Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Tri Handajani
Abstrak :
Jabatan fungsional di Puslitbang tekMIRA (Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan Batubara) dibentuk untuk mencapai tugas dan fungsi penelitian dan pengembangan teknologi mineral dan batubara. Jenis jabatan fungsional terdiri dari 9 jenis, yaitu Pranata Komputer, Peneliti, Perekayasa, Pustakawan, Teknisi Litkayasa, Arsiparis, Analis Kepegawaian, Perencana, dan Penyelidik Bumi. Jumlah pejabat fungsional adalah 282 orang. Dalam rangka memenuhi tugas dan fungsinya, pejabat fungsional memerlukan informasi yang terdapat di Perpustakaan Puslitbang tekMIRA. Namun data pengunjung selama tahun 2001 sampai dengan 2003 rata-rata kunjungan pegawai intern sejumlah 120 orang atau 6,7 %. Maka dari itu penelitian ini diselenggarakan untuk memahami sejauhmana kebutuhan dan pola perilaku pencarian informasi para pejabat fungsional, serta memahami sejauhmana peranan perpustakaan dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi para pejabat fungsional. Metode penelitian yang dilakukan adalah secara kualitatif. Metode pengumpulan data dengan wawancara menggunakan pendekatan Sense-Making. Subjek penelitian ini adalah 23 orang pejabat fungsional dari 9 jabatan fungsional, dengan latar belakang pendidikan SMU, Diploma III, Sarjana, dan Pasca Sarjana. Teknik sampling yang dilakukan adalah secara `bola salju'. Teknik pemeriksaan keabsahan data adalah pengamatan terhadap pengunjung intern perpustakaan. Hasil wawancara memperlihatkan bahwa dari 23 orang responden, semua membutuhkan informasi formal, yaitu dengan jenis informasi: jurnal elektronik, jurnal tercetak, buku teks, laporan penelitian, perangkat lunak, katalog perusahaan, leaflet perusahaan, makalah seminar, booklet perusahaan, dan standard. Sumber informasi formal lainnya adalah informasi mengenai seminar yang diadakan di luar dan dalam negeri, kegiatan pendidikan dan pelatihan yang berkaitan dengan kenaikan jenjang jabatan fungsional. Sumber informasi non-formal yang dibutuhkan adalah dari teman-teman sejawat serta asosiasi yang berkaitan dengan bidang yang dikerjakannya, baik yang berada di dalam dan luar Puslitbang tekMIRA. Sumber informasi formal yang dibutuhkan selain dari dalam perpustakaan adalah dari instansi dan perpustakaan lain. Perilaku pencarian informasi yang digunakan oleh seluruh responden merupakan rancangan pola perilaku pencarian informasi dari untuk penelitian ini dan gabungan dari perilaku yang dirancang oleh George Olsen, Yang, Kuhlthau, Ellis, dan Wilson. Tahap pencarian informasi yang digunakan seluruh responden terdiri dari: (1) menemukan gagasan; (2) menyeleksi; (3) menelusur; (4) mencocokkan gagasan; (5) memverifikasi; (6) mengumpulkan dan merangkaikan hasil penelusuran yang relevan dengan penelusurannya; (7) menyelesaikan. Dari hasil wawancara ditemukan bahwa kebutuhan informasi para pejabat fungsional berbeda-beda, sehingga berbeda pula perilaku pencarian informasi mereka satu sama lain.
Information Needs and Seeking Behavior of The Functional Official Post in The Center of Research and Development for Mineral and Coal Technology"Functional official posts in the Puslitbang tekMIRA (the Center of Research and Development for Mineral and Coal Technology) are established to achieve the task and the function of research and development for mineral and coal technology. The functional official posts consist of 9 (nine) classifications, namely, Computer Official, Researcher, Engineer, Librarian, Technician, Archivist, Human Resources Development Analyst, Planner, and Earth Investigator. The numbers of functional official posts are 282 people. In order to carry out its task and function, the functional official posts need information available in the Puslitbang tekMIRA library. The data of visitors, however, shows that only 120 people or 6,7 % in average of the intern personnel visit the library from 2001 to 2003. Therefore, this research is conducted to examine to what extent the role of the library in fulfilling the need of the functional official posts for information. Methodology used in this research is qualitative. The data collection method for interview is conducted with Sense-Making Approach The subjects of this research are 23 functional officials from 9 classifications of functional official posts with the various educational backgrounds of high schools, diplomas III, under graduates, and post graduates. Sampling techniques used in this research is snowball approach. The verification technique of the data validity applied here is the observation to the library internal visitors. The result of the interview shows that all of the 23 respondents need formal information, that is, electronic journals, printed journals, textbooks, research reports, software, company's catalogues, company leaflets, seminar papers, company booklets, and standard. The other formal information sources are that concerning seminars held either in the country or overseas, education activities and trainings that are related to the promotion of functional official posts. The informal information sources needed are from colleagues as well as from associations who relate to their fields, both inside and outside of the Puslitbang tekMlRA. The formal information sources required, besides inside of the library, are from other institutions and libraries. The patterns of information seeking behavior applied by all respondents are from this research design. The phase of information seeking used is the entire respondents from 7 phases, are: finding, selecting, browsing, confirming, verifying, collecting, and finalizing. The result of the interview shows that the functional officials post are different from one to others so that they have different information seeking behavior.
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11608
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handajani
Abstrak :
ABSTRAK
Diagnostik filariasis malayi secara konvensional menggunakan darah malam mempunyai kendala. Pemeriksaan darah vena siang hari dengan Polymerase Chain Reaction (PCR) menunjukkan hasil positif (Tuda,1999), tetapi cara ini mempunyai kendala di lapangan karena penduduk enggan diambil darahnya venanya. Untuk mengatasi kendala tersebut perlu dikembangkan cara diagnosis baru.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeteksi DNA B. malayi pada kertas filter Whatman dengan menggunakan teknik PCR. Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan dalam skala laboratorium. Sampel yang digunakan adalah darah manusia sehat dari daerah non-endemis fialariasis dicampur dengan mikrofilaria (mi.) B. malayi yang diisolasi dari cairan infra peritoneal (IP) gerbil positif filaria. Berbagai konsentrasi pengenceran mf yang diuji adalah: 1, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 75, 100 mf dalam total volum masing- masing konsentrasi 60 μl campuran darah dan diteteskan pada kertas filter Whatman 3 mm. Dilakukan pula filtrasi cairan IP gerbil untuk membuang semua mikrofilaria yang ada di dalam cairan, lalu diambil 20 μl fitrat tersebut dan dicampur dengan 40 darah manusia sehat dari derah non-endemis filariasis. Kontrol negatif adalah 20 cairan NaCl 0,9% dicampur 40 μ1 darah manusia sehat dari daerah non-endemis filariasis. Filtrat dan kontrol negatif, masing-masing.diteteskan pada kertas filter Whatman. Setelah dilakukan ekstraksi, sebanyak 2 µl supernatan dari tiap-tiap perlakuan tersebut digunakan untuk PCR. Kontrol positif menggunakan 2μl pBma 68. Hasil PCR diamati pada elektroforesis, lalu divisualisasi menggunakan transluminalor dengan sinar UK

Terlihat pita DNA dengan panjang 322 bp dan 644 bp (dimer) pada konsentrasi : 1,5, 10, 10, 20, 30, 40, 50, 75, 100 mf /60 μl campuran darah serta filtrat cairan IP. Konsentrasi terendah yang dapat terdeteksi adalah 1 mf / 60 μl campuran darah. Teknik PCR dapat mendeteksi adanya DNA B. malayi dalam cairan IP gerbil yang telah difiltrasi.
ABSTRACT
Detection of DNA Brugia malayi on blood dropped on filter paper using Polymerase Chain Reaction (PCR)

The conventional diagnostic of filariasis malayi using evening blood is handicapped by a certain constraint. The analysis of daytime venous blood using Polymerase Chain Reaction (PCR) shows positive results (Tuda, 1999), but this method confronts field opposition because people are reluctant to surrender their venous blood. To overcome this problem we have to develop a new diagnostic method.

The purpose of this study is to detect DNA B. malayi on Whatman filter paper using PCR technique. This study is a preliminary study in a labolatorium scale. The sample used in the blood of healthy people living in a non-endemic filariasis area, mixed with microfilaria (mf) B. malayi, isolated from filaria positive gerbil intra peritoneal (IP) liquid. Several diluted concentrate tested were: 1, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 75, 100 mf, in total volume of each concentrate 60 μl mixed blood, dropped on 3 mm Whatman filter paper. Filtration was conducted on the IP gerbil liquid, in order to get rid of all microfilaria existing in the liquid, after which 20 µl filtrat was taken and mixed with 40 μl healthy people blood from non-endemic filariasis area.

Filtrat and negative control, were dropped on Whatman filter paper. After extraction /isolation process, 2 µl supernatan from each treatment mentioned above were used for PCR. Positive control uses 2 μl pBma 68. The PCR result was scrutinized on electrophoresis, visualized later using transluminator with UV rays.

Observed DNA ribbons of 332 bp and 644 bp (dimmer) length on the concentrate : 1, 5, 10, 20, 30, 40, 50, 75, 100 mf / 60 μl mixed blood and filtrate liquid IP. The lowest concentration that could be detected was 1 mf / 60 μl mixed blood. Thus the PCR technique was able to detect the existence of DNA B. malayi on the gerbil IP liquid that has been filtrated.
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2000
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Handajani
Abstrak :
Perpustakaan digital menjadi pilar dasar akan kebutuhan informasi di semua negara dan kokoh karena memiliki ideologi kuat pada perangkat lunaknya. Dengan berbasis open source, menarik guna dikaji aplikasi perpustakaan digital yang diusung perguruan tinggi di dua negara berbeda. Kajian ini bertujuan menganalisis Greenstone dan Ganesha Digital Library (GDL) dengan menggunakan pendekatan observasi untuk mengetahui perbandingan aplikasi sistem, (2) metadata dan interoperabilitas, serta (3) jumlah bahasa (user interface) yang disediakan. Hasil memperlihatkan bahwa Greenstone terus berevolusi dengan versi tetrbarunya yang dikeluarkan tahun 2016, sedangkan GDL menayangkan fitur terakhir di tahun 2014. Jenis aplikasi yang kompatibel dan berasosiasi pada Greenstone terlihat berbeda dengan GDL, kecuali pada sistem penjelajahnya (browser). Hingga versi terakhir, Greenstone memiliki interoperabilitas lebih baik dibandingkan GDL yang ditunjukan dengan sejumlah metadata yang mampu berinteraksi. Sedangkan dari user interface, Greenstone menawarkan fitur multibahasa yang heterogen dibandingkan GDL. Kedepannya, GDL perlu meningkatkan performa aplikasinya agar dipakai luas oleh publik internasional. Meskipun di Indonesia GDL memiliki tantangan yaitu berhadapan dengan berbagai software yang banyak dipakai oleh sejumlah lembaga informasi nasional.
Jakarta: Pusat Jasa Perpustakaan dan Informasi, 2018
020 VIS 20:1 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library