahan obat kmur didalam menurunkan skor PBI atau keradangan gingiva (p < 0,001 ). Air Karam hangat 1,2% lebih efektif dari H2O2 3% dalam menurunkan skor PBI. Air garam hangat 1,2% dan 102 3% lebih efektif dari kelompok kontrol dalam menurunkan skor PBI. Dapat diambil kesimpulan bahwa air garam hangat 1,2% lebih efektif dari H2O2 3% dalam menurunkan keradangan gingiva. Hal ini kemungkinan karena sifatnya sebagai antiseptik dan ada peran temperatur hangat terhadap vaskularisasi gingival."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Soeroso
"Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral pelayanan kesehatan di rumah sakit. Peranannya dalam penyelenggaraan dan pengembangan program-program di rumah sakit adalah strategis. Di Indonesia perilaku organisasi yang terkait dengan struktur organisasi dalam pelayanan kesehatan belum banyak diteliti. Penelitian ini bertujuan memperoleh jawaban atas pertanyaan ilmiah tentang bagaimanakah hubungan antara kepuasan kerja dengan dimensi struktural organisasi: kompleksitas, sentralisasi dan formalisasi di bidang kcperawatan RSUP Dr. Kariadi.
Hasil penelitian menunjukkan Kepuasan kerja karyawan keperawatan RSVP Dr Kariadi adalah tinggi dan diantara 5 dimensi yang membangun kepuasan kerja, hanya 1 dimensi yaitu kepuasan terhadap terhadap pembayaran upah yang merniliki derajat sedang dan memilila sejumlah responden yang sangat rendah tingkat kepuasannya. Di antara variabel-variabel yang mewakili ciri-ciri desain organisasi yaitu kompleksitas, sentralisasi dan formalisasi, maka kompleksitas merupakan variabel yang paling besar perngaruhnya terhadap kepuasan kerja.
Sesuai dengan tradisi keperawatan yang umumnya memiiliki ciri-ciri formalisasi tinggi, dalam penelitian ini organisasi keperawatan RSUP Dr Kariadi terbukti memiliki formalisasi yang tinggi pula. Tiga hipotesis yang diajukan ternyata hanya satu yang terbukti yaitu semakin besar kompleksitas semakin tinggi kepuasan kerja. Dua hipotesis lainnya ditolak dan menunjukkan hasil yang tidak konsisten dengan teori-teori yang telah dikemukakan antara lain dengan teori aksiomatik Hage. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh berbagai hal yang berada diluar lingkup penelitian ini.

Nursing care is an integrated part of health care in a hospital. It has strategic position in the operasionalization and development of hospital care programmes. In Indonesia, organizational behaviour in connection with the organizational structure of health care organization has not yet been widely studied. The purpose of this study is to scrutinize and to answer the scientific question concerning how is the influence of structural dimension on job satisfaction of Dr. Kariadi Hospital Nursing personnel.
The study showed that Job Satisfaction of Dr. Kariadi Nursing personnel is high and among 5 facets of Job Satisfaction only one facet e.g. satisfaction to pay showed a moderate degree and has some respondents who are dissatisfied. Among variables represented organizational design such as complexity, centralization and formalization, the complexity proven to be the most influential variable on the job satisfaction.
In accord with the nursing tradition which usually has a high formalization, the study revealed also a high formalization in the nursing department. Only one hypothesis is accepted e.g. the higher the complexity the higher the job satisfaction. The other two hypotheses were not proven and inconsistent with Hage's axiomatic theory. These may be due to the influential factors out of the studied frame work.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Santoso Soeroso
"Sebenarnya ilmu kedokteran klinis dan epidemiologi lahir bersamaan. Penemu-penemu di bidang epidemiologi sebagian besar adalah juga para dokter (klinikus) hanya saja dalam beberapa dekade terakhir ini mulai tampak ada pemisahan dalam segi pendidikan, latihan, jurnal dan macam pekerjaannya. Namun demikian para dokter (klinikus) dan ahli epidemiologi menjadi semakin sadar bahwa sebenarnya mereka perlu saling berhubungan. Untuk itu diperlukan suatu "jembatran" antar klinikus dan ahli epidemiologi dengan suatu disiplin ilmu yang disebut dengan epidemiologi klinis."
1999
JMAR-1-1-1999-47
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soeroso
Jakarta: Sinar Grafika, 2011
346.023 SOE p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soeroso
Jakarta: Sinar Grafika , 2012
340.159 8 SOE y
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soeroso
Jakarta: Sinar Grafika, 2001
347.05 SOE c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
R. Soeroso
Jakarta: Sinar Grafika, 2006
347.05 SOE t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
R. Soeroso
Jakarta: Sinar Grafika, 1996
340 SOE p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4   >>