Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

"ABSTRACTInfeksi virus Dengue DENV merupakan salah satu masalah kesehatan di Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki tatalaksana kausatif berupa antivirus yang efektif. Ficus pandurata merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki aktivitas antibakteri dan antivirus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antivirus dari ekstrak daun F. Pandurata pada konsentrasi 20 g/ml , 10 g/ml, 5 g/ml, 2,5 g/ml, dan 1,25 g/ml, dalam menghambat replikasi DENV serotipe 2 DENV-2 pada sel Huh 7.5 yang diinfeksi dengan nilai multiplicity of infection moi sebesar 0,5. Penghambatan pertumbuhan virus dibandingkan dengan kelompok sel Huh 7.5 terinfeksi DENV-2 tanpa pemberian ekstrak sebagai kontrol positif. Setiap kelompok perlakuan dan kontrol diulang sebanyak enam kali dan pertumbuhan virus divisualisasikan melalui immunostaining. Secara statistik, pemberian ekstrak daun F. Pandurata pada seluruh konsentrasi uji secara signifikan p < 0,001 menghambat replikasi DENV-2. Hambatan maksimum pada penelitian ini terlihat pada pemberian ekstrak dengan konsentrasi 10 g/ml dengan daya hambat terhadap replikasi DENV-2 sebesar 50,73.

---

ABSTRACTDengue virus DENV infection remains a health problem in Indonesia without any specific antiviral as a causative treatment. Ficus pandurata has been known to have antibacterial and antiviral activity. The aim of this research is to determine the antiviral activity of F. pandurata leaves extract at concentration of 20 g ml, 10 g ml, 5 g ml, 2,5 g ml, and 1,25 g ml in inhibiting the replication of Dengue virus serotype 2 DENV 2 on Huh 7.5 cell infected by the viruses with multiplicity of infection moi in the amount of 0,5. The inhibition rate then compared with the group of Huh 7.5 cells infected by DENV 2 without any extract given as a positive control. Each treatment done in six repetitions and the growth of viruses can be visualized by undergoing the immunostaining process. Statistically, all concentration of F. pandurata leaves extract given gives a significant value p 0.001 in inhibiting the replication of DENV 2. Maximum inhibitory rate is shown at concentration of 10 g ml, which was inhibit 50,73 replication of DENV 2."

"Pembedahan merupakan tatalaksana dari penanganan fraktur extremitas bawah. Nyeri, kecemasan dan kualitas tidur yang buruk kerap menjadi permasalah pasien setelah pembedahan. Salah satu upaya nonfarmakologis untuk menurunkan nyeri adalah Relaksasi Lima Jari. Tujuan dari penelitian ini untuk meidentifikasi Pengaruh Relaksasi Lima Jari Terhadap Nyeri, Kecemasan dan Kualitas Tidur Pasien Fraktur Extremitas Bawah Pasca Operasi. Penelitian ini dilakuakn dengan menggunakan desain Posttest-Only Non Equivalent Control Group Design dengan menggunakan subjek penelitian 28 responden yang dibagi menjadi kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pengukuran data dilakukan dengan menggunakan kuesioner VAS, STAI dan PSQI. Data dianalisis dengan menggunakan Uji independent T tes dan MannWithney Test. Hasil penelitian didapatkan terdapat pengaruh relaksasi lima jari terhadap nyeri dengan p-Value 0.014<ά0.05. sedangkan pada kecemasan dan kualitas tidur pasien fraktur pasca operasi tidak ada pengaruh relaksasi lima jari terhadap kecemasan dengan p-Value 0.939> ά0.05 dan kualitas tidur p-Value 0.691< ά0.05. Relaksasi Lima Jari berpengaruh terhadap nyeri namun tidak memberikan pengaruh terhadap kecemasan dan kualitas tidur pasien fraktur extremitas bawah pasca operasi.

---

Surgery is the execution of the treatment of fractures of the lower extremity. Pain, anxiety and poor quality of sleep often become problems caused by post-operative impacts. One of the non-pharmacological attempts to reduce pain is Five-Finger Relaxation. The aim of this study is to identify the effects of five-finger relaxation on pain, anxiety and sleep quality in patients with post-operative lower limb fracture. The study was carried out using a Posttest-Only Non Equivalent Control Group Design using 28 respondent subjects divided into intervention groups and control groups. The data was measured using the Visual Analoque Scale (VAS), State Anxiety Inventory (STAI) and the Pittsburgh Sleep Quality Index (PSQI). The results of the study have been obtained there is an effect of five-finger relaxation on pain with p-value 0.014<α0.05. whereas in the anxiety and sleep quality of patients with post-operative fractures there is no effect of the five-first relaxation against anxieties with p -value 0.939> ά0.05 and the quality of sleep p-Value 0.691< ά0.05. Five-finger relaxation has an effect on pain but does not affect the anxiety and sleep quality of patients with post-operative fracture of the lower extremity."