Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sutoyo
"ABSTRAK
"Makin majunya cars-cars pelaksanaan konstruksi dewasa ini menyebabkan makin perlunya menerapkan prinsip-prinsip manajemen yang baik di dalam mencapai sasaran-sasaran kegiatan pelaksanaan pekerjaan di suatu proyek.
Hal ini terutazr+a disebabkarn oleh waktu yang tersedia untuk mencapai hasil karya yang diminta mempengaruhi banyak hal, terutama biaya yang dipergunakan untuk penanaman modal pembangunan suatu proyek, sehingga orang rnulai menghargai waktu sebagai suatu dimensi yang sangat penting. Dengan demikian, maka basil produksi optimal dengan mute yang mememdii persyaratan teknis dalam waktu yang minimal merupakan suatu tuntutan yang wajar.
Biaya dan tenaga kei ja merupakan sumber days yang akan mengalami banyak peiubahan bila dilakukan percapatan waktu pelaksanaan proyek, untuk itu perlu mendapatkan perhatian yang optimal dan continue, agar tertaksananya pelaksanaan percepatan itu sendiri akan mcngltasilkan keuntungan, balk dari segi waktu maupun biaya.
Studi tentang Pengaruh Percepatan PeIaksanaan Proyek Terhadap Biaya dan Pengaturan Tenaga Ketja ini, disajikan supaya berbagai pihak dapat melihat faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan percepatan, untuk dapat mengambil tindakan dan analisa yang tepat, guna mengambil keuntungan dari pelaksanaan percepatan tersebut.
Studi yang dipakai adalah dengan cars menganalisis setial) kegiatan yang terdapat dalaln diagram CPM, tenutama kegiatan-kegiatan yang melalui jalur kritis. Sumber-sumber daya yang digunakan sebelbm dilaksanakan percepatan dan setelah melakukannya harus dianalisis dengan lepat agar dapat mencapai sasaran yang diinginkan dengan benar dan tidak ter adi pemborosan pemakaian sumber days, karena dengan pelaksanaan percepatan sumber-cumber daya tersebut akan meningkat kebutuliannya, sehubungan dengan bertambalinya kegiatan yang hares diselesaikan.
Dari hasiI studi yang dilaksanakan didapatkan hash bahwa waktu inempunyai zulai tersendiri dari seluruli anggaran proyek, sehingga percepatan waktu pelaksanaan proyek secara tepat dapat memberikan keuntungan tersendid, terutama keuntungan dalam lial waktu dan biaya.
Hal lain yang perlu diperha"",an adalah pada saat percepatan pengatvran tenaga kerja harus dilakukan dengan baik sehingga jumlali tenaga kerja yang meningkat akibat adanya percepatan, akan meghasilkan basil pekerjaan yang seimbanglmeningkat kuantitasnya dan dengan jumlah tenaga yang lebih banyak pula, harus diperhatikan faktor K3 (Keselamatan dan Kesehatan Kerja), sehingga pelaksanaan pekerjaan di proyek tersebut tidak akan terjadi hal-lial yang merugikan, contohnya: terjadinya kecelakaan di proyek, lingkungan kerja yang lidak sehat dan sebagainya.
Dari contoh Proyek Pembangunan Gedung Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, dapat dilihat bahiva pengaruh yang timbul dengan adanya percepatan selama 4 bulan adalah terjadinya peningkatan biaya sebesar Rp. 142 J'uta pada saat dilaksanakannya percepatan. Tetapi nilai pengeluaran proyek secara keseluruhan bila dijuHali di akhir masa penyelesaian proyek itu sendiri, terdapat penghematan biaya, baik bagi pemilik proyek yaitu Rp. 5.438.000.000,- ataupun bagi kontraktor pelaksana yaitu Rp. 7.486.000.000,- Hal ini disebabkan karena bila tidak dilaksanakannya percepatan, maka proyek akan mundur selama 4 bulan, yang berarti dana yang kits tanamkan pada proyek tersebut akan rnembengkak sebagai akibat dari berjalannya fungsi waktu sebagai pengaruh dari berlakunya suku bunga bank yang ada."

"
2000
S35606
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sutoyo
"Penelitian ini menyoroti bagaimana gerakan Free West Papua memanfaatkan platform digital untuk meraih dukungan internasional dan membentuk opini publik global. Dengan menganalisis strategi yang digunakan oleh gerakan Free West Papua dan pemerintah Indonesia, penelitian ini memberikan wawasan tentang langkah-langkah efektif melalui diplomasi digital, termasuk strategi kontra-propaganda atau kontra-narasi untuk menghadapi kelompok Free West Papua beserta pendukungnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa strategi digital yang menyeluruh sangat penting bagi Indonesia untuk menjaga keutuhan wilayah dan meningkatkan posisi diplomatik di kancah internasional. Isu Papua Merdeka telah menjadi perhatian global, di mana kelompok separatis seperti United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) aktif mengampanyekan kemerdekaan melalui platform digital untuk mendapatkan dukungan global. Penelitian ini bertujuan menganalisis ancaman yang ditimbulkan gerakan Free West Papua terhadap Ketahanan Nasional Indonesia di ranah digital (cyber space) dan mengeksplorasi strategi yang dapat diterapkan oleh pemerintah Indonesia untuk mendeteksi dan meredam ancaman tersebut melalui diplomasi digital menggunakan konsep Ketahanan Nasional Indonesia, analisis ancaman, analisis perang irregular, adaptasi strategi dalam konteks diplomasi digital. Temuan mengungkapkan bahwa pemerintah Indonesia perlu meningkatkan upaya diplomasi digital untuk menghadapi narasi yang disebarluaskan oleh gerakan Free West Papua secara efektif. Penelitian ini merekomendasikan strategi diplomasi digital yang menyeluruh, termasuk langkah proaktif untuk menyampaikan informasi positif tentang Papua, menangkal disinformasi, serta membangun koordinasi yang intensif, sistematis, dan terstruktur di antara para pemangku kepentingan internasional.
Studi ini memberikan kontribusi penting dalam bidang diplomasi digital dengan perspektif ketahanan nasional, menawarkan wawasan berharga bagi pembuat kebijakan dan praktisi dalam menjaga kepentingan nasional Indonesia.

This study highlights how the Free West Papua movement leverages digital platforms to gain international support and shape global public opinion. By analyzing the strategies employed by the Free West Papua movement and the Indonesian government, this research provides insights into effective measures through digital diplomacy, including counter-propaganda and counter-narratives to address the Free West Papua movement and its supporters.
The findings reveal that a comprehensive digital strategy is crucial for Indonesia to safeguard its territorial integrity and enhance its diplomatic position on the global stage. The Papua Merdeka (Free Papua) issue has drawn global attention, with separatist groups such as the United Liberation Movement for West Papua (ULMWP) actively campaigning for independence and utilizing digital platforms to garner global support. This study aims to analyze the threats posed by the Free West Papua movement to Indonesia's national resilience in cyberspace and explore strategies that the Indonesian government can adopt to detect and mitigate these threats through digital diplomacy. This analysis employs the concepts of Indonesia's National Resilience, threat analysis, irregular warfare analysis, and strategic adaptation within the context of digital diplomacy.
The findings suggest that the Indonesian government needs to enhance its digital diplomacy efforts to effectively counter the narratives propagated by the Free West Papua movement. This research recommends a comprehensive digital diplomacy strategy, including proactive steps to disseminate positive information about Papua, counter disinformation, and establish intensive, systematic, and structured coordination among international stakeholders.
This study makes a significant contribution to the field of digital diplomacy within the framework of national resilience, offering valuable insights for policymakers and practitioners in safeguarding Indonesia's national interests.
"
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ignatius Suksmadi Sutoyo
"Ibu memiliki peran utama di dalam manajemen terhadap sakit. Peran ini berkenaan dengan mencegah dan mengatasi peyebaran penyakit, dan terlibat dalam pengobatan preventif, deteksi awal terhadap gejala, membuat keputusan untuk mencari perawatan. Dan semua upaya tersebut menjadi perilaku kesehatan ibu. Upaya ibu tersebut mempunyai variasi sesuai alternatif penanganan pencegahan dan pengobatan terhadap sakit, yaitu sistem keprofesionalan, tradisional, dan kerumahtanggaan.
Penelitian ini mengacu pada konsep Green. Dan obyek penelitiannya adalah ibu-ibu yang mempunyai anak usia bawah lima tahun. Penelitian ini menggunakan analisa statistik pada penjelasan hubungan (tabulasi silang) dan korelasi antar variabel. Namun pada tahap deskripsi variabel dilengkapi dengan data kualitatif, hasil dari wawancara dengan responden.
Temuan penelitian menyatakan bahwa hubungan antara status ekonomi responden, pendidikan responden, sikap terhadap praktisi kesehatan, keterlibatan pada kegiatan sosial, dan pengetahuan terhadap penyakit dengan pencegahan terhadap penyakit dan mencari pengobatan menunjukkan hasil yang berarti. Artinya kesemua variabel bebas tersebut mempunyai pengaruh terhadap kedua variabel tergantung .
Pencegahan terhadap penyakit yang dilakukan responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai kecenderungan baik. Namun dalam mencari pengobatan menunjukkan bahwa sebagian besar responden cenderung memanfaatkan home treatment (pengobatan kerumah tanggaan).
Hal yang perlu ditekankan dalam temuan penelitian ini adalah: l) Ternyata sumbangan yang paling dominan adalah pendidikan (enabling factor), kemudian secara berurutan sikap terhadap praktisi kesehatan (reinforcing factor), status ekonomi (enabling factor}, pengetahuan tentang kesehatan anak (predisposing factor), dan pengaruh terkecil dari keterlibatan pada kegiatan sosial (reinforcing factor). 2) Dari ketiga sistem medis yang ada, profesional, tradisional, dan kerumahtanggaan, ternyata berjalan berdampingan. Namun responden dalam melakukan pencegahan terhadap penyakit dan mencari pengobatan masih menunjukkan kecederungan besar untuk memanfaatkan pengobatan kerumahtanggaan.
Dengan demikian penelitian ini memperlihatkan adanya pengaruh predisposing factor, enabling factor, dan reinforcing factor terhadap perilaku kesehatan (pencegahan terhadap penyakit dan mencari pengobatan)."
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Determinator Le, La, dan Les Dalam Bahasa Indonesia. Ada-pun masalahnya adalah bentuk padanan determinator le, la dan les dalam bahasa Indonesia, sedangkan tujuannya adalah memberikan deskripsi terjemahan determinator Prancis le, la dan les dalam karya-karya terjemahan. Untuk menganalisis data akan digunakan beberapa wawasan sintaksis bahasa Prancis dan sintaksis bahasa Indonesia serta teori~terjemahan.
Dengan teori sintaksis bahasa Francis dapat dilihat bahwa dalam frase nominal, determinator merupakan konstituen yang penting, karena tanpa kehadirannya frase nominal akan menjadi tidak gramatikal. Determinator le, la, les, yang disebut juga sebagai artikula ketakrifan, mempunyai 4 nilai semantis yaitu: sebagai artikula ketakrifan, artikula ketaktakrifan, demonstrativa dan posesiva. Dengan teori sintaksis bahasa Indonesia, dilihat bentuk padanan-padanan determinator Francis, yaitu berupa artikula, numeralia tak takrif, demonstrativa dan posesiva. Teori terjemahan digunakan untuk melihat pergeseran yang terjadi dan probabilitas perpadanan determinator le, la, les sehingga kesimpulan menjadi lebih lengkap."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1986
S14497
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Artyanto Sutoyo
"Tujuan dari penelitian ini untuk merancang Balanced Scorecard sebagai alternatif alat pengukuran kinerja manajemen untuk mendukung misi, visi, dan strategi perusahaan dalam rangka mencapai strategi kompetisi jangka panjang. Penelitian ini dilakukan dengan cara komparasi deskriptif dengan menggunakan literature, artikel, dan referensi yang berhubungan dengan Balanced Scorecard dan informasi primer dari laporan keuangan perusahaan, laporan penjualan, laporan Key Performance Indicator (KPI), presentasi review kinerja bulanan dan notulen, hasil survei yang dilakukan oleh perusahaan, dan laporan internal lainnya.
Pengukuran dari penelitian ini berdasarkan empat perspektif yaitu keuangan, nasabah, proses bisnis internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Berdasarkan analisis sistem pengukuran yang ada sekarang lebih fokus kepada perspektif keuangan. Untuk mencapai tujuan obyektif jangka panjang, Bank X harus memasukkan tiga perspektif Balanced Scorecard lainnya untuk melihat gambaran perusahaan secara keseluruhan.
Untuk memastikan keempat perspektif Balanced Scorecard berjalan sesuai rencana, Bank X sebaiknya menggunakan pengukuran kinerja dengan menggunakan Balanced Scorecard dikaitkan dengan bonus manajemen dan skema insentif, dan harus di monitor secara berkala. Tetapi pada analisis ini tidak dibahas lebih jauh mengenai perhitungan bonus kinerja manajemen dan skema insentif berdasarkan Balanced Scorecard. Pada akhirnya, strategy map harus diturunkan ke semua unit bisnis dan pendukung untuk mendapatkan sinergi dan penyesuaian antar divisi.

The objective of this research is to design the Balanced Scorecard as an alternative of performance measurement tool to support the company?s mission, vision, and strategy to achieve long term competitive strategy. The research was performed with descriptive comparative approach which using the literatures, articles, and references related to Balanced Scorecard, and primary information from the company`s financial reports, sales reports, Key Performance Indicators reports, Monthly Performance Review presentation and minutes of meetings, company`s survey result, and other internal reports.
The measurement of this research is based on four perspective which are financial, customer, internal process, and learning and growth. Based on the analysis, the current performance measurement system in Bank X is more focus on financial perspective. To achieve its long term objective plan, Bank X should consider the other three perspectives of the Balanced Scorecard to get the overall picture of the company.
To ensure the four perspective of the Balanced Scorecard work as planned, Bank X should use the Balanced Scorecard as a performance management tool which links to management performance bonus and incentive, and should be reviewed periodically. However this research does not further discuss about the management?s performance bonus and incentive scheme based on Balanced Scorecard. Lastly, the strategy map should be cascaded to all business unit and support function to get synergy and alignment.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2011
T21742
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Girindra Pradana Sutoyo
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S9756
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andriani Sutoyo
"Tesis ini membahas mengenai reposisi perusahaan dan pembangunan kembali citra perusahaan penerbangan Mandala Airlines yang dilakukan melalui strategi komunikasi oleh Public Relations. Dalam jangka waktu satu tahun, pemsahaan telah berhasil menciptakan citra baru perusahaan sebagai maskapai generasi modem dengan standar keselamatan penerbangan intemasional. Penelitian ini adalah penelirian kualitalif dengan desain deskriptifi Penelitian dilakukan dengan teknik wawancara menclalam dan dukungan dokumentasi. Hasil penelitian menggambarkan bahwa reposisi perusahaan harus segera diikuti dengan pelaksanaan strategi komunikasi yang tepat dan proaktif, unluk keberhasiian membangun citra barunya.

The focus of this study is compa.ny’s repositioning and rebuilding of the new image of Mandala Airlines, with Public Relation strategy. In one year time, the company has succeded in creating its new image as a modem generation fleet with intemational safety Standard. This research is qualitative descriptive interpretive. The data were collected by means of deep interview and other documents. The research describe that the positioning strategy of a company should be followed by a good communication strategy to develop its new image."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
T33895
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Arya Bhaswara Sutoyo
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis perilaku konsumen piringan hitam di kalangan dewasa muda untuk menyelesaikan permasalahan penurunan fenomena bangkitnya piringan hitam tersebut. Perilaku konsumen diketahui melalui tahapan pengambilan keputusan yang dilalui oleh pengguna piringan hitam baik sebelum pembelian dan sesudah penggunaan melalui perspektif periklanan dan pemasaran. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif melalui wawancara mendalam. Dari wawancara mendalam, ditemukan atribut rasional dan emosional dari penuturan informan yang dinilai mempengaruhi keputusan pembelian. Dua atribut rasional dan dua atribut emosional yang paling sering muncul ditarik dan dijadikan komponen sumbu X dan Y peta persepsi. Hasil dari pemetaan persepsi terdapat 4 kuadran profil konsumen piringan hitam yang memiliki gambaran karakter yang berbeda. Dari gambaran kelompok karakter konsumen tersebut kemudian akan menyesuaikan terhadap pendekatan komunikasinya melalui advertising hierarchy of effects model yang memudahkan pemasar dalam beriklan.

ABSTRACT
This study analyzes the behavior of vinyl records consumers in young adults to solve the problem of decreasing the phenomenon of the rise of the vinyl records. Consumer behavior is known through the stages of decision making that are passed by users of vinyl records both before purchase and after use through an advertising and marketing perspective. This study uses a qualitative approach through in-depth interviews. From in-depth interviews, found the rational and emotional attributes of the informants' narratives that were considered to influence purchasing decisions. The two rational attributes and the two emotional attributes that appear most often are drawn and used as components of the X and Y axis of the perception map. The results of the perceptual mapping are 4 consumer profile quadrants that have different character descriptions. The description of the consumer character group will then adjust to its communication approach through the Advertising hierarchy of effects model that makes it easier for marketers to advertise.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nani Indra Ratnawati Nurrachman Sutoyo
"Studi ini adalah mengenai identitas sosial wanita sebagai suatu kelompok pimpinan organisasi wanita. Selain itu, studi ini juga berupaya memahami pengembangan diri pribadi wanita dalam kelompok tersebut. Fokusnya adalah pada persepsi diri wanita, secara kolektif maupun individual.
Interaksi interpersonal antar sesama wanita mempunyai akar psikologis yang kuat pada keakraban hubungan antara seorang anak perempuan dengan ibunya. Dengan penekanan pada peran dan tugas ibu, serta berlangsungnya siklus menjadi ibu pada setiap generasi, wanita akan tetap melestarikan sikap simbiotik. Sikap demikian ini akan dapat menyulitkan proses kemandirian anak perempuan untuk berkembang menjadi pribadi yang penuh, yang terpisah dari gambaran ibunya. Tetapi sebaliknya, keakraban ini menjadi dasar dari kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita sebagai suatu kelompok.
Organisasi wanita dapat dipandang antara lain sebagai sarana penyalur aspirasi, penopang diri dan kancah pengembangan diri wanita. Keanggotaan seorang wanita dalam organisasi mempunyai dasar perseptual karena merujuk kepada penempatan wanita sebagai kelompok yang berbeda dengan kelompok pria. Penghayatan subyektif atas kebersamaan sesama wanita ini memberikan suatu identitas sosial tertentu. Ada dua ciri penting yang menandai organisasi wanita. Ciri pertama adalah kelekatan psikologis yang kuat antar sesama wanita yang disebut sebagai female bonding. Karena melalui female bonding ini maka wanita dapat lebih nyaring menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Lagipula, wanita dapat saling belajar memahami diri dan sesamanya. Ciri kedua adalah sebagai organisasi yang berada ditengah-tengah masyarakat yang didominasi oleh pria, maka organisasi wanita berada dalam suatu paradoxical reality. Artinya, sekalipun wanita dan pria hidup bersama-sama dalam masyarakat tetapi ada suatu perbedaan cara pandang antara wanita dan pria terhadap realitas sosial masyarakatnya. Perbedaan cara pandang ini hams dihadapi wanita bilamana ia ingin menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya.
Studi ini mengeksplorasi bagaimana wanita mempersepsi dirinya, baik secara kolektif, maupun secara individual. Responden studi adalah kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI dan empat organisasi anggotanya. Untuk dapat melihat persepsi diri, maka kepada responden diberikan kuesioner, disamping diadakan wawancara terbuka. Hal ini dilakukan untuk melihat bagaimana persepsi diri wanita sebagai kelompok yang tercermin melalui identitas sosialnya. Sedangkan untuk melihat bagaimana persepsi atas diri pribadi dan pengembangannya dalam organisasi wanita dilakukan wawancara mendalam terhadap seorang responden yang bersedia dan terbuka menuturkan kisahnya.
Responden studi ini adalah tiga puluh delapan orang yang dapat terjaring selama dua setengah bulan pengumpulan data lapangan. Karena tujuannya adalah untuk memahami persepsi diri dari perspektif subyek itu sendiri, maka pemahamannya bersifat kualitatif.
Atas dasar telaahan terhadap berbagai pandangan tentang wanita Indonesia, studi ini mengasumsikan dua hal. Pertama, identitas sosial wanita Indonesia sebagai kelompok pimpinan organisasi wanita KOWANI bertumpu pada konsep ibu yang mendapat penopangannya oleh female bonding. Kedua, kelompok wanita dapat mempunyai peran mengembangkan diri pribadi wanita bila ditopang oleh derajat kesadaran diri pribadi yang relatif tinggi dari wanita itu sendiri.
Dengan menggunakan tehnik analisa isi terhadap kelompok responden diperoleh hasil sebagai berikut ini. Secara kolektif, persepsi diri wanita terkait pada berbagai aspek ketubuhan, agama/keyakinan dan aspek sosial yang dapat dirinci atas suami, anak, kelompok wanita, negara dan pria. Sekalipun keterkaitan diri pribadi wanita sangat luas hingga menjangkau batas-batas agama dan negara, tetapi diri pribadinya senantiasa dipersepsikan dengan perannya sebagai ibu. Dari semua aspek ini, keterkaitan diri pribadi pada aspek sosial, yakni dengan sesama kelompok wanita mendapat respons yang paling banyak. Keadaan ini menunjukkan betapa female bonding menjadi ciri yang menonjol dari identitas sosialnya.
Secara individual, persepsi dan pengembangan diri wanita dalam kelompok wanita berangkat dari kesadaran dirinya sebagai wanita ditengah-tengah masyarakat. Kepekaan dan kepedulian terhadap lingkungan sosial mencetuskan kesadaran yang kemudian dipantulkan kembali kepada dirinya. Ia mengabsorbsi dan memproses berbagai pemikiran tentang din dan lingkungan sosialnya sehingga menjadi sesuatu yang baru dan berasal dari pemikirannya sendiri. Ia menjadi seorang partisipan yang aktif, seorang subyek dalam percaturan berbagai pikiran tentang wanita. Makin kuat kesadaran untuk melakukan proses berpikir yang kritis dan reflektif ini, makin kuat pula kecenderungan untuk menghayati peluang yang memberikan keleluasaan kearah pengembangan diri, apapun bentuknya. Sekalipun ada pembatasan-pembatasan tertentu, namun keadaan ini memberikan rangka dalam mana pengembangan diri itu dapat terselenggara.
Kesimpulan umum tentang responden dalam studi ini adalah bahwa untuk organisasi wanita gejala female bonding dalam interaksi antar sesama wanita lebih memegang peranan daripada pengelolaan organisasi secara profesional. Female bonding ini menopang konsep ibu yang mempunyai nilai yang tinggi dalam masyarakat Indonesia.
Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang positif sampai mana wanita saling memerlukan guna menyuarakan aspirasi dan kebutuhannya. Female bonding ini dapat mempunyai dampak yang negatif sampai mana menghambat pengembangan diri wanita sebagai pribadi yang penuh.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 1993
D246
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Hinayati Agus W. Sutoyo
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1984
S17068
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library