Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Lestari Maharani
"ABSTRAK
Salah satu hal yang sedang berkembang dan banyak digunakan di industri
perkapalan yaitu teknologi laminasi material komposit fiber dengan metode
Vacuum Assisted Resin Transfer Molding (VARTM). Di Indonesia, sistem ini
masih belum dioptimalkan penerapannya karena belum adanya peraturan yang
lebih spesifik mengenai proses pembuatan, menghitung jumlah lapisan, dan
kekuatan komposit jika menggunakan proses Vacuum Assisted Resin Transfer
Molding (VARTM). Laminasi komposit VARTM disusun dengan menyamakan
jumah fiber konten komposit dengan menggunakan metode Hand Lay Up. Karena
itu, dilakukan analisis kekuatan struktur komposit quasi isotropic dan simetris
pada kapal dengan metode finite element. Analisis kekuatan memanjang
dilakukan pada keadaan statik dengan kondisi gelombang Hogging dan Sagging,
dan kriteria kegagalan Tsai Wu digunakan untuk mengetahui karakteritik lamina
komposit. Lapisan laminate quasi isotropic memiliki kekuatan yang lebih baik
pada struktur kapal dibandingkan lapisan simetris. Selain itu, berkurangnya
ketebalan lambung kapal menyebabkan adanya pengurangan jarak frame
melintang agar deformasi yang terjadi sesuai dengan yang diisyaratkan oleh kelas.
ABSTRACT
One of the things that are being developed and widely used in the shipping
industry is technology of laminated fiber composite materials by the method of
Vacuum Assisted Resin Transfer Molding (VARTM). In Indonesia, the
implementation of system is still not optimized because of the absence of more
specific regulations regarding the manufacturing process, counting the number of
layers, and the strength of the composite when using the Vacuum Assisted Resin
Transfer Molding (VARTM). VARTM composite laminate composed by equating
the number of fiber composite content by using the method of Hand Lay Up.
Therefore, structural strength of composite quasi isotropic and symmetrical on the
ship analyzed by the finite element method. Longitudinal strength analysis
performed on static state with Sagging and hogging wave conditions, and Tsai Wu
failure criteria are used to determine the characteristic of the composite lamina.
Quasi-isotropic laminate layer has better strength compared to the structure of the
ship symmetrical layers. In addition, the reduced thickness of the hull causing a
reduction in the transverse frame spacing in order deformation that occurs in
accordance with the implied by the class."
2013
T35157
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri Lestari Maharani
"Salah satu akibat pemanasan global yang terjadi di Bumi yaitu makin tingginya permukaan air laut yang menyebabkan makin mundurnya garis pantai dan berakibat pada berkurangnya luas daratan. Saat ini sebagian besar manusia bertempat tinggal dan melakukan aktivitas di daratan. Indonesia sebagai negara kepulauan dengan luas laut 7.900.000 km2 atau empat kali dari luas daratannya, dan 60% penduduknya hidup di wilayah pesisir akan sangat terpengaruh oleh kenaikan air laut global tersebut. Cottage Terapung merupakan suatu ide rancang bangunan terapung dengan lambung berbentuk silindris yang dicetuskan oleh tim penulis sebagai solusi tempat tinggal manusia di laut Indonesia. Penampang lambung yang bundar memungkinkan struktur memiliki tahanan hidrodinamis yang sama untuk segala arah pada saat terkena gelombang, selain itu bentuk silindris memiliki ketahanan stabilitas yang lebih baik dibanding struktur lainnya. Perbandingan tinggi sarat air dan diameter Cottage terapung yaitu (1:4.5). Dilakukan penjelasan mengenai konsep desain dengan cakupan sistem stabilitas, sistem konstruksi, sistem kelistrikan, sistem keselamatan, sistem tambat, sistem proteksi dan perbaikan, hingga ekonomi dari Cottage terapung. Sistem konstruksi bangunan di analisa berdasarakan kekuatan memanjang dan melintang ketika berada dilaut, dan didapatkan nilai tegangan yang berada dibawah nilai tegangan material yang digunakan.

One result because of Global warming on earth is increased sea levels and caused the resignation of shoreline and reduction in land area. Nowadays most people live and conduct activities on land. Indonesia as an archipelago country with an area of 7.9 million km2 of sea or four times bigger than land area, and 60% of the population lives in coastal areas will be greatly affected by the global sea level rise. Floating Cottage is an idea of building design with cylindrical hull by a team of writers as the solution of human habitation on Indonesia?s Sea. Circular cross section of the hull allows the structure have the same hydrodynamic resistance for all directions when exposed to the waves, moreover a cylindrical shape has better stability than other structures. Ratio of the draft and diameter of floating Cottage is (1:4.5). The scope of explanation include stability, construction systems, electrical systems, safety systems, mooring systems, system protection and repair, to the economy of Floating Cottage. Analysis system in the building construction on the terms of longitudinal and transverse forces while at sea, and found that the tensile stress value is below the tensile stress of the material."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S45672
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library