Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Supriatnoko
"Fenomena migrasi dalam karya sastra multikultural merupakan sebuah tema yang menarik untuk diteliti. Dalam Penelitian ini, penulis tesis mencoba menganalisis karya Zeny Giles: Between Two Worlds dan Miracle of the Waters, untuk menemukan masalah-masalah dislokasi yang timbul akibat migrasi dan kontak budaya migran Yunani generasi pertama di Australia. Lewat kedua karya itu pun, penulis tesis ini ingin menampilkan teori Sneja Gunew tentang model budaya yang timbul akibat pertemuan budaya antara budaya migran dengan budaya Anglo-Keltik Australia. Penelitian ini dilakukan antara lain lewat unsur tokoh dan penokohan.
Dari hasil penelitian ini, penulis tesis ini menemukan bahwa masalah-masalah dislokasi yang dialami oleh tokoh-tokoh raigran Yunani generasi pertama dalam Between Two Worlds dan Miracle of the Waters, adalah tentang bentrok budaya, krisis identitas, alienasi, marginalisasi, dan sinkretisme budaya. Masalah-masalah tersebut mengakibatkan mereka merasa terasing, marginal, dan inferior.
Between Two Worlds dan Miracle of the Waters juga menunjukkan perkembangan sikap Zeny Giles sebagai pengarang sastra multikultural tentang migran Yunani generasi pertama di Australia. Between Two Worlds termasuk "karya imigran", menampilkan model budaya nostalgia. Sedangkan Miracle of the Waters termasuk "karya multikultural", yang menampilkan model budaya asimilasi.
Lewat Between Two Worlds, pengarang menampilkan, khususnya, tokoh-tokoh migran Yunani generasi pertama yang menghadapi masalah-masalah dislokasi. Kemudian, pada Miracle of the Waters, pengarang menampilkan tokoh-tokoh migran Yunani generasi pertama dan juga tokoh-tokoh migran lain khususnya yang berasal dari negara-negara di kawasan Eropa Timur dan Selatan. Di sini, jelas adanya perkembangan sikap pengarang dalam menampilkan masalah-masalah dislokasi. Lewat Miracle of the Waters, pengarang menunjukkan bahwa masalah-masalah dislokasi merupakan masalah bersama yang dialami dan dihadapi kelompok migran yang berlatar belakang budaya non-Anglo-Keltik di dalam masyarakat multikultural Australia.

Migration phenomenon is an interesting theme of multicultural literature research. In this thesis, this writer analyses Zeny Giles's works: Between Two Words and Miracle of the Waters, to depict the problems of dislocation caused by migration and culture contact of the first generation of Greek migrant in Australia. Through both works, this writer would also like to put forward Sneja Gunew's theory about the models of culture.
After analyzing those works, this writer discovers that the problems of dislocation experienced by the first generation of Greek migrant about culture conflict, crisis of identity, alienation, marginalisation, and cultural sincreticism. Those problems make them feel alienated, marginal, and inferior.
Between Two Worlds and Miracle of the Wafers are also expressing of Zeny Giles's observation as an author of multicultural literature about the first generation of Greek migrant living in Australia. Between Two World, a "migrant writing", presents the model of nostalgia, whereas Miracle of the Waters which is a "multicultural writing", presents the-model of assimilation.
Through Between Two Worlds, the author describes, in particular, the characters of first generation of Greek migrant who are facing the problems of dislocation. Then, through Miracle of the Waters, She does not only describe the characters of first generation of Greek migrant but also includes the characters of migrants of non-Anglo-Celtic culture background, especially the migrants from East and South European Countries. They face together the problems of dislocation living in Australia. Through Miracle of the Waters, the author indicates that the problems of dislocation have also been the problems of the non-Anglo-Celtic migrant communities within the multicultural Australian Society.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1999
T9022
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Supriatnoko
"ABSTRAK
Apakah pendekatan komunikatif efektif digunakan pada pengajaran bahasa Inggris di Politeknik Universitas Indonesia, merupakan inti permasalahan pada penelitian ini. Adapun tujuan pokok penelitian dengan fokus permasalahan tersebut adalah untuk mengetahui efektifitas pendekatan komunikatif pada pengajaran bahasa Inggris terhadap peningkatan kemampuan mahasiswa Politeknik Universitas Indonesia dalam berbahasa Inggris produktif.
Yang menjadi obyek penelitian ini adalah mahasiswa semester enam Politeknik Universitas Indonesia tahun akademik 1989/1990.
Metode deskriptif yang menekankan kepada studi korelasi adalah metode yang digunakan pada penelitian ini. Sampel penelitian ini adalah seluruh mahasiswa semester enam jurusan Tata Niaga yang berjumlah 5 kelas. Untuk menjaring data, dipergunakan instrumen berupa tes kemampuan berbahasa Inggris produktif; keterampilan berbicara dan keterampilan menulis. Selanjutnya data dianalisis dengan metode "Kendali Rank Korelasi."
Penelitian ini menetapkan taraf signifikansi 5% dengan nilai kritis pada oC = t Z~aG = ± 20,025 = ± 1,96.
Hasil perhitungan analisis data ZH diperoleh 8,62, yang berarti bahwa perolehan 2H-perhitungan lebih besar dari pada nilai kritisnya. Oleh karena itu, hipotesis nol (Ho) ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa antara keterampilan berbicara dan keterampilan menulis memiliki korelasi yang cukup berarti sehingga pendekatan komunikatif pada pengajaran bahasa Inggris di Politeknik Universitas Indonesia efektif digunakan khususnya dalam meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam berbahasa Inggris produktif."
Politeknik Universitas Indonesia, 1990
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Supriatnoko
"Basa Cerbon menjadi menarik untuk diteliti berlandaskan fakta kehadirannya sejak abad ke-14 di lingkungan Bahasa Sunda. Kondisi ini memunculkan permasalahan penelitian dialektologi untuk menelisik distribusi variasi bahasa dan penetapan status. Penelitian ini menggunakan ancangan kualitatif dan kuantitatif. Satuan unit penelitian adalah desa. Titik Pengamatan ditetapkan 55 desa dengan teknik sampling pemercontoh bertujuan (purposive sample) atau disebut criterion-based selection. Informan diperlakukan sebagai sumber data. Data bahasa dijaring dengan menggunakan kuesioner yang berisi daftar tanyaan, dikumpulkan dari 55 TP dengan menggunakan metode pupuan lapangan dengan teknik bersemuka dan perekaman, dianalisis dengan menggunakan metode berkas watas kata dan penghitungan jarak kosakata menggunakan metode dialektometri melalui teknik segitiga antardesa dan Polygones de Thiessen.
Hasil analisis data disajikan secara deskriptif. Temuan-temuan hasil penelitian adalah sebagai berikut: dari jumlah 558 peta, ditemukan 209 peta variasi leksikal dan 349 peta variasi fonologis. Ditemukan pula 3 kelompok penutur Basa Cerbon, yaitu kelompok penutur Basa cerbon yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [a], yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [ɔ], yang mengucapkan fonem vokal terbuka /a/ sebagai [a], [ɔ]. Ditemukan kosakata khas dan hibrida dalam Basa Cerbon. Hasil analisis data menemukan distribusi kosakata serapan dari Bahasa Jawa, Bahasa Sunda, dan Bahasa Indonesia dari jangkauan satu TP ke jangkauan 54 TP. Hasil penghitungan dialektometri berkesimpulan Basa Cerbon belum dapat disebut sebagai sebuah "bahasa tersendiri" karena capaian variasi leksikal menurut kriteria Guiter (1973) adalah "Beda Wicara", variasi fonologis dalam kriteria "Beda Dialek". Walaupun sebagai bagian dari Bahasa Jawa, Basa Cerbon memiliki frekwensi penggunaan kata gramatikal yang tinggi, sehingga Basa Cerbon tidak mudah dipahami oleh penutur jati Bahasa Jawa dari daerah lain, maka dalam hal ini kata gramatikal dapat menjadi penanda jatidiri penuturnya di Cirebon.

Basa Cerbon becomes interesting to be researched as the fact of its existence since 14 century in Bahasa Sunda environment. The condition brings up the problem in dialectology to research the distribution of language variations and the status of it. The research uses qualitative and quantitative approach. Desa is treated as research unit. 55 desa are treated as the sample by using criterion-based selection or purposive sample technique. Informans are treated as sources of data. Data are collected by using questionnaire which contains list of questions in it, obtained through participative observation method, face-to face conversation and recording techniques. Data are analysed by isogloss and dialectometry methods, using triangular interregional and polygones de Thiessen techniques.
The result of analysis is presented descriptively. The findings of the research are as follows: From 558 maps, it is discovered 209 maps of lexical variation and 349 maps of phonological variation. It is found 3 groups of Basa Cerbon speakers, that is the group who pronounces the open vocal phoneme /a/ as [a], who pronounces the open vocal phoneme /a/ as [ɔ], who pronounce the open vocal phoneme /a/ as [a], [ɔ]. It is found special vocabularies and hybrid in Basa Cerbon, the distribution of vocabulary absorption of the language of Javanesse, Sundanesse and Indonesia from the range of one to fifty four points of observation. From the dialectometry counting it can be concluded that Basa Cerbon has not been able to state as "separate language" because the achieving of lexical variaton?according to Guiter (1973)?is "speech different", the achieving of phonological variation is "dialect different". Although Basa Cerbon is the part of Javanesse language, it has high frequency in using gramatical vocabulary, so it causes to be uneasy to understand by the javanesse speakers from other areas, so in this case, Basa Cerbon gramatical vocabulary can be the indication of its speakers identity in Cirebon.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2015
D2045
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library