Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vanda Ningrum
"Studi ini fokus pada pemberdayaan petani karena petani masih dihadapi pada berbagai masalah seperti kepemilikan lahan yang kecil, ketidakmampuan petani di dalam memperoleh nilai tambah di pasar, berkurangnya kesuburan tanah, dan isu perlunya
sertifikasi mengenai mutu suatu produk pangan yang dianggap memberatkan petani skala
kecil. Dengan demikian, pemberdayaan petani menjadi perhatian penting di dalam studi
kesejahteraan sosial sebagai upaya memberikan kekuatan bagi petani untuk
meningkatkan kualitas hidupnya. Tujuan pertama penelitian ini menganalisis secara
mendalam proses pemberdayaan di dalam model pertanian organik dan model
penjaminan organik dengan sistem Participatory Guarantee System (PGS). Tujuan kedua
adalah menganalisis keberdayaan yang diperoleh petani organik melalui model PGS.
Penelitian dilakukan dengan mengambil kasus kelompok tani yang tergabung di dalam
Unit Pamor Claket di Desa Claket Kecamatan pacet Kabupaten Mojokerto Provinsi Jawa
Timur. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif dengan teknik pengambilan data
melalui wawancara mendalam kepada petani, konsumen, pendamping pamor, dan aparat
desa. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Proses pemberdayaan petani dilakukan
melalui pertanian organik dan mendirikan Unit Pamor. Di setiap proses pemberdayaan
diperlukan stimulus dari luar untuk mendorong petani melakukan perubahan yang lebih
baik secara mandiri. Sementara itu, keberdayaan yang diperoleh petani dari model unit
pamor pacet mencakup keberdayaan dari dimensi personal, relasional, dan kolektif. Di
setiap dimensi pemberdayaan terdapat kekuatan dalam bentuk power to, power with, dan
power over untuk meningkatkan keberdayaan petani organik.

This study focuses on empowering farmers because they are still facing various problems.
In terms of small land ownership, farmers' inability to obtain added value in the market,
reduced soil fertility, and the need for certification regarding the quality of a food product
is considered burdensome for small-scale farmers. Indeed, farmer empowerment is an
essential concern in social welfare studies to provide strength for farmers to improve
their quality of life. The first research objective is to examine the empowerment process
in organic farming and the Participatory Guarantee System (PGS) model. The second
objective is to analyse the empowerment obtained from organic farmers through the PGS
model. The study was conducted in the Unit Pamor Pacet in Claket Village, Mojokerto
Regency, East Java Province, using qualitative methods with data collection techniques
through in-depth interviews with farmers, consumers, pamor assistants, and village
officials. The results showed that the farmer empowerment process was carried out
through organic farming and setting up a Pamor Unit. Every empowerment process
requires an external stimulus to encourage farmers to make better changes
independently. Meanwhile, the empowerment obtained from the Pamor Pacet model unit
includes empowerment from the personal, relational, and collective dimensions. In every
dimension, there is some power in terms of "power to," "power with," and "power over,"
to increase farmer’s empowerment.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vanda Ningrum
"Studi resiliensi komunitas menjadi kajian strategis dalam memperkuat sistem penanggulangan bencana di berbagai level khususnya di negara dengan sistem sosial yang beragam. Studi ini bertujuan untuk menganalisis dan membangun model penanganan bencana melalui pendekatan pembelajaran sosial. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan mengambil studi kasus pada komunitas di Bali dan Jakarta. Temuan kunci studi ini menunjukan bahwa kerentanan komunitas akibat Pandemi COVID-19 diakibatkan oleh kerentanan internal seperti kondisi kognitif dan kerentanan eksternal akibat sistem ekonomi dan kemampuan institusi negara menangani bencana. Model pembelajaran sosial dibangun dengan memperkuat aspek kognitif dan interaksional komunitas dalam penanganan bencana. Pembelajaran sosial dapat mendorong adanya aksi kolektif di dalam komunitas untuk menuju transformasi sosial yang berkelanjutan. Studi ini merekomendasikan bahwa model pembelajaran sosial perlu dimasukkan dalam aspek kelembagaan di dalam sistem penanggulangan bencana nasional dan dapat menjadi alternatif konsep upaya pengurangan risiko bencana yang digerakkan oleh faktor kultural khususnya pada negara dengan keberagaman sistem sosial.

Community resilience studies have become a strategic area of research for strengthening disaster management systems at various levels, particularly in countries with diverse social systems. This study aims to analyze and develop a disaster management model through social learning. The research adopts a qualitative methodology, using case studies in grassroots communities in Bali and Jakarta. The key findings of this study reveal that community vulnerability during the COVID-19 pandemic was caused by internal vulnerabilities, such as cognitive conditions, and external vulnerabilities, such as economic systems and the institutional capacity of the state to handle disasters. A social learning model focuses on strengthening communities' cognitive and interactional aspects of disaster management. Social learning can promote collective action within communities, paving the way for sustainable social transformation. This study recommends that the social learning model should be integrated into the institutional framework of the national disaster management system and can serve as an alternative concept for culturally driven disaster risk reduction efforts, particularly in countries with diverse social systems."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library