Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widjianto
"Teknik berpikir vertikal melakukan penelusuran pohon basis pengetahuan secara pre-order, yaitu penelusuran yang dimulai dari kunjungan ke simpul awal (akar), kemudian diteruskan dengan mengunjungi simpul anak kiri. Jika simpul tersebut ditemukan atau kunjungan berhasil, maka kunjungan dilanjutkan ke simpul anak kiri yang lebih dalam. Demikianlah seterusnya, berhasilnya kunjungan pada sebuah simpul akan diteruskan ke simpul anak kiri yang lebih dalam lagi. Sebaliknya jika terjadi kegagalan dalam kunjungan pada suatu simpul, maka kunjungan dialihkan ke simpul anak kanan pada kedalaman yang sama. Kegagalan dalam suatu kunjungan pada suatu simpul akan mengakibatkan penelusuran diarahkan ke simpul anak kanan pada kedalaman yang sama.
Proses penelusuran ini dapat berjalan dengan cepat karena jalurnya sudah tertentu. Tetapi proses penelusuran ini dapat mengalami kegagalan jika dalam penelusuran tidak ditemukan lagi simpul anak kanan, padahal tujuan yang ingin dicapai yaitu simpul paling ujung belum dikunjungi. Ditinjau dari segi dialog antara pemakai dengan komputer, teknik ini bersifat monoton dan membosankan, sebab jawaban yang diberikan oleh pemakai sangat terbatas, sehingga para pemakai tidak dapat mengembangkan jawabannya.
Berbeda dengan teknik penalaran vertikal, teknik penalaran lateral bersifat lebih luwes. Di dalam teknik ini diperbolehkan terjadi lompatan-lompatan di dalam pohon basis pengetahuan guns, memperoleh berbagai macam alternatif. Penelusuran dalam pohon basis pengetahuan tidak mengikuti aturan tertentu, tetapi sesuai dengan permintaan pemakai. Teknik ini tidak menekankan pada pencapaian tujuan, tetapi lebih cenderung pada proses pencarran jalan alternatif dan pengembangan ide-ide baru dari pemakai, sehingga prosesnya berjalan lambat. Dialog antara pemakai dan komputer lebih bersifat manusiawi, karena pemakai dapat menggunakan bahasa alami.
Gabungan kedua teknik penalaran tersebut di atas akan dapat menghasilkan teknik penalaran yang lebih canggih dan handal. Kegagalan dalam penelusuran dapat dihindari, dialog antara pemakai dengan komputer menjadi lebih bersifat manusiawi dan pemakai dapat mengembangkan ide-idenya dalam bahasa alami. "
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Widjianto
1986
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridwan Widjianto, Author
"ABSTRAK
Krisis moneter yang melanda Indonesia dan negara-negara di Asia mulai pertengahan 1997 menyebabkan turunnya nilai tukar (depresiasi) Rupiah terhadap Dollar A.S. (USD). Krisis moneter ini sangat dasyat dampaknya kepada Indonesia dimana Rupiah mengalami depresiasi sampai 4 kali lipat, dari Rp. 2.500 per-USD menjadi sekitar Rp. 10.000 per USD. (Maret 2001).
Turunnya nilai tukar Rupiah menyebabkan pembayaran tagihan listrik dari PT. PLN kepada produsen listrik swasta menjadi terhambat dan berhenti, karena tagihan dalam mata uang Dollar A.S. sedangkan pemasukkan PT. PLN dalam Rupiah. Hal ini dialami PT. Energi Panas Bumi (PT. EPB) yang memproduksi uap panas bumi untuk pembangkit listrik tenaga panas bumi (PLTPB) milik PT. PLN, dan penjualan listrik dari PLTPB PT. EPB kepada PT. PLN.
Dalam membangun fasilitas sumur panas bumi dan PLTPB, PT. EPB meminjam uang kepada kreditornya sindikasi Bank sebesar USD 250,000,000 yang harus dilunasi selama 10 tahun. Dengan terhambatnya pembayaran tagihan dari PT. PLN, maka PT. EPB mengalami masalah pembayaran hutang dengan kreditornya.
Karya Akhir ini membahas alternatif restrukturisasi hutang PT. EPB kepada kreditornya. Alternatif yang direkomendasikan adalah kombinasi hair cut dan penjadwalan hutang dengan tujuan memberikan waktu kepada PT. EPB untuk melunasi hutang-hutangnya dan menjaga kepentingan kreditor agar uang yang sudah dikeluarkan bisa kembali termasuk bunganya.
Metode yang digunakan adalah pendekatan restrukturisasi hutang yang pernah dilakukan di negara-negara Amerika dan Eropa dengan penyesuaian kondisi industry energi panas bumi di Indonesia.
Hal penting yang dicatat adalah itikad baik dari pihak PT. EPB dan sindikasi perbankan dalam restrukturisasi hutang. Pihak kreditor bahkan berusaha untuk meneruskan proyek panas bumi ini dengan tidak mempailitkan PT. EPB, walaupun menerinia konsekuensi pembayaran hutang yang terlambat.
Area studi ini hanya mencakup restrukturisasi hutang PT. EPB dengan kreditornya dan tanpa melibatkan restrukturisasi PT. EPB dengan PT. PLN sebagai konsumennya. Studi restrukturisasi hutang lebih lanjut akan lebih lengkap dan menyeluruh, jika dilakukan secara integral antara ketiga pihak.
"
2005
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library