Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Mauliddinah
"Postpartum adalah masa setelah plasenta lahir sampai dengan alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil yang secara normal berlangsung selama 6 minggu. Kondisi yang sering dialami oleh ibu postpartum yaitu luka perineum yang merupakan robekan pada daerah perineum yang terjadi karena robekan spontan ataupun tindakan episiotomi saat proses persalinan. Luka perineum tersebut menimbulkan nyeri yang mengarah pada gangguan rasa nyaman selama periode postpartum. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis masalah ibu postpartum dengan luka perineum menggunakan metode studi kasus. Kasus nyata terjadi pada Ny.A (24 tahun) yang melahirkan bayi keduanya secara spontan dengan luka perineum akibat robekan spontan saat proses persalinan sehingga mengeluhkan masalah ketidaknyamanan pasca partum. Pada saat pengkajian 12 jam postpartum, klien mengeluh tidak nyaman karena luka perineum yang terasa nyeri dengan skala nyeri 6, didukung dengan data ekspresi wajah meringis dan peningkatan tekanan darah. Intervensi yang diberikan adalah perawatan kenyamanan dengan tindakan pemberian kompres dingin pada luka perineum. Implementasi pemberian kompres dingin dilakukan dalam tiga kali pertemuan dengan durasi tiap pertemuan yaitu 30 menit, dan dievaluasi melalui ungkapan derajat kenyamanan klien terkait tingkat nyeri perineum menggunakan Numeric Pain Rating Scale. Hasil evaluasi menunjukkan adanya peningkatan derajat kenyamanan dan penurunan tingkat nyeri perineum. Peneliti menyimpulkan bahwa penerapan terapi pemberian kompres dingin pada luka perineum efektif dalam meningkatkan derajat kenyamanan serta mengurangi tingkat nyeri perineum pasca persalinan. Pemberian kompres dingin ini dapat dijadikan salah satu pilihan intervensi dalam pemberian asuhan keperawatan maternitas pada ibu postpartum dengan luka perineum.

Postpartum is a period from delivering placenta to recovering reproductive organ as before pregnancy which normally lasts for 6 weeks. Common condition which is often experienced by postpartum mothers is perineal wound as trauma on perineal area that occur due to spontaneous tear or episiotomy during labor. Perineal wound causes pain that leads to impaired comfort during postpartum period. This study is conducted to analyze problems of postpartum mothers with perineal injury using a case study method. A real case occurred in Mrs. A (24 years old) who gave birth to her second baby spontaneously with a perineal wound due to a spontaneous tear during the delivery process, then she complained about postpartum discomfort. When doing assessment on 12 hours postpartum, the client complained of discomfort because of perineal pain with a pain scale of 6, supported by data on facial expression and increased blood pressure. Intervention given is comfort care by giving cold compress on perineal wound. Implementation of giving cold compresses was carried out in three days with the duration of 30 minutes, and evaluated through comfort degree related to level of perineal pain using Numeric Pain Rating Scale. The result showed an increase in client's comfort degree and a decrease in pain level. The researcher concludes that application of cold compress on perineal wound is effective in increasing comfort degree and reducing perineal pain level. This cold compress can be used as an intervention option in providing maternity nursing care for postpartum mothers with perineal injury."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Mauliddinah
"DKI Jakarta merupakan provinsi dengan jumlah pekerja tertinggi di Indonesia. Tingginya penyebaran COVID-19 di Jakarta mengakibatkan kelompok pekerja menjadi populasi yang rentan terinfeksi COVID-19 akibat dari sistem dan lingkungan kerja. Kondisi yang rentan ini dapat memicu timbulnya kecemasan yang memengaruhi perilaku para pekerja yang mengarah pada penerapan PHBS. Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat kecemasan dengan penerapan PHBS pada pekerja di wilayah Jakarta Selatan selama pandemi COVID-19. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini melibatkan 112 pekerja di wilayah Jakarta Selatan sebagai sampel. Instrumen penelitian yang digunakan adalah Hamilton Anxiety Rating Scale (skala HARS) untuk mengukur tingkat kecemasan pekerja dan kuesioner PHBS untuk mengetahui gambaran penerapan PHBS oleh pekerja di tempat kerja. Hasil penelitian menunjukkan mayoritas pekerja di wilayah Jakarta Selatan tidak mengalami kecemasan dengan persentase sebesar 59,8% serta mayoritas pekerja menerapkan seluruh indikator PHBS di tempat kerja dengan persentase mencapai 79,5%. Hasil uji korelasi Somers menunjukkan nilai signifikansi (p) tingkat kecemasan dan penerapan PHBS adalah 0,360. Kesimpulan yang didapat adalah tidak terdapat hubungan antara tingkat kecemasan dengan penerapan PHBS pada pekerja di wilayah Jakarta Selatan selama pandemi COVID-19. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pelayanan keperawatan kesehatan kerja di institusi atau tempat kerja.

DKI Jakarta is province with the highest number of workers in Indonesia. The high spread of COVID-19 in Jakarta has resulted in worker group being a population that is vulnerable for being infected with COVID-19 as a result of work system and environment. This vulnerable condition can trigger anxiety that affects behavior of workers which leads to implementation of PHBS. This study aims to determine the relation between anxiety level and implementation of PHBS on workers in South Jakarta during the COVID-19 pandemic. The method of this study using a cross sectional design with accidental sampling technique. This study involved 112 workers in South Jakarta as samples. Instrument for this study using Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS scale) to measure anxiety level of workers and using PHBS questionnaire to describe implementation of PHBS by workers in the workplace. This study showed the majority of workers in South Jakarta did not experience anxiety with a percentage of 59.8% and the majority of workers implemented all PHBS indicators in the workplace with a percentage of 79.5%. The result from Somers correlation test revealed the significance value (p) of anxiety level and implementation of PHBS is 0.360. In conclusion, the study showed that there is no relation between anxiety level and implementation of PHBS on workers in South Jakarta during the COVID-19 pandemic. The results of this study recommend to improve occupational health nursing service in all institutions or workplaces."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library