Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Susilastuti Sunarya
"Kedatangan pemukim kulit putih pertama di Australia tahun 1788 tidak hanya membawa serta budaya Inggris, termasuk sastra tulis dan genrenya, tetapi juga diwarnai dengan friksi antara para pendatang dengan masyarakat Aborijin yang merupakan penduduk pribumi. Drama di Australia dimulai dengan datangnya penduduk kulit putih yang sebagian besar terdiri dari para narapidana. Selain sebagai sarana hiburan, lakon-lakon yang dipentaskan pada masa koloni penjara tersebut memiliki fungsi didaktis sebagai sarana mengajarkan moral dan cara hidup yang baik kepada para narapidana.
Dengan dihapuskannya koloni penjara dan datangnya masa pendulangan emas muncullah kemudian lakon-lakon melodrama dengan tokoh utama yang dikenal luas oleh masyarakat di daerah sekitar tambang emas seperti tokoh digger, new chum, dan sebagainya. Melodrama masa itu umumnya mengisahkan keberhasilan tokoh Australia serta keunggulan mereka dalam segala hal dari tokoh yang datang dari Inggris; latar yang ditampilkan adalah latar Australia yang akrab dengan penonton. Tema seperti ini merupakan suatu perwujudan upaya para dramawan native born-sebutan bagi orang kulit putih kelahiran Australia-untuk melepaskan diri dari pengaruh Inggris dan menghasilkan drama yang berciri Australia (Kramer, ed., 1981: 190). Adapun sisi Australia yang ditampilkan dalam melodrama masa itu lebih berfokus pada penampilan latar dan tokoh yang Australia dan yang kesemuanya lebih bersifat kasat mata; unsur pendalaman tokoh dalam karakterisasi belum banyak dikupas. Masa pendulangan emas ini juga merupakan masa emas bagi kelompok-kelompok teater yang berkeliling dari satu kota ke kota lainnya dan dari daerah tambang emas satu ke daerah tambang emas lainnya sambil mementaskan karya-karya dramawan Australia.
Berlalunya masa pendulangan emas dan munculnya film bisu lama kelamaan semakin menggeser kedudukan teater sebagai sarana hiburan bagi masyarakat umum. Di samping itu, kejenuhan masyarakat akan tema dan tokoh-tokoh lakon melodrama yang senantiasa sama juga berperan dalam membawa kesurutan popularitas teater.
Tahun-tahun selanjutnya tidak menghasilkan drama yang istimewa. Kelompok-kelompok teater yang masih bertahan lebih banyak berpusat di kota-kota, yang masyarakatnya lebih makmur dan mampu menikmati hiburan seperti teater, dan lebih banyak berupa pemeritasan ulang dari karya-karya drama klasik Inggris seperti karangan Shakespeare.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2002
D483
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Sunarya
" Latar Belakang Masalah
Australia adalah satu dari beberapa negara tetangga Indonesia yang walaupun secara geografis terletak sangat dekat, tetapi justru kurang dikenal secara mendalam. Meskipun secara geografis letaknya berbatasan dengan Indonesia, namun sejarah Australia mempunyai latar belakang yang berbeda dengan sejarah Indonesia maupun negara tetangga lainnya yang serumpun.
Sejarah mencatat bahwa meskipun orang Aborigin adalah penduduk asli Australia, tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka pada masa awal Australia. Sejarah Australia dimulai dengan kedatangan pemukim kulit putih yang tiba kira-kira 200 tahun yang lalu untuk membuka koloni penjara (penal colony) di benua yang belum lama ditemukan orang kulit putih. Sebagian besar pemukim kulit putih pertama adalah narapidana dan orang buangan/terhukum dari Inggris yang tentu saja membawa kebudayaan Eropa, khususnya Inggris, bersama mereka.
Salah satu ciri dalam masyarakat kulit putih adalah rasialisme yang dilandasi oleh perasaan superior mereka sebagai bangsa yang "berbudaya" terhadap ras kulit berwarna.
Sikap rasialis tersebut juga tampak pada sikap pemukim kulit putih terhadap orang Aborigin yang masih menganut kebudayaan yang menurut para pendatang merupakan kebudayaan yang primitif. Kesederhanaan alat-alat dan Cara hidup orang Aborigin yang sangat tergantung dan dekat pada alam dianggap tidak akan menimbulkan ancaman bagi keberadaan para pendatang kulit putih. Berkat persenjataan mereka yang jauh lebih modern dan didukung oleh kecerdikan mereka, maka para pendatang tidak membutuhkan waktu yang lama untuk dapat mendesak suku Aborigin ke daerah pedalaman yang tandus dan kering. Kebudayaan alarm yang dimiliki orang Aborigin juga bukan merupakan ancaman yang berarti dalam sistem ekonomi masyarakat kulit putih.
>
Ancaman dari ras kulit berwarna baru kuat dirasakan setelah kedatangan imigran bebas Cina pada masa pendulangan emas di pertengahan abad ke-19. Dari segi jumlah, imigran Cina dirasakan sebagai ancaman karena mereka datang dalam jumlah yang cukup besar dibandingkan jumlah para imigran bebas kulit putih di ladang-ladang emas. Rasa terancam itu juga meluas ke segi ekonomi?
"
1990
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Sunarya
"Setelah melihat perjalanan karir T.S. Eliot sebagai sastrawan, maka dapat disimpulkan bahwa pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya-karya puisi dan karya-karya dramanya bukanlah merupakan suatu perubahan yang bertolak belakang. Mungkin lebih tepat bila dikatakan bahwa perubahan ini lebih merupakan perkembangan pandangan dunia sang sastrawan. Jika dalam karya-karya puisinya pertanyaan Eliot akan kelanjutan nasib manusia modern yang secara spi_ritual begitu kering belumlah terjawab, maka tampaknya jawaban itu telah ditemukannya dalam karya dramanya. Tampaknya Eliot telah menemukan jawaban atas pertanyaannya dan menganggap bahwa dengan berpegang kepada agama dan menjalankan ajaran cinta kasih terhadap sesama maka manusia dapat mengatasi kekeringan jiwanya. Eliot sendiri telah menegaskan pendapatnya ini melalui kata-kata berikut: ... it is doubtful whether civilization can endure without religion (Thorp, 1965: 298). Inilah perkembangan pandangan dunia Eliot yang tercermin dalam karya--karya dramanya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1982
S14233
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Susilastuti Sunarya
"Sejarah perkembangan drama di Australia menunjukkan bahwa sampai ,dengan paruh kedua abad 20 karya-karya dramawan Australia laki-laki berfokus pada tokoh bushman dan kemudian ocker yang diyakini merupakan tokoh yang khas Australia dan mencakup segenap ciri masyarakat Australia yang male-dominated. Tokoh perempuan tidak mendapat peranan dan sengaja ditampilkan hanya sebagai foil characterdan pendukung tokoh laki-laki. Menyimak hal ini, maka karya-karya Louis Nowra merupakan suatu pengecualian dan pembaruan karena keberaniannya untuk menentang arus dengan menciptakan tokoh-tokoh perempuan yang kuat dan berperan, yang tidak hanya kulit putih saja, tetapi juga berasal dari kelompok etnis non-kulit putih. Pembaruan dalam penciptaan tokoh perempuan ini juga membawa pembaruan dalam unsur tematik dan perspektif gender dibanding karya-karya dramawan pendahulunya."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2001
D1822
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library