Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukma Wibowo
"Teknologi berkembang demikian pesatnya terutama dibidang Telekomunikasi dan Komputer. Kegiatan dunia Bisnis Internasional menuntut adanya fasilitas Telekomunikasi berkualitas dan berkecepatan tinggi untuk pengiriman dan pemrosesan data yang cepat dan akurat. Seiring dengan itu, Indosat sebagai Penyelenggara Telekomunikasi Internasional menyediakan suatu jasa Indosat Bussines Service (IBS). Untuk memenuhi pelanggan yang berada diluar jangkauan Jaringan IBS yang ada maka Jaringan Tail Link International (TLI) merupakan suatu pemecahan altematif yang relatif cepat dan murah dibandingkan dengan Jaringan yang ada. Jaringan ini memanfaatkan tkonologi Very Small Aparture Terminal (VSAT) dengan menggunakan Satelit Palapa untuk menghubungkan pelanggan ke Stasiun Bumi Konsentrator Jatiluhur. Melalui Radio Digital Terestrial data pelanggan dikirim ke Internasional Transmission & Maintenance Centre (ITMC) Jakarta yang selanjutnya dikirim ke luar negeri melalui Jaringan Kabel Laut Serat Optik.
Pada tugas akhir ini, dibahas mengenai analisa dan perencanaan dalam menerapkan terminal TLI yaitu; perhitungan link budget yang memenuhi spesifikasi kuaiitas lintasan, perhitungan penyediaan kebutuban daya SSPA yang sesuai dengan kecepatan data pelanggan yang beragam balk untuk sinyal pembawa tunggal maupun jamak, perencanaan transmisi baik ruas stasiun bumi maupun ruas angkasa yaitu biaya sewa transponder, serta analisa & perhitungan dalam penaksiran/perkiraan (forecasting) jumlah sirkit pelanggan. Penghematan biaya penerapan jaringan IBS dapat dicapai antara lain dengan meiakukan analisa dan perencanaan diatas secara tepat dan didukung oleh penaksiran/perkiraan Jumlah sirkit pelanggan yang akurat."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1997
S36874
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mauritius Donie Sukma Wibowo
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa potensi ancaman hybrid warfare
di Indonesia melalui studi kasus Papua di Media Sosial. Penulis menggunakan
teori hybrid warfare,teori hate speech, teori propaganda, teori media sosial dan
teori disinformasi. Penulis menggunakan metode kualitatif dan studi kasus sebagai
membantu menjelaskan fenomena propaganda dan disinformasi pada kasus
gerakan pembebasan Papua. Penulis berusaha menganalisa potensi ancaman
hybrid warfare yang dilakukan oleh oknum pembebasan Papua melalui media
sosial. Perkembangan media sosial di Indonesia dan dunia internasional sangat
pesat dengan dipengaruhi oleh internet. Media sosial pada saat ini dapat
mempengaruhi penyebaran dan model propaganda serta disinformasi yang
digunakan sebagai instrumen hybrid warfare. Propaganda dan disinformasi yang
digunakan sebagai upaya Organisasi Papua Merdeka (OPM) melalui media sosial.
Perubahan interaksi dan penggunaan disinformasi dan hate speech pada media
sosial menunjukkan bahwa OPM melakukan penggalangan untuk merubah
persepsi masyarakat Indonesia maupun internasional. Propaganda dan
disinformasi mengenai kasus Papua semakin meningkat dan menggunakan
alogaritma dari media sosial untuk mencapai tujuan mereka. Penulis menemukan
beberapa bukti bahwa media massa dan media sosial organisasi tersebut
medapatkan dukungan dari berbagai kalangan. Dukungan tersebut dapat
menigkatkan potensi ancaman terhadap keamanan nasional Indonesia

This study aims to analyze the potential threat of hybrid warfare in
Indonesia through a Papua case study on social media. The author uses hybrid
warfare theory, hate speech theory, propaganda theory, social media theory and
disinformation theory. The author uses qualitative methods and case studies to
help explain the phenomenon of propaganda and disinformation in the case of the
Papuan liberation movement. The author tries to analyze the potential threat of
hybrid warfare carried out by elements of Papuan liberation through social media.
The development of social media in Indonesia and internationally is very fast,
influenced by the internet. Social media at this time can influenced the spread and
model of propaganda and disinformation used as a hybrid warfare instrument.
Propaganda and disinformation used as an effort by the Free Papua Movement
(OPM) through social media. Changes in interaction and the use of disinformation
and hate speech on social media showed that OPM is mobilizing to change
perceptions of the Indonesian and international community. Propaganda and
disinformation regarding the Papua case is increasing and using algorithms from
social media to achieve their goals. The author found some evidence that the mass
media and social media of these organizations received support from various
circles. This support can increase the potential threat to Indonesia's national
security
"
Depok: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library