Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sulistyani
Abstrak :
ABSTRAK


Metil karbamat merupakan pestisida pilihan setelah penggunaan dikhloro difenil trikhloroetana (DDT) dilarang. Meskipun tergolong aman karena cepat mengalami biodegradasi, metil karbamat diduga mempunyai efek genotoksik pada organisme bukan sasaran. Bentuk pengujian yang mudah dan cepat untuk mendeteksi potensi genotoksik suatu zat adalah dengan uji mikronukleus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi genotoksik metil karbamat dengan parameter induksi mikronukleus pada kultur limfosit manusia. Limfosit manusia dipapar dengan metil karbamat konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml selama 3 jam. Mikronukleus diamati dari sediaan kultur limfosit dan dihitung per 1.000 sel limfosit untuk tiap perlakuan. Jumlah rata-rata mikronukleus tertinggi (4,167) didapat pada konsentrasi 10 µg/ml dan terendah (3,333) pada konsentrasi 20µg/mi. Metil karbamat pada kondisi penelitian yang dilakukan mampu menginduksi mikronukleus alaupun hasil uji statistik (uji Dunn α = 0,25) menuniukkan baha jumlah mikronukleus pada konsentrasi 10, 20, 50, dan 100 µg/ml tidak berbeda nyata dibandingkan dengan kontrol negatif.
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani
Abstrak :
Penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana teks di dalam suatu media baik itu berupa iklan, berita ataupun bentuk-bentuk lain, menggunakan mitos-mitos tertentu untuk mengarahkan pemaknaan khalayak. Mereka memanfaatkan segmentasi khalayak untuk menentukan preferred reading pada teks. Tetapi terkadang orang-orang yang berada di dalam segmen yang dianggap sama melakukan pemaknaan yang berbeda pada suatu teks. Berdasarkan hal tersebut peneliti ingin melihat preferred reading yang dilakukan oleh Majalah Tempo pada laporan utama dan prefered reading yang dilakukan produser teks iklan di majalah Tempo. Selanjutnya peneliti akan menganalisis keberagaman resepsi khalayak terhadap teks sekaligus juga berusaha membongkar mengapa mereka melakukan pemaknaan yang berbeda. Peneliti menggunakan analisis teks dari Roland Barthes untuk melihat "preferred reading" pada Iklan, sedangkan pada laporan utama pendekatan analisis teks Teun A. van Dijk yang digunakan. Selanjutnya peneliti melakukan perbandingan antara "preferred reading dari teks dengan resepsi responden terhadap teks tersebut. Temuan penelitian menunjukkan bahwa selain kesamaan, terdapat pula perbedaan antara preferred reading dengan resepsi responden. Tetapi yang perlu dicatat perbedaan pemaknaan responden tidak selalu menentang preferred reading (counter identifikasi) tetapi terdapat pula pemaknaan yang muncul karena responden memandang teks dengan prespektif yang berbeda (dis-identifikasi) meskipun mereka masih berada di dalam ideologi dominan yang bekerja di dalam teks. Keberagaman Cara pemaknaan ini peneliti analisis dari berbagai Cara pandang yaitu; individu, discourse-in-practice, dan discourse/discouses. Analisis tersebut menunjukkan bahwa perbedaan pemaknaan tersebut bukan semata-mata karena kharakteristik individu yang berbeda tetapi sesuai dengan pendapat yang dikemukakan Foucault relasi kuasa yang ada di dalam discourse yang melingkupi masing-masing khalayak turut berperan terhadap resepsi pembaca. Penelitian ini juga diharapkan bisa memberi informasi terhadap pengiklan dan produser teks mengenai resepsi khalayak yang bisa memberi masukan mengenai strategi kreatif, segmentasi produk, dan juga strategi kreatif yang sudah dilakukan.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12435
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Woro Putri Sulistyani
Abstrak :
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek mediasi work passion yaitu harmonious work passion dan obsessive work passion pada hubungan antara self-control dan psychological well-being. Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan bahwa self-control berkontribusi secara signifikan terhadap psychological well-being, namun terdapat inkonsistensi pada temuan mengenai pengaruh self-control terhadap psychological well-being. Penelitian ini mengajukan hipotesis bahwa harmonious work passion dan obsessive work passion memediasi hubungan antara self-control dan psychological well-being. Data diperoleh dari 202 karyawan non-pemerintah yang berasal dari berbagai industri dan berbagai kota di Indonesia, sedangkan efek mediasi dianalisis menggunakan Process Macro dari Hayes. Dengan menggunakan Self Determination Theory untuk menjelaskan efek mediasi, hasil penelitian menunjukkan bahwa harmonious work passion memediasi hubungan antara self-control dan psychological well-being secara parsial, sedangkan efek mediasi tidak ditemukan pada obsessive work passion. Implikasi dari penelitian ini dapat ditindaklanjuti dengan membekali karyawan agar mampu menampilkan self-control sehingga karyawan dapat fokus pada pekerjaan dan tujuan utamanya dalam bekerja. Dengan demikian karyawan dapat merasakan work passion yang bersifat harmonious yang mengarah pada terciptanya psychological well-being.
This study aims to investigate the mediating effects of work passion i.e. harmonious work passion and obsessive work passion on the relationship between self control and psychological well being. Previous studies showed that self control significantly contributed to psychological well being, however the findings about the impact of self control on psychological well being were inconsistent. This study hypothesized that harmonious work passion and obsessive work passion mediated the relationship between self control and psychological well being. Data were obtained from the sample of 202 non government sector employees, from various industries and various cities in Indonesia. The mediation effect was analyzed using Hayes' Process Macro. Using the Self Determination Theory to explain the mediation effect, result showed that harmonious work passion partially mediated the relationship between self control and psychological well being. Whereas obsessive work passion did not mediate the relationship between self control and psychological well being. Implications of this study could be followed up by facilitating employees to be able to perform self control at work, so that employees could focus on their works and main goals in work. Therefore, employees could experience harmonious work passion which leads to psychological well being.
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48068
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yunita Sulistyani
Abstrak :
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi intention to use teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka meningkatkan kapabilitas organisasi di Kementerian Sosial Republik Indonesia. Penelitian ini menggunakan metode pengumpulan data dengan Kuesioner TAM yang digunakan untuk mengukur persepsi pegawai Kementerian Sosial dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi dan untuk menemukan hubungan antara faktor eksternal variabel independen dengan variabel dependen, yaitu Perceived Ease Of Use dan Perceived Usefullness berpengaruh langsung , serta pengaruhnya terhadap Intention To Use teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh tidak langsung dalam kerangka penelitian. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor eksternal memengaruhi persepsi pegawai Kementerian Sosial terhadap Perceived Ease Of Use dan Perceived Usefullness, dan persepsi mereka berdampak pada Intention To Use teknologi informasi dan komunikasi. Faktor eksternal yang paling berpengaruh adalah Prior Experience, Education Level, Job Relevance, Trust, Autonomy, Subjective Norm dan Training. Penelitian ini hanya dilakukan di Kementerian Sosial Republik Indonesia yang sedang dalam proses Reformasi Birokrasi. Intention To Use disini dianggap mewakili terhadap penggunaan sebenarnya dalam pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka peningkatan kapabilitas organisasi. Implikasi yang diharapkan dengan memahami faktor-faktor yang memengaruhi Intention To Use teknologi informasi dan komunikasi, akan dapat mendukung peningkatan kapabilitas organisasi di Kementerian Sosial RI, sehingga organisasi dapat berjalan efektif dan efisien. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk meningkatkan niat pegawai Kementerian Sosial RI dalam menggunakan teknologi informasi dan komunikasi secara optimal dalam pekerjaannya. Dan untuk meningkatkan kapabilitas organisasi dalam rangka Reformasi Birokrasi. Peneliti berharap penelitian ini juga dapat digunakan sebagai pedoman untuk peningkatan kapabilitas organisasi di organisasi publik lainnya.
ABSTRACT
AbstractThe purpose of this paper is to analyze the influencing factors toward the intention to use information and communication technology in order to improve organizational capacity in the Ministry of Social Affairs Republic of Indonesia. This study used TAM questionnaire to collect data to measure the perceptions of Ministry of Social employees in the use of information and communication technology and to find the relationship between external factors independent variables with Perceived Ease Of Use And Perceived Usefullness direct influence , and the effect on the Intention To Use information and communication technology indirect influence within the research framework. The results of this study indicate that external factors influence the perceptions of Ministry of Social Affairs employees to Perceived Usefulness and Perceived Ease Of Use, and their perception has an impact on Intention To Use information and communication technology. The most influential external factors are Prior Experience, Education Level, Job Relevance, Trust, Autonomy, Subjective Norm and Training. This research is conducted in the Ministry of Social Affairs of the Republic of Indonesia which is in the process of Bureaucratic Reform. Intention to use here is considered to represent the actual use in the utilization of information and communication technology in order to increase the Organizational Capability. The expected implication by understanding the factors that influence the Intention To Use information and communication technology, will be able to support the improvement of organizational capability in the Ministry of Social Affairs, so that the organization can run effectively and efficiently. The results of this study are expected to provide information to improve the intention of Ministry of Social Affairs employees to use Information and Communication Technology optimally in their work. And to improve the organizational capability in the framework of Bureaucratic Reform. Researchers hope this research can also be used as a guide for improvement of organizational capability in other public organizations.
2018
T50516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Sulistyani
Abstrak :

Tesis ini dilatarbelakangi oleh menangnya tersangka korupsi pada pilkada kabupaten Tulungagung tahun 2018. Jika di negara lain seperti Amerika, Meksiko, dan Spanyol kandidat dengan status tersangka korupsi akan berdampak negatif terhadap kandidat itu sendiri seperti penurunan suara atau rakyat akan menghukum dengan tidak memilihnya, namun hal tersebut tidak terjadi di Tulungagung. Penelitian ini akan menguji faktor kualitas dan kinerja kandidat tersangka korupsi dalam mempengaruhi perilaku memilih masyarakat pada pilkada Tulungagung tahun 2018. Teori yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teori perilaku memilih, khususnya pendekatan psikologis dan rational choice. Metode yang digunakan yaitu metode kuantitatif dengan desain deskriptif dan inferensial, dengan jumlah sampel sebanyak 400 responden, tingkat kepercayaan 95% dan Margin of Error (MoE) 5%. Temuan di lapangan memperlihatkan bahwa; (1) status korupsi Syahri Mulyo tidak mempengaruhi perilaku memilih masyarakat Tulungagung, yaitu hanya 1.1%; (2) tingkat popularitas, figur kandidat, dan kualitas kandidat dalam faktor kandidat mempengaruhi perilaku memilih masyarakat Tulungagung, namun figur kandidat paling berpengaruh yaitu sebanyak 31.0%; (3) masyarakat Tulungagung tidak rasional dalam menentukan pilihan politiknya saat pilkada atau Downs menyebutnya dengan “limited rational”; dan (4) Faktor eksternal yaitu adanya peran patronase dan klientelisme dalam  mempengaruhi perilaku memilih masyarakat Tulungagung. Implikasi teoritis menunjukkan bahwa studi perilaku memilih khususnya pendekatan psikologis dan rational choice masih relevan digunakan dalam kasus pilkada kabupaten Tulungagung tahun 2018.

 


The background of conducting this research is the winning-phenomenon of corruption suspect in Tulungagung local election 2018. While the candidates who become corruption suspect in other countries like, United States of America, Mexico, and Spain will obtain a negative impact of their carrier and be punished by society with do not vote them, this circumtances do not occurred in Tulungagung. This study will exemine factor of quality and candidate performance with corruption suspect status in affecting voting behaviour people in Tulungagung local election 2018. This study is using the theory of voting behavior, particularly rational choice approach. The method used is a quantitative method with descriptive and inferential design, with a total sample of 400 respondents, a confidence level of 95% and a Margin of Error (MoE) of 5%. Evidence as the result of research shows that; (1) the corruption status of Syahri Mulyo does not affect the people's voting behavior in Tulungagung, which is only 1.1%; (2) candidate factors such us level of popularity, candidate figure, and quality of candidates influence voting behavior the people of Tulungagung. By 31.0%, candidate figure is the most influential factor; (3) the Tulungagung society is irrational in determining their political choices when the elections, Downs call it "limited rational"; and (4) There were some external factors which influence the voting behaviour the people of Tulungagung called the role of patronage and clientelism. The theoretical implication shows that the psychology and rational choice approach can be applied in the case of Tulungagung local elections in 2018.

 

2019
T54356
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilies Dwi Sulistyani
Abstrak :
Tujuan: Penelitian ini menganalisis hubungan faktor determinan terhadap densitas mandibula dan pengaruhnya terhadap penyembuhan luka ekstraksi. Metode: Penelitian pertama potong-lintang dengan wawancara, pemeriksaan klinis, radiologis dan laboratoris. Penelitian kedua kohort prospektif dengan pemeriksaan klinis dan radiologis. Hasil: Faktor determinan pada densitas mandibula adalah: lama menopause, kadar estradiol, kadar osteoprotegerin, dan polimorfisme gen OPG G1181C. Terdapat perbedaan bermakna penurunan tinggi soket antar densitas mandibula saat awal sampai delapan minggu pasca ekstraksi. Kesimpulan: Model dapat menjelaskan densitas mandibula sebesar 46,90%. Densitas mandibula berpengaruh terhadap penurunan tinggi soket pada penyembuhan luka ekstraksi saat awal sampai delapan minggu pasca ekstraksi.
Objective: To analyze the correlation of mandible density determinant factors and its effect in extraction wound healing. Methods: First study was cross-sectional study by interview, clinical, radiology, and laboratory assessment. Second study was prospective cohort by clinical and radiology assessment. Results: Deteminant factors in mandible density are menopause length, estradiol, osteoprotegerin, and OPG (G1181C) gene polymorphism. There is significant difference between socket height levels in mandible density from the beginning until eight weeks after extraction. Conclusion: Model described mandible density 46.90%. Mandible density has effect on socket height levels in extraction wound healing from the beginning until eight weeks after extraction.
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hapsari Dwiningtyas Sulistyani
Abstrak :
ABSTRAK Penelitian ini mengkaji bagaimana interaksi komunikasi yang dilakukan oleh perempuan di dalam komunitas tertentu bisa mengindikasikan strategi kuasa yang mereka terapkan dan juga posisi mereka di dalam struktur sosial. Bahasa adalah sarana yang penting bagi perempuan untuk bisa berpartisipasi di dalam kuasa. Bahasa perempuan di dalam penelitian ini tidak hanya dipahami sebagai tuturan verbal saja tetapi juga berbagai bentuk ekspresi perempuan seperti: ekspresi tubuh, penggunaan kata, ruang, dan waktu. Secara spesifik penelitian ini mengkaji bahasa sehari-hari dari kelompok perempuan pekerja seks di resosialisasi Sunan Kuning, Semarang yang merupakan kelompok subaltern yang suaranya sering terabaikan. Subalternitas PSK juga ditunjukkan oleh banyaknya pihak yang berkepentingan untuk mengatur dan mengendalikan mereka. Tujuan utama dari penelitian ini adalah menjelaskan hubungan kuasa di dalam bahasa perempuan yang berada pada posisi subaltern dan melihat potensi bahasa perempuan untuk mengkomunikasikan resistensi. Alur berpikir kerangka teoritis penelitian ini diawali dari pemikiran Bourdieu mengenai dominasi maskulin, teori posmodern feminis mengenai bahasa, dan teori subaltern. Selanjutnya teori speech codes digunakan untuk mempeproleh pemahaman mengenai kuasa dan resistensi perempuan yang berada pada posisi subaltern. Metode etnografi kritis menjadi alat yang digunan untuk mencapai tujuan penelitian. Hasil penelitian ini menunjukkan ciri khas speech codes dari kelompok PSK; lugas, terbuka, dan menggunakan bahasa Jawa Pesisir yang cenderung kasar. Penggunaan bahasa ?kasar? yang bersifat maskulin tersebut terutama terlihat ketika marah. Beberapa strategi bahasa yang digunakan untuk resistensi muncul dari analisis tematik dan speech codes seperti; memanfaatkan modalitas, mengadopsi bahasa maskulin, dan menyangatkan seksualitas perempuan yang tidak dipahami laki-laki. Hasil penelitian juga menunjukkan kuasa dan resistensi yang terdapat pada tematema; hasrat, tubuh, ibu, dan spiritualitas. Kata kunci yang muncul ketika mengkomunikasikan hasrat adalah ?cepat? yang mengindikasikan seks dimaknai sebagai kerja. Subjek penelitian sering terjebak dengan wacana cinta sehingga tuturan mereka tentang cinta dengan lawan jenis cenderung bernuansa sedih dan ekspotatif. Menjadi ibu juga bisa menjadi sumber kekuatan perempuan untuk bisa bertahan dan tidak tergoda dengan jeratan cinta dan romantisme yang ditawarkan tamu. Secara spiritualitas mereka memiliki cara sendiri yaitu menggunakan ajaran Islam dan berbagai ritual Kejawen. Mereka memilih cara tersebut karena wacana dualisme di dalam agama formal tidak bisa mewadahi spiritualitas mereka. Jika pertanyaan teoritis yang muncul adalah ?Can subaltern speak?? maka penelitian ini menunjukkan bahwa mereka yang berada di dalam kelompok subaltern bisa bicara. Sebagai kelompok subaltern mereka bisa bicara namun seringkali suara mereka tidak bisa terdengar oleh sebab itu memahami bahasa perempuan terutama yang berada pada posisi subaltern perlu dilakukan dengan cara mendengar mereka dengan memahami berbagai ekspresi yang selama ini sering terabaikan karena berada di luar ekspresi kebahasaan yang dominan.
ABSTRACT The research explores how women?s communication within a distinctive community signifies their power-relation strategies and asserts their positions in social structure. Language is an essential tool for women to participate in power. The women?s language in this regard was not merely measured as verbal speech, but also the various array of expression, such as gesture, wording and articulation, space, and time. The research purposely observed the daily talking of female prostitutes in Sunan Kuning boarding quarter of Semarang, of which was the neglected subaltern group. The subalternity nature of the group was also revealed by the fact that there are interests of parties surrounding the group tried to exert some control over the group. The main point of the research was to explain the power relation of subaltern women?s language, and seek out its potentiality to express resistance. The logic of the theoretical framework drew on Bourdieu?s thought of masculine domination, feminist postmodern of language, and subaltern theory, whereas the speech code theory provided insight on power and women?s resistance as a subaltern group. Critical ethnography was the method used to attain the research objectives. Findings pointed out that there were certain speech codes of the prostitute group: straight forward, blatant, and using the harsh tendency of northern-Javacoastal dialect. The harsh talking, which mostly associated to masculine nature, was mainly used to express anger. Few more speech strategies in uttering resistance were: utilizing modality, adopting masculine dialect, and exaggerating women sexualities that hardly understandable to men. Findings also revealed that power and resistance were found in themes of passion, body, maternity, and spirituality. The keyword of communicating passion was ?quick/hurried?, meant that sex is work. However, they often stuck in love-related circumstances with men that almost always bring about gloomy and exploitative relations. Maternity was also the cause of power for survival and means of resisting romanticism and love-related mesh drawn by their customers. They had their own way of spirituality that is worshiping and carrying out Islam or other Kejawen rituals. They picked their own manner for that the dualism discourse of official religions could not taking up their spirituality. Finally, considering the theoretical question ?Can subaltern speak??, this study disclosed that women from the subaltern groups were indeed speaks. As members of the groups however, their voices were barely heard. So, appreciating women language, particularly those among the subaltern, should be conducted with sensibly listen to them as we learn their numerous expressions that were commonly neglected because of the fact that those expressions were beyond the dominant languages.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
D1459
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sri B. Sulistyani
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik. Universitas Indonesia, 1989
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anindya Ayu Sulistyani
Abstrak :
Jawara dan kyai merupakan dua sosok yang sangat berbeda jika ditinjau dari sisi perilaku moral (moral conduct)dan kepemimpinan kyai merupakan pemimpin sakral yang bertanggung jawab kepada moral umat, sementara jawara adalah orang yang bisa jadi pemimpin jika menempati posisi pemerintahan atau ekonomi, bahkan identitas jawara hari ini sudah semakin identik dengan kekerasaan, pemaksaan, dan pelanggaran hukum. Namun ada sebuah fenomena tentang tokoh di Banten yang merupakan penjelmaan dari dua orang tersebut, ia adalah jawara kyai (atau kyai jawara), dimana kyai dan jawara berada dalam satu sosok. Penelitian ini berfokus untuk melihat identitas seorang jawara kyai dengan menyelidiki bagaimana sosok tersebut menginterpretasi nilai-nilai Islam dalam kehidupannya. Jawara kyai merupakan status yang tidak dapat begitu saja dicapai oleh orang biasa, hanya bisa dicapai oleh seseorang yang memiliki kedudukan sebagai kyai maupun sebagai jawara melalui proses transformasi. Proses tersebut merupakan hal yang paling menentukan dalam pembentukan identitas jawara kyai. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif dengan metode immersion, inscription, wawancara mendalam dan studi literatur. ...... Jawara and kyai are both the uniqueness of leadership and culture in Banten. But these figure are two far different figures, especially viewed by it's moral conduct and leadership function. Kyai is a sacred leader that has responsibility to the people's moral, while jawara is a person that could be a leader, if only entered and have power in political (government) or economy. Even today, jawara is increasingly considered synonymous with violence, coercion, and violation of the law. But there's an unique phenomenon about figure in Banten thatBut there is an other unique leadership which is embodiment of jawara and kyai, it called jawara kyai (or kyai jawara). This research is focused to see jawara kyai's identity by investigating their interpretation of Islamic Values in their life history. Jawara kyai is a status that cannot simply be achieved by ordinary people, it can only be achieved by someone who has position as jawara or kyai at first, before transforming and achieved jawara kyai. This process is most crucial in the establishment of jawara kyai identity. This research is a qualitative descriptive study with immersion and inscription method, in-depth interview, and literature studies.
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
S52773
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yulia Puji Sulistyani
Abstrak :
[Stres diperkirakan dapat memengaruhi motivasi belajar. Remaja perlu melakukan koping untuk mencegah dampak stres tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan stres dan koping dengan motivasi belajar remaja di sekolah berbasis Islamic boarding school. Desain penelitian ini adalah cross sectional. Responden penelitian berjumlah 108 remaja di SMPIT Al-Kahfi dengan teknik stratified random sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat stres dengan tingkat motivasi belajar (p value: 0,006). Namun, tidak ada hubungan antara koping dengan tingkat motivasi belajar (p value: 0,824). Penelitian ini merekomendasikan institusi sekolah dan orang tua untuk lebih memperhatikan kondisi psikologis remaja di Islamic boarding school., Stress is expected to affect learning motivation. Adolescents need coping to prevent the effects of stress. This research is aimed to determine the relationship of stress and coping with learning motivation of adolescents in school-based Islamic boarding school. Design used in this research is cross sectional. Sample of this research are 108 adolescents in SMPIT Al-Kahfi and selected through stratified random sampling technique. The results showed there were a relationship between the level of stress and learning motivation (p value: 0,006). However, there was no relationship between coping and learning motivation (p value: 0,824). This research is recommended to the institution of the school and parents to pay more attention to the psychological condition of the students learning in Islamic boarding school.]
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S60549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2   >>